DISUSUN OLEH :
JUNIWARTI
NIM : 1715301112
DOSEN
ZURAIDA, S.ST, M. BIOMED
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-
Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah diskusi yang bertemakan Penilaian dalam
Pelayanan Kebidanan dengan lancar tanpa hambatan yang cukup berarti.Makalah ini kami
Tidak lupa kami pun mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
Kami sangat menyadari, makalah ini jauh dari kesempurnaan . Oleh karena itu, kami
meminta kritik dan saran dari pembaca. Kami pun berharap semoga makalah yang kami
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan ialah upaya yang diselenggarakan secara
upaya yang dapat dilaksanakan. Upaya tersebut akan terwujud jika dilaksanakan
secara terarah dan terencana dalam ilmu administrasi kesehatan dikenal dengan nama
Program menjaga mutu pelayan kebidanan tidak terlepas dari dari kegiatan-
menjaga mutu pelayanan kebidanan, karena melalui kegiatan penilaian ini dapt
diketahui maslah-masalah dan prestasi yang telah dicapai. Dengan demikian, tenaga
pelayanan juga dengan ini akan dapat diketahui masalah-masalah yang belum
terpecahkan jalan keluarnya jadi dengan diketahuinya masalah akan segera diteliti
2. Tujuan penulisan
penulis maupun pembaca bahwa dalam kegiatan program menjaga mutu pelayanan
kebidanan salah satunya dengan melakukan penilaian mutu pelayanan kebidanan agar
3. Ruang lingkup
WAWANCARA
1. PENGERTIAN
yang terdiri dari adanya pembicaraan (klien yang mempunyai masalah) yang akan
melaksanakan tugas pewawancara yaitu untuk memperoleh data yang relevan dari
data-data tentang klien melalui suatu proses yang bertahap dengan melibatkan
beberapa komponen.
Dimana setelah data-data tentang klien terkumpul, lalu dilakukan penentuan
berikut:
1. Komunikator
2. Masalah
3. Saluran
4. Penerima
5. Tempat
2. TUJUAN WAWANCARA
mendekatkan diri kita dengan klien agar suasana menjadi lebih akrab.
menentukan kesanggupannya.
suatu kegiatan.
h. Memberi nasihat
klien/keluarga/masyarakat.
3. PROSES WAWANCARA
2) Masalah: adalah sesuatu yang dirasakan oleh klien dimana ia tidak dapat
dengan tingkah laku klien yang dirasakan dan reaksi yang kita lihat.
3) Saluran (channel): yang dimaksud dengan saluran disini adalah saran/alat yang
a. Mata (penglihatan)
Dalam menghadapi klien, mata kita harus tajam dan cepat menangkap atau
wajar.
b. Telinga
Kondisi telinga harus baik atau segar agar cepat menangkap dan mendengar
apa yang diucapkan klien, meskipun cerita klien tidak menarik, dengarkanlah
Agar kita dapat menjadi pendengar yang baik bagi klien, perlu diketahui
1. Pengertian mendengarkan
sehingga dapat menangkap dan mengingat apa yang kita dengar serta kita lihat
seseorang. Salah satu perhatian yang terbesar yang dapat ditunjukkan yaitu dengan
SRN).
2. Tujuan mendengarkan
f. Menghargai pembicaraan
Agar kita dapat menjadi pendengar yang baik, kita perlu mengetahui cara-cara
a. Kesiapan mendengarkan
d. Mengendalikan emosi
i. Gunakan sentuhan
tertentu. Prinsip umum menjadi pendengar yang baik adalah menunjukkan rasa
suatu tindakan yang tepat. Selain itu pendengar yang baik harus memiliki
5. TEKNIK WAWANCARA
Supaya kita dapat mengadakan wawancara dengan baik, kita perlu mengetahui
cara atau teknik wawancara yang baik. Adapun teknik-teknik tersebut antara lain:
1. Inisiatif
b. Mengemukakan pendapatnya.
Dalam hal ini kita dengan sabar mengarahakan klien untuk bicara. Jangan
lingkaran tersebut. Dari tepi mana kita bisa masuk agar kita sampai ditengah-
tengah lingkaran.
3. Pertanyaan terbuka
Pertanyaan terbuka sebagai cara pendekatan yang baik dan penting setiap
5. Wawancara spontan
atau rileks dengan duduk berdekatan, menggunakan bahasa yang sederhana sehungga
Kita harus peka terhadap reaksi klien, baik verbal maupun non verbal sewaktu
klien bicara.
1. Faktor penunjang
yaitu sikap klien yang mau menceritakan masalahnya dengan sungguh-sungguh dan
bersedia dibantu.
Dilihat dari pewawancara
adalah:
pembicaraan dan cepat tanggap terhadap reaksi klien baik verbal maupun
nonverbal.
percaya. Sikap pewawancara yang simpatik, muka manis, tidak sombong, rendah
2. Faktor penghambat
pembicaraan.
b. Sikap pewawancara yang acuh tak acuh, tidak dapat menyesuaikan diri dengan
klien/keluarga/masyarakat.
c. Pengetahuan klien kurang. Bila demikian, hendaknya pewawancara dapat
1. PENGERTIAN
Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya bahan pustaka baik
Dokumentasi merupakan suatu catatan otentik atau semua warkat asli yang dapat
kebidanan, 1995).
maupun aktivitas pemberian jasa (pelayanan) yang dianggap berharga dan penting.
Catatan pasien merupakan suatu dokumen yang legal, dari status sehat, sakit pasien
pada saat lampau, sekarang, dalam bentuk tulisan, yang menggambarkan asuhan
terhadap asuhan keperawatan atau kebidanan yang diberikan dan respon terhadap
Dokumentasi kebidanan
dimiliki bidan dalam melakukan catatan asuhan yang berguna untuk kepentingan
klein, bidan dan tim kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan dasar
komunikasi yang akurat dan lengkap secara tertulis dengan tanggung jawab bidan.
yang harus dikerjakan oleh bidan setelah memberikan asuhan kepada pasien.
kebutuhan pasien, kegiatan asuhan kebidanan serta respons pasien terhadap asuhan
besar dari catatan klinis pasien yang menginformasikan faktor tertentu atau situasi
yang terjadi selama asuhan dilaksanakan. Disamping itu catatan juga dapat sebagai
dalam menerapkan standar dengan baik merupakan suatu hal yang mutlak bagi setiap
2. TUJUAN DOKUMENTASI
berguna untuk :
tim kesehatan.
teknis.
baik dan benar akan membantu para siswa keperawatan/kebidanan maupun siswa
sumber data penetilian. Hal ini erat kaitannya dengan yang dilakukan terhadap
diciptakan satu bentuk pelayanan keperawatan dan kebidanan yang aman, efektif
dan etis.
dan rutin baik yang dilakukan oleh perawat / bidan maupun tenaga kesehatan
ditetapkan.
Prinsip pencatatan ditinjau dari dua segi, yaitu dari segi isi maupun teknik
pencatatan.
1. Isi pencatatan
2. Teknik pencatatan
3. Akurat, menulis catatan selalu dimulai dengan menulis tanggal, waktu dan
dipakai.
6. Jika terjadi kesalahan pada saat pencatatan, coret satu kali kemudian tulis kata
“salah” diatasnya serta paraf dengan jelas. Dilanjutkan dengan informasi yang
benar “jangan dihapus” . validitas pemcatatan akan rusak jika ada penghapusan.
7. Tulis nama jelas pada setiap hal yang telah dilakukan dan bubuhi tanda tangan
8. Jika pencatatan bersambung pada halaman baru, tanda tangani dan tulis
sumber dimana setiap sumber mempunyai catatan sendiri. Sumber bisa didapat
sedang di alami pasien. Sistem ini pertama kali diperkenalkan oleh dr. Lawrence
Weed dari USA, Dimana dikembangkan satu sistem pencatatan dan pelaporan
Problem Oriented Method (POR) merupakan suatu alat yang efektif untuk
membuat suatu format yang baku. Tiap pelayanan dapat menerapkan konsep ini
a. Data dasar
b. Daftar masalah
c. Rencana
1. Rekam Medik
kebidanan dan rindakan medik yang diberikan kepada pasien dan pengobatan
baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan pelayanan darurat
kalau diartikan secara sederhana rekam medis seakan hanya merupakan catatan
dan dokumen tentang keadaan pasien, namun kalau dikaji lebih luas tidak hanya
catatan biasa, akan tetapi sudah merupakan segala informasi yang menyangkut
diharapkan.
a. Aspek administrasi
b. Aspek hukum
c. Aspek keuangan
d. Aspek penelitian
e. Aspek pendidikan
f. Askeb dokumentasi
a. Coding
b. Indexing
sakit.
a. Sentralisasi
Penyimpanan rekam medik seorang pasien dalam satu kesatuan
catatan medik.
b. Desentralisasi
SOAP
1. Pengertian
melalui anamnesa.
hasil laboratorium dan tes diagnostic lain yang dirumuskan dala fokus untuk
mendukung Assesment.
4) P = Perencanaan
1) Pengertian
pasien ada yang akan dirubah dan proses evaluasi mulai dilakukan.
OBSERVASI
1. Pengertian
disiplin ilmu, baik ilmu eksak maupun ilmu-ilmu sosial, Observasi dapat berlangsung
terhadap suatu proses atau objek dengan maksud merasakan dan kemudian memahami
pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah
diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan
pengetahuan biologi dan astronomi mempunyai dasar sejarah dalam pengamatan oleh
(Djumhur, 1985:51).
(depdikbud:1975:50)
yg langsung.
2. Tujuan Observasi
aktivitas, dan makna kejadian dilihat dan perspektif mereka terlibat dalam kejadian
yang diamati tersebut.Deskripsi harus kuat, faktual, sekaligus teliti tanpa harus
a Memungkinan untuk mengukur banyak perilaku yang tidak dapat diukur dengan
menggunakan alat ukur psikologis yang lain (alat tes). Hal ini banyak terjadi pada
anak-anak.
utama.
c Observasi dirasakan lebih mudah daripada cara peugumpulan data yang lain. Pada
3. Jenis-Jenis Observasi
terhadap situasi yang terjadi secara wajar, tanpa adanya campur tangan dari
observasi ini adalah merupakan kombinasi dari kedua jenis observasi situasi
subyek yang sedang diobservasi. Misalnya seorang guru bidang studi yang
diberikan.
2) Observasi non partisipasi, dalam observasi ini pengobservasi tidak ikut terlibat
3) Observasi quasi partisipasi, dalam jenis ini sebagian waktu dalam satu periode
dan sebagian waktu lainnya ia terlepas dari kegiatan tersebut. Misalnya kita
kelompok.
c. Berdasarkan pencatatan hasil-hasil observasi
1) daftar chek (chek list), adalah suatu daftar yang memuat catatan tentang
2) skala bertingkat (rating scale), adalah gejala-gejala yang akan diobservasi itu
dengan cara kombinasi, yaitu menggunakan suatu daftar yang terperinci tentang
tingkah laku yang diobservasi, yang dilengkapi dengan blanko untuk mencatat
tingkah laku tertentu yang muncul, yang belum terekam dalam daftar. Observasi
Dalam hal ini pengobservasi mencatat semua tingkah laku yang dianggap penting
pedoman observasi.
a. Kelebihan Observasi
2) Dapat memperoleh data dari subjek secara langsung, baik yang dapat
b. Kelemahan Observasi
1) Diperlukan waktu yang lama untuk memperoleh hasil dari suatu kejadian,
misalnya adat penguburan suku Toraja dalam peristiwa ritual kematian, maka
kegiatan yang berkaitan dengan hal-hal yang sifatnya pribadi, seperti kita
ingin mengetahui perilaku anak saat orang tua sedang bertengkar, kita tidak
Observasi
asil belajar dapat pula dievaluasi dengan metode observasi, tetapi pelaksanaannya
PDCA
1) Penilaian Mutu
Mutu Pelayanan Kesehatan adalah penampilan yang pantas dan sesuai (yang
berhubungan dengan standar-standar) dari suatu intervensi yang diketahui aman, yang
dapat memberikan hasil kepada masyarakat yang bersangkutan dan yang telah
2007). Mutu merupakan kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan (Saifudin,
2006).
Dimensi mutu pelayanan kebidanan adalah :
c. Efektivitas (Effectiveness)
d. Efisiensi (Efficiency)
e. Kontinuitas (Continuity)
f. Keamanan (Safety)
h. Kenyamanan (Amenities
dapat berbeda persepsi penilaiannya tergantung dari dimensi penilaian yang dipakai.
penilaian yaitu :
a. Bagi pemakai jasa pelayanan, mutu terkait dengan dimensi ketanggapan petugas
dengan perkembangan ilmu dan teknologi, serta otonomi profesi sesuai dengan
kebutuhan klien
c. Bagi penyandang dana, nutu terkait dengan dimensi efisiensi pemakaian dana,
mutu berpedoman pada hakekat dasar untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan
kesehatan (health needs and demannds) klien pengguna pelayanan yang apabila
tingkat kesempurnaan pelayanan dalam menimbulkan rasa puas pada klien. Makin
kepuasan bersifat subjektif. Tiap orang memiliki tingkat kepuasan yang berbeda.
ditemukan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar profesi dan kode etik. Untuk
f. Menurut Amiruddun (2007) dalam pelakukan penilaian mutu ada tiga pendekatan
1) Struktur
Struktur meliputi sarana fisik perlengkapan dan peralatan, organisasi
kesehatan.
2) Struktur = input
d) Kewajaran
3) Proses
oleh tenaga kesehatan (dokter, perawat dan tenaga profesi lain) dan interaksinya
dengan klien
prosedur dan penanganan kasus. Baik tidaknya proses dapat diukur dari :
c) Mutu proses itu sendiri sesuai dengan standar pelayanan yang semestinya
e) Outcomes
klien
4) Siklus PDCA
pada tahun 1930 yang disebut dengan “Shewhart cycle“.PDCA, singkatan bahasa
Inggris dari "Plan, Do, Check, Act" ("Rencanakan, Kerjakan, Cek, Tindak
lanjuti"), adalah suatu proses pemecahan masalah empat langkah interatif yang
dikembangkan oleh Dr. Walter Edwards Deming yang kemudian dikenal dengan ”
sebagai bapak pengendalian kualitas modern sehingga sering juga disebut dengan
siklus Deming. Deming sendiri selalu merujuk metode ini sebagai siklus Shewhart,
dari nama Walter A. Shewhart, yang sering dianggap sebagai bapak pengendalian
kualitas statistis. Siklus PDCA berguna sebagai pola kerja dalam perbaikan suatu
berikut :
1) Perencanaan ( Plan )
ditetapkan ke dalam unsur-unsur rencana yang lengkap serta saling terkait dan
dengan target yang ingin dicapai (goal, objective, and target), Kegiatan yang
staf pelaksana tersebut dapat memahami dengan lengkap rencana yang akan
dilaksanakan.
Pada tahap ini diperlukan suatu kerjasama dari para anggota dan pimpinan
dilaksanakan.
2. Pemeriksaan ( Check )
Tahapan ketiga yang dilakukan ialah secara berkala memeriksa kemajuan dan
hasil yang dicapai dan pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan. Tujuan dari
b) Bagian mana kegiatan yang berjalan baik dan bagaian mana yang belum berjalan
dengan baik
atau Untuk dapat memeriksa pelaksanaan cara penyelesaian masalah, ada dua alat
penyimpangan yang terjadi dalam kurun waktu tertentu. Peta kontrok dibuat
4) Nilai grafik
3) Perbaikan (Action)
pemilihan dengan cara penyelesaian masalah lain. Untuk selanjutnya rencana kerja
yang telah diperbaiki tersebut dilaksanakan kembali. Jangan lupa untuk memantau
kemajuan serta hasil yang dicapai. Untuk kemudian tergantung dari kemajuan serta
PENUTUP
1. Kesimpulan
cara pengumpulan data-data tentang klien melalui suatu proses yang bertahap
dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, rekaman gambar dan rekaman suara
standar
kerja,pengawan kerja dan perbaikan kerja yang dilakukan terus menerus dan
2. Saran