Anda di halaman 1dari 28

Farmakoterapi

Gangguan Saraf Osteoarthritis


dan Psikiatri

Kelompok 10 :
Dosen : - Aulia Rahmi Azizah
Apt. Nurul Fatimah. M., Sc - Bakti Adtiya Purnomo
- Blasius Bith
- Joko Suryo Saputro
- Maria Oktavia Nera
- Rahmadani
- Ramita Merti Hana
- Widya Fiani
Osteoartritis adalah penyakit yang sering
dijumpai pada praktek sehari-hari, terutama
pada pasien lanjut usia. Penelitian Joern dkk 01
(2010) memperkirakan prevalensi osteortritis Osteoartritis adalah penyakit sendi
berkisar antara 22%-24% pada populasi degeneratif dan inflamasi yang ditandai
dewasa. dengan perubahan patologik pada seluruh
struktur sendi. Perubahan patologis yang
terjadi meliputi hilangnya tulang rawan
sendi hialin, diikuti penebalan dan
sklerosis tulang subkondral, pertumbuhan
Menurut Felson (2012), faktor osteofit pada tepi sendi, teregangnya
resiko osteoartritis adalah genetika, kapsul sendi, sinovitis ringan dan
konstitusional (usia, jenis kelamin, kelemahan otot yang menyokong sendi.
obesitas), dan faktor biomekanika (jejas
sendi, jenis pekerjaan, penurunan kekuatan
otot, malalignment sendi).
Kriteria Diagnosis Osteoartritis Lutut Menurut ACR tahun 1986

Kriteria
Klinis+Laboratorium Kriteria
Klinis+Radiografi
Nyeri lutut dan setidaknya 5 dari 9 Kriteria Klinis
kriteria berikut : Nyeri lutut dan setidaknya 1 dari 3
1. Usia > 50 tahun kriteria berikut : Nyeri lutut dan setidaknya 3 dari 6
2. Kaku sendi < 30 menit 1. Usia > 50 tahun kriteria berikut :
3. Krepitus 2. Kaku sendi < 30 menit 1. Usia > 50 tahun
4. Nyeri Tulang 3. Krepitus + Osteofit 2. Kaku sendi < 30 menit
5. Pembesaran tulang 3. Krepitus
6. Tidak teraba hangat pada palpasi Sensitifitas 91% dan spesifisitas 4. Nyeri tulang
7. Laju endap darah <40 mm/jam 86% 5. Pembesaran tulang
8. Faktor reumatoid <1;40 6. Tidak teraba hangat pada
9. Cairan sinovial pertanda OA palpasi
(jernih, viscous atau hitung
leukosit <2000 mm3) Sensitifitas 95% dan spesifisitas
69%
Sensitifitas 92% dan spesifisitas 75%
Pedoman Terapi
Osteoarthritis

itis
Tatalaksana osteoarthr
non-
membutuhkan pendekatan
ologis yang
farmakologis dan farmak
rgis.
dilaksanakan secara sine
Terapi Non-
Transcutaneous
Farmakologis Electrical Nerve
Stimulation
(TENS)
Edukasi adalah faktor penting
dalam tatalaksanan non-
farmakologis osteoartritis. Sebuah penelitian systematic review yang
dilakukan Osiri dkk (2000) menyimpulkan
bahwa TENS memiliki kemampuan yang
Pasien sebaiknya menghindari aktivitas lebih baik dari plasebo untuk melakukan
yang menyebabkan pembebanan berlebih kontrol nyeri pada pasien osteoartritis
pada sendi, melakukan olahraga untuk lutut. Perbaikan kekakuan sendi lutut pada
penguatan otot lokal dan melakukan pasien osteoartritis juga ditunjukkan
penurunan berat badan bagi penderita dengan terapi TENS.
obesitas.
Terapi Farmakologis

BEDA
OBAT
H
Terapi farmakologis Jika terapi farmakologis sudah
osteoartritis dapat diberikan anti- diberikan dan tidak memberikan
nyeri, injeksi kortikosteroid intra- perbaikan yang signifikan secara
artikuler dan injeksi hialuronat klinis maka tindakan bedah akan
intra-artikuler, tergantung dari level dilakukan. Tindakan bedah yang
gejala klinis yang muncul. diindikasikan untuk osteoartritis
akut adalah total joint arthroplasty.
Langkah pertama lakukan terapi non
farmakologi dan berikan obat anti nyeri
TD M Therapeu
ti c
seperti Paracetamol (pilihan utama boleh
sampai 4 gram/hari), NSAID topikal atau
Drug sistemik sampai opioid.
Monitorin
g
Jika tidak ada respon memadai bisa
dilakukan pertimbangan injeksi
Berkaitan dengan optimalisasi efek obat kortikosteroid intra-artikuler terutama
secara individu pada osteoarthritis. untuk OA lutut dengan efusi. Injeksi
hialuronat atau viscosupplement intra-
Perawatan saat ini adalah untuk mengontrol artikuler untuk OA lutut.
gejala karena masih belum ada obat untuk
menyembuhkannya.
Terakhir jika masih tidak ada
Tujuannya adalah untuk mengendalikan perubahan maka bisa dilakukan
rasa sakit dan pembedahan.
mempertahankan/meningkatkan mobilitas
sendi dan meminimalkan kecacatan
EBM Evidence Based Medicine
Adalah proses yang digunakan secara sistematik untuk melakukan
evaluasi, menemukan, menelaah/ me-review, dan memanfaatkan
hasil-hasil studi sebagai dasar dari pengambilan keputusan klinik.

Dengan demikian, salah satu syarat utama untuk memfasilitasi


pengambilan keputusan klinik yang evidence-based adalah
dengan menyediakan bukti-bukti ilmiah yang relevan dengan
masalah klinik yang dihadapi, serta diutamakan yang berupa hasil
meta-analisis, review sistematik, dan randomized double blind
controlled clinical trial (RCT).
Informasi tentang pengobatan suatu
01 penyakit selalu diperbarui dan
sangat dibutuhkan.

Informasi tradisional yang sudah

Beberapa alasan 02 tidak eektif dan kadang


membingungkan
mengapa EBM
diperlukan Dengan bertambahnya pengalaman
03 klinik maka keterampilan diagnosis
juga harus ditingkatkan.

Meningkatnya jumlah pasien dan


04 waktu pelayanan, maka waktu
meng-update ilmu berkurang.
EBM merupakan
keterpaduan antar
Clinical Expertise
Menjabarkan EBM diperlukan
suatu keterampilan klinik yang
memadai

Best Research Evidence Patient Values


Bukti ilmiah harus berasal dari Selain didasarkan pada bukti ilmiah
studi dengan metodologi yang harus mempertimbangkan nilai
sangat terpercaya subyektif yang diiliki pasien
Pengobatan osteoarthritis pada umumnya cenderung
bertujuan mengurangi rasa sakit. Hal ini menjadi sebuah
paradigma dimana pasien hanya diatasi keluhan saja,
mengingat berbagai macam efek samping yang
ditimbulkan oleh obat-obatan penahan nyeri. Oleh
karena itu evidence based medicine (EBM) ini dibuat
untuk mengetahui penatalaksanaan OA dengan cara diet
intensif dan aktifitas fisik.

Konsep EBM untuk diagnosis dan tatalaksana pasien.


Dokter yang kompeten, didukung hasil riset sahih,
bermanfaat, aplikabel yang mengutamakan harapan
pasien agar mendapatkan pelayanan terbaik .
EBM
H e rb
a
Medi l
cine
Penggunaan obat/tanaman herbal yang
seiring dengan perbaikan dalam analisis,
kontrol kualitas dan kemajuan dalam uji
Penggunaan klinis yang menemukan nilai manfaat obat
Obat Herbal herbal untuk mengobati dan mencegah
Berbasis Bukti penyakit yang terbukti secara ilmiah.
Diterbitkan oleh
Pedoman Tata Laksana 2. Untuk pasien dengan American Academy
osteoarthritis lutut of Orthopaedic
EBM Osteoarthritis simtomatik dan indeks Surgeons (AAOS)
massa tubuh ≥25, pada tahun 2013
Tata Laksana Konserfat disarankan untuk
if mengurangi berat
badan.
1. Setiap pasien dengan osteoarthritis lutut
simtomatik sangat disarankan mengikuti: 3. Penggunaan modalitas tata laksana berikut
 Program manajemen diri untuk pasien dengan osteoarthritis lutut
 Latihan fisik aerobik low-impact dan simtomatik tidak disarankan:
kekuatan otot  Akupuntur
 Edukasi neuromuskular  Agen fisik, termasuk modalitas
 Aktivitas fisik yang sesuai dengan elektroterapeutik
pedoman.  Terapi manual
Tatalaksana Farmakologi
4. Penggunaan valgus directing force brace
(medial compartment unloader) untuk Penggunaan Analgetik
pasien dengan osteoarthritis lutut
simtomatik belum direkomendasikan. Penggunaan obat anti inflamasi non-
steroid (OAINS/NSAID; oral atau
5. Penggunaan sol sepatu yang lebih tebal di topikal) untuk pasien dengan
osteoarthritis lutut simtomatik sangat
sisi lateral untuk pasien dengan
direkomendasikan.
osteoarthritis lutut kompartemen medial
simtomatik tidak disarankan.
Penggunaan opioid, atau plester penghilang
6. Penggunaan glukosamin dan kondroitin nyeri pada pasien dengan osteoarthritis lutut
untuk pasien dengan osteoarthritis lutut simtomatik belum dapat direkomendasikan.
simtomatik tidak direkomendasikan.
Tata Laksana Prosedural Artroskopi dengan lavage dan/atau debridement
padapasien dengan diagnosis primer osteoarthritis
lutut simtomatik tidak direkomendasikan.
Penggunaan kortikosteroid intrartikuler untuk
pasien dengan osteoarthritis lutut simtomatik
Menisektomi parsial per-artroskopi pada pasien
belum dapat direkomendasikan.
dengan osteoarthritis lutut dan robek meniskus
Penggunaan asam hyaluronat pada pasien dengan belum dapat direkomendasikan.
osteoarthritis lutut simtomatik tidak
Osteotomi tibia proksimal untuk membentuk
direkomendasikan.
valgus pada pasien osteoarthritis lutut
Injeksi growth factor dan/atau plasma kaya platelet kompartemen medial simtomatik boleh dilakukan
untuk pasien dengan osteoarthritis lutut simtomatik oleh tenaga medis dengan persyaratan tertentu.
belum dapat direkomendasikan.
Berdasarkan konsensus, penggunaan alat
Lavage jarum pada pasien dengan osteoarthritis interposisional free-floating (un-fixed) pada
lutut simtomatik tidak disarankan. pasien osteoarthritis lutut kompartemen medial
simtomatik tidak perlu dilakukan.
Herbal Yang Mengatasi
Osteoarthritis

Sida
Mel Rhomofobillia
Depuratum
Orthosipon
Elephantopus Folium
Scaber Sidaguri / Seleguri
Madu
Mengatasi radang
Meningkatkan sel sendi yang Daun Kumis
darah merah yang Daun Tapak menyerang tulang Kucing
mampu menunjang Liman atau sendi Melindungi tulang
kekuatan tulang Sifat anti radangnya rawan dan jaringan
dapat mengurangi lunak dari peradangan
peradangan pada akut dan kronis
sendi
Herbal Yang Mengatasi
Osteoarthritis

Tinosporae Caulis Camellia Sinensis


(Brootowali) (Teh Hijau)
Meredakan nyeri pada
Mengatasi peradangan akut
persendian akibat radang
ataupun cedera sendi.
sendi, terutama rheumatoid
arthritis

Curcuma Longa
Zingiber Officinale
(Kunyit)
(Jahe)
Salah satu pilihan obat herbal Terbukti memiliki sifat
untuk mengatasi radang sendi, antiinflamasi yang mirip
terutama osteoarthritis dan dengan ibuprofen dan
rheumatoid arthritis celecoxib.
Aloe Vera
Ekstrak Nanas
(Lidah Buaya)
Kandungan bromelain yang
Berdasarkan penelitian bermanfaat untuk
Central European Journal
mengurangi nyeri dan
of Immunology, ekstrak
lidah buaya dapat pembengkakan akibat
membantu meredakan Herbal Yang radang sendi, terutama
nyeri sendi akibat Dapat osteoarthritis dan
osteoarthritis. Mengatasi rheumatoid arthritis.
Osteoathritis

Minyak Borage Tanaman Cakar Kucing


Mempunyai kandungan Bagian kulit kayu dan akar
gamma linolenic acid pohonnya bisa dijadikan
(GLA) merupakan zat sebagai obat herbal untuk
antiinflamasi . mengobati nyeri akibat radang
sendi.
Interpretasi Data 02 Teknik Pengumpulan
Data
Klinik Lab
Teknik pengumpulan data kesehatan
sangat penting dalam melakukan
penelitian-penelitian kesehatan. Jika
01 Sumber Data pengumpulan data dilakukan dengan
benar maka akan memberikan informasi
menjadi sahih serta dapat dipercaya.
Sumber data sangat penting dalam
menentukan masalah penelitian. Sumber data Oleh karena itu pengumpulan data
penelitian berarti darimana data penelitian penelitian kesehatan dapat dilakukan
dapat diperoleh, apakah berasal dari dengan berbagai cara seperti
masyarakat atau responden maupun dari pengumpulan data dengan teknik
fasilitas pelayanan kesehatan seperti rumah wawancara, observasi,kuesioner dan
sakit, puskesmas dan klinik. seterusnya.
03 Pengolahan Data 04 Analisis Data

Penggunaan pengolahan data sangat Setelah data dikumpulkan, maka data yang
penting dalam melakukan analisis data dikumpulkan tersebut diproses dengan teknik
penelitian kuantitatif. Pengolahan data pengolahan dan analisis data.
merupakan langkah-langkah yang
digunakan untuk menganalisis data yang
sudah diperoleh setelah melakukan 1. Analisis Univariat. Bertujuan untuk
penelitian. mengetahui distribusi frekuensi pada
setiap variable penelitian.
Langkah-langkah pengolahan data : 2. Analisis Bivarat. Digunakan untuk
1. Pemeriksaan Data (Editing) menguji hubungan antar dua variable.
2. Pemeriksaan Kode (Coding) 3. Analisis Multivariate. Digunakan untuk
3. Pemasukan Data (Entry) melihat hubungan atau pengaruh
4. Pembersihan Data (Cleaning Data) beberapa variable.
5. Penyusunan Data (Tabulating Data)
Hasil dari penelitian ini kombinasi OAINS dengan
obat lain seperti diazepam, neurosanbe, dan
methylprednisolone adalah yang paling banyak
diresepkan sebanyak 77 pasien. Usia lansia paling
banyak terdiagnosa OA disebabkan oleh peningkatan
kelemahan di sekitar sendi, penurunan kelenturan
sendi dan penurunan fungsi kondrosit. Jenis kelamin
perempuan paling banyak disebabkan oleh hormon
estrogen yang turun secara signifikan dan terapi yang
Tujuan dari penelitian ini adalah paling sering digunakan adalah Na Diklofenak karena
mengetahui profil penggunaan OAINS bisa berakumulasi dengan baik di cairan sinovial yang
pada pasien OA. Metode penelitian adalah terletak di sendi. Hubungan konsentrasi COMP serum
deskriptif-kualitatif. Instrumen penelitian terhadap derajat keparahan osteoartritis lutut
adalah nomor rekam medis dan data berdasarkan klasifikasi kellgren lawrance pada pansien
pengobatan pasien. lanjut usia di Klinik Pelayanan Kesehatan.
Contoh Kasus
Pasien Nyeri dirasakan pasien di tempat lututnya mengalami
Pasien MD, laki-laki 56 tahun, Nusa pembengkakan. Nyerinya seperti berdenyut dan
Penida Klungkung. Pasien datang ditusuk – tusuk. Nyeri tersebut juga tidak menghilang
diantar keluarganya ke IRD RSUP setelah lutut pasien dikompres, nyeri makin memberat
SANGLAH tanggal 6 Juni 2011 saat pasien melipat lututnya dan menggerakkan
kakinya namun sedikit berkurang dengan istirahat.

Keluhan Utama
Nyeri pada lutut kiri sejak 6 bulan Di daerah lutut yang bengkak tersebut terasa hangat.
yang lalu namun semakin Pasien mengatakan bengkaknya tidak mengecil setela
memberat sejak adanya bengkak dikompres dengan air dingin ataupun setelah pasien
dilututnya 2 hari sebelum datang beristirahat.
ke rumah sakit.
Pasien juga merasakan kaku pada lutut Pasien mengaku mengkonsumsi obat yang
kirinya. Biasanya kaku ini muncul pada dibeli di apotek untuk meredakan keluhan
pagi hari setelah pasien bangun tidur dan bengkak dan nyeri pada lututnya, hanya
menetap sekitar setengah jam. Saat kaku saja pasien lupa nama obatnya. Pasien
ini muncul, pasien tidak bisa mengatakan dulunya sejak muda pasien
menggerakkan kaki kirinya sama sekali, terbiasa berolahraga, akan tetapi beberapa
pasien hanya bisa diam di tempat tidur. tahun belakangan pasien jarang
Saat dicoba digerakkan oleh orang lain, berolahraga. Pasien biasa melakukan
kaki kiri pasien hanya bisa bergeser ke pekerjaannya dengan bersepeda ataupun
kanan ataupun kiri, tidak bisa ditekuk dan berjalan kaki. Pasien juga memiliki
kadang pasien juga merasakan gemertak riwayat penyakit asam urat.
ketika coba lututnya coba digerakkan.
Hasil Pemeriksaan Fisik Hasil Pemeriksaan
Keadaan umum pasien baik, kesadaran kompos Radiologis
mentis, berat badan 50 kg, tekanan darah 130/90
mmHg, nadi 80x per menit, laju respirasi 22x per
menit dan suhu axilla 36 ᵒC.
Pemeriksaan radiologis yang dilakukan
Dari status lokalis, pada pemeriksaan ekstremitas untuk menunjang diagnosis pasien
didapatkan edema pada genu sinistra, pitting (+), yaitu berupa foto genu A/P lateral
kemerahan (+), tofus lateral ankle dextra (+), massa
tampak gambaran osteofit pada genu
pada suprapatella sinistra (+) ukuran 3 cm x 2 cm,
sinistra, dengan kesan : osteoartritis
benjolan mobile, permukan rata, undulasi (+), nyeri
tekan (+) pada inspeksi.
genu kiri. Sedangkan pada foto femur
tidak tampak adanya kelainan. Dari
Dari palpasi didapatkan teraba hangat pada genu S hasil pemeriksaan cairan sendi
(+), nyeri tekan genu sinistra (+), nyeri tekan pada didapatkan warna kuning, bekuan
massa pada suprapatella sinistra (+), ukuran 3x4, positif, sedangkan kristal, eritrosit, dan
permukaan rata, mobile. Dari auskultasi didapatkan darah negatif. Jumlah sel 8-10.
krepitasi (+) pada genu sinistra.
Hasil Terapi Non Farmakologi Yang Diberikan
Diagnosis
Pada pasien ini dilakukan kompres hangat pada sendi lutut yang
terkena dan istirahatkan sendi tersebut.

d i d i a g n o sis dengan Pasien diberikan edukasi, yaitu : informasi tentang penyakitnya secara
Pasien e n u si n i s t r a lengkap (apa itu OA, penyebab, faktor risiko, perjalanan penyakitnya,
r i t i s g
osteoart s s II denga
n komplikasi, penanganan, aktivitas dan latihan yang boleh dan yang
i o n a l c l a
funct u prapatella
. tidak boleh), istirahatkan dan proteksi terhadap sendi yang terkena,
a b s e s s
suspek jangan menekuk lutut (jongkok, bersila, kalau BAB sebaiknya
memakai toilet duduk), sebaiknya mengurangi pekerjaan yang
mengangkat barang berat, hati-hati ketika berjalan, agar tidak jatuh dan
timbul trauma lagi, olah raga ringan secara teratur.

Pasien juga disarankan untuk fisioterapi dengan tim rehabilitasi medis.


logi
Terapi Farmako
Yang Diberikan

Terapi farmakologis untuk pasien ini


adalah Alupurinol 1x100 mg dan Paracetamol
3x750 mg. Selama pasien dirawat di rumah
sakit tetap dilakukan pemantauan atau
monitoring terhadap keluhannya. Saat pasien
diperbolehkan pulang dari rumah sakit
keluhannya dikatakan sudah berkurang.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai