Anda di halaman 1dari 53

CURICULUM VITAE

Nama :Sri Yuniati Hartiningrum, SKM, M.Si, RD


Tempat/Tgl lahir : Jepara, 19 Juni 1970
Alamat : Troso, RT 02/IV Pecangaan Jepara
Pendidikan
Akademi gizi Muhammadiyah 1992
FKM Undip 2000
Program S2 Gizi Undip 2010
Pekerjaan :
Nutrisionis RSUD RA. Kartini Kabupaten jepara
Pelatihan/kursus
HACCP 2010
NCP advance 2011
Jabatan Fungsional Nutrisionis Jenjang Ahli 2015
Penanganan Critical ill secara komprehensif ditinjau dari
segi medis, nutrisi dan psikologis klinis pada anak 2015
KOMUNIKASI
DALAM
KONSELING GIZI
SRI YUNIATI
HARTININGRUM
Pendahuluan
Ilmu gizi kombinasi antara ilmu & seni
Konselor gizi menggabungkan keahliannya

berdasar teori ilmiah di bidang gizi dlm susun


diet sesuai kondisi klien
Konselor gizi selain kuasai ilmu gz &
kesehatan, butuh pengetahuan tentang
patofisiologi, fisiologi, psikologi, sosek
dan komunikasi
Konselor

Dulu Saat ini


penasehat Bantu klien untuk pahami,
alternatif pemecahan &
memecahkan
masalah sesuai
kondisi
 Akhir proses konseling
pengaturan diet yg hendaknya ditaati
dan dilaksanakan oleh klien

 Ketaatan diet dipengaruhi oleh :


 Perub perilaku
 Dukungan positif keluarga
 Kemudahan peroleh makanan
 Gaya hidup
 Perbaikan dr gejala klinis dll
 Untuk dapatkan hasil yang optimal perlu
standar dlm lakukan konseling gizi
 Konseling gizi bagian dari intervensi gizi
Setiap tahapan konseling butuh ketrampilan
berkomunikasi dgn baik banyak bantu
gali informasi dlm tentukan diagnosis gizi
 Akhir proses konseling perub perilaku
Prinsip manusia lahir dlm keadaan netral
lingkungan & pengalaman yg dialami
akan membentuk perilakunya
ASPEK KONSELING KONSULTASI PENYULUHAN

TUJUAN Membantu klien Membantu klien Menyadarkan


mengidentifikasi dan mengidentifikasi dan masyarakat
menganalisis masalah menganalisis masalah yang
klien serta memberikan dihadapi klien
alternatif pemecahan
masalah

SASARAN Individu Individu Individu dan kelompok

PROSES Menggali informasi dengan Membantu klien untuk Memberi informasi,


keterampilan mendengarkan, memecahkan masalah menanamkan
mempelajari, serta sesuai dengan masalah keyakianan, dan
membangun percaya diri yang dihadapi klien meningkatkan
klien mampu mengambil kemampuan
keputusan untuk mengatasi
masalahnya sendiri
HUBUNGA Horizontal, yaitu kedudukan Vertikal, yaitu kedudukan Langsung atau tidak
N ATAU klien dan konselor sejajar. konsultan lebih tinggi dari langsung
KEDUDUKA Yang dihadapi konselor klien. Yang dihadapi
N adalah klien. konsultan adalah masalah
klien.
Komunikasi
 Proses penyampaian pikiran dan atau perasaan
dalam bentuk pendapatan atau informasi melalui
kata-kata, gerak atau isyarat (bahasa tubuh) atau
simbol dari pemberi pesan kepada penerima pesan.
 4 unsur komunikasi :
1. Pemberi pesan
2. Isi pesan
3. Saluran atau media
4. Penerima pesan
 Tujuan komunikasi akan tercapai dgn baik bila
 Berlangsung 2 arah
 Beri peluang untuk tanya jawab, saling
menanggapi, gali informasi
 Klarifikasi pesan

 Umpan balik diperlukan untuk mengetahui


pemahaman klien & tercapainya tujuan
komunikasi
Cara memperoleh umpan balik

 Memberi kesempatan klien untuk


bertanya, mengajukan pendapat dan
menceritakan pengalaman
 Mengajukan pertanyaan atau meminta
penjelasan kembali kepada klien untuk
mengetahui pemahaman klien tentang
informasi yng telah diberikan.
 Meminta klien untuk meringkas informasi
yang telah disampaikan dan diterimanya.
Prinsip Komunikasi
 Tentukan tujuan komunikasi
 Paham isi pesan yang akan disampaikan dalam
komunikasi.
 Samakan persepsi dulu supaya bisa berbicara dalam
pengertian yang sama mengenai pokok
bahasannya.
 Gunakan aspek komunikasi (verbal, nonverbal &
emosional) yang sesuai dengan tujuan komunikasi.
 Berikan informasi secukupnya sesuai keadaan dan
situasi pemberi dan penerima pesan sehingga
penerima pesan mudah memahaminya.
Konseling Gizi
 Suatu bentuk pendekatan yg digunakan dlm asuhan
gizi untuk menolong individu & keluarga memperoleh
pengertian yang lebih baik tentang dan permasalahan
yang dihadapi.
 Sebagai dasar dari ketrampilan konselor adalah
ketrampilan komunikasi yang baik dengan
berbagai cara komunikasi seperti komunikasi
verbal, & non verbal, respon mendengar
melakukan & berbagi
Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam konseling
1. Keterampilan Konseling
a. Keterampilan mendengar dan
mempelajari
b. Ketrampilan membangun percaya diri
dan memberi dukungan
a. Ketrampilan mendengar &
mempelajari

a.1. Komunikasi nonverbal gunakan gerakan tubuh


tanpa kata2
 Menunjukkan konselor memahami klien & membantunya merasa
nyaman melalui sikap
 Misal :
 Usahakan kepala sama tinggi
 Memberi perhatian
 Menyingkirkan penghalang
 Menyediakan waktu
 Memberi sentuhan secara wajar
a.2. Mengajukan pertanyaan terbuka
 Pertanyaan yang membutuhkan jawaban
penjelasan
 Lebih bermanfaat karena akan diperoleh
informasi yg lebih banyak
 Biasanya dimulai dgn pertanyaan : “ apa ”
“ mengapa” , “ siapa “, “kapan” dan “ bagaimana“
a.3 Menggunakan respon dan gerakan tubuh
yang menunjukkan perhatian

 Memberikan tanggapan yg menunjukkan


perhatian dan ketertarikan atas
jawaban klien dlm bentuk jawaban
isyarat
 Seperti mengangguk dan kata-kata
penghargaan
 Contohnya :
“ wah ….”, nnn….”, mmm….” ooo….
Begitu “
a.4. Mengatakan kembali apa yang
klien katakan

 Untuk menunjukkan bahwa


konselor telah mendengar hal-hal yang
telah dikatakan klien
 ini akan membantu klien berbicara lebih
banyak
 Akan lebih baik bila konselor menggunakan
kata-kata sendiri dan tak sekedar mengulang
apa yang telah dikatakan klien
a.5. Berempati menunjukkan konselor
paham perasaan klien
 Berempati berarti konselor merespon
kepada klien dgn cara menunjukkan
bahwa konselor paham apa yg disampaikan
klien
serta mengerti perasaan klien
 Menunjukkan empati dapat melalui
memberikan pertanyaan yang menyangkut
fakta yang diutarakan klien
a.6. Hindari kata-kata yang menghakimi

 Penggunaan beberapa kata tertentu dlm


kalimat dapat menyebabkan klien merasa
bersalah dan dihakimi
 Contoh :
Bagus, jelek, baik, tepat, benar, salah
melakukan dengan baik, baik, biasa
cukup, mencukupi, tidak cukup
kegagalan, keberhasilan
b. Ketrampilan membangun percaya diri dan
memberi dukungan
 Membangun percaya diri klien akan bantu
untuk membuat keputusan sendiri tentang perub diet
yang harus dilakukan sekaligus melaksanakan
keputusannya
 Dengan memberikan dukungan akan meningkatkan
rasa percaya diri klien thd apa yg telah dilakukan dan
akan membantu untuk terus melaksanakan dietnya
 Kondisi seperti ini akan bantu klien miliki kepercayaan
tinggi dlm menjalankan apa yg telah jadi keputusan &
tak mudah terpengaruh
b.1. Terima apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh
klien
 Klien akan tidak senang, kecewa &
terganggu karena konselor tak mau
mendengar tentang apa yg ia katakan
& buat ia merasa bersalah
 Jangan katakan tak setuju dgn apa yang ia
katakan
 Jangan katakan setuju dgn pemikiran atau
pendapat yg keliru
b.2 Mengenal serta memuji apa yang dikerjakan dengan
benar
 Menerima apa yang dilakukan, mengenal & puji
perilaku baik bangun rasa percaya diri klien
 Akan dorong untuk lanjutkan perlaku yang benar

b.3 Memberikan bantuan praktis


 Bantuan praktis akan terasa lebih bermanfaat
daripada hanya mengatakan sesuatu
 Misalnya : bantu klien merasa nyaman dgn
posisi duduk yg lebih nyaman
b.4 Memberikan informasi yang relevan
 Sampaikan hal-hal yang dapat dilakukan klien
 Contoh : beri klien hanya info yang diperlukan
saat ini

b.5 Menggunakan bahasa yang sederhana

b.6 Memberikan satu atau saran bukan


“perintah”
b.7 Menilai pemahaman
Untuk menilai pengertian klien tentang
tindakan yang akan dilakukan
Dengan cara tanyakan kembali / minta klien
untuk menjelaskan kembali
 Gunakan kalimat terbuka

b.8 Rencana tindak lanjut


 Merupakan renc intervensi
Kunjungan ulang
Evaluasi ketaatan
2. Manfaat konseling
 Membantu klien untuk mengenali
permasalahan kesehatan dan gizi
yang dihadapi.
 Membantu klien mengatasi
masalah.
 Mendorong klien untuk mencari
cara pemecahan masalah.
 Mengarahkan kien untuk memilih
cara pemecahan yg sesuai baginya.
 Membantu proses penyembuhan
penyakit melalui perbaikan gz klien.
3. Ciri-ciri konselor yang baik
 Menjaga hubungan baik sejak awal dengan klien karena
klien akan lebih mudah berbicara dengan orang yang ramah.
 Berusaha untuk mengenali kebutuhan klien. Konselor
sebaiknya berperan sebagai pendengar yang baik agar dapat
menggali informasi dan memahami kebutuhan klien.
 Mampu menumbuhkan empati dan rasa nyaman pada klien.
 Seorang konselor yang baik mampu untuk memposisikan
diri pada posisi klien, memahami apa yang dirasakan dan
dialami klien, seperti yang dirasakan dan dilihat oleh
klien dalam upaya membantunya untuk menyadari
perasaannya serta menanganinya
 Mendorong klien untuk memilih cara
pemecahan yang terbaik dalam situasi tertentu. Dalam
hal ini konselor membantu klien untuk memikirkan
semua factor dalam masalah yang dihadapinya dan
mendorong klien untuk memilih cara pemecahan yang
terbaik sesuai situasi yang dihadapi.
 Memberikan informasi tentang sumber daya yang
diperlukan klien agar dapat mengambil keputusan
yang baik. Konselor dalam hal ini lebih banyak
memberikan contoh nyata dalam mendorong klien
untuk bertanggung jawab sebesar-besarnya dalam
memecahkan masalahnya sendiri.
 Memberikan perhatian secara khusus
(“hubungi saya apabila ada masalah”) dan
memperlihatkan kesungguhan (“saya akan
menghubungi bapak atau ibu dlm minggu
ini”). Hubungan antara konselor dan klien
penting untuk mempertahankan
perubahan diet.
 Menjaga rahasia dan kepercayaan klien
kerahasiaan merupakan hak klien yang
harus dihormati dan dijaga.
4. Sasaran Konseling
 Sasaran konseling atau klien adalah orang yang memiliki
masalah gizi, baik yang sedang menjalani pengobatan di
pelayanan kesehatan ataupun orang yang ingin melakukan
tindakan pencegahan penyakit serta meningkatkan status
gizinya ke arah yang lebih baik.
 Karakteristik klien dipengaruhi oleh :
- Perasaan, pikiran & kecurigaan
- Tidak konsentrasi pada pemberi pesan atau
konselor
- Bukan pendengar yang baik
- Kondisi diri yang kurang menguntungkan
(termasuk kurangnya daya tangkap dan daya

pancaindera)
5. Tempat dan waktu konseling
 Konseling dapat
dilakukan dimana saja,
seperti di rumah sakit,
di posyandu, poliklinik,
dan atau puskesmas.
Lingkungan yang dipilih
harus memenuhi syarat
: aman, nyaman & tenang
6. Peran Keluarga atau Pendamping

Keluarga memiliki peranan penting terutama


untuk mendukung pelaksanaan perubahan
makan klien dan memantau klien untuk tetap
disiplin serta makan sampai pada tahap pola
makan yang baru sesuai kondisi menjadi bagian
dari gaya hidup.
Langkah-langkah konseling gizi
1. Membangun dasar-dasar konseling
 Sambut klien dgn ramah, tersenyum dan
salam
 Persilahkan duduk, upayakan klien
nyaman
 Perkenalkan diri konselor
 Ciptakan hub yg baik
 Sampaikan tujuan konseling
 Durasi waktu 30-60 menit
2. Menggali permasalahan dgn pengkajian gizi
 Kegiatan : pengumpulan data, verifikasi dan
interpretasi data yg sistematis
 Tujuan : mendapat informasi atau data yg
lengkap sesuai dlm upaya identifikasi masalah
gizi terkait dgn masalah asupan gz / faktor lain
yang dapat menimbulkan masalah gizi
 Perub status gz dpt terdeteksi dgn menggunakan
komponen pengkajian gizi : antropometri,
biokimia, fisik klinis, riwayat makan,
riwayat personal
3. Menegakkan diagnosis gizi

•Merupakan langkah kritis yg menjembatani


pengkajian gizi dan intervensi gizi
•Definisi : kegiatan identifikasi dan memberi
nama masalah gizi yg aktual dan atau
berisiko menyebabkan masalah gizi
•Diuraikan berdasarkan komponen masalah
gizi (problem), penyebab masalah gizi
(etiology) dan tanda atau gejala
masalah gizi (sign symptom)
4. Intervensi gizi

• Merupakan serangkaian aktifitas yang


terencana secara khusus dengan tujuan
untuk mengatasi masalah gizi melallui
perubahan perilaku makan guna
memenuhi kebutuhan gizi klien shg
mendapatkan kesehatan yg optimal
• Terdiri atas 2 komponen : memilih renc
• diet & mendapatkan komitmen untuk
melaksanakan diet
5. Monitoring & evaluasi

•Untuk mengetahui respon klien


terhadap intervensi & tingkat
keberhasilannya
COUNSELING as a 4 stage process

1. INVOLVING
2. EXPLORING
3. RESOLVING
4. CONCLUDING
1. INVOLVING
•Klien datang memang mencari konselor atau karena
rekomendasi dokter
•Mempersilakan klien untuk menyatakan
keperluan/melepaskan semua (venting) masalahnya
•Konselor mendorong klien untuk melakukan venting
shg dapat mencegah kebisuan, menenangkan dan
memberikan support
•Klien biasanya lebih mengedepankan emosi daripada
logika shg konselor sebaiknya merespon tanpa
memberi nasehat terlebih dahulu
2. EXPLORING
•Saat supaya klien merasa dimengerti dan
membangun kepercayaan klien pada konselor
•Tekniknya adalah dengan sedikit bicara pada
permulaan wawancara sehingga klien merasa
relax, mengeliminasi interupsi, bila mencatat t
tak sampai mengganggu wawancara
•Tidak semua klien dapat mengungkapkan
dirinya shg konselor harus mampu menstimulasi

dengan memberikan pertanyaan2 pancingan


• Pada tahap exploring, salah satu kegiatan yang
dilakukan adalah anamnesis diet
• Tujuan dari anamnesis diet adalah :
• Untuk mengetahui kebiasaan makan/pola makan
ibu hamil sehingga dapat dibandingkan antara
asupan gizi dengan kebutuhan gizi ibu hamil
• Hasil anamnesis dapat digunakan sebagai dasar
melakukan konseling gizi
ANAMNESIS DIIT

Cara melakukannya melalui :


1. »Food Frequency » (Catatan pola makan),
bertujuan menganalisis kebiasaan makan
ibu hamil secara kualitatif
2. “Food recall” 24 jam/Asupan makan,
bertujuan mengetahui jumlah energi yang
dimakan dalam sehari secara kuantitatif.
Langkah-langkah menganalisis zat gizi secara
sederhana:
• Catat jumlah dan jenis makanan yang dimakan
• Untuk membantu mengingat kebiasaan makan,
tanyakan waktu, tempat dan aktivitas
• Klasifikasikan tiap jenis makanan yang dimakan
tiap hari dengan food model dan daftar bahan
makanan penukar
Anamnesis secara Kualitatif:

•Kebiasaan dan pola makan


• Frekuensi konsumsi makanan
• Jenis makanan yang dikonsumsi dan
persiapannya
• Pemberian suplemen vitamin dan mineral
• Masalah-masalah gizi: nafsu makan, mual,
muntah, diare, konstipasi dan kemampuan
makan
CONTOH HASIL ANAMNESIS SECARA KUANTITATIF

WAKTU MENU BM URT BERAT (gr)


Pagi Nasi Nasi ½ gelas 50
Tempe goreng Tempe 1 potong 50
Minyak gr ½ sdm 5
Teh manis 1 gelas Gula pasir 1 sdm 20
Selingan Biskuit Biskuit 4 buah 50
Siang Nasi Nasi 1 gelas 100
Sayur bayam Bayam ¼ gelas 25
Selingan Pisang goreng Pisang kepok 1 buah 50
Minyak gr ½ sdm 5
Teh manis 1 gelas Gula pasir 1 sdm 20
Malam Nasi Nasi 1 gelas 100
Telor dadar Telor 1 butir 50
Minyak gr ½ sdm 5
BAHAN BERAT (gr) E P L KH
MAKANAN
Nasi 50 87,5 2 - 20
Tempe 50 80 6 3 8
Minyak gr 5 45 - 5 -
Gula pasir 20 40 -- - 10
Biskuit 50 175 4 - 40
Nasi 100 175 4 - 40
Bayam 25 12,5 0,75 - 2,5
Pisang 50 40 - - 10
kepok
Minyak gr 5 45 - 5 -
Gula pasir 20 40 -- - 10
Nasi 100 175 4 - 40
Telor 50 95 10 6 -
Minyak gr 5 45 - 5 -
1055 30,75 24 180,5
3. RESOLVING
•Adalah tahapan dimana konselor
membantu klien dalam menyusun
tujuannya sendiri dan
mengidentifikasi sumberdaya yang
dipunyai untuk memecahkan masalah
•Bisa dimulai dengan mereview
diagnosis gizi dan menerangkan
secara sederhana
• Setelah tujuan disepakati, konselor :
- Perlu membantu klien untuk memformulasikan alternatif
solusi
- Proses memerlukan waktu, disiplin dan kesabaran.
Pertanyaan yang bisa diberikan :
Solusi mana yang pernah ibu coba ?
Apa ada dari solusi ini yang sekiranya bisa membantu
ibu ?
- Jika beberapa alternatif telah dilist, konselor dapat
menambahkan kemungkinan-2 lain dengan kalimat yang
tidak bernada penolakan spt :
Ini ada beberapa hal yang dapat ibu pertimbangkan
(Bukan dengan ini adalah apa yang perlu ibu lakukan !)
•Kadang solusi yang dipilih oleh klien adalah hal
yang kurang sesuai :
- Konselor tergoda untuk mengatakan :
Ini merupakan pilihan yang kurang baik, bu
Ini ide yang buruk
- Gunakan kalimat yang dapat
meningkatkan keterlibatan
klien,contoh
Bagaimana bila ibu
coba lakukan yang ini ?
•Selama proses konseling berlangsung,
konselor perlu disiplin. Pernyataan yang
sering diucapkan : ‘ini yang harus ibu
lakukan’ atau ‘ini yang perlu ibu
lakukan ‘.
Kalimat tersebut merupakan solusi
konselor, bukan klien
• Kalau hal tersebut dilakukan, maka bila

klien tidak berhasil dalam melakukan


diit, akan menyalahkan konselor
4. CONCLUDING
• Konselor membuat ringkasan tertulis keseluruhan proses
konseling, termasuk rencana terapi diit
Hasil ringkasan perlu disampaikan ke klien agar kien lebih
bisa menerima solusi yang sudah disepakati
• Yang perlu dipertimbangkan :
- Klien mengangguk belum tentu setuju
- Konselor perlu bersabar dan
mengklarifikasi sejauh mana klien
memahami konseling

Anda mungkin juga menyukai