Anda di halaman 1dari 10

FASILITAS KOMUNIKASI

Dosen Pembimbing : Retno YH, M.kep.,Ns.,Sp.kep.J


Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah komunikasi

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6

1. AFIFAH RODHIYAH : 202301042


2. DEWI KIRANA WATI : 202301049
3. FELIZA AFZANIA. : 202301053
4. RISIEKA ENDRIANA : 202301070

PRODI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KLATEN

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-nya makalah yang berjudul
"Fasilitas Komunikasi" ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Keberhasilan kami dalam penulisan makalah ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.
Untuk itu kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
terselesaikannya makalah ini

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih
banyak kekurangan yang masih perlu diperbaiki, untuk itu kami mengharapkan saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini, sehingga dapat bermanfaat bagi yang membacanya.

Klaten, Oktober 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…..…………..……………………………………………………………………i
KATA PENGANTAR……………...…………………………………………………………………..ii
DAFTAR ISI…………………………………...……………………………………………………...iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.………………………………………………………….…………………………..1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………….………………………..1
C. Tujuan………………………………………………………………..….……………………….…..1

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Komunikasi Verbal……………………...………………………………….……………………….2
B. Perilaku Non Verbal ………………………………………………………….…..…………………4
C. Analisa Masalah………………………………………………………….…………….……………5

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...………………………………………………………….…………………….………6
B. Saran.....………………………………………………………….…………………………..………6

REFERENSI

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semua individu mempunyai kebutuhan dasar untuk menjalin hubungan dengan orang lain dalam
menjalani hidupnya. Keterampilan berkomunikasi memegang peranan yang penting dalam
melaksanakan tugas kita sehari-hari. Komunikasi adalah proses 2 arah yang terjadi antara individu
atau sekelompok orang dan terdiri atas pesan-pesan verbal maupun nonverbal.'

Seorang perawat penting sekali untuk menguasai kemampuan komunikasi terapeutik. Komunikasi
terapeutik adalah komunikasi terapeutik adalah komunikasi interpersonal antara perawat dan klien
karena adanya rasa saling membutuhkan dan saling memberikan pengertian antara perawat dan klien,
yang direncanakan secara sadar dan bertujuan untuk kesembuhan klien

Komunikasi terapeutik jika dikuasai dengan baik oleh seorang perawat, maka ia akan lebih mudah
menjalin hubungan saling percaya dengan pasien. Tak hanya hal itu saja, dengan kemampuan
komunikasi terapeutik yang baik maka perawat dapat mengatasi masalah legal, memberikan kepuasan
profesional dalam pelayanan keperawatan, dan meningkatkan citra perawat.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan komunikasi verbal


2. Apa yang dimaksud dengan perilaku non verbal
3. Bagaimana analisa masalah pada fasilitas komunikasi

C. Tujuan

1. Tujuan umum
Memahami fasilitas komunikasi berdasarkan penggunaan diri perawat secara terapeutik.
2. Tujuan Khusus
a. Memahami komunikasi verbal pada fasilitas komunikasi
b. Memahami perilaku non verbal pada fasilitas komunikasi
c. Mampu menganalisa masalah pada fasilitas komunikasi

1
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Komunikasi Verbal
1. Definisi
Merupakan jenis komunikasi paling lazim digunakan. Dalam pelayanan keperawatan di
rumah sakit, komunikasi secara verbal sangat banyak dilakukan dalam memberikan
pelayanan. Komunikasi verbal biasanya lebih akurat dan tepat waktu. Kata-kata adalah alat
atau simbol yang dipakai untuk mengekspresikan ide atau perasaan, membangkitkan respons
emosional atau menguraikan objek, observasi dan ingatan. Sering juga untuk menyampaikan
arti yang tersembunyi dan menguji minat seseorang. Keuntungan komunikasi verbal dalam
tatap muka adalah memungkinkan tiap individu untuk merespon secara langsung.

2. Teknik komunikasi fasilitatif


Penggunaan teknik komunikasi fasilitatif yang sesuai dan efektif memelihara perkembangan
hubungan perawat-klien.
Teknik komunikasi fasilitatif verbal dapat berupa :
A. Pertanyaan dan pernyataan terbuka.
B. Pertanyaan yang berhubungan
C. Verbalisasi maksud
D. Klarifikasi pernyataan
E. Validasi pendapat bersama.
F. Berbagi persepsi
G. Pernyataan kembali
H. Refleksi perasaan.

3. Komunikasi verbal yang efektif


Hal yang perlu diperhatikan perawat agar komunikasi verbal menjadi efektif ketika
melakukan komunikasi adalah :
a. Kecepatan dan intonasi
Cara berbicara, seperti kecepatan atau irama serta intonasi dapat mengubah perasaan
mengekspresikan dan antusiasme, dampak pesan. kesedihan, Intonasi dapat kemarahan atu
kegembiraan. Kecepatan berbicara dapat mengindikasikan minat,ansictas, kebosanan atau
ketakutan. Sebagai contoh: bicara perlahan dan lembut kepada klien dapat memberikan
kenyaman bagi pasien.
b. Kesederhanaan
Kesederhanaan mencakup kata yang mudah dipahami meliputi keringkasan dan kelengkapan
yang dilandasi dengan tingkat pengetahuan, usia, budaya dan pendidikan klien. Sebagai
contoh:
"perawat besok akan memasang kateter untuk analisis urine" akan lebih mudah dipahami
pasien apabila "besok kami perlu mengambil sampel urine anda, untuk itu kami
mengumpulkannya dengan
memasang selang kecil ke dalam kandung kemih anda".

2
c. Kejelasan dan keringkasan
Sebuah pesan akan lebih efektif apabila disampaikan secara langsung dan sederhana.
Kejelasana artinya menyampaikan persis seperti yang dimaksud dan keringkasan adalah
menggunakan kata-kata yang hanya diperlukan. Untuk menjamin kejelasan dalam
berkomunikasi, perawat perluberbicara dengan perlahan dan mengucapkannya secara jelas.

d. Waktu dan relevansi


Perawat perlu tanggap dengan relevansi maupun waktu saat berkomunikasi dengan pasien.
Tidak peduli seberapa jelas atau sederhanya hal yang disampaikan tetapi waktunya harus
sesuai. Pesan tersebut juga harus berkaitan dengan individu yang bersangkutan atau masalah
yang terjadi pada pasien.
Sebagai contoh menghadapi pasien yang akan dilakukan pembedahan kandung empedu,
pertama-tama sebaiknya perawat meminta pasien untuk mengungkapkan
kekhawatirannyakemudian mengatasi perasaan tersebut.

e. Adaptabilitas
Pesan yang disampaikan perlu diubah sesuai dengan isyarat perilaku yang ditunjukkan klien.
Apa yang perawat katakan dan bagaimana cara mengatakannya harus disesuaikan dengan
individu yang bersangkutan dan dipertimbangkan secara matang. Upaya ini memerlukan
pengkajian yang tajam dan sensitivitas pada pihak perawat.

f. Kredibilitas
Merupakan kelayakan akan rasa percaya, kepercayaan dan reliabilitas. Kredibilitas mungkin
merupakan criteria terpenting dalam komunikasi yang efektif. Perawat membangun
kredibilitas dengan bersikap konsisten, dapat diandalkan dan jujur. Perawat perlu memiliki
pengetahuan tentang hal yang akan didiskusikan dan informasi yang
akurat.

g. Humor
Humor dapat dijadikan sebuah sarana yang positif dan bermanfaat dalam hubungan perawat-
klien. Humor dapat digunakan untuk membantu klien dalam menghadapi kondisi sulit atau
menyakitkan. Tertawa dapat menjadi pereda fisik dan emosi sertamengurangi ketegangan
dengan cara memberi perspektif yang berbeda dan meningkatkan perasaan sejahtera

h. Arti denotatif dan konotatif


Arti denotatif memberikan pengertian yang sama terhadap kata yang digunakan sedangkan
arti konotatif merupakan pikiran atau perasaan atau ide yang dapat dalam suatu kata. Ketika
berkomunikasi perawat harus berhati-hati memilih kata-kata sehingga tidak mudah untuk
disalah tafsirkan

3
B. Perilaku non verbal
1. Definisi
Komunikasi non verbal merupakan pengiriman pesan tanpa menggunakan kata-kata.
Merupakan cara yang paling meyakinkan untuk menyampaikan pesan kepada orang lain.
Perawat perlu menyadari pesan verbal dan nonverbal yang disampaikan klien mulai dari saat
pengkajian sampai evaluasi, karena isyarat nonverbal dapat menambah arti dari pesan verbal
pasien.
komunikasi nonverbal sering juga disebut bahasa tubuh. Meliputi gesture, gerak tubuh,
sentuhan maupun penampilan fisik. Komunikasi nonverbal kerap menyampaikan lebih
banyak mengenai hal yang dirasakan seseorang dibandingkan apa yang diucapkannya, sebab
perilaku nonverbal sulit dikontrol secara sadar daripada komunikasi verbal. Kadang
komunikasi nonverbal dapat memperkuat atau justru menyangkal.
2. Tujuan dari komunikasi nonverbal :
a. Meyakinkan apa yang diucapkan (repetition)
b. Menunjukkan perasaan dan emosi yang tidak dapat diutarakan dengan kata-kata
(substitution)
c. Menunjukkan jatidiri sehingga orang lain dapat mengenalnya (identity) d. Menambah atau
melengkapi ucapan-ucapan yang dirasakan belum sempurna
3. Komunikasi nonverbal dapat diamati melalui :
a. Penampilan personal
Penampilan seseorang merupakan salah satu hal utama yang diperhatikan selama komunikasi
interpersonal. Bentuk fisik, cara berpakaian bahkan cara berhias dapat menunjukkan
kepribadian, status social, pekerjaan, agama, budaya dan konsep diri.
Perawat yang memperhatikan penampilan dirinya dapat menimbulakan citra diri yang positif
dan sikap professional yang positif. Penampilan fisik perawat mempengaruhi persepsi klien
terhadap pelayanan atau asuhan keperawatan yang diterima karena tiap
klien mempunyai pandangan atau citra bagaiman seharusnya perawat
berpenampilan.Walaupun tidak sepenuhnya penampilan mencerminkan kemampuan tetapi
penampilan perawat dapat mempengaruhi hubungan saling percaya dengan klien.
b. Intonasi
Nada suara pembicara mempunyai dampak yang besar terhadap arti pesan yang dikirimkan
karena emosi seseorang dapat secara langsung mempengaruhi nada suaranya. Perawat harus
menyadari dan mampu mengontrol emosinya ketika sedang berinteraksi dengan klien karena
maksud untuk menyampaikan perhatian yang tulus terhadap klien dapat terhalangi oleh nada
suara perawat yang kurang simpatik.
c. Ekspresi wajah
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada enam keadaan emosi utama yang Nampak melalui
ekspresi wajah yaitu terkejut, takut, marah, jijik dan bahagia.
Ekspresi wajah sering digunakan sebagai dasar penting dalam menentukan respons penerima
pesan. Orang yang tidak percaya atau orang yang berbohong akan tampak dalam ekspresi
wajahnya. Ekspresi wajah dapat meliputi posisi mulut, alis, muka dan tatapan mala.Orang
yang mempertahankan kontak mata selama pembicaraan dipersepsikan sebagai orang yang
dapat dipercaya. Perawat sebaiknya tidak memandang kebawah ketika sedang berbicara
dengan klien, oleh karena itu ketika berbicara sebaiknya duduk sehingga perawat tidak
tampak dominan.

4
d. Sikap tubuh dan langkah
Sikap tubuh dan langkah menggambarkan sikap, emosi, konsep diri dan keadaan fisik.
Perawat dapat mengumpulkan informasi yang bermanfaat dengan mengamati sikap tubuh dan
langkahnya serta memperoleh umpan balik dari orang lain.

e. Jarak
Jarak dalam berkomunikasi sangat penting diperhatiakn olch perawat karena akan
mempengaruhi kelancara komunikasi. Jarak yang terlalu jauh menyebabkan perawata sulit
untuk berespon secar tepat karena perawat tidak bisa melakukan active listening (pendengar
yang baik).

f. Sentuhan
Sentuhan meruapakan alat komunikasi yang sangat kuat. Sentuhan juga dapat menimbulkan
reaksi positif atau negative, bergantung pada orang yang terlibat dan lingkungan disekeliling
mereka. Sentuhan penting dilakukan ketika pasien merasa sedih. Sentuhan pada situasi
tersebut dapat berarti empati atau menunjukkan arti "saya peduli".
Akan tetapi pada pelaksanaanya sangat perlu untuk memahami siapa, kapan dan mengapa
sentuhan dilakukan. Karena komunikasi nonverbal ini mempunyai efek yang berbeda pada
setiap individu.

C. Analisa Masalah
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus berorientasi pada klien oleh karenaya
perawat harus mampu untuk melihat permasalahan yang sedang dihadapi klien dari sudut
pandang klien. Untuk mampu melakukan hal ini perawat harus memahami dan memiliki
kemampuan mendengarkan dengan aktif dan penuh perhatian. Mendengarkan dengan penuh
perhatian berarti mengabsorpsi isi dari komunikasi (kata-kata dan perasaan) tanpa melakukan
seleksi. Pendengar (perawat) tidak sekedar mendengarkan dan menyampaikan
respon yang di inginkan oleh pembicara (klien), tetapi berfokus pada kebutuhan pembicara.
Mendengarkan dengan penuh perhatian menunjukkan sikap caring sehingga memotivasi klien
untuk berbicara atau menyampaikan perasaannya.

5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keterampilan berkomunikasi memegang peranan yang penting dalam melaksanakan tugas kita
sehari-hari. Komunikasi adalah proses 2 arah yang terjadi antara individu atau sekelompok orang dan
terdiri atas pesan-pesan verbal maupun nonverbal Komunikasi terapeutik jika dikuasai dengan baik
oleh seorang perawat, maka ia akan lebih mudah menjalin hubungan saling percaya dengan pasien.
Tak hanya hal itu saja, dengan kemampuan komunikasi terapeutik yang baik maka perawat dapat
mengatasi masalah legal, memberikan kepuasan profesional dalam pelayanan keperawatan, dan
meningkatkan citra perawat.

B. Saran
Dengan makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami pentingnya komunikasi terapeutik
dalam proses keperawatan. Khususnya bagi perawat agar dapat berkomunikasi dengan baik sehingga
dapat menjalin kerjasama dengan pasien dalam melakukan proses keperawatan yang bertujuan untuk
meningkatkan kesehatan pasien.

6
Referensi

https://id.scribd.com/doc/283287159/fasilitas-komunikasi

Anda mungkin juga menyukai