Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Berbagai masalah etis yang dihadapi perawat dalam praktik keperawatan telah menimbulkan
konflik antara kebutuhan klien dengan harapan perawat dan falsafah keperawatan. Masalah
etika keperawatan pada dasarnya merupakan masalah etika kesehatan, dalam kaitan ini
dikenal istilah etika biomedis atau bioetis. Istilah bioetis mengandung arti ilmu yang
mempelajari masalah yang timbul akibat kemajuan ilmu pengetahuan, terutama di bidang
biologi dan kedokteran.
Untuk memecahkan berbagai masalah bioetis, telah dibentuk suatu organisasi internasional.
Para ahli telah mengidentifikasi masalah bioetis yang dihadapi oleh para tenaga kesehatan,
termasuk juga perawat. Masalah etis yang akan dibahas secara singkat di sini adalah berkata
jujur, AIDS, abortus; menghentikan pengobatan, cairan dan makanan; eutanasia, transplantasi
organ, inseminasi artifisial, dan beberapa masalah etis yang langsung berkaitan dengan
praktik keperawatan.
B.     BATASAN MASALAH
Adapun batasan masalah dalam makalah ini adalah :
1.      Pengertian etika
2.      Tipe-tipe etik
3.      Euthanasia
4.      Aborsi
5.      Transplantasi Organ
6.      Supporting Devices (perangkat/peralatan pendukung)
C.    TUJUAN INGIN DICAPAI
Adapun tujuan masalah yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah :
1.      Dapat mengetahui pengertian etika
2.      Dapat mengidentifikasi tipe-tipe etik
3.      Dapat mengidentifikasi euthanasia
4.      Dapat mengidentifikasi aborsi
5.      Dapat mengidentifikasi transplantasi organ
6.      Dapat mengidentifikasi supporting devices
 
BAB II
PEMBAHASAN
A.    PENGERTIAN ETIKA
Etik atau ethics berasal dari kata yunani, yaitu etos yang artinya adat, kebiasaaan,
perilaku, atau karakter. Sedangkan menurut kamus webster, etik adalah suatu ilmu yang
mempelajari tentang apa yang baik dan buruk secara moral.
Etika adalah kebiasaan, model perilaku, atau standar yang diharapkan, dan kriteria
tertentu untuk suatu tindakan.
Etika adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi perlaku
seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk yang dilakukan seseorang
dan merupakan suatu kewajiban dan tanggungjawanb moral.(Nila Ismani, 2001).
Etika adalah ilmu tentang kesusilaan yang menentukan bagaimana sepatutnya manusia
hidup di dalam masyarakat yang menyangkut aturan-aturan atau prinsip-prinsip yang
menentukan tingkah laku yang benar, yaitu : a) baik dan buruk, b) kewajiban dan
tanggung jawab (Ismani,2001).
Etika atau adat merupakan sesuatu yang dikenal, diketahui, diulang, serta menjadi suatu
kebiasaan didalam masyarakat, baik berupa kata-kata atau suatu bentuk perbuatan yang
nyata.
 
B.     TIPE-TIPE ETIK
a.      Bioetik
Bioetik adalah cabang etik yang mengkaji masalah etika dalam dunia kesehatan/medis
(pelayanan kesehatan, penelitian kesehatan dll) yang sering disebut etika medisatau
etikablomedik. Bioetik mulai berkembang pada awal tahun 1960an,karena pada saat
itubanyak bermunculan teknologi medis sebagai upaya untuk memperpanjang/
meningkatakan kwalitas hidup manusia. Bioetik lebih berfokus pada dilema yang
menyangkut perawatan kesehatan modern, aplikasi teori etik dan prinsip etik terhadap
masalah-masalah pelayanan kesehatan.
b.      Clinical ethics/Etik klinik
Etik klinik merupakan bagian dari bioetik yang lebih memperhatikan pada masalah
etik selama pemberian pelayanan pada klien.Contoh clinical ethics : adanya
persetujuan atau penolakan, dan bagaimana seseorang sebaiknya merespon
permintaan medis yang kurang bermanfaat (sia-sia).
c.       Nursing ethics/Etik Perawatan
Bagian dari bioetik, yang merupakan studi formal tentang isu etik dan dikembangkan dalam
tindakan keperawatan serta dianalisis untuk mendapatkan keputusan etik.
 
C.    Euthanasia
Istilah euthanasia berasal dari bahasa yunani euthanathos. Eu artinya baik atau tanpa
penderitaan, sedangkan thanathos artinya mati atau kematian. Dengan demikian secara
etimologis, euthanasia dapat diartikan kematian yang baik.atau mati dengan baik tanpa
penderitaan.
Belanda salah satu Negara di Eropa yang maju dalam pengetahuan hokum kesehatan
mendefinisikan euthanasia sesuai dengan rumusan yang dibuat oleh Euthanasia Study
Group dari KNMG (Ikatan Dokter Belanda) yaitu : Euthanasia adalah dengan sengaja
tidak melakukan sesuatu untuk memperpanjang hidup seorang klien atau sengaja
melakukan sesuatu untuk memperpendek hidup atau mengakhiri hidup seorang klien, dan
ini dilakukan untuk kepentingan klien itu sendiri.
Euthanasia dapat digolongkan menjadi beberapa macam, ditinjau dari berbagai sudut
pandang sebagai berikut.
a.       Dilihat dari cara pelaksanaannya, euthanasia dapat dibedakan atas:
1)      Euthanasia pasif
Euthanasia pasif adalah perbuatan menghentikan atau mencabut segala tindakan
atau pengobatan yang perlu untuk mempertahankan hidup manusia. Dengan kata
lain, euthanasia pasif merupakan tindakan tidak memberikan pengobatan lagi
kepada klien terminal untuk mengakhiri hidupnya. Tindakan pada euthanasia pasif
ini dilakukan secara sengaja dengan tidak lagi memberikan bantuan medis yang
dapat memperpanjang hidup klien, seperti tidak memberi alat-alat bantu hidup
atau obat-obat penahan rasa sakit, dan sebagainya. Penyalagunaan euthanasia
pasif bisa dilakukan oleh tenaga medis maupun keluarga klien sendiri.
Keluarga klien bisa saja menghendaki kematian anggota keluarga mereka dengan
berbagai alasan, misalnya untuk mengurangi penderitaan klien itu sendiri atau
karena tidak mampu membayar biaya pengobatan.
 
 

 
2)      Euthanasia aktif atau euthanasia agresif
Euthanasia aktif atau euthanasia agresif adalah perbuatan yang dilakukan secara
medic melalui intervensi aktifoleh seorang dokter dengan tujuan untuk mengakhiri
hidup manusia. Dengan kata lain, Euthanasia aktif/agresif adalah suatu tindakan
secara sengaja yang dilakukan oleh dokter atau tenaga kesehatan lain untuk
mempersingkat atau mengakhiri hidup si klien.
Euthanasia aktif menjabarkan kasus ketika suatu tindakan dilakukan dengan
tujuan untuk menimbulkan kematian . Misalnya dengan memberikan obat-obatan
yang mematikan ke dalam tubuh kilen (suntik mati). Tindakan ini merupakan
pelanggaran hokum, dinyatakan dengan KUHP pasal 338, 339, 345, dan 359.
3)      Eutahnasia non agresif
Euthanasia no agresif atau disebut juga autoeuthanasia termasuk euthanasia
negative dimana seorang klien menolak secara tegas dan dengan sabar untuk
menerima perawatan medis dan klien tersebut mengetahui bahwa oenolakannya
tersebut akan memperpendek atau mengakhiri hidupnya.
 
b.      Dilihat dari sudut pemberian izin , euthanasia dapat dibedakan atas:
1)      Euthanasia volunter, klien secara sukarela dan bebas untuk memilih meninggal
dunia .
2)      Euthanasia involunter,  dilakukan bukan atas dasar persetujuan klien dan
sering kali melanggar keinginan klien.
 
D.    Aborsi (Abortus)
Cara menggugurkan kandungan atau dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah
abortus yang berarti mengeluarkan hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel sperma)
sebelum janin dapat hidup diluar kandungan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Abortus
adalah suatu proses pengakhiran hidup dari janin sebelum diberi kesempatan untuk
bertumbuh.
Ada 3 pandangan secara umum tentang abortus, yaitu ;
a.       Pandangan konservatif berpendapat bahwa abortus secara moral salah dan dalam situasi
apapun tidak boleh dilakukan, termasuk dengan alasan penyelamatan.
b.      Pandangan moderat berpendapat bahwa abortus tidak mutlak kesalahan moral dan
hambatan penentang abortus dapat diabaikan dengan suatu pertimbangan moral yang kuat.
c.       Pandangan liberal berpendapat bahwa abortus secara moral diperbolehkan atas dasar
permintaan. Pandangan ini secara umum menganggap bahwa fetus belum menjadi manusia.
Secara genetik fetus sebagai bakal manusia, tetapi secara moral bukan manusia.
Tatanan Hukum Conscience Clauses, memperbolehkan dokter, parawat atau rumah sakit
untuk menolak membantu pelaksanaan abortus. Di Indonesia dilarang sejak tahun 1918
dalam KUHP pasal 346 s/d 349, dinyatakan bahwa Barang siapa melakukan sesuatu
dengan sengaja yang menyebabkan keguguran atau matinya kandungan dapat dikenai
penjara.
Dalam dunia kedokteran dikenal 3 jenis aborsi ;
a.       Aborsi spontan atau alamiah. Berlangsung tanpa tindakan apapun. Kebanyakan
disebabkan karena kurang baiknya kualitas sel telur dan sel sperma.
b.      Aborsi buatan atau sengaja adalah pengakhiran kehamilan sebelum usia kandungan 28
minggu sebagai suatu akibat tindakan yang disengaja dan disadari oleh calon ibu maupun si
pelaksana aborsi. Misalnya dengan bantuan obat aborsi.
c.       Aborsi terapeutik atau medis adalah pengguguran kandungan buatan yang dilakukan atas
indikasi medis. Sebagai contoh, calon ibu yang sedang hamil tetapi mempunyai penyakit
darah tinggi menahun atau penyakit jantung yang parah yang dapa membahayakan baik calon
ibu maupun janin yang dikandungnya. Tetapiini semua atas pertimbangan medis yang matang
dan tidak tergesa-gesa.
 
E.     Transplantasi Organ
Transplantasi adalah pemindahan suatu jaringan atau organ manusia tertentu dari suatu
tempat ke tempat lain pada tubuhnya sendiri atau tubuh orang lain dengan persyaratan
dan kondisi tertentu. Banyak sekali kasus dimana tim kesehatan berhasil mencangkokkan
organ terhadap klien yang membutuhkan. Dalam kasus tumor ginjal, gagal ginjal, ginjal
dari donor ditransplantasikan kepada ginjal penerima. Tidak semua perawat terlibat dalam
tindakan tranplantasi, perawat hanya berperan seperti merawat dan meningkatkan
kesehatan pemberi donor, membantu di kamar operasi dan merawat klien setelah operasi
(Megan, 1991).
Pelaksaan transplantasi di Indonesia diatur dalam PP No. 18 tahun 1981, tentang bedah
mayat klinis dan bedah mayat anatomis/transplantasi alat atau jaringan tubuh, merupakan
pemindahan alat/jaringan tubuh yang masih mempunyai daya hidup sehat. Tindakan
transplantasi tidak menyalahi aturan semua agama dan kepercayaan sepanjang penentuan
saat mati dan penyelenggaraan jenazah terjamin dan tidak terjadi penyalahgunaan (Est.
Tanxil, 1991).
 
F.     Supporting Devices (Perangkat/peralatan pendukung)
Supporting Devices adalah perangkat tambahan atau pendukung. Jika di tinjau dari segi
keperawatan, maka dapat kita simpulkan kalau supporting devices itu adalah perangkat
tambahan yang digunakan dalam dunia kesehatan pada para perawat dalam melakukan
praktik.
Adapun peralatan pendukung yang sering digunakan perawat antara lain :
a.       Cusa (pisau pemotong yang menggunakan gelombang ultrasonografi)
b.      Meja operasi
c.       Gunting
d.      Pisau operasi
e.       Bedah minor set
f.       Slang-slang pembius
g.      Drap (kain steril yang digunakan untuk menutup bagian tubuh yang tidak dioperasi)
h.      Plastik steril berkantong yang fungsinya menampung darah yangmeleleh dari tubuh
pasien
i.        Retractor
j.        Penghangat darah dan cairan
k.      Lampu operasi, dan lain-lain.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
G. CONTOH KASUS
1. Kasus Hasan Kusuma – Indonesia
Sebuah permohonan untuk melakukan eutanasia pada tanggal 22 Oktober 2004 telah diajukan
oleh seorang suami bernama Hassan Kusuma karena tidak tega menyaksikan istrinya yang
bernama Agian Isna Nauli, 33 tahun, tergolek koma selama 2 bulan dan di samping itu
ketidakmampuan untuk menanggung beban biaya perawatan merupakan suatu alasan pula.
Permohonan untuk melakukan eutanasia ini diajukan ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Kasus ini merupakan salah satu contoh bentuk eutanasia yang di luar keinginan pasien.
Permohonan ini akhirnya ditolak oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, dan setelah menjalani
perawatan intensif maka kondisi terakhir pasien (7 Januari 2005) telah mengalami kemajuan
dalam pemulihan kesehatannya.
2. Kasus seorang wanita New Jersey – Amerika Serikat
Seorang perempuan berusia 21 tahun dari New Jersey, Amerika Serikat, pada tanggal 21
April 1975 dirawat di rumah sakit dengan menggunakan alat bantu pernapasan karena
kehilangan kesadaran akibat pemakaian alkohol dan
zat psikotropika secara berlebihan.Olehkarena tidak tega melihat penderitaan sang anak, maka
orangtuanya meminta agar dokter menghentikan pemakaian alat bantu pernapasan tersebut.
Kasus permohonan ini kemudian dibawa ke pengadilan, dan pada pengadilan tingkat pertama
permohonan orangtua pasien ditolak, namun pada pengadilan banding permohonan
dikabulkan sehingga alat bantu pun dilepaskan pada tanggal 31 Maret 1976. Pasca
penghentian penggunaan alat bantu tersebut, pasien dapat bernapas spontan walaupun masih
dalam keadaan koma. Dan baru sembilan tahun kemudian, tepatnya tanggal 12 Juni 1985,
pasien tersebut meninggal akibat infeksi paru-paru (pneumonia).
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
BAB III
 
KESIMPULAN DAN SARAN
 
A.    Kesimpulan
1.      Etika atau adat merupakan sesuatu yang dikenal, diketahui, diulang, serta menjadi suatu
kebiasaan didalam masyarakat, baik berupa kata-kata atau suatu bentuk perbuatan yang
nyata.
2.      Euthanasia dapat digolongkan menjadi beberapa macam, ditinjau dari berbagai sudut
pandang sebagai berikut euthanasia pasif, euthanasia aktif dan euthanasia non agresif.
Sedangkan ditinjau dari sudut pemberian izin yaitu euthanasia volunter dan euthanasia
involunter.
3.      Dalam dunia kedokteran dikenal 3 jenis aborsi yaitu aborsi spontan, aborsi buatan dan
aborsi terapeutik.
4.      Transplantasi adalah pemindahan suatu jaringan atau organ manusia tertentu dari suatu
tempat ke tempat lain pada tubuhnya sendiri atau tubuh orang lain dengan persyaratan dan
kondisi tertentu.
5.      Peralatan pendukung yang digunakan perawat seperti cusa, meja operasi, pisau operasi,
bedah minor set, selang-selang pembius, draf, plastik steril, retractor, penghangat darah dan
cairan, serta lampu operasi.
B.     Saran
1.      Isu etik dalam  praktik keperawatan tentu saja bukan barang langka, yang bisa didapatkan
oleh calon perawat sekalipun.  Dengan mempelajarinya secara rinci, dan dengan mengatahui
akibat yang dapat ditimbulkannya. Maka tidaklah bisa dikatakan seorang perawat yang baik,
apabila masih melakukan tindakan di luar batas yang diperbolehkan.
2.      Dengan adanya pembahasan menganai isu etik seperti ini, kita akan diingatkan batapa
kejinya perbuatan yang melanggar aturan itu.  Dan kita juga diajarkan tentang bagaimana
menyikapi segala bentuk dilema dalam praktik keseharian kita. Semoga makalah ini dapat
menjadi acuan, atau referensi dalam pengajaran mata kuliah etika keperawatan..

Anda mungkin juga menyukai