Anda di halaman 1dari 24

OSTEOARTHRITIS OF

THE KNEE

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Osteoartritis merupakan penyakit sendi degeneratif yang belum
diketahui secara pasti penyebabnya, ditandai dengan kerusakan
rawan sendi dan tulang subkondral secara bertingkat dan
menyebabkan nyeri pada sendi.
Osteoartritis merupakan masalah kesehatan yang sering
ditemui. Terdapat 2 kelompok OA, yaitu OA primer dan OA
sekunder.
Osteoartritis merupakan penyakit sendi yang paling banyak
ditemukan di dunia, termasuk di Indonesia.

Di Indonesia, OA merupakan penyakit reumatik yang paling


banyak ditemui dibandingkan kasus penyakit reumatik lainnya.
Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia (WHO), penduduk yang
mengalami OA di Indonesia tercatat mencapai 5% pada usia <40
tahun, 30% pada usia 40-60 tahun, dan 65% pada usia >61 tahun.
Untuk osteoarthritis lutut prevalensinya cukup tinggi yaitu 15,5%
pada pria dan 12,7% pada wanita.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Osteoartritis berasal dari kata Yunani, yaitu osteo
yang berarti tulang, arthro yaitu sendi dan itis berarti
radang atau inflamasi. Osteoartritis (OA) adalah suatu
kelainan sendi kronis (jangka lama) dimana terjadi
proses pelemahan dan disintegrasi dari tulang rawan
sendi yang disertai dengan pertumbuhan tulang dan
tulang rawan baru pada sendi sehingga fungsi sendi
berkurang bahkan sampai hilang. Kelainan ini
merupakan suatu proses degeneratif pada sendi yang
dapat mengenai satu atau lebih sendi.

ANATOMI
Tulang pembentuk sendi lutut
Sendi lutut dibentuk oleh tulang femur, tulang
tibia fibula dan tulang patella yaitu:

Ligamentum

Kapsula sendi

ETIOLOGI

Usia
Jenis Kelamin
Faktor Genetik
Obesitas dan Penyakit Metabolik
Trauma, pekerjaan dan Olahraga

MANIFESTASI KLINIS

Nyeri sendi
Peradangan
Mekanik
Krepitasi
Perubahan bentuk sendi
Kaku sendi
Pembengkakkan sendi
Perubahan gaya jalan
Hambatan pergerakan
sendi
Gangguan fungsi

PATOFISIOLOGI

DIAGNOSIS
Diagnosis pada osteoartritis didasarkan pada anamnesis, pemeriksaan
fisik serta pemeriksaan penunjang. Pada anamnesis akan didapatkan
gejala-gejala yang sudah berlangsung lama, tetapi berkembang secara
perlahan-lahan.
Tes-tes provokasi yang dapat dilakukan untuk memeriksa sendi lutut:
1. Tes McMurray

2. Anterior Drawer Test

3. Posterior Drawer Test

4. Lachman Test

5. Apley Compresion Test

6. Apley Distraction Test

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan radiologi foto polos lutut
Pemeriksaan laboratorium darah
Analisa cairan sendi
Pemeriksaan Radiologis
Derajat kerusakan sendi berdasarkan gambaran radiologis kriteria
Kellgren & Lawrence

Grade 1

Grade 2

Grade 3

Grade 4

Grade 1 : sendi normal, terdapat sedikit osteofit


Grade 2 : osteofit pada dua tempat dengan
skeloris subkondral, celah sendi normal, terdapat
kista subkondral
Grade 3 : osteofit moderat terdapat deformitas
pada garis tulang, terdapat penyempitan celah
sendi
Grade 4 :terdapat banyak osteofi, tidak ada celah
sendi, terdapat kista subkondral dan skeloris.

The American College of Rheumatology menyusun kriteria diagnosis


OA lutut idiopatik berdasarkan pemeriksaan klinis dan radiologi
sebagai berikut
Klinis
Nyeri lutut

Klinis dan radiologi


Nyeri lutut + minimal 1

minimal 3

dari 6 berikut :

dari 3 berikut:

umur> 50 tahun

umur> 50 tahun

stiffness < 30 menit

stiffness < 30 menit

krepitasi

krepitasi + osteofit

nyeri pada tulang

pelebaran tulang

tidak hangat pada perabaan

Klinis dan Laboratorium

Nyeri lutut + minimal


5 dari 9 berikut :
Umur > 50 tahun
stiffness < 30 menit
krepitasi
nyeri pada tulang
pelebaran tulang
tidak hangat pada perabaan
LED < 40mm/jam
Rheumatoid factor <1:40
Cairan sinovial : jernih,
viscous, leukosit
<2000/mm3

Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan osteoartritis adalah: 7,8,9
Menghilangkan rasa nyeri
Mengurangi disabilitas
Memperbaiki fungsi sendi yang terkena
Menghambat progresifitas
Terapi Non Farmakologi

Modifikasi pola hidup


Edukasi
Istirahat teratur yang bertujuan mengurangi penggunaan beban pada sendi
Modifikasi aktivitas
Menurunkan berat badan
Rehabilitasi medik/ fisioterapi
Latihan

statis dan memperkuat otot-otot


Fisioterapi, yang berguna untuk mengurangi nyeri, menguatkan otot, dan menambah
luas pergerakan sendi

Penggunaan alat bantu

Antiinflamasi Nonsteroid (NSAIDs)


- Non narkotik: parasetamol
- Opioid (kodein, tramadol)
Terapi Lokal
Injeksi intraartikular
Hyaluronat
Di Indonesia terdapat 3 sediaan injeksi Hyaluronat. Penyuntikan intra
artikular biasanya untuk sendi lutut (paling sering), sendi bahu dan koksa.
Diberikan berturut-turut 5 sampai 6 kali dengan interval satu minggu
masing-masing 2 sampai 2,5 ml.
Topikal
1. Krim rubefacients dan capsaicin.
Beberapa sediaan telah tersedia di Indonesia dengan cara kerja pada
umumnya bersifat counter irritant.
2. Krim NSAIDs
Salah satu yang dapat digunakan adalah gel piroxicam, dan sodium
diclofenac.

Pembedahan
Sebelum diputuskan untuk terapi pembedahan, harus
dipertimbangkan terlebih dahulu risiko dan keuntungannya.
Pertimbangan dilakukan tindakan operatif bila :
1. Deformitas menimbulkan gangguan mobilisasi
2. Nyeri yang tidak dapat teratasi dengan penganan
medikamentosa dan rehabilitatif.
Ada 2 tipe terapi pembedahan : Realignment osteotomi dan
replacement joint
1. Realignment osteotomi
Permukaan sendi direposisikan dengan cara memotong tulang
dan merubah sudut dari weightbearing. Tujuan : Membuat
karilago sendi yang sehat menopang sebagian besar berat tubuh.
Dapat pula dikombinasikan dengan ligamen atau meniscus repair.

2. Arthroplasty
Permukaan sendi yang arthritis dipindahkan, dan permukaan sendi
yang baru ditanam. Permukaan penunjang biasanya terbuat dari
logam yang berada dalam high-density polyethylene.
Macam-macam operasi sendi lutut untuk osteoarthritis
a) Partial replacement/unicompartemental
b) High tibial osteotmy : orang muda
c) Patella &condyle resurfacing
d) Minimally constrained total replacement : stabilitas sendi
dilakukan sebagian oleh ligament asli dan sebagian oleh sendi
buatan.
e) Cinstrained joint : fixed hinges : dipakai bila ada tulang hilang
dan severe instability.

Indikasi dilakukan total knee replacement


apabila
didapatkan
nyeri,
deformitas,
instability akibat dari Rheumatoid atau
osteoarthritis. Sedangankan kontraindikasi
meliputi non fungsi otot ektensor, adanya
neuromuscular
dysfunction,
Infeksi,
Neuropathic Joint, Prior surgical fusion.

Penatalaksanaan Berdasarkan Staging


Stage

Penatalaksanaan

Tidak menunjukkan gejala, dan tidak memerlukan penatalaksaan, namun jika pasien memiliki
predisposisi untuk terjadinya OA atau peningkatan resiko OA direkomendasikan untuk mengkonsusmsi
suplemen seperti glucosamine dan chondroitin atau melakukan olahraga secara rutin untuk mengurangi
gejala ringan OA dan memperlambat progres untuk terjadinya arthritis.

Non farmokologi : untuk pasien yang BB overwight di anjurkan untuk menurunkan BBmelalui diet dan
olahraga. Hal ini akan memperkuatkan otot disekitar persendian yang akan meningkatkan stabilisasi dan
menurunkan kemungkinan untuk terjadinya kerusakan pada persendian. Mempertahankan sendi dari
eksersi contohnya duduk berlutut, jongkok, melompat, penggunaan braced and wraps untuk
menstabilisasi lutut.
Farmakologi : NSAID atau Asitaminofen
Dianjurkan bersamaan dengan non farmakologi

Steroid Kortison , melakukan injeksi disekitar sendi yang terkena dan digunakan selama 2 bulan. Jika
NSAID tidak lagi efektif dapat digantikan dengan kodein, oxicoden, prophoxyphen. Dapat diberikan
injeksi hyaluronat selama 3-5 injeksi dalam waktu 3- 5 minggu

Pembedahan : Osteotomi, arthoplasti.

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai