Anda di halaman 1dari 5

ISSUE ETIK KEPERAWATAN

A.    LATAR BELAKANG
Berbagai masalah etis yang dihadapi perawat dalam praktik keperawatan telah
menimbulkan konflik antara kebutuhan klien dengan harapan perawat dan falsafah
keperawatan. Masalah etika keperawatan pada dasarnya merupakan masalah etika
kesehatan, dalam kaitan ini dikenal istilah etika biomedis atau bioetis. Istilah bioetis
mengandung arti ilmu yang mempelajari masalah yang timbul akibat kemajuan ilmu
pengetahuan, terutama di bidang biologi dan kedokteran.
Untuk memecahkan berbagai masalah bioetis, telah dibentuk suatu organisasi
internasional. Para ahli telah mengidentifikasi masalah bioetis yang dihadapi oleh para
tenaga kesehatan, termasuk juga perawat. Masalah etis yang akan dibahas secara singkat
di sini adalah berkata jujur, AIDS, abortus; menghentikan pengobatan, cairan dan
makanan; eutanasia, transplantasi organ, inseminasi artifisial, dan beberapa masalah etis
yang langsung berkaitan dengan praktik keperawatan.
Trend dan isu keperawatan adalah sesuatu yang sedang dibicarakan banyak orang
tentang praktek/ mengenai keperawatan baik itu berdasarkan fakta maupun tidak, trend
dan isu tentunya menyangkut tentang aspek legal dan etis keperawatan dalam
pelayanan/asuhan keperawatan.
 
B. PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN ETIKA
Etik atau ethics berasal dari kata yunani, yaitu etos yang artinya adat, kebiasaaan,
perilaku, atau karakter. Sedangkan menurut kamus webster, etik adalah suatu ilmu yang
mempelajari tentang apa yang baik dan buruk secara moral.
Etika adalah kebiasaan, model perilaku, atau standar yang diharapkan, dan kriteria
tertentu untuk suatu tindakan.
Etika adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi perlaku
seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk yang dilakukan seseorang
dan merupakan suatu kewajiban dan tanggungjawanb moral.(Nila Ismani, 2001).
Etika adalah ilmu tentang kesusilaan yang menentukan bagaimana sepatutnya
manusia hidup di dalam masyarakat yang menyangkut aturan-aturan atau prinsip-prinsip
yang menentukan tingkah laku yang benar, yaitu : a) baik dan buruk, b) kewajiban dan
tanggung jawab (Ismani,2001).
Etika atau adat merupakan sesuatu yang dikenal, diketahui, diulang, serta menjadi
suatu kebiasaan didalam masyarakat, baik berupa kata-kata atau suatu bentuk perbuatan
yang nyata.
 
2. TIPE-TIPE ETIK
a.      Bioetik
Bioetik adalah cabang etik yang mengkaji masalah etika dalam dunia
kesehatan/medis (pelayanan kesehatan, penelitian kesehatan dll) yang sering disebut
etika medis atau etikablomedik. Bioetik mulai berkembang pada awal tahun
1960an,karena pada saat itu banyak bermunculan teknologi medis sebagai upaya
untuk memperpanjang/ meningkatakan kwalitas hidup manusia. Bioetik lebih
berfokus pada dilema yang menyangkut perawatan kesehatan modern, aplikasi teori
etik dan prinsip etik terhadap masalah-masalah pelayanan kesehatan.
b.      Clinical ethics/Etik klinik
Etik klinik merupakan bagian dari bioetik yang lebih memperhatikan pada masalah
etik selama pemberian pelayanan pada klien.Contoh clinical ethics : adanya
persetujuan atau penolakan, dan bagaimana seseorang sebaiknya merespon
permintaan medis yang kurang bermanfaat (sia-sia).
c.       Nursing ethics/Etik Perawatan
Bagian dari bioetik, yang merupakan studi formal tentang isu etik dan
dikembangkan dalam tindakan keperawatan serta dianalisis untuk mendapatkan
keputusan etik.
3.    Euthanasia
Istilah euthanasia berasal dari bahasa yunani euthanathos. Eu artinya baik atau
tanpa penderitaan, sedangkan thanathos artinya mati atau kematian. Dengan
demikian secara etimologis, euthanasia dapat diartikan kematian yang baik.atau mati
dengan baik tanpa penderitaan.
Belanda salah satu Negara di Eropa yang maju dalam pengetahuan hukum
kesehatan mendefinisikan euthanasia sesuai dengan rumusan yang dibuat oleh
Euthanasia Study Group dari KNMG (Ikatan Dokter Belanda) yaitu : Euthanasia adalah
dengan sengaja tidak melakukan sesuatu untuk memperpanjang hidup seorang klien
atau sengaja melakukan sesuatu untuk memperpendek hidup atau mengakhiri hidup
seorang klien, dan ini dilakukan untuk kepentingan klien itu sendiri.
Euthanasia dapat digolongkan menjadi beberapa macam, ditinjau dari berbagai
sudut pandang sebagai berikut.
a.       Dilihat dari cara pelaksanaannya, euthanasia dapat dibedakan atas:
1)      Euthanasia pasif
Euthanasia pasif adalah perbuatan menghentikan atau mencabut segala
tindakan atau pengobatan yang perlu untuk mempertahankan hidup manusia.
Dengan kata lain, euthanasia pasif merupakan tindakan tidak memberikan
pengobatan lagi kepada klien terminal untuk mengakhiri hidupnya. Tindakan
pada euthanasia pasif ini dilakukan secara sengaja dengan tidak lagi
memberikan bantuan medis yang dapat memperpanjang hidup klien, seperti
tidak memberi alat-alat bantu hidup atau obat-obat penahan rasa sakit, dan
sebagainya. Penyalagunaan euthanasia pasif bisa dilakukan oleh tenaga medis
maupun keluarga klien sendiri.
Keluarga klien bisa saja menghendaki kematian anggota keluarga mereka
dengan berbagai alasan, misalnya untuk mengurangi penderitaan klien itu
sendiri atau karena tidak mampu membayar biaya pengobatan.
2)      Euthanasia aktif atau euthanasia agresif
Euthanasia aktif atau euthanasia agresif adalah perbuatan yang dilakukan
secara medic melalui intervensi aktifoleh seorang dokter dengan tujuan untuk
mengakhiri hidup manusia. Dengan kata lain, Euthanasia aktif/agresif adalah
suatu tindakan secara sengaja yang dilakukan oleh dokter atau tenaga kesehatan
lain untuk mempersingkat atau mengakhiri hidup si klien.
Euthanasia aktif menjabarkan kasus ketika suatu tindakan dilakukan dengan
tujuan untuk menimbulkan kematian . Misalnya dengan memberikan obat-
obatan yang mematikan ke dalam tubuh kilen (suntik mati). Tindakan ini
merupakan pelanggaran hukum, dinyatakan dengan KUHP pasal 338, 339, 345,
dan 359.
3)      Eutahnasia non agresif
Euthanasia no agresif atau disebut juga autoeuthanasia termasuk euthanasia
negative dimana seorang klien menolak secara tegas dan dengan sabar untuk
menerima perawatan medis dan klien tersebut mengetahui bahwa oenolakannya
tersebut akan memperpendek atau mengakhiri hidupnya.
b.      Dilihat dari sudut pemberian izin , euthanasia dapat dibedakan atas:
1)      Euthanasia volunter, klien secara sukarela dan bebas untuk memilih meninggal
dunia .
2)      Euthanasia involunter,  dilakukan bukan atas dasar persetujuan klien dan sering
kali melanggar keinginan klien.
4.    Aborsi (Abortus)
Cara menggugurkan kandungan atau dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah
abortus yang berarti mengeluarkan hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel sperma)
sebelum janin dapat hidup diluar kandungan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Abortus
adalah suatu proses pengakhiran hidup dari janin sebelum diberi kesempatan untuk
bertumbuh.
Ada 3 pandangan secara umum tentang abortus, yaitu ;
a.      Pandangan konservatif berpendapat bahwa abortus secara moral salah dan dalam
situasi apapun tidak boleh dilakukan, termasuk dengan alasan penyelamatan.
b.    Pandangan moderat berpendapat bahwa abortus tidak mutlak kesalahan moral dan
hambatan penentang abortus dapat diabaikan dengan suatu pertimbangan moral yang
kuat.
c.     Pandangan liberal berpendapat bahwa abortus secara moral diperbolehkan atas dasar
permintaan. Pandangan ini secara umum menganggap bahwa fetus belum menjadi
manusia. Secara genetik fetus sebagai bakal manusia, tetapi secara moral bukan
manusia.
Tatanan Hukum Conscience Clauses, memperbolehkan dokter, parawat atau
rumah sakit untuk menolak membantu pelaksanaan abortus. Di Indonesia dilarang
sejak tahun 1918 dalam KUHP pasal 346 s/d 349, dinyatakan bahwa Barang siapa
melakukan sesuatu dengan sengaja yang menyebabkan keguguran atau matinya
kandungan dapat dikenai penjara.
Dalam dunia kedokteran dikenal 3 jenis aborsi ;
a.       Aborsi spontan atau alamiah. Berlangsung tanpa tindakan apapun. Kebanyakan
disebabkan karena kurang baiknya kualitas sel telur dan sel sperma.
b.      Aborsi buatan atau sengaja adalah pengakhiran kehamilan sebelum usia
kandungan 28 minggu sebagai suatu akibat tindakan yang disengaja dan disadari
oleh calon ibu maupun si pelaksana aborsi. Misalnya dengan bantuan obat aborsi.
c.       Aborsi terapeutik atau medis adalah pengguguran kandungan buatan yang
dilakukan atas indikasi medis. Sebagai contoh, calon ibu yang sedang hamil tetapi
mempunyai penyakit darah tinggi menahun atau penyakit jantung yang parah yang
dapa membahayakan baik calon ibu maupun janin yang dikandungnya. Tetapiini
semua atas pertimbangan medis yang matang dan tidak tergesa-gesa.
5.     Transplantasi Organ
Transplantasi adalah pemindahan suatu jaringan atau organ manusia tertentu dari
suatu tempat ke tempat lain pada tubuhnya sendiri atau tubuh orang lain dengan
persyaratan dan kondisi tertentu. Banyak sekali kasus dimana tim kesehatan berhasil
mencangkokkan organ terhadap klien yang membutuhkan. Dalam kasus tumor ginjal,
gagal ginjal, ginjal dari donor ditransplantasikan kepada ginjal penerima.
Tidak semua perawat terlibat dalam tindakan tranplantasi, perawat hanya berperan
seperti merawat dan meningkatkan kesehatan pemberi donor, membantu di kamar
operasi dan merawat klien setelah operasi (Megan, 1991).
Pelaksaan transplantasi di Indonesia diatur dalam PP No. 18 tahun 1981, tentang
bedah mayat klinis dan bedah mayat anatomis/transplantasi alat atau jaringan tubuh,
merupakan pemindahan alat/jaringan tubuh yang masih mempunyai daya hidup sehat.
Tindakan transplantasi tidak menyalahi aturan semua agama dan kepercayaan
sepanjang penentuan saat mati dan penyelenggaraan jenazah terjamin dan tidak terjadi
penyalahgunaan (Est. Tanxil, 1991).
6. Supporting Devices (Perangkat/peralatan pendukung)
Supporting Devices adalah perangkat tambahan atau pendukung. Jika di tinjau dari segi
keperawatan, maka dapat kita simpulkan kalau supporting devices itu adalah perangkat
tambahan yang digunakan dalam dunia kesehatan pada para perawat dalam melakukan
praktik.
Adapun peralatan pendukung yang sering digunakan perawat antara lain :
a.       Cusa (pisau pemotong yang menggunakan gelombang ultrasonografi)
b.      Meja operasi
c.       Gunting
d.      Pisau operasi
e.       Bedah minor set
f.       Slang-slang pembius
g.      Drap (kain steril yang digunakan untuk menutup bagian tubuh yang tidak
dioperasi)
h.      Plastik steril berkantong yang fungsinya menampung darah yangmeleleh dari
tubuh pasien
i.        Retractor
j.        Penghangat darah dan cairan
k.      Lampu operasi, dan lain-lain. 
 
CONTOH KASUS
1. Kasus Hasan Kusuma – Indonesia
Sebuah permohonan untuk melakukan eutanasia pada
tanggal 22 Oktober 2004 telah diajukan oleh seorang suami bernama Hassan Kusuma
karena tidak tega menyaksikan istrinya yang bernama Agian Isna Nauli, 33 tahun,
tergolek koma selama 2 bulan dan di samping itu ketidakmampuan untuk menanggung
beban biaya perawatan merupakan suatu alasan pula. Permohonan untuk melakukan
eutanasia ini diajukan ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Kasus ini merupakan salah
satu contoh bentuk eutanasia yang di luar keinginan pasien. Permohonan ini akhirnya
ditolak oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, dan setelah menjalani perawatan intensif
maka kondisi terakhir pasien (7 Januari 2005) telah mengalami kemajuan dalam
pemulihan kesehatannya.
2. Kasus seorang wanita New Jersey – Amerika Serikat
Seorang perempuan berusia 21 tahun dari New Jersey, Amerika Serikat, pada
tanggal 21 April 1975 dirawat di rumah sakit dengan menggunakan alat bantu
pernapasan karena kehilangan kesadaran akibat pemakaian alkohol dan
zat psikotropika secara berlebihan.Olehkarena tidak tega melihat penderitaan sang
anak, maka orangtuanya meminta agar dokter menghentikan pemakaian alat bantu
pernapasan tersebut. Kasus permohonan ini kemudian dibawa ke pengadilan, dan pada
pengadilan tingkat pertama permohonan orangtua pasien ditolak, namun pada
pengadilan banding permohonan dikabulkan sehingga alat bantu pun dilepaskan pada
tanggal 31 Maret 1976. Pasca penghentian penggunaan alat bantu tersebut, pasien dapat
bernapas spontan walaupun masih dalam keadaan koma. Dan baru sembilan tahun
kemudian, tepatnya tanggal 12 Juni 1985, pasien tersebut meninggal akibat infeksi
paru-paru (pneumonia).

D. Kesimpulan
1.      Etika atau adat merupakan sesuatu yang dikenal, diketahui, diulang, serta menjadi
suatu kebiasaan didalam masyarakat, baik berupa kata-kata atau suatu bentuk
perbuatan yang nyata.
2.      Euthanasia dapat digolongkan menjadi beberapa macam, ditinjau dari berbagai sudut
pandang sebagai berikut euthanasia pasif, euthanasia aktif dan euthanasia non agresif.
Sedangkan ditinjau dari sudut pemberian izin yaitu euthanasia volunter dan euthanasia
involunter.
3.      Dalam dunia kedokteran dikenal 3 jenis aborsi yaitu aborsi spontan, aborsi buatan
dan aborsi terapeutik.
4.      Transplantasi adalah pemindahan suatu jaringan atau organ manusia tertentu dari
suatu tempat ke tempat lain pada tubuhnya sendiri atau tubuh orang lain dengan
persyaratan dan kondisi tertentu.
5.      Peralatan pendukung yang digunakan perawat seperti cusa, meja operasi, pisau
operasi, bedah minor set, selang-selang pembius, draf, plastik steril, retractor,
penghangat darah dan cairan, serta lampu operasi.

Anda mungkin juga menyukai