Anda di halaman 1dari 28

Paper

HERNIA NUKLEUS PULPOSUS


Winson Wawan Harimawan Fairuz Syarifuddin Ahmed Mawardi Rian Apriza Nadia Bt Ab Alim Oleh: 080100108 080100157 080100168 080100239 080100387 070100397

Pembimbing: dr. Otman Siregar, SpOT(K)-Spine dr. Heru Ramadhani, Sp.OT dr. Aga Shahri Putera Ketaren, SpOT

Definisi
Hernia Nukleus Pulposus (HNP) adalah keluarnya nukleus pulposus dari diskus melalui robekan annulus fibrosus hingga keluar ke belakang/dorsal menekan medula spinalis atau mengarah ke dorsolateral menekan radix spinalis sehingga menimbulkan gangguan

Etiologi
Penyebab utama : cedera (terjatuh, posisi menggerakkan tubuh yang salah) Posisi gerakan tulang belakang tidak tepat sekat tulang belakang terdorong ke satu sisi bila beban yang mendorong cukup besar robekan pada annulus pulposus dan mendorongnya merosot keluar hernia nucleus pulposus.

Epidemiologi
HNP sering terjadi pada daerah L4-L5 dan L5 S1 kemudian pada C5-C6 dan paling jarang terjadi pada daerah torakal sangat jarang terjadi pada anak-anak dan remaja tetapi kejadiannya meningkat setelah umur 20 tahun. insidens hernia lumbosakral lebih dari 90%, sedangkan hernia servikalis sekitar 510%.

Anatomi vertebra
Tulang belakang terdiri dari 30 tulang yang terdiri atas :
Vertebra Vertebra Vertebra Vertebra Vertebra servikalis sebanyak 7 ruas thorakal sebanyak 12 ruas lumbalis sebanyak 5 ruas sacralis sebanyak 5 ruas. koksigialis sebanyak 4 ruas.

Anatomi vertebra

Anatomi vertebra
Secara umum struktur tulang belakang tersusun atas dua kolom yaitu :
Kolom korpus vertebra beserta semua diskus intervetebra yang berada di antaranya. Kolom elemen posterior (kompleks ligamentum posterior) yang terdiri atas lamina, pedikel, prosesus spinosus, prosesus transversus dan

pars artikularis, ligamentum-ligamentum supraspinosum dan intraspinosum, ligamentum flavum, serta kapsul sendi.11

Anatomi vertebra

Anatomi vertebra
Diskus intervertebralis, baik annulus fibrosus maupun nukleus pulposus adalah struktur yang tidak peka nyeri. Bagian yang peka nyeri adalah:
Ligamentum longitudinal anterior Ligamentum longitudinal posterior Corpus vertebrae dan periosteumnya Ligamentum supraspinosum Fasia dan otot

Patofisiologi
Penyebab HNP terbanyak trauma dan degeneratif Perubahan degeneratif pada nukleus pulpolus disebabkan oleh pengurangan kadar protein yang berdampak pada peningkatan kadar cairan sehingga tekanan meningkat, menyebabkan ruptur pada anulus dengan stres yang relatif kecil

Patofisiologi

Patofisiologi

Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis dari HNP berupa radikulopati, yang biasanya terdiri dari : Rasa nyeri yang menjalar, bisa seperti tersengat listrik Parastesia Kelemahan otot

Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan sensorik Pemeriksaan sentuhan ringan (dengan kapas) Pemeriksaan sensasi suhu Pemeriksaan nyeri (pin prick test) a. Pemeriksaan motorik Pemeriksaan tonus otot Pemeriksaan kekuatan otot (skor: 0-5)

Pemeriksaan Fisik Khusus


1. Radikulopati servikalis

a. Spurlings/ Quadrantsign

Kepala pasien diflesikan ke lateral kemudian dirotasikan dengan beban. Positif bila gejala muncul Ekstremitas atas pasien yang dikeluhkan diletakkan diatas kepala Positif bila dengan maneuver ini gejal berkurang atau hilang. Pasien diminta untuk mengedan. Positif bila gejala muncul

b. Shoulder abduction sign

c. Valsava maneuver

d. Neck distraction

Pasian supinasi kemudaian kepala ditraksi secara aksial. Positif bila dengan maneuver ini gejal berkurang atau hilang.

Pemeriksaan Fisik Khusus


1. Radikulopati lumbalis a. Straight leg raising test (SLR)
Pemeriksaan dikatakan positif bila didapati rasa nyeri dibawah lutut (iskialgia) biasanya ketika pinggul flexi diantara 30o-60o. Pemeriksaan seperti SLR namun pada tungkai yang sehat. Positif bilamana timbul iskialgia ketika dilakukan manuver. Posisi pasien pronasi, kemudian mengekstensikan pinggul dan ekstremitas bawah. Positif bila gejala muncul

b. Crossed straight raising test (XSLR)

c. Reverse straight leg raise (femoral stretch)

X-Ray
Pemeriksaan awal dari setiap evaluasi imajing vertebra. Memberikan informasi mengenai kelurusan, stabilitas, integritas korteks tulang, dan gambaran satuan dari segmen vertebra. Informasi sangat terbatas mengenai nerve roots

Myelogram
Myelografi pada dasarnya adalah pemeriksaan dari ruang subarachnoid. Herniasi diskus hanya dapat diketahui secara tidak langsung, karena dapat memberikan gambaran filling defect.

Diskografi
Diskogram dapat digunakan untuk mendeteksi adanya penyakit diskus degenerative. Dengan bantuan fluroskopi, zat kontras diinjeksikan kedalam nukleus pulposus. Foto x-ray kemudian diambil dan dievaluasi apakah zat kontras menetap didalam nukleus pulposus atau mengalami kebocoran keluar diskus

CT-scan
Sensitivitas CT-scan dalam mendiagnosis herrniasi diskus masih lebih rendah dibandingkan MRI. Herniasi yang tergolong besar dapat dengan mudah dideteksi dengan CT-scan namun sulit untuk membedakan antara protrusi dan ekstrusi tanpa adanya rekonstruksi dari bidang sagital.

MRI
Sebagian besar penelitian menyatakan bahwa MRI adalah pemeriksaan utama untuk menegakkan herniasi diskus. Gambaran T-1 sagital memberikan survey yang sangat baik mengenai tulang belakang Gambaran T-2 memberikan gambaran myelografik dari tulang belakang

Elektrodiagnosis
Pemeriksaan yang dilakukan biasanya EMG & NCS Membantu dalam membedakan radikulpati dari sindroma-sindroma kompresi saraf perifer

Tatalaksana Non operatif


Tirah baring Akupuntur Medikasi Epidural kortikosteroid injection

Terapi operatif
Indikasi:
Gejala yang persisten Perubahan Gejala dapat ditentukan secara anatomis sesuai distribusi dermatom Kelemahan otot MRI atau Ct-scan yang menunjukkan lokasi Tindakan Re-operasi

Terapi operatif
Mikrodiskektomi Diskektomi terbuka Diskektomi dengan minimal invasif

Intradiscus elektrothermal annuloplasty


Diskektomi laser

Artificial lumbal disc replacement Nucleus pulposus replacement

KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat timbul dari hernia nukleus pulposus adalah atrofi otot-otot ekstremitas inferior. Otot-otot yang mengalami atrofi tergantung dari radix saraf yang mengalami lesi Atrofi yang tidak mendapatkan rehabilitasi akan menyebabkan kelumpuhan ekstremitas inferior

PROGNOSIS
Sebagian besar pasien akan membaik dalam 6 minggu dengan terapi konservatif. Sebagian kecil berkembang menjadi kronik meskipun sudah diterapi. Pada pasien yang dioperasi : 90% membaik terutama nyeri tungkai, kemungkinan terjadinya kekambuhan adalah 5%.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai