DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
1. MUSPI EDWI MAULANA
2. MUHAMMAD SUKRON HADI
3. FITRIANINGSIH
4. NURASIAH JAMIL
5. M. ARIF RAHMAN
A. Pengertian
Transcultural Nursing adalah suatu area/wilayah keilmuwan budaya pada
proses belajar dan praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan
kesamaan diantara budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan
pada nilai budaya manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan
untuk memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya
kepada manusia (Leininger, 2002).
Transcultural Nursing adalah suatu keilmuwan budaya pada proses belajar
dan praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan kesamaan diantara
budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya
manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan
asuhan keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya kepada manusia
(Leininger, 2001).
Asumsi mendasar dari teori adalah perilaku Caring. Caring adalah esensi
dari keperawatan, membedakan, mendominasi serta mempersatukan tindakan
keperawatan. Tindakan Caring dikatakan sebagai tindakan yang dilakukan dalam
memberikan dukungan kepada individu secara utuh. Perilaku Caring semestinya
diberikan kepada manusia sejak lahir, dalam perkembangan dan pertumbuhan, masa
pertahanan sampai dikala manusia itu meninggal. Human caring secara umum
dikatakan sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan dukungan dan bimbingan
pada manusia yang utuh. Human caring merupakan fenomena yang universal
dimana ekspresi, struktur dan polanya bervariasi diantara kultur satu tempat dengan
tempat lainnya.
B. Teori Transcultular Nursing
Teori keperawatan atau konsep model dalam keperawatan merupakan teori
yang mendasari bagaimana seorang perawat dalam mengaplikasikan praktik
keperawatan, beberapa teori diantaranya adalah teori adaptasi dari roy, teori
komunikasi terapeutik dari peplau, teorigoal atteccment dari bety newman dan
sebagainya. Leininger’s konsep model yang dikenal dengan sunrise modelnya
merupakan salah satu teori yang diap;ikasikan dalam praktik keperawatan.
Teori leininger berasal dari ilmu antropologi, tapi konsep ini relevan untuk
keperawatan. Leininger mendefinisikan “Transcultural nursing” sebagai area yang
luas dalam keperawatan yang mana berfokus dalam komparatif studi dan analisis
perbedaan kultur dan subkultur dengan menghargai perilaku caring, nursing care,
dan nilai sehat sakit, kepercayaan dan pola tingkah laku dengan tujuan
perkembangan ilmu dan humanistic body of knowledge untuk kultur yang universal
dalam keperawatan.
Aplikasi teori dalam transkultural dalam keperawatan diharapkan adanya
kesadaran dan apresiasi terhadap perbeaan kultur. Hal ini berarti perawat yang
professional memiliki pengetahuan dan praktek yang berdasarkan kultur secara
konsep petencanaan dan untuk praktik keperawatn. Tujuan penggunaan
keperawatan transkultural adalah untuk mengembangkan sains dan pohon keilmuan
yang humanis sehingga tercipta praktik keperawatan pada kultur yang spesifik dan
universal kultur yang spesifik adalah kultur dengan nilai-nilai dan norma spesifik
yang dimiliki oleh kelompok laen. Kultur yang universal adalah nilai-nilai dan
norma – norma yang diyakini dan dilakukan hamper semua kultur seperti budaya
minum the dapat membuat tubuh sehat (leininger, 2002).
Leininger mengembangkan teorinya dari perbadaan kultur dan universal
berdasarkan kepercayaan bahwa masyarakat dengan perbedaan kultur dapat menjadi
sumber informasi dan menentuan jenis perawatan yang diinginkan dari pemberian
peleyanan yang professional, karena kultur adalah pola kehidupan masyarakat yang
berpengaruh terhadap keputusan dan tindakan. Culture care adalah teori yang
holistic karena meletakan di dalam nya ukuran dari totalitas kehidupan manusia dan
berada selamanya, termasuk social struktur, pandangan dunia, nilai cultural, konteks
lingkungan, ekspresi bahasa dan etnik serta system professional
C. Konsep Dalam Transcultural Nursing
1. Budaya adalah norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yang
dipelajari, dan dibagi serta memberi petunjuk dalam berfikir, bertindak dan
mengambil keputusan.
2. Nilai budaya adalah keinginan individu atau tindakan yang lebih diinginkan atau
sesuatu tindakan yang dipertahankan pada suatu waktu tertentu dan melandasi
tindakan dan keputusan.
3. Perbedaan budaya dalam asuhan keperawatan merupakan bentuk yang optimal
dari pemberian asuhan keperawatan, mengacu pada kemungkinan variasi
pendekatan keperawatan yang dibutuhkan untuk memberikan asuhan budaya
yang menghargai nilai budaya individu, kepercayaan dan tindakan termasuk
kepekaan terhadap lingkungan dari individu yang datang dan individu yang
mungkin kembali lagi (Leininger, 1985).
4. Etnosentris adalah persepsi yang dimiliki oleh individu yang menganggap bahwa
budayanya adalah yang terbaik diantara budaya-budaya yang dimiliki oleh orang
lain.
5. Etnis berkaitan dengan manusia dari ras tertentu atau kelompok budaya yang
digolongkan menurut ciri-ciri dan kebiasaan yang lazim.
6. Ras adalah perbedaan macam-macam manusia didasarkan pada mendiskreditkan
asal muasal manusia.
7. Etnografi adalah ilmu yang mempelajari budaya. Pendekatan metodologi pada
penelitian etnografi memungkinkan perawat untuk mengembangkan kesadaran
yang tinggi pada perbedaan budaya setiap individu, menjelaskan dasar observasi
untuk mempelajari lingkungan dan orang- orang, dan saling memberikan timbal
balik diantara keduanya.
8. Care adalah fenomena yang berhubungan dengan bimbingan, bantuan, dukungan
perilaku pada individu, keluarga, kelompok dengan adanya kejadian untuk
memenuhi kebutuhan baik aktual maupun potensial untuk meningkatkan kondisi
dan kualitas kehidupan manusia.
1. Manusia, adalah individu, keluarga atau kelompok yang memiliki nilai- nilai
dan norma-norma yang diyakini dan berguna untuk menetapkan pilihan dan
melakukan pilihan. Menurut Leininger (1984) manusia memiliki kecenderungan
untuk mempertahankan budayanya pada setiap saat dimanapun dia berada
(Geiger and Davidhizar, 1995).
2. Sehat, Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki klien dalam mengisi
kehidupannya, terletak pada rentang sehat sakit. Kesehatan merupakan suatu
keyakinan, nilai, pola kegiatan dalam konteks budaya yang digunakan untuk
menjaga dan memelihara keadaan seimbang/sehat yang dapat diobservasi dalam
aktivitas sehari-hari. Klien dan perawat mempunyai tujuan yang sama yaitu
ingin mempertahankan keadaan sehat dalam rentang sehat-sakit yang adaptif
(Andrew and Boyle, 1995).
5. Mempertahankan budaya
Negosiasi budaya
Restrukturisasi budaya
1. Pengkajian,
b. Cultural careaccomodation/negotiation
1) Gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh klien.
2) Libatkan keluarga dalam perencanaan perawatan.
3) Apabila konflik tidak terselesaikan, lakukan negosiasi dimana kesepakatan
berdasarkan pengetahuan biomedis, pandangan klien dan standar etik
A. KESIMPULAN
Dari uraian yang telah dijabarkan pada bab terdahulu tentang penerapan
asuhan keperawatan Transkultural dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Keperawatan transkultural adalah suatu proses pemberian asuhan keperawatan
yang difokuskan kepada individu dan kelompok untuk mempertahankan,
meningkatkan perilaku sehat sesuai dengan latar belakang budaya.
2. Pengkajian asuhan keperawatan dalam konteks budaya sangat diperlukan untuk
menjembatani perbedaan pengetahuan yang dimiliki oleh perawat dengan klien.
3. Diagnosa keperawatan transkultural yang ditegakkan dapat mengidentifikasi
tindakan yang dibutuhkan untuk mempertahankan budaya yang sesuai dengan
kesehatan, membentuk budaya baru yang sesuai dengan kesehatan atau bahkan
mengganti budaya yang tidak sesuai dengan kesehatan dengan budaya baru.
4. Perencanaan dan pelaksanaan proses keperawatan transkultural tidak dapat
begitu saja dipaksakan kepada klien sebelum perawat memahami latar belakang
budaya klien sehingga tindakan yang dilakukan dapat sesuai dengan budaya
klien.
5. Evaluasi asuhan keperawatan transkultural melekat erat dengan perencanaan
dan pelaksanaan proses asuhan keperawatan transkultural.
Dari kesimpulan yang ada maka kita sebagai perawat atau calon perawat
harus terus meningkatkan kompetensi dirinya, salah satunya melalui pendidikan
keperawatan yang berkelanjutan, sehingga kita tidak mengalami ketertinggalan dari
keperawatan internasional.
DAFTAR PUSTAKA
Royal College of Nursing (2006), Transcultural Nursing Care of Adult ; Section One
Understanding The Theoretical Basis of Transcultural Nursing Care
Leininger. M & McFarland. M.R, (2002), Transcultural Nursing : Concepts, Theories,
Research and Practice, 3rd Ed, USA, Mc-Graw Hill
Swasono. M.F, (1997), Kehamilan, kelahiran, Perawatan Ibu dan Bayi dalam Konteks
Budaya, Jakarta, UI Press
Giger. J.J & Davidhizar. R.E, (1995), Transcultural Nursing : Assessment and
Intervention, 2nd Ed, Missouri , Mosby Year Book Inc