0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
23 tayangan19 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang osteomylitis yang merupakan radang pada tulang yang biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri. Dokumen tersebut menjelaskan definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, diagnosis, penatalaksanaan, dan asuhan keperawatan untuk osteomylitis.
Dokumen tersebut membahas tentang osteomylitis yang merupakan radang pada tulang yang biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri. Dokumen tersebut menjelaskan definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, diagnosis, penatalaksanaan, dan asuhan keperawatan untuk osteomylitis.
Dokumen tersebut membahas tentang osteomylitis yang merupakan radang pada tulang yang biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri. Dokumen tersebut menjelaskan definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, diagnosis, penatalaksanaan, dan asuhan keperawatan untuk osteomylitis.
A. Defenisi Osteomylitis adalah inflamasi yang dimulai didalam sum- sum tulang. (Hinchliff, 1999) Osteomylitis adalah radang sum-sum tulang. (Djambatan, 2003) Osteomylitis adalah infeksi tulang yang lebih sulit disembuhkan dari pada infeksi jaringan lunak karena terbatasnya asupan darah, respons jaringan terhadap inflamasi, tingginya tekanan jaringan dan pembentukan involukrum. (Brunner & Suddarth) Osteomylitis adalah infeksi pada tulang yang biasanya menyerang metafisis tulang panjang dan banyak terdapat pada anak – anak. ( noer sjaifullah ) B. Etiologi Kuman / bakteri (staphylococcus aureus, streptococcus, haemophilus influenza). Nutrisi yang buruk Lanjut usia (lansia) Kegemukan atau penderita diabetes Bakteri dalam darah Kontaminasi jaringan saat cedera atau operasi. C. Patofisiologi Mula – mula infeksi terjadi pada tulang belakang dan pada corpus vertebrae, dari vertebra leher, sebagai abses fokal. Kemudian menjalar kedua arah, yaitu : ruang sumsum tulang dan ke permukaan tulang (kortex). Nanah akan terbentuk dibawah periosteum dan periosteum akan terangkat. Pembuluh darah akan mengalami trombosis, dan trombosis septic ini akan dapat mengakibatkan septikhemi atau piemi, yang akn mengakibatkan osteomylitis. LANJUTAN Oleh karena perubahan sekunder, adanya thrombus pada pembuluh darah yang mengakibatkan terganggunya aliran darah, maka tulang akan mengalami nekrosis. Kadang – kadang proses ini akan menjalar ke epifisis, menembus tulang rawan sendi, mengenai sendi sehingga terjadi : arthritis suppurativa. LANJUTAN Bilamana masa akut penyakit telah lewat, maka osteoblas yang berasal dari periosteum, akan membentuk tulang baru di sekitar sequester dan disebut involucrum. Involukrum mempunyai lubang disebut cloaca, kadang- kadang sequester dapat keluar melalui lubang itu. Jadi tubuh hanya dapat menutupi tulang yang nekrotik itu dengan tulang baru tanpa dapat mengabsorpsinya. Juga pada sumsum tulang ditempatkan tulang baru sehingga densitas tulang bertambah dan terjadi sclerosis tulang, dan inilah yang disebut osteomylitis. D. Manifestasi Klinis Nyeri Bengkak / pembengkakan jaringan lunak Menggigil Demam tinggi Denyut nadi cepat, dan Malaise umum E. Pencegahan Penanganan infeksi fokal dapat menurunkan angka penyebaran hematogen Penanganan jaringan lunak dapat mengontrol erosi tulang Perhatian dan teliti terhadap pasien dalam melakukan operasi dan teknik pembedahan dapat menurunkan insiden osteomylitis pasca operasi Antibiotika profilaksis, diberikan untuk mencapai kadar jaringan yang memadai saat pembedahan dan selama 24 jam – 48 jam setelah operasi akan sangat membantu. Teknik perawatan luka pasca operasi aseptic akan menurunkan insiden infeksi superficial dan potensial terjadinya osteomylitis. F. Pemeriksaan Diagnostik Pada osteomylitis akut, pemeriksaan sinar – x, awalnya hanya menunjukkan pembengkakan jaringan lunak. Pada sekitar 2 minggu terdapat daerah dekalsifikasi ireguler, nekrosis tulang, pengangkatan periosteum, dan pembentukan tulang baru. Pemindaian tulang dan MRI dapat membantu diagnosis definitive awal. Pemeriksaan darah memperlihatkan peningkatan leukosit dan peningkatan laju endap darah. Kultur darah dan kultur abses diperlukan untuk menentukan jenis antibiotika yang sesuai. Pada osteomylitis kronik, besar, kavitas ireguler, peningkatan periosteum, sequestra, atau pembentukan tulang padat terlihat pada sinar – x. pemindaian tulang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi area infeksi. Laju sedimentasi dan jumlah sel darah putih biasanya normal. Anemia, dikaitkan dengan infeksi kronik. Abses ini dibiakkan untuk menentukan organisme infektif dan terapi antibiotic yang tepat. G. Penatalaksanaan Untuk mengurangi ketidak nyamanan dan mencegah terjadinya fraktur, dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut : Lakukan rendaman salin hangat selama 20 menit beberapa kali per hari untuk meningkatkan aliran darah. Kultur darah dan kultur abses dilakukan untuk mengidentifikasi organisme dan memilih antibiotika yang terbaik. Pemberian terapi antibiotika intravena, dengan asumsi bahwa dengan infeksi staphylococcus yang peka terhadap penisilin semi sintetik dan sefalosporin. ASUHAN KEPERAWATAN Asuhan keperawatan adalah suatu metode sistematis dalam memberikan asuhan keperawatan secara individual yang khususnya adalah respon manusia yang unik secara perorangan maupun kelompok yang mempunyai masalah. Asuhan keperawatan terdiri dari 5 tahap, yaitu : Tahap pengkajian Tahap diagnosa Tahap intervensi Tahap implementasi Tahap evaluasi A. PENGKAJIAN Identitas klien Identitas klien terdiri dari : nama, umur, alamat, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, ruang rawat, dan sebagainya. Riwayat kesehatan Riwayat Kesehatan Sekarang (RKS) Biasanya klien akan mengatakan nyeri, menggigil, demam tinggi, denyut nadi cepat, bengkak pada bagian yang terkena osteomylitis dan malaise. 2. Riwayat Kesehatan Dahulu (RKD) Kemungkinan klien pernah mengalami cidera sebelumnya. 3. Riwayat Kesehatan Keluarga (RKK) Kemungkinan salah satu anggota keluarga klien pernah mengalami osteomylitis sebelumnya. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik dilakukan mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki. DIAGNOSA KEPERAWATAN Diagnosa yang mungkin muncul pada klien dengan osteomylitis adalah : Nyeri b/d cedera pada jaringan lunak Kerusakan mobilitas fisik b/d kerusakan rangka neuromuskuler Kurang pengetahuan b/d salah interpretasi informasi INTERVENSI Nyeri b/d cedera pada jaringan lunak Tujuan : nyeri dapat teratasi Kriteria hasil : - menyatakan nyeri hilang - menunjukkan tindakan santai Rencana tindakan 1. Bina hubungan baik dengan pasien dan keluarga. Rasional : memudahkan dalam memberikan intervensi 2. Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi dan karakteristik, termasuk intensitas (skala 1 – 10) Rasional : mempengaruhi pilihan / pengawasan keefektifan intervensi, tingkat ansietas dapat mempengaruhi reaksi terhadap nyeri. 3. Dorong pasien untuk mendiskusikan masalah sehubungan dengan cidera. Rasional : membantu untuk menghilangkan ansietas. 4. Jelaskan prosedur sebelum mulai tindakan keperawatan Rasional : memungkinkan pasien untuk siap secara mental. 5. Ajarkan pasien tehnik relaksasi Rasional : pasien mengetahui cara mengontrol rasa nyeri. 6. Kolaborasi dlm pemberian obat sebelum perawatan aktivitas. Rasional : meningkatkan relaksasi otot dan meningkatkan partisipasi. Lanjutan Kerusakan mobilitas fisik b/d kerusakan rangka neuromuskuler. Tujuan : kerusakan mobilitas fisik teratasi Kriteria hasil : - mempertahankan posisi fungsional - meningkatkan kekuatan / fungsi yang sakit. - menunjukkan teknik yang memungkinkan melakukan aktivitas. Rencana tindakan 1. Kaji derajat immobilitas yang dihasilkan oleh cedera. Rasional : pasien mungkin dibatasi oleh pandangan diri tentang keterbatasan fisik actual. 2. Berikan Latihan ROM pasien untuk melakukan rentang gerak. Rasional : meningkatkan aliran darah ke otot dan tulang 3. Anjurkan pasien melakukan latihan ROM aktif secara bertahap Rasional : mempertahankan kekuatan dan massa otot. 4. Bantu dalam perawatan diri Rasional : membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari pasien 5. Kolaborasi dengan bagian fisioterapi. Rasional : meningkatkan kekuatan otot dan sirkulasi Lanjutan Kurang pengetahuan b/d salah interpretasi informasi Tujuan : kurang pengetahuan dapat teratasi Kriteria hasil : melakukan dengan benar prosedur yang diperlukan dan menjelaskan alasan tindakan. Rencana tindakan Kaji ulang patologi, prognosis dan harapan yang akan datang Rasional : memberikan dasar pengetahuan, dimana pasien dapat membuat pilihan informasi. Buat daftar aktivitas dimana pasien dapat melakukannya secara mandiri dan yang memerlukan bantuan Rasional : penyusunan aktivitas sekitar kebutuhan dan yang memerlukan bantuan. Kaji ulang perawatan luka yang tepat. Rasional : menurunkan resiko trauma tulang. Identifikasi tanda – tanda dan gejala yang memerlukan evaluasi medik. Rasional : intervensi cepat dapat menurunkan beratnya komplikasi. E. IMPLEMENTASI Langkah selanjutnya setelah penyusunan rencana tindakan keperawatan adalah menerapkan tindakan keperawatan dalam bentuk tindakan nyata yang dapat dilaksanakan langsung pada klien, atau dapat diselesaikan perawat kepada orang yang dipercayainya, sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan. PRIORITAS KEP Mengalami peredaan nyeri Peningkatan mobilitas fisik Peningkatan pengetahuan F. EVALUASI Langkah terakhir dari proses keperawatan adalah mengenai keberhasilan tindakan keperawatan dengan cara mengevaluasi tindakan keperawatan. Adapun penilaian akan dituangkan dalam 4 kemungkinan, yaitu : Masalah klien dapat diatasi seluruhnya Masalah klien dapat diatasi sebagian Masalah klien sama sekali tidak dapat teratasi Muncul masalah baru
Pembedahan Skoliosis Lengkap Buku Panduan bagi Para Pasien: Melihat Secara Mendalam dan Tak Memihak ke dalam Apa yang Diharapkan Sebelum dan Selama Pembedahan Skoliosis