MAKALAH
Disusun Oleh :
2019
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang Maha Kuasa yang
telahmelimpahkan karunia nikmat bagi umat-Nya. Atas Ridho-Nya lah penulis
dapatmenyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kepada semua pihak untuk
memberikan kritik dan saran yang membangun demi tercapainya makalah yang
lebih baik di masa mendatang.
Terima kasih.
Penulis
i
DAFTAR IS
ii
A. KOMUNIKASI TERAPEUTIK
1. Pengertian
Komunikasi terapeutik adalah proses di mana perawat yang menggunakan
pendekatan terencana mempelajari klien. Proses memfokuskan kepada klien
namun direncanakan dan di pimpin oleh seseorang professional (Keltner,
Schwecke, dan bostrom 1991). Komukasi terapeutik mengembangkan hubungan
interpersonal antara klien dan perawat. Proses ini meliputi kemampuan khusus,
karena perawat harus memperhatikan kepada berbagai interaksi dan tingkah laku
non verbal (Potter & Perry, 1993).
Dari beberapa pengertian diatas maka dapat kami simpulkan bahwa
komunikasi terapeutik adalah interaksi antara perawat dan pasien yang
terbina melalui hubungan saling percaya baik berupa verbal maupun non
verbal yang bertujuan untuk penin8gkatan derajat kesehatan pasien.
2. Tujuan
Dengan memiliki keterampilan berkomunikasi terapeutik, perawat
akan lebih mudah menjalin hubungan saling percaya dengan
klien,memberikan kepuasan profesional dalam pelayanan keperawatan dan
akan meningkatkan profesi. Komunikasi terapeutik bertujuan untuk
mengembangkan pribadi klien kearah yang lebih positif atau adaptif dan di
arahkan pada pertumbuhan klien yang meliputi:
a.Realisasi diri, penerimaan diri dan peningkatan penghormatan diri. Melalui
komunikasi terapeutik diharapkan terjadi perubahan dalam diri klien. Klien
yang menderita penyakit kronis ataupun terminal umumnya mengalami
perubahan dalam dirinya, ia tidak mampu menerima keberadaan dirinya,
mengalami gangguan gambaran diri, penurunan harga diri, merasa tidak
berarti, dan pada akhirnya merasa putus asa dan depresi.
b. Kemampuan membina hubungan interpersonal yang tidak superfisial dan saling
bergantung dengan orang lain. Menurut Hibdon (2000), melalui komunikasi
terapeutik klien belajar bagaimana menerima dan diterima oleh orang lain.
Dengan komunikasi terbuka, jujur, dan menerima klien apa adanya, perawat
1
akan dapat meningkatkan kemampuan klien dalam membina hubungan saling
percaya.
c. Peningkatan fungsi dan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan serta
mencapai tujuan yang realistis. Terkadang klien menetapkan ideal diri atau
tujuan terlalu tinggi tanpa mengukur kemampuannya.
d. Rasa identitas personal yang jelas dan peningkatan integritas diri. Klien yang
mengalami gangguan identitas personal biasanya tidak mempunyai rasa percaya
diri dan mengalami harga diri rendah. Melalui komunikasi terapeutik diharapkan
perawat dapat membantu klien meningkatkan integritas dirinya dan identitas diri
yang jelas. (Sharif La Ode, 2012 Konsep Dasar Keperawatan, Nuhamedika
Yogyakarta).
b.Tahap Orientasi
Pada tahap orientasi ini perawat menggali keluhan-keluhan yang di
rasakan oleh klien dan divalidasi dengan tanda dan gejala yang lain untuk
memperkuat perumusan diagnosis keperawatan. Tugas perawat pada tahap
2
orientasi ini meliputi hal-hal berikut:
Membina rasa saling percaya, menunjukkan penerimaan dan komunikasi
terbuka
Merumuskan kontrak (waktu, tempat pertemuan, dan topik pembicaraan)
bersama-sama dengan klien dan menjelaskan atau mengklarifikasi kembali
kontrak yang telah disepakati bersama.
Menggali pikiran dan perasaan serta mengidentifikasi masalah klien yang
umumnya dilakukan dengan menggunakan teknik komunikasi pertanyaan
terbuka.
Merumuskan tujuan interaksi dengan klien
3
perawat dan klien, setelah hal ini dilakukan perawat dan klien masih akan
bertemu kembali pada waktu yang berbeda sesuai dengan kontrak waktu
yang telah disepakati bersama. Sedangkan terminasi akhir dilakukan oleh
perawat setelah menyelesaikan seluruh proses keperawatan.
Aspek penting dalam komunikasi supaya anak bisa paham dalam berkomunikasi :
1. orang dewasa harus menggunakan bentuk bahasa yang bernakna bagi anak
yang diajak bicara. Misalnya :
b. memilih kata kata secara tepat dan struktur bahasa yang mudah
dipahami anak.
2. anak juga berusaha agar komunikasinya juga dapat dipahami orang lain,
meliputi :
4
dan anak akan merasa memiliki suatu penghargaan atas dirinya. Komukiasi adalah
proses pertukaran informasi yang ada. Dalam praktik keperawatan, istilah
komunikasi sering digunakan pada aspek pemberian terapi pada klien, sehingga
istilah komunikasi banyak dikaitkan dengan istilah terapeutik atau dikenal dengan
komunikasi terapeutik (Markel, 2009)
Secara umum ada 2 teknik berkomunikasi yang digunakan pada anak, yaitu
teknik Verbal dan Non verbal
Teknik Komunikasi non verbal yang sering digunakan antara lain adalah bercerita,
bibliotheraphy, mimpi menyebutkan permintaan, bermain dengan permainan,
melengkapi kalimat, serta teknik pro dan kontra (Mundakir 2006).
1. Teknik Verbal
e. Saling bercerita
5
mulailah dengan meminta anak menceritakan sebuah cerita tentang
sesuatu, diikuti dengan cerita lain yang diceritakan perawat yang hampir
sama dengan cerita anak tetapi dengan perbedan yang membantu anak
dalam area masalah
f. biblioterapi
g. mimpi (Dreams)
i. TigaHarapan
j. permainan peringkat
gunakan beberapa tipe skala peringkat (angka, waja, sedih, sampai senang)
untuk rentang kejadian atau perasaan.
l. melengkapi kalimat
a. menulis
6
dan orang dewasa.
b. Menggambar (Drawing)
c. Magis
d. Bermain (Play)
dengan arahan yang mencakup arahan yang lebih spesifik, seperti memberi
peralatan medis atau boneka untuk memfokuskan alasan, seperti menggali
rasa takut anak terhadap injeksi, atau menggali hubungan keluarga.
D. Naskah Drama
Pada suatu hari, terjadi sebuah kecelakaan tungan yang mengakibatkan seorang anak
perempuan berusia 11 tahun mengalami luka pada sebagian anggota tubuhnya. Yang
kemudian dilarikan ke rumah sakit Trisakti oleh dua pengendara lain yang menolongnya.
Penolong 1 : “Pak tolong pak! Ada pasien kecelakaan, tolong segera ditangani.”
Penolong 2 : “Tidak pak, tapi saya coba tanyakan korbannya terlebih dahulu.”
Penolong 2 : “Dik, kamu membawa ponsel tidak? Boleh saya pinjam ponsel adik
terlebih dahulu?”
7
korban. Sementara itu, perawat sedangmenangani korban kecelakaan itu.
Perawat 1 : “Sabar ya dek, keluarga adek sudah diberitahu, nanti mereka datang.”
Kakak pasien : “Pak, adek saya yang tadi kecelakaan atas nama Wida disebelah mana
ya ?”
Ibu pasien : “Yaallah nak, kenapa bisa sampai begini sih?! Apanya yang sakit nak?”
Pasien : “Kaki sama tangan adek sakit bu, kepala adek juga pusing.”
Ibu pasien : “Loh? Tadi sudah di periksa oleh suster atau dokternya kan ?”
(Perawat masuk)
Perawat 2 : “Pemirsi bu, saya izin mengecek kondisi adeknya sebentar ya bu.”
Pasien : “Ini luka-lukanya masih terasa sakit sus, kepala saya juga masih
pusing.”
Perawat 2 : “Kalau itu, karena lukanya masih basah dek. Nah biar ga sakit lagi, saya
kasih adek obat dulu ya.”
8
Perawat 1 : “Engga kok, ngga pahit. Rasanya enak manis terus nanti biar lukanya
cepet sembuh.”
Kakak pasien : “Sus itu adek sayanya gamau, jangan dipaksa dong.”
Perawat 2 : “Kak, bu, ini kan salah satu prosedur pengobatannya. Jadi tidak apa-
apa, biar adeknya cepat puling juga. Ibu dan kakaknya bantu saya ya biar
adeknya mau minum obatnya.”
Kakak pasien : “Ayo dek, diminum obatnya biar adek cepat pulang.”
Ibu Pasien : “Iyaa nak, biar cepat pulang dan bisa sekolah lagi.’
(Dokter datang)
Dokter : “Bu, anak ibu hanya cedera ringan saja, dan tadi adeknya sempat
mengalami syok sebentar. Setelah diberikan obat oleh perawat, adeknya
sudah diizinkan pulang.”
E. Kesimpulan
9
ini merupakan factor penunjang yang sangat berpengaruh dalam
mengembangkan kemampuan berhubungan terapeutik.
10