Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH INDIVIDU

PEMOTONGAN TALI PUSAT

DISUSUN OLEH :

NAMA : BAIQ ALIFIA MAULIN

NIM : P07124017047

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITENIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puja serta puji syukur kehadiratan Allah SWT yang telah memberi nikmat serta berkah
kesehatan, kesempatan yang tidak terhingga bagi kami, hingga kami bisa menuntut ilmu di
kampus kami tercinta Poltekkes Mataram. Shalawat serta salam selalu tercurah pada Nabi
Muhammad SAW yang telah memberikan hidayah sehingga kami senantiasa dalam arahan
yang lurus, jalan yang diridhohi Allah SWT.

Terima kasih kepada semua rekan-rekan yang telah membantu dalam pembuatan makalah
Asuhan nifas yang berjudul “PEMOTONGAN TALI PUSAT”. Kami berharap kiranya
makalah kebidanan ini dapat bermanfaat bagi kami, bagi mahasiwi kebidanan Poltekkes
Mataram, serta bagi berkembangnya ilmu kebidanan dimasa yang akan datang. Mohon maaf
yang besar jika terdapat kesalah pada penulisan dan penyampaian materi.Kami sangat berharap
atas saran dan kritik yang membangun agar materi ini jauh lebih baik.

Mataram, September 2018

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .....................................................................................

DAFTAR ISI ................................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN ...........................................................................

1.1 Latar Belakang ..........................................................................

1.2 Rumusan Masalah .....................................................................

1.3 Tujuan dan Manfaat ..................................................................

BAB II. PEMBAHASAN ..............................................................................

2.1 Pengertian Tali Pusat ................................................................

2.2 Ciri Umum Tali Pusat ...............................................................

2.3 Fungsi Tali Pust ........................................................................

2.4 Pemotongan Tali Pusat .............................................................

2.5 Fisiologi Lepas Tali Pusat .....................................................................

2.6 Lama Pelepasan Tali Pusat ....................................................................

BAB III. PENUTUP .........................................................................

3.1 Kesimpulan ...............................................................................

3.2 Saran .......................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tujuan Pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran,
kemauan dam kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap orang agar terwujudnya derajat
kesehatan masyarakat yang optimal di seluruh wilayah Indonesia.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan angka kesakitan ( Morbilitas ) dan
angka kematian ( mortalitas ) adalah dengan memberikan pelayanan kesehatan yang efektif
pada masyarakat tentang perawatan tali pusat bayi, dalam melaksanakan upaya tersebut
diperlukan sumberdaya manusia yang mempunyai kemampuan untuk memberikan pelayanan
yang berkualitas yaitu dengan memberikan penyuluhan tentang kesehatan kepada masyarakat
sehingga pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat diharapkan dapat mempengaruhi
perilaku masyarakat terhadap kesehatan.

Kemampuan hidup sehat dimulai sejak bayi karena pada masa ini terjadi pertumbuhan dan
perkembangan yang menentukan kualitas otak pada masa dewasa. Supaya terciptanya bayi
yang sehat maka dalam perawatan tali pusat pada bayi baru lahir dilakukan dengan benar –
benar sesuai dengan prosedur kesehatan.

Perawatan tali pusat adalah melakukan pengobatan dan peningkatan tali pusat yang
menyebabkan pemisahan fisik ibu dengan bayi. Dan kemudian tali pusat dirawat dalam
keadaan steril, bersih dan terhindar dari infeksi tali pusat.

Perawatan tali pusat yang baik dan benar akan menimbulkan dampak positif yaitu tali pusat
akan pupus pada hari ke – 5 dan hari ke – 7 tanpa ada komplikasi, sedangkan dampak negative
dari perawatan tali pusat yang tidak benar adalah bayi akan mengalami penyakit Tetanus
Neonaturum dan dapat mengakibatkan kematian.

Tujuan Perawatan Tali pusat adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tetanus pada bayi
baru lahir penyakit ini disebabkan karena masuknya spora kuman tetanus kedalam tubuh
melalui tali pusat, baik dari alat steril, pemakaian obat – obatan, bubuk atau daun – daun yang
ditaburkan ketali pusat sehingga dapat mengakibatkan infeksi.
1.2 RumusanMasalah
2. Apa pengertian dari tali pusat?
3. Bagaimana ciri umum dari tali pusat?
4. Apa saja fungsi dari tali pusat?
5. Bagaimana cara pemotongan tali pusat?
1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Setelah berhasilnya penulisan makalah ini, diharapkan mahasiswa mampu memberikan


penanganan tentang perawatn dan pemotongan tali pusat pada bayi baru lahir.

1.3.2 Tujuan Khusus

 Dapat menjelaskan pengertian tali pusat


 Dapat menyebutkan penyebab dari tali pusat
 Dapat menjabarkan patofisiologi tali pusat
 Dapat menyebutkan pencegahan infeksi tali puat
 Dapat menyebutkan penatalaksanaan tali pusat

1.4 Manfaat

Dengan adanya makalah ini, maka dapat memberikan manfaat serta pengetahuan yang
berguna bagi mahasiswa, khususnya Mahasiswa Akademi Kebidanan dalam memahami
tentang perawatan dan pemotongan tali pusat pada bayi baru lahir.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tali Pusat


Tali pusat dalam istilah medisnya adalah umbilical cord yang merupakan suatu tali yang
menghubungkan janin dengan uri atau placenta.Sebab semasa dalam rahim, tali inilah yang
menjalurkan oksigen dan makanan dari plasenta ke janin yang berada di dalamnya. Begitu
janin dilahirkan, ia tidak lagi membutuhkan oksigen dari ibunya, karena sudah dapat bernapas
sendiri melalui hidungnya. Oleh karena itu sudah tidak diperlukan lagi, maka saluran ini harus
segera dipotong dan dijepit ( Baety, 2011).

2.2 Ciri Umum Tali Pusat

Pada tali pusat terdapat Funiculus umbilicalis yang terbentang dari permukaan fetal plasenta
sampai daerah umbilicus fetus dan berlanjut sebagai kulit fetus pada perbatasan
tersebut.Funiculus umbicalis secara normal berinsersi di bagian tengah plasenta.Funiculus
umbilicalisberbentuk seperti tali yang memanjang dari tengah plasenta sampai ke umbilicus
fetus dan mempunyai sekitar 40 puntiran spiral. Pada saat aterm, funiculus umbilicalis
panjangnya 50-55 cm, diameternya 1-2,5 cm dan berwarna putih kuning. (Baety, 2011,
p.40).Tali pusat menjadi lebih panjang jika jumlah air ketuban pada kehamilan trimester
pertama dan kedua relatif banyak disertai dengan mobilitas bayi yang sering.Sebaliknya, jika
oligohidromnion dan janin kurang gerak (pada kelainan motorik janin), maka umumnya tali
pusat lebih pendek.Kerugian apabila tali pusat terlalu panjang adalah dapat terjadi lilitan di
sekitar leher atau tubuh janin atau menjadi ikatan yang dapat menyebabkan asfiksia karena
oklusi pembuluh darah khususnya pada saat persalinan (Baety, 2011, p.44).

2.3 Fungsi Tali Pusat

Tali pusat selain sebuah tali yang memanjang, ada dua fungsi yang sangat berperan penting
bagi kehidupan janin selama dalam kandungan yaitu pertama sebagai saluran yang
menghubungkan antara plasenta dan bagian tubuh janin sehingga janin mendapat
asupanoksigen, makanan dan antibodi dari ibu yang sebelumnya diterima terlebih dahulu oleh
plasenta melalui vena umbilicalis. Sehingga janin mendapat asupan yang cukup untuk tumbuh
kembang di dalam rahim. Kedua, sebagai saluran pertukaran bahan sisa seperti urea dan gas
karbon dioksida yang akan meresap keluar melalui pembuluh darah arteri umbilicalis (Baety,
2011, p. 41).

2.4 Pemotongan Tali Pusat


Management aktif persalinan kala tiga terdiri dari intervensi yang direncanakan untuk
mempercepat pelepasan plasenta dengan meningkatkan kontraksi rahim dan untuk mencegah
perdarahan pasca persalinan (PPP) dengan menghindari atonia uteri. Menurut Prendiville
(2000) komponen dari management aktif persalinan kala tiga adalah:

a. Memberi obat uterotonika (untuk mencegha kontraksi rahim) dalam waktu dua menit
setelah kelahiran bayi.
b. Menjepit dan memotong tali pusat segera setelah lahir.
c. Melakukan penegangan tali pusat terkendali sambil secara bersamaan melakukan tekanan
terhadap rahim melalui perut.
Menurut standart Asuhan Persalinan Normal (APN) pada saat segera bayi lahir akan dilakukan
pemotongan tali pusat, sesuai JNPKR, Depkes RI, 2008, bahwa segera bayi lahir harus
dikeringkan dan membungkus kepala serta badan kecuali tali pusat. Menjepit tali pusat harus
menggunakan klem disinfeksi tingkat tinggi atau steril dengan jarak kira-kira 3cm dari umbilicus
bayi.Setelah jepitan pertama dilakukan pengurutan tali pusat bayi kearah ibu dengan memasang
klem kedua dengan jarak 2cm dari klem pertama.Dengan menggunakan tangan kiri di antara sela
jari tengah tali pusat dipotong diantara kedua klem (Depkes RI, 2008, p. 126).Sisa potongan tali
pusat pada bayi inilah yang harus dirawat, karena jika tidak dirawat maka dapat menyebabkan
terjadinya infeksi.Pengenalan dan pengobatan secara dini infeksi tali pusat sangat penting untuk
mencegah sepsis.Tali pusat yang terinfeksi umumnya merah dan bengkak mengeluarkan nanah,
atau berbau busuk.Jika pembengkakan terbatas pada daerah <1 cm disekitar pangkal tali pusat,
obati sebagai infeksi tali pusat lokal atau terbatas.Bila disekitar tali pusat merah dan mengeras
atau bayi mengalami distensi abdomen, obati sebagai infeksi tali pusat berat atau meluas
(Meiliya & Karyuni, 2007, p.165).

1. Alat

- klem desinfeksi tingkat tinggi (DTT) 2 buah

- gunting tali pusat desinfeksi tingkat tinggi 1 buah.

- Handscoen steril 1 buah.


2. Cara pemotongan

a. Cuci tangan terlebih dahulu atau celup tangan dalam larutan klorin.Kemudian gunakan
handscoon steril.

b. Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayikecuali tali pusat.

c. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari umbilicus bayi.Kemudian


melakukan urutan pada tali pusat kearah ibu dan memasang klem kedua 2 cm dariklem
pertama.

d. Memegang tali pusat diantara 2 klem menggunakan tangan kiri, denganperlindungan


jari-jari tangan kiri, kemudian tangan yang lain memotong tali pusatdiantara 2 klem
tersebut dengan gunting tali pusat. (JNPK-KR, 2008 : 130).
BAB III

PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan
Pemotongan tali pusat dilakukan segera saat bayi lahir,segera bayi lahir harus dikeringkan
dan membungkus kepala serta badan kecuali tali pusat. Menjepit tali pusat harus
menggunakan klem disinfeksi tingkat tinggi atau steril dengan jarak kira-kira 3cm dari
umbilicus bayi.tali pusat pada bayi inilah yang harus dirawat, karena jika tidak dirawat
maka dapat menyebabkan terjadinya infeksi.
Dalam melakukan semua tindakan gunakan tehnik pencegahan infeksi, untuk menghindari
infeksi pada bayi baru lahir yang berkelanjutan.
3.2 Saran
1. Bagi para pembaca makalah ini, apabila memiliki minat untuk menulis/meneliti tentang
penelitian ini, penulis harapkan dapat meneliti lebih dalam lagi mengenai penelitian (
dalam penulisan isi makalah)

2. Penulis harapkan makalah ini merupakan rintisan bagi penulisan makalah ( penelitian
lain yang lebih lanjut/dalam )

3. Apabila terdapat kekurangan dalam makalah ini, penulis harapkan agar pembaca
mencari solusi dari kekurangan makalah ini dengan menambah referensi bacaan dari
yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Sodikin,M.Kes.2009. Buku Saku Perawatan Tali Pusat. Jakarta. Kedokteran
EGC
Yeyeh,Rukiyah dkk.2009. AsuhanKebidanan 2 (persalinan). Jakarta

Anda mungkin juga menyukai