OLEH
NIM : P0032402126
KELAS : 1A KEBIDANAN
TAHUN 2021-2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis
dapat menyelesaikan makalah tepat waktu.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak selaku dosen mata
kuliah. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait
bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang
telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
Nama Penulis
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting. Bukan hanya dalam
kehidupan kebidanan, namun dalam kehidupan manusia sosial secara umum. Komunikasi
merupakan hal yang esensial dalam kehidupan kita. Kita semua berinteraksi dengan sesama
dengan cara melakukan komunikasi. Komunikasi dapat dilakukan dengan cara yang
sederhana sampai yang kompleks, dan teknologi kini telah merubah cara manusia
berkomunikasi ecara drastis. Komunikasi tidak terbatas pada kata-kata yang terucap belaka,
melainkan bentuk dari apa saja interaksi, senyuman, anggukan kepala yang membenarkan
hati, sikap badan, ungkapan minat, sikap dan perasaan yang sama. Diterimanya pengertian
yang sama adalah merupakan kunci dalam komunikasi. Tanpa penerimaan sesuatu dengan
pengertian yang sama, maka yang terjadi adalah “dialog antara orang satu”. Komunikasi
terapeutik adalah komunikasi yang di lakukan antara tenaga kesehatan dan klien/pasiennya
khusus dalam ruang lingkup kesehatan. Komunikasi terapeutik merupakan suatu hubungan
interpersonal antara tenaga kesehatan dank lien, dimana tenaga kesehatan berupaya agar klien
dapat mengatasi masalahnya sendiri, maupun masalahnya dengan orang lain atau
lingkungannya. Komunikasi terapeutik yang diberikan bidan pada ibu hamil sesuai dengan
kebutuhan tiap semester. Biasanya, pada ibu hamil, perkembangan dan perubahan pada tubuh
ibu tidak banyak di ketahui, baik oleh ibu, maupun orang lain. Oleh karena itulah, ibu hamil
sangat penting mendapatkan konseling terapeutik untuk mengetahui status kehamilannya.
B.Tujuan Penulisan
Makalah ini untuk membuat pembaca memahami dan mengetahui informasi tentang
cara berkomunikasi dan konseling pada ibu hamil.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Secara umum definisi konseling adalah suatu proses komunikasi interpersonal/dua arah antara
konselor dan klien untuk membantu klien untuk mengatasi dan membuat keputusan yang
benar dalam menghadapi masalah kehamilan yang di hadapi. Dalam definisi ini ada dua uneur
yang terlibat yaitu konselor dan klien. Konselor kehamilan adalah bidan yang bekerja untuk
membantu orang lain (klien) mengenali dan mengatasi masalah kehamilani yang dihadapi
serta mendorong klien untuk mencari dan memilih cara pemecahan masalah kehamilan secara
efektif dan efisien. Klien adalah seorang yang ingin mendapat bantuan dari seorang konselor
dalam hal mengenali, mengatasi, dan membuat keputusan yang benar dalam mengatasi
masalah yang dihadapi (Supariasa,2012).
2. Tujuan Konseling
Tujuan konseling adalah membantu klien dalam upaya mengubah perilaku yang berkaitan
dengan kehamilan, sehingga status kehamilan dan kesehatan klien menjadi lebih baik.
Perilaku yang diubah meliputi ranah pengetahuan, ranah sikap dan ranah keterampilan di
bidang kehamilan, diubah menjadi perilaku positif (Supariasa, 2013).
3. Manfaat Konseling
Menurut Supariasa (2012) Pada dasarnya klien yang datang ke konselor bertujuan agar
masalah yang mereka hadapi dapat dipecahkan secara tepat sesuai dengan kondisi sosial dan
budaya klien. Proses konseling akan bermanfaat dan bermakna apabila terjadi hubungan yang
baik antara konselor dan klien. Menurut Persagi (2010) dalam penuntun konseling kehamilan,
manfaat konseling kehamilan adalah sebagai berikut:
a) Membantu klien untuk mengenali masalah kesehatan dan kehamilan yang di hadapi.
b) Membantu klien memahami penyebab terjadinya masalah kehamilan.
c) Membantu klien untuk mencari alternatif pemecahan masalah.
d) Membantu klien untuk memilih cara pemecahan masalah yang paling sesuai baginya.
e) Membantu proses penyembuhan penyakit melalui perbaikan kehamilan klien.
4. Keterampilan Konseling
1. Keterampilan Mendengarkan dan Mempelajari Ada beberapa hal yang termasuk dalam
keterampilan mendengarkan dan mempelajari yaitu :
a) Komunikasi nonverbal Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang menggunakan
gerakan tubuh tanpa perlu kata-kata, meliputi : usahakan kepala sama tinggi, member
perhatian, menyingkirkan penghalang, menyediakan waktu dan memberi sentuhan secara
wajar.
b) Mengajukan pertanyaan terbuka Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang membutuhkan
jawaban penjelasan. Pertanyaan terbuka akan lebih bermanfaat karena konselor akan
mendapatkan informasi lebih banyak dan mengurangi konselor mendominasi pembicaraan.
Pertanyaan terbuka biasanya dimulai dengan pertanyaaan apa, mengapa, siapa, kapan dan
bagaimana.
c) Menggunakan respon dan gerakan tubuh yang menunjukkan perhatian Berikan tanggapan
yang menunjukkan perhatian dan ketertarikan terhadap atas jawaban klien dalam bentuk
bahasa isyarat seperti mengangguk dan kata-kata penghargaan seperti wah,
nnn,mmmm,ooooo... begitu, eeeeh.
d) Mengatakan kembali apa yang klien katakan Akan lebih bermanfaat mengulangi atau
mengatakan kembali apa yang klien katakan. Ini menunjukkan bahwa kita mengerti dan akan
lebih besar kemungkinannya klien bicara lebih banyak lagi. Paling baik adalah
mengucapkannya dengan cara yang agak berbeda sehingga tidak terdengar seolah kita sedang
“membeo”.
e) Berempati menunjukkan konselor memahami perasaan klien Bila klien mengatakan sesuatu
yang menunjukkan perasaan, akan berguna sekali jika direspon dengan cara yang
menunjukkan bahwa kita mendengarkan apa yang klien ungkapkan, dan bahwa kita
memahami perasaannya dari sudut pandangnya.Empati beda dengan simpati.Jika bersimpati,
kita mengasihani seseorang dan melihat klien dari sudut pandang kita.
f) Hindari kata-kata yang menghakimi Kata-kata yang menghakimi adalah kata-kata seperti :
benar, salah, baik, buruk, bagus, cukup, tepat. Kadang kita perlu menggunakan kata-kata yang
menghakimi (terutama untuk katakata yang positif) yaitu ketika kita sedang membangun
percaya diri klien. Tapi berlatihlah untuk menghindarikata-kata yang menghakimi kecuali ada
alasan yang sangat penting untuk menggunakanya. Biasanya pertanyaan yang menghakimi
seringkali berupa pertanyaan tertutup. Maka akan lebih menolong apabila kita menggunakan
pertanyaan terbuka.
2. Keterampilan membangun percaya diri dan memberi dukungan
Membangun percaya diri klien akan membantunya untuk membuat keputusan sendiri tentang
perubahan diet yang harus dilakukannya sekaligus melaksanakan keputusan tersebut. Dengan
memberikan dukungan akan meningkatkan percaya diri klien terhadap apa yang telah dia
lakukan dan akan membantunya untuk melaksanakan diet. Bila klien sudah percaya diri
dengan keputusannya maka tidak akan terpengaruh oleh pendapat orang lain.
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membangun percaya diri klien adalah :
Terima apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh klien
Mengenali dan memuji apa yang klien kerjakan dengan benar.
Memberi bantuan praktis
Memberi sedikit informasi yang relevan
Menggunakan bahasa yang sederhana
Memberikan dua atau tiga saran, bukan perintah
Menilai pemahaman
Rencana tindak lanjut
Ramah
Berusaha mengenali kebutuhan klien
Empati dan memberikan rasa nyaman
Mendorong klien untuk memilih cara pemecahan yang terbaik dalam situasi tertentu
Memberi perhatian secara khusus
Menjaga rahasia dan kepercayaan klien
5. Hal yang Boleh dan Tidak Boleh Dalam Konseling
1) Memberi saran alternatif pemecahan masalah
2) Meminta penjelasan
3) Menjelaskan dengan bahasa yang mudah
4) Merumuskan pembicaraan
5) Menjaga kerahasiaan
1) Membuat keputusan
1. Teknik Konseling
Seringkali informasi yang diberikan oleh tenaga kesehatan tidak diterapkan atau tidak
sesuai dengan kondisi ataupun kebutuhan mereka. Hal ini dapat terjadi karena komunikasi
yang terjadi antara tenaga kesehatan dan ibu terjdi hanya satu arah sehingga ibu tidak
mendapatkan dukungan yang cukup untuk menerapkan informasi tersebut.
3. Keterampilan Konseling
Media pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah alat bantu pendidikan (AVA). Disebut
media pendidikan karena alat-alat tersebut merupakan alat saluran (channel) untuk
menyampaikan kesehatan karena alat-alat tersebut digunakan untuk mempermudah
penerimaan pesan-pesan kesehatan bagi masyarakat atau “klien”.
b. Fungsi Media
Media sebagai suatu komponen sistem pembelajaran, mempunyai fungsi dan peran yang
sangat vital bagi kelangsungan pembelajaran. Itu berarti bahwa media memiliki posisi yang
strategis sebagai bagian integral dari pembelajaran. Integral dalam konteks ini mengandung
pengertian bahwa media itu merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran.
Tanpa adanya media, maka pembelajaran tidak akan pernah terjadi.
Sebagai komponen sistem pembelajaran, media memiliki fungsi yang berbeda dengan fungsi
komponen-komponen lainnya, yaitu sebagai komponen yang dimuati pesan pembelajaran
untuk disampaikan kepada pebelajar. Pada proses penyampaian pesan ini seringkali terjadi
gangguan yang mengakibatkan pesan pembelajaran tidak diterima oleh pebelajar seperti apa
yang dimaksudkan oleh penyampai pesan. Gangguan-gangguan komunikasi antara
penyampai pesan dengan pebelajar ini kemungkinan besar disebabkan oleh beberapa hal,
yaitu verbalisme, salah tafsir, perhatian ganda, pembentukan persepsi tak bermakna, dan
kondisi lingkungan yang tak menunjang. Secara garis besar fungsi media adalah :
2) Membangkitkan minat/motivasi
3) Menarik perhatian
Berdasarkan fungsinya sebagai penyaluran pesan-pesan kesehatan, media ini dibagi menjadi
2, yakni 1. Media cetak
Media cetak sebagai alat untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan sangat bervariasi
antara lain: - Booklet ialah suatu media untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan dan
bentuk buku, baik tulisan maupun gambar.
-Leflet ialah bentuk penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan melalui lembaran
yang dilipat. Isi informasi dapat dalam bentuk kalimat maupun gambar, atau kombinasi.
-Flyer (Selebaran) ialah seperti leaflet tetapi, tidak dalam bentuk lipatan
- Flip Chart ( lembar balik ) Flip chart merupakan media penyampaian pesan atau informasi-
informasi kesehatan dalam bentuk lembar balik.
2. Media elektronik
-Radio Penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan melalui radio juga dapat
berbentuk macam-macam antara lain obrolan ( Tanya jawab ), sandiwara radio, ceramah,
radio spot, dan lain-lain.
osial media dalam komunikasi kesehatan memiliki peran seperti: pengumpulan informasi
tentang suatu penyakit, manajemen info kesehatan, info tempat perawatan atau vaksin
terdekat, layanan darurat dan lain-lain. “Sepertinya hal saat ini, misalnya untuk mencari
informasi tentang vaksin. Kita tidak langsung ke rumah sakit atau dinas kesehatan tetapi yang
kita cari sosial media dari rumah sakit atau dinas kesehatan tersebut,” jelas Dr. Ayu.
Di samping itu, sosial media juga memiliki kelebihan yakni mudah dijangkau banyak orang,
interaktif, real time, dan simple. “akan tetapi sosial media itu juga bisa menimbulkan efek
negatif. Jadi kemungkinan juga akan ada orang yang kurang nyaman, ketika kita bercerita
tentang teknologi atau mengupload story jalan-jalan. Oleh karena itu, caption yang
digunakan harus yang bermanfaat untuk orang lain.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah keselamatan dan perkembangan sebuah generasi
dipengaruhi oleh cara negara dan masyarakat melihat kesehatan kehamilan kurangnya
pengetahuan mengenai pendidikan kesehatan kehamilan dan seksualitas yang akan terjadi
kehamilan tidak diinginkan menjadi salah satu bukti atas kurang atau tidak adanya
pendidikan kesehatan reproduksi dan seksual (PKRS).Bagi remaja untuk menghindari atau
menambah informasi maka dari itu saya membuat makalah ini untuk pembaca agar dapat
memahami dan mengetahui tentang kehamilan di dunia, Indonesia dan Sulawesi Tenggara.
DAFTAR PUSTAKA
https://pdfcoffee.com/makalah-komunikasi-pada-ibu-hamil-pdf-free.html
http://repository.radenintan.ac.id/9194/1/SKRIPSI%202.pdf
https://hettyastri.com/komunikasi-dan-konseling/
http://repository.poltekkes-kdi.ac.id/772/1/SKRIPSI%20NUR%20KHAIRIA
%20%28P00313017067%29.pdf
https://fkkmk.ugm.ac.id/manfaat-media-sosial-untuk-komunikasi-
kesehatan/#:~:text=Sosial%20media%20dalam%20komunikasi%20kesehatan,untuk
%20mencari%20informasi%20tentang%20vaksin.