Anda di halaman 1dari 8

TUGAS INDIVIDU MAKUL KEPERAWATAN ANAK 2

AYAT –AYAT AL-QURAN DAN AL HADIST YANG BERHUBUNGAN


DENGAN KEPERAWATAN ANAK

OLEH :
TOTO EKO SANTOSA
NIM=202002030128

MAHASISWA S1 KEPERAWATAN ALIH JENJANG UMPP


Dibawah ini adalah ayat –ayat yang terkait dengan perkembangan anak

A.Menyusui

Al-Quran pun sudah memaparkan dengan jelas perkara menyusui ini, Moms. Tertulis dalam Surat Al-
Baqarah ayat 233 bahwa menyusui selama dua tahun akan menyempurnakan masa penyusuan. “Dan
bagi para ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin
menyempurnakan penyusuan

.Selain itu, ada beberapa aturan ibu menyusui dalam Islam yang perlu diperhatikan, berikut di antaranya
seperti dikutip dari A-Z Islam.

1. Menyusui Adalah Perintah Langsung dari Allah SWT

Pentingnya menyusui terbukti dengan sebuah ayat dalam Alquran. Allah SWT secara langsung
memerintahkan semua ibu di dunia untuk memberi anak mereka makanan terbaik, yang datang
langsung dari payudara mereka.

“…. Dan kewajiban ayah menanggung nafkah dan pakaian mereka dengan cara yang patut. Seseorang
tidak dibebani lebih dari kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita karena anaknya dan jangan
pula seorang ayah (menderita) karena anaknya. "- (QS. Al-Baqarah 233).

2. Menyusui Adalah Hadiah dari Allah SWT

Menyusui adalah hadiah dari Allah SWT, dan karenanya kita harus berterima kasih kepada-Nya.
Disebutkan dalam Al Qur'an, di mana Allah SWT berkata,

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orangtuanya. Ibunya telah
mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapohnya dalam usia dua
tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kamu kembali." (QS.
Luqman: 14).

3. Menyusui Dapat Menghapus Dosa Ibu

Menyusui tidak hanya penting untuk bayi, tetapi juga penting bagi ibu. Ini adalah tindakan ibadah,
karena menyusui diperintahkan langsung oleh Allah SWT melalui Al-Quran, dan dapat membawa
seseorang untuk lebih dekat dengan Allah SWT.

Kesulitan yang dihadapi seorang ibu selama masa kehamilan dan menyusui akan menghapus dosa-
dosanya dan menaikkan pangkatnya sebagai hadiah. Nabi (SAW) berkata,
“Kesengsaraan terus memengaruhi pria beriman atau wanita beriman dalam dirinya sendiri, anak-
anaknya, dan kekayaannya, sampai dia bertemu dengan Allah tanpa dosa.” - Muslim, Ahmad dan
Tirmidzi.

4. Mengetahui Tugas Seorang Ibu Menyusui.

Dalam satu ayat Al-Qur'an, dikatakan bahwa kewajiban bagi seorang ibu untuk menyusui bayinya adalah
sampai anak berusia 2 tahun. Berikut ini adalah ayat Quran berikut.

“Para ibu hendaknya menyusui anak-anaknya selama tahun penuh; bagi mereka yang ingin menyusui
secara sempurna... " (QS. Al-Baqarah: 233)

Sedangkan seorang ayah wajib membantu kelancaran menyusui dengan menyediakan semua kebutuhan
ibu.

“…. Dan kewajiban ayah menanggung nafkah dan pakaian mereka dengan cara yang patut. Seseorang
tidak dibebani lebih dari kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita karena anaknya dan jangan
pula seorang ayah (menderita) karena anaknya. …” (QS. Al-Baqarah: 233).

5. Boleh Memperoleh Donor ASI

Jika seorang ibu menemui kesulitan dalam menyusui, maka ibu tersebut dapat meminta bantuan pada
seorang wanita yang dia percayai. Berikut ini adalah kutipan dari ayat-ayat Alquran tentang hal tersebut.

"... dan jika menemukan kesulitan, maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya." (QS.
At-Talaaq: 6.

".. Apabila keduanya ingin menyapih dengan persetujuan dan permusyaearatan antara keduanya, maka
tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin menyusukan anakmu kepada orang lain, maka tidak
ada dosa bagimu memberikan pembayaran dengan cara yang patut. Bertakwalah kepada Allah dan
ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.," (QS. Al-Baqara: 233)

Namun dalam hal ini, tentu saja seorang ibu harus memerhatikan cara-cara yang sesuai syariat untuk
mendapatkan donor ASI untuk buah hatinya.

6. Menjadi Ibu Sepersusuan

Kebiasaan memberi makan bayi kepada wanita (ibu lain), adalah kebiasaan di Arab. Salah satu contoh
adalah Nabi Sallallahu ‘alaihi Wasallam sendiri memiliki beberapa ibu susu, di antaranya Halimah as-
Sa'diyah. Di bawah ini adalah hadits berikut.

Anas bin Malik Radhi Allahu ‘anhu mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

"Tadi malam putraku lahir, jadi aku menamainya ayahku, Ibrahim." Kemudian dia menyerahkan Ibrahim,
putranya, kepada Ummu Saif, istri Abu Saif. " (HR Bukhari dan Muslim).

7. Mengetahui Aturan Mahram dalam Menyusui


Ibu lain yang menyusui bayi dapat membentuk ikatan mahram. Misalnya, bila seorang ibu menjadi ibu
sepersusuan bayi laki-laki, bayi tersebut menjadi mahram untuk dirina, dan bagi anak perempuan
kandung ibu sepersusuan.

Dengan disusukannya seorang anak (laki-laki) kepada wanita lain, terjalinlah hubungan mahram antara
wanita tersebut selaku ibu susu dan anak yang disusuinya (anak susu), beserta segenap keturunan dan
kerabat ibu susu, sehingga haram bagi anak susu menikahi mereka.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

“Diharamkan bagi kalian untuk menikahi ibu-ibu kalian, putri-putri kalian, saudara-saudara perempuan
kalian, amah-amah (saudara perempuan ayah) kalian, khalah-khalah (saudara perempuan ibu) kalian,
anak-anak perempuan dari saudara laki-laki dan dari saudara perempuan (keponakan), ibu-ibu yang
menyusui kalian, saudara-saudara perempuan kalian sepersusuan….” (An-Nisa: 23).

8. Memberikan ASI dari Kedua Payudara

Dalam salah satu hadits, dikatakan bahwa dalam menyusui bayi harus dilakukan dengan kedua
payudara. Di bawah ini adalah hadits berikut.

Dikisahkan dari Imam As-Shadiq:

"Oh, Bunda Isĥāq, jangan memberi makan anak hanya dari satu payudara, tetapi beri makan pada
keduanya, karena satu adalah pengganti makanan, dan yang lainnya adalah pengganti air." (Al-Kafi vol 5
halaman 40 no. 2).

Nabi Muhammad SAW mengatakan dalam haditsnya bahwa dianjurkan menyusui dengan kedua
payudara memiliki manfaat. Manfaatnya adalah nutrisi yang dibutuhkan bayi, yaitu makanan dan air. Di
bawah ini adalah hadits berikut.

"Allah (SWT) telah menempatkan rezeki (rizq) anak di dua payudara ibu, di satu adalah airnya, dan yang
lain makanannya." (Wasail ash-Shi-a vol 21, halaman 453)

9. ASI Lebih Baik dari Makanan Lain

Nabi SAW meriwayatkan dalam hadits, bahwa tidak ada makanan yang lebih baik dari ASI (menyusui). Di
bawah ini adalah sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Rasulullah SAW.

"Untuk seorang anak, tidak ada susu yang lebih baik daripada susu ibu." (Mustadrak al-Wasail vol 15,
halaman 156)
10. ASI Tidak Dapat Menggantikan Makanan Lainnya

Nabi SAW mengatakan bahwa ASI adalah makanan dan minuman terbaik untuk bayi. Karena itu ASI tidak
dapat diganti dengan makanan lain. Pentingnya menyusui ini disebutkan dalam ayat Al-Quran, seperti di
bawah ini di sini.

"Dan kehamilan serta penyapihannya memakan waktu tiga puluh bulan." (QS. Al-Ahqaf: 15).

B.Pendidikan

Ayat –ayat dalam al-quran yang terkait pendidikan adalah sebagai berikut

Pendidikan anak merupakan masalah yang amat penting untuk dilak-sanakan dengan sebaik-baiknya.
Hal ini disebabkan karena anak mendu-duki posisi yang sangat penting dalam kehidupan, baik dalam
keluarga maupun dalam kehidupan masyarakat. Anak merupakan generasi pelanjut dari satu generasi.
Al-Qur’an sendiri memberikan kedudukan yang amat penting dalam kehidupan anak dengan berbagai
istilah yang digunakan, mislanya dalam surah Al-Kahfi disebutkan anak sebagai perhiasan dalam
kehidupan dunia. Allah berfirman: “harta dan anak-anak adalah perhiasan dalam kehidupan dunia…”1
(Q.S. 18: 46).

Dalam Surah Ali Imran, Allah swt. berfirman:

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-
wanita, anak-anak, harta yang banyak dari emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak sawah,
ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allahlah tempat kembali yang baik (surga).2 (Q.S. 3:
14)

Dan masih banyak surat yg lain terkait pendidikan anak

C.Imunisasi

Imunisasi betapa pun juga bertujuan mewujudkan kemaslahatan, yakni terciptanya generasi yang sehat,
generasi yang kuat, kebal dari aneka macam penyakit, dan ini sejalan dengan prinsip maslahat dalam
Islam untuk menjaga keberlangsungan anak keturunan kita (hifz al-nasl). Tidak pernah ada pemerintah
yang menghendaki keburukan bagi masyarakat. Yang dituju adalah kebaikan dan kesejahteraan
warganya. Jika tujuannya baik, tidak keburukan atau kemaksiatan kepada Allah, maka kewajiban umat
Islam hanya satu: mendengar dan taat (sami’na wa atah’na). Dasar atau justifikasi dari sikap ini adalah
al-Quran Surat al-Nisa’ ayat 59: “Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah, taatilah Rasul dan
orang-orang yang memegang urusan (kuasa) di antara kalian…” Kedua, wujud komitmen pada tujuan
atau kepentingan umat secara umum. Tujuan imunisasi adalah melindungi diri (si bayi) dan
lingkungannya agar sehat dan terlindungi, kebal, dari pelbagai penyakit, sehingga ke depan anak-anak
kita menjadi generasi yang kuat, bukan generasi yang lemah. Ideal tentang generasi yang kuat ini
ditegaskan dalam al-Quran Surat al-Nisa’ ayat 9: “Dan hendaklah takut orang-orang yang seandainya
meninggalkan sepeninggal mereka generasi yang lemah yang mereka khawatir akan nasib mereka
kelak…”.
D.Hak yang dimiliki anak

Ayatt ayat dalam al-quran yang terkait dengan hak anak

Berdasarkan Konvensi Hak Anak PBB Tahun 1989, ada 10 hak yang harus diberikan untuk anak kita.
Berikut di antaranya:

1. Hak untuk BERMAIN

2. Hak untuk mendapatkan PENDIDIKAN

3. Hak untuk mendapatkan PERLINDUNGAN

4. Hak untuk mendapatkan NAMA (identitas)

5. Hak untuk mendapatkan status KEBANGSAAN

6. Hak untuk mendapatkan MAKANAN

7. Hak untuk mendapatkan akses KESEHATAN

8. Hak untuk mendapatkan REKREASI

9. Hak untuk mendapatkan KESAMAAN

10. Hak untuk memiliki PERAN dalam PEMBANGUNAN

Ayat-ayat yang berbicara mengenai hak-hak anak kecil itu banyak sekali. Diantaranya ayat-ayat yang
menyatakan bahwa anak-anak itu adalah perhiasan dunia. Sebagaimana dalam firman Allah Ta’ala:

}46 :‫ْال َما ُل َو ْالبَنُونَ ِزينَةُ ْال َحيَا ِة ال ُّد ْنيَا {الكهف‬

“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia” (QS. Al Kahfi: 46).

Diantaranya juga ayat-ayat yang bicara bahwa janin itu baik laki-laki maupun perempuan adalah nikmat
dan pemberian dari Allah. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:

}50-49 :‫) أَوْ يُ َز ِّو ُجهُ ْم ُذ ْك َرانًا َوإِنَاثًا {الشورى‬49( ‫ور‬


َ ‫ق َما يَشَا ُء يَهَبُ لِ َم ْن يَشَا ُء إِنَاثًا َويَهَبُ لِ َم ْن يَشَا ُء ال ُّذ ُك‬ ِ ْ‫ت َواأْل َر‬
ُ ُ‫ض يَ ْخل‬ ُ ‫هَّلِل ِ ُم ْل‬
َ ‫ك ال َّس َم‬
ِ ‫اوا‬

“Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki, Dia
memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki
kepada siapa yang Dia kehendaki, atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan
(kepada siapa yang dikehendaki-Nya), dan Dia menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki.
Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa” (QS. Asy Syura: 49-50).

Diantaranya juga ayat-ayat yang bicara mengenai hak anak untuk hidup, sebagaimana firman Allah
Ta’ala:
ٍ ‫ت * بِأَيِّ َذ ْن‬
ْ َ‫ب قُتِل‬
}9-8 :‫ت{التكوير‬ ْ َ‫َوإِ َذا ْال َموْ ُءو َدةُ ُسئِل‬

“apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya, karena dosa apakah dia dibunuh” (QS.
At Takwir: 8-9).

juga firman Allah Ta’ala:

‫ب أَاَل َسا َء‬ ٍ ‫ًًّدا َوهُ َو َك ِظي ٌم * يَتَ َوا َرى ِمنَ ْالقَوْ ِم ِم ْن سُو ِء َما بُ ِّش َر بِ ِه أَيُ ْم ِس ُكهُ َعلَى ه‬wx ‫َوإِ َذا بُ ِّش َر أَ َح ُدهُ ْم بِاأْل ُ ْنثَى ظَ َّل َوجْ هُهُ ُمس َْو‬
ِ ‫ُون أَ ْم يَ ُد ُّسهُ فِي التُّ َرا‬
}59-58 :‫َما يَحْ ُك ُمونَ {النحل‬

“Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah
padamlah) mukanya, dan dia sangat marah. Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan
buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung
kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah, alangkah buruknya
apa yang mereka tetapkan itu” (QS. An Nahl: 58-59).

Juga firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala:

ٍ ‫ َواَل تَ ْقتُلُوا أَوْ اَل َد ُك ْم ِم ْن إِ ْماَل‬:‫وكقوله سبحانه‬.


}151 :‫ق نَحْ نُ نَرْ ُزقُ ُك ْم َوإِيَّاهُ ْم {األنعام‬

“dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan. Kami akan memberi rezeki
kepadamu dan kepada mereka” (QS. Al An’am: 151).

Diantaranya juga ayat-ayat yang berbicara mengenai hak anak untuk mendapatkan ASI, sebagaimana
firman Allah Ta’ala:

ِ ‫ضا َعةَ َو َعلَى ْال َموْ لُو ِد لَهُ ِر ْزقُه َُّن َو ِك ْس َوتُه َُّن بِ ْال َم ْعر‬
‫ُوف اَل تُكَلَّفُ نَ ْفسٌ إِاَّل‬ َ ‫ض ْعنَ أَوْ اَل َده َُّن َحوْ لَي ِْن كَا ِملَي ِْن لِ َم ْن أَ َرا َد أَ ْن يُتِ َّم ال َّر‬ ُ ‫َو ْال َوالِد‬
ِ ْ‫َات يُر‬
َ ‫اض ِم ْنهُ َما َوتَشَا ُو ٍر فَاَل ُجن‬
‫َاح َعلَ ْي ِه َما َوإِ ْن‬ ٍ ‫صااًل ع َْن تَ َر‬ َ ِ‫ك فَإِ ْن أَ َرادَا ف‬
َ ِ‫ث ِم ْث ُل َذل‬
ِ ‫ار‬ ِ ‫ضا َّر َوالِ َدةٌ ِب َولَ ِدهَا َواَل َموْ لُو ٌد لَهُ بِ َولَ ِد ِه َو َعلَى ْال َو‬
َ ُ‫ اَل ت‬w‫ُو ْس َعهَا‬
}233 :‫صي ٌر {البقرة‬ ُ ‫هَّللا‬ َ َ ‫هَّللا‬
ِ َ‫ُوف َواتقوا َ َوا ْعل ُموا أ َّن َ بِ َما تَ ْع َملونَ ب‬ ُ َّ ْ ُ ُ َّ َ ُ َ
ِ ‫َاح َعل ْيك ْم إِذا َسل ْمت ْم َما آتَ ْيت ْم بِال َم ْعر‬ ُ َ
َ ‫ضعُوا أوْ اَل َدك ْم فَاَل ُجن‬ ِ ْ‫أَ َر ْدتُ ْم أَ ْن تَ ْستَر‬

“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin
menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu
dengan cara yang makruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya.
Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan juga seorang ayah karena anaknya,
dan waris pun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan
kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin
anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran
menurut yang patut. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang
kamu kerjakan” (QS. Al Baqarah: 233).

Diantaranya juga ayat yang membicarakan tentang hak anak untuk mendapatkan tarbiyah (pembinaan
dan pendidikan) juga ayat-ayat yang mengisyaratkan hal itu, sebagaimana dalam surat Luqman:

}13 :‫{لقمان‬.… ‫ي اَل تُ ْش ِر ْك بِاهَّلل ِ إِ َّن ال ِّشرْ كَ لَظُ ْل ٌم َع ِظي ٌم‬ َ َ‫َوإِ ْذ ق‬
َّ َ‫ال لُ ْق َمانُ اِل ْبنِ ِه َوه َُو يَ ِعظُهُ يَا بُن‬
“Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: Hai
anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah
benar-benar kelaliman yang besar” (QS. Luqman: 13).

Dan masih banyak ayat-ayat lain yang tidak terhitung banyaknya yang berbicara menyinggung mengenai
hak-hak anak yang kami sebutkan dalam fatwa semisal ini.

Selain itu banyak dalil dari sunnah Nabawiyah juga yang membahas hal ini, seperti hak nasab, hak
dipilihkan nama yang baik, dan hak-hak yang lain. Wallahu’alam.s

Anda mungkin juga menyukai