Anda di halaman 1dari 43

Permasalahan Etika Dalam

Praktik Keperawatan
OLEH :
Ns. M. Nurman, S.Kep, M.Kep
• Berbagai permasalahan etis yg di
hadapi perawat dapat menimbulkan
konflik antara kebutuhan pasien
dengan harapan perawat dan
falsafah keperawatan.
• Masalah etika keperawatan pada
dasarnya merupakan masalah etika
kesehatan, dalam kaitan ini dikenal
istilah masalah etika biomedis atau
bioetis.
• Permasalahan bioetis yang akan di
bahas adalah :
1. Berkata bohong
2. AIDS
3. Menghentikan pengobatan,
cairan & makanan
4. Eutanasia
5. Transpalantasi organ
6. Abortus
7. Menghentikan pemberian
makanan,minuman dan
pengobatan.
8. Inseminasi Atrifisial
Berkata Jujur (Truth Telling)

Dalam kontek berkata


jujur ada istilah yang di
sebut Desepsi, berasal
dari kata decieve yang
berarti membuat orang
percaya terhadap
suatu hal yang tidak
benar, menipu atau
membohongi.
Desepsi meliputi : berkata
bohong, mengingkari atau
menolak, tidak memberika
informasi dan
memberikan jawabantidak
sesuai dengan
pertanyaan atau tidak
memberikan penjelasan
sewaktu informasi di
butuhkan.
Berkata bohong
merupakan desepsi
yang dramatis, karena
seseorang dituntut
untuk membenarkan
sesuatu yang di yakini
salah.
Misal : perawat
memberikan placebo
dan tidak memberi tahu
pasien obat apa yang
di berikan tersebut
Tindakan desepsi ini
secara etika tidak di
benarkan.
Tindakan desepsi
membutuhkan
keputusan siapa
yang di harapkan
melakukan tindakan
tersebut.
Konsep Kejujuran
(Veracity)
merupakan prinsip
etis yang mendasari
berkata jujur.
Berkata jujur bersifat
prima facie ( tidak
mutlak) sehingga
desepsi pada
keadaan tertentu di
perbolehkan.
Berbagai alasan yang di kemukakan & mendukung
posisi bahwa perawat harus berkata jujur yaitu :
1. Merupakan hal penting dalam menjalin trust pasien
- perawat.
2. Pasien mempunyai hak untuk mengetahui.
3. Merupakan kewajiban moral.
4. Menghilangkan cemas & penderitaan.
5. Meningkatkan kerjasama pasien maupun keluarga.
6. Memenuhi kebutuhan perawat.
Alasan yang mendukung tindakan Desepsi,
meliputi :
1. Pasien tidak mungkin dapat menerima
kenyataan.
2. Pasien menghendaki untuk tidak diberi tahu
bila hal tersebut menyakitkan.
3. Secara profesionalperawat mempunyai
kewajiban tidak melakukan yang merugikan
pasien.desepsi mungkin mempunyai manfaat
untuk meningkatkan kerjasama pasien.
(Freel).
AIDS (Acquired Immune Deficiency
Syndrome)
AIDS mulanya di
temukan pada
masyarakat Gay di
Amerika Serikat th
1980.
AIDS juga pada
mulanya di temukan di
Afrika.
AIDS hampir ditemukan
di setiap negara,
termasuk Indonesia.
Karena mulanya muncul
pada kaum Gay, maka
kemudian muncul
anggapan tidak tepat
bahwa AIDS merupakan
Gay Disease.
Pada kenyataannya AIDS
juga mengenai biseksual,
heteroseksual, kaum
pengguna obat dan
prostitusi.
AIDS tidak saja
menimbulkan dampak
klinik tetapi juga dampak
sosial, kekhawatiran
masyarakat, serta
permasalahan hukum
dan etika.
Karena sifat virus dapat
menular ke orang lain
maka muncullah
ketakutan masyarakat
untuk berhubungan
dengan penderita AIDS.
Lebih tragis lagi,
penderita AIDS
seringkali di
perlakukan tidak adil
dan di diskriminasikan.
Diskriminasi tidak saja
dilakukan oleh orang
yang tidak paham
tentang AIDS
melainkan pada orang
yang tahu tentang
AIDS sekalipun.
Perawat yang
bertanggung jawab
merawat pasien AIDS
akan mengalami berbagai
stres pribadi, takut tertular
atau menularkan pada
keluarga, dan ledakan
emosibila merawat pasien
AIDS fase terminal usia
muda dengan gaya hidup
yang bertentangan
dengan gaya hidup
perawat.
Perawat sangat berperan dalam perawatan
pasien, sepanjang infeksi masih ada dengan
berbagai komplikasi sampai kematian tiba.
Perawat terlibat dalam pembuatan keputusan
tentang tindakan atau terapi apayang dapat di
hentikan dan tetap menghargai martabat
manusia.
Pada saat tidak ada terapi medis lagi yang
dapat di berikan pada pasien, perawat tetap
masih melakukan tindakan yang dapat di
berikan pada psien seperti :
1. Mengidentifikasi nilai-nilai.
2. Menggali makna hidup pasien.
3. Memberikan rasa nyaman.
4. Memberi dukungan manusiawidan membantu
meninggal duniadengan tentram dan damai.
Abortus

Abortus telah menjadi salah satu


perdebatan permasalahan etika
internasional.
Berbagai pendapat bermunculan, baik
yang pro maupun yang kontra.
Abortus secara umum diartikan;
penghentian kehamilan secara spontan
atau rekayasa.
Pihak yang pro; menyatakan
bahwa aborsi adalah mengakhiri
atau menghentikan kehamilan
yang tidak diinginkan.
Pihak anti aborsi; cenderung
mengartikan aborsi sebagai
membunuh manusia yang ter
bersalah.

19
Pandangan umum terhadap “Abortus”

Pandangan Konservatif
Abortus secara moral jelas salah,
dan dalam situasi apapun abortus
tidak boleh dilakukan, termasuk
dengan alasan penyelamatan.
ex : bila kehamilan dilanjutkan maka
menyebabkan ibu meninggal dunia.

20
Pandangan Moderat
Abortus hanya merupakan suatu
prima facia kesalahan moral &
hambatan penentangan abortus
dapat diabaikan dengan suatu
pertimbangan moral yang kuat.
ex : abortus dapat dilakukan selama
tahap tahap pre-sentience (sebelum
fetus mempunyai kemampuan
merasakan), hasil perkosaan &
kegagalan kontrasepsi.
21
Pandangan Liberal
Abortus secara moral diperbolehkan atas dasar
permintaan.
Pandangan ini menganggap bahwa fetus
bukan manusia.
Fetus hanyalah sekelompok sel-sel yang
menempel di dinding rahim wanita.
Secara genetiK fetus dapat dianggap sebagai
bakal manusia, tetapi secara moral fetus bukan
manusia.

22
Apapun alasan yang
dikemukakan, abortus sering
menimbulkan konflik nilai bagi
perawat, bia ia harus terlibat
dalam tindakan abortus.
Di nagara maju dikenal suatu
tatanan hukum “Conscience
Clauses” yang memperbolehkan
dokter, perawat atau RS untuk
menolak membantu pelaksanaan
abortus. 23
“Barang siapa melakukan sesuatu
dengan sengaja yang menyebabkan
keguguran atau matinya kandungan
dapat dikenai penjara”, pasal 346 sd.
349 KUHP.
Masalah abortus memang komplek,
namun perawat profesional tidak
diperkenankan memaksakan nilai-nilai
yang ia yakini kepada pasien yang
memiliki nilai berbeda termasuk
pandangan tetrhadap abortus.
24
Eutanasia

Eutanasia berasal dari bahasa yunani eu :


mudah, bahagia atau baik; tanatos :
meninggal dunia. Jadi “ Meninggal dunia
dengan baik & bahagia”.

Tindakan untuk mempermudah mati


dengan mudah dan tenang. (Oxford
English Dictionary)

25
E. Volunter : pasien secara suka rela
dan bebas memilih untuk meninggal
dunia.

E. Involunter : tindakan yang


menyebabkan kematian dilakukan
bukan atas dasar persetujuan dari
pasien dan seringkali melanggar
keinginan pasien.

26
E. Aktif : melibatkan suatu tindakan
disengaja yang menyebabkan pasien
meninggal. Ex: injeksi obat dosis letal.
Hal ini melanggar KUHP.

E. Pasif : dilakukan dengan


menghentikan pengobatan/perawatan
soportif yang mempertahankan hidup.
Ex : AB, cairan,

27
Beberapa pertanyaan moral dari masyarakat :
1. Apakah eutanasia secara moral
diperbolehkan ?
2. Jenis eutanasia mana yang diperbolehkan ?
3. Pada kondisi bagaimana ?
4. Metode bagaimana yang tepat ?

28
Penghentian Pemberian Makanan, Cairan &
Pengobatan
Makanan & cairan merupakan kebutuhan dasar
manusia
Memberikan makanan & minuman adalah tugas
perawat
Selama perawatan seringkali perawat menghentikan
pemberian makanan & minuman
Terutama bila pemberian tersebut justru
membahayakan pasien
Misal pada pasien pre & post operasi

Company Logo
Perawat Amerika (ANA,1988)

“tindakan penghentian dan pemberian


makan kepada klien oleh perawat secara
hokum diperbolehkan dengan pertimbangan
tindakan ini menguntungkan klien
(Kozier,Erb,1991)
Transplantasi Organ
Dunia kedokteran di Indonesia telah
memasuki teknologi yang lebih tinggi
transplantasi organ yang dahulu hanya
bisa dilakukan di RS luar negeri saat ini
bisa dilakukan di indonesia. Ex :
transplantasi kulit, ginjal, sumsum tulang
dll.

Company Logo
• Sejauh ini hanya 3 organ dapat
dipindahkan dari donor hidup :
- kulit
- ginjal
- sumsum tulang
Artinya : stl transplantasi donor tetap
hidup atau fungsi organ yang dipindahkan
tidak hilang dari tubuh donor)
Tidak semua perawat terlibat dalam
tindakan transplantasi
Perawat berperan seperti merawat dan
meningkatkan kesehatan pemberi donor
Membantu dikamar operasi
Merawat pasien setelah transplantasi

Company Logo
Pelaksanaan transplantasi organ di
Indonesia diatur dalam PP No. 18 Tahun
1981 tentang bedah mayat klinis dan
bedah mayat anatomis/transplantasi alat
dan atau jaringan tubuh, merupakan
pemindahan alat/jaringan tubuh yang
masih mempunyai daya hidup sehat untuk
menggantikan alat/jaringan tubuh yang
tidak berfungsi dengan baik.

Company Logo
PP No.23 tahun 1992
….harus memperhatikan kesehatan donor
yang bersangkutan dan ada persetujuan
donor dan ahli waris atau keluarganya
Tindakan transplantasi tidak menyalahi
semua agama asalkan penentuan saat
mati dan penyelenggaraan jenazah
terjamin dan tidak terjadi
penyalahgunaan.

Company Logo
Fertilisasi Invitro, Inseminasi
Artifisial & Pengontrolan
Reproduksi
Fertilisasi Invitro & Inseminasi
Artifisial merupakan dua dari berbagi
metode baru yang digunakan untuk
mengontrol reproduksi.
Kedua metode ini memberikan
harapan bagi orang-orang mandul
untuk dapat mempunyai anak.
Fertilisasi Invitro; merupakan
metode konsepsi yang dilakukan
dengan cara membuat by pass
pada tuba fallopi wanita.
Inseminasi Artifisial; merupakan
proseduruntuk menimbulkan
kehamilan dengan cara
mengumpulkan sperma dari
seorang priayang kemudian di
masukkan kedalam vagina, servik
atau uterus wanita saat terjadi
ovulasi.
Berbagai masalah etika muncul berkaitan
dengan teknologi tersebut.
Masalah ini tidak saja dimiliki olehpara
pasangan mandul, tim kesehatan yang
menangani, tetapi juga oleh masyarakat.
Berbagai pertanyaan diajukan mengenai;
Apa sebenarnya hakikat/kemurnian hidup ?
Kapan awal hidup manusia ? Hakikat
keluarga ?
Apakah pendonor sel telur atau
sperma bisa dikatakan sebagai
bagian keluarga ? Bagaimana bila
teknologi dilakukan pada
pasangan lesbian atau
homoseksual ?
Pendapat yang diajukan oleh para ahli
cukup bervariasi.
Pihak yang mendukung; menyatakan
bahwa teknologi tersebut pada dasarnya
bertujuanuntuk memberi harapan atau
membantu pasangan mandul
mempunyai keturunan.
Pihak yang menolak; menyatakan
bahwa tindakan tidak dibenarkan
terutama bila telur atau sperma berasal
dari donor.
Beberapa pergerakan wanita menyatakan
bahwa tindakan fertilisasi invitro maupun
inseminasi artifisial memperlakukan
wanita secara tidak wajar dan hanya
wanita kalangan atas yang mendapatkan
teknologi tersebut karena biaya yang
cukup tinggi.
Dalam praktik ini sering pula hak-hak
para wanita untuk “memilih” dilanggar.
Thank you very much

Anda mungkin juga menyukai