(HNP)
• ANATOMI
TINJAUAN PUSTAKA
• ANATOMI
• Sebagian besar HNP terjadi pada L4-L5 dan L5-S1
karena daerah lumbal khususnya daerah L5-S1
mempunyai tugas yang berat, yaitu menyangga
berat badan.
• Diperkirakan 75% berat badan disangga oleh L5-
S1.
TINJAUAN PUSTAKA
• ANATOMI
Definisi
• HNP paling sering terjadi pada pria dewasa, dengan insiden puncak
pada dekade ke-4 dan ke-5.
• HNP lebih banyak terjadi pada individu dengan pekerjaan yang
banyak membungkuk dan mengangkat.
• Karena ligamentum longitudinalis posterior pada daerah lumbal
lebih kuat pada bagian tengahnya, maka protrusi discus cenderung
terjadi ke arah postero lateral, dengan kompresi radiks saraf.
Etiologi
• Usia
• Perkerjaan
• Trauma
• Gender
Anatomic classification
Lokasi
• Central
- Nyeri pinggang
- Menimbulkan gangguan pada banyak akar
saraf bila mengenai cauda equina
• Postolateral
- Paling sering (90-95%)
- Terjadi pada vertebra lumbalis
sehubungan menipisnya/melemahnya
lig.longitudinalis post ( mis. HNP L4/5
menimbulkan iritasi akar saraf L5)
• Daerah Lumbal
• Nyeri punggung bawah yang hebat
• Iskialgia berupa rasa nyeri hebat pada
satu atau kedua tungkai
• Sifat nyeri tajam seperti terbakar dan
berdenyut menjalar sampai bawah
lutut
• Sensoris terkena gejala baal sesuai
dermatom
• conus/cauda ekuina terjadi gangguan
miksi, defekasi, disfungsi seksual
HNP dapat terjadi kesegala arah, tetapi
kenyataannya lebih sering hanya pada 2
arah :
1. postero lateral : sciatica
2. postero sentral : sindroma kauda
equina.
Diagnosa
1. Anamnesa
Adanya nyeri di pinggang bagian bawah yang
menjalar ke bawah (mulai dari bokong, paha bagian
belakang, tungkai bawah bagian atas). Hal ini
dikarenakan mengikuti jalannya N. Ischiadicus yang
mempersarafi tungkai bagian belakang.
• Sifat nyeri adalah khas, yaitu dari posisi
berbaring ke duduk nyeri bertambah hebat
Diagnosa
2. Pemeriksaan fisik
• Gaya jalan yang khas yaitu membungkuk dan
miring ke sisi tungkai yang nyeri dengan fleksi
di sendi panggul dan lutut serta kaki yang
berjingkat.
• Motilitas tulang belakang lumbal yang terbatas.
Lipatan bokong sisi yang sakit lebih rendah
dari sisi yang sehat.
• Perhatikan daerah yang mengalami spasme dan
ketegangan otot, kelemahan otot, atrofi otot,
atau perubahan sensasi yang dialami ekstremitas
bawah.
Provocative tests
Tes Laseque (straight leg raise)
Mengetahui adanya kompresi nervus
L5-S1.
• tes positif bila timbul rasa nyeri pada
saat mengangkat kaki dengan lurus
sudut 30-70, menandakan adanya
kompresi dari akar saraf lumbal
Kernig test
Posisi pasien terlentang lalu fleksi
tes positif bila nyeri muncul sudut <135
FABER (Patrick Test)
• Tes untuk mengetahui adanya
kelainan di Coxae.
• Terapi konservatif
1. Tirah baring
2. Medikamentosa :- Analgetik & NSAID
- Pelemas otot
- Kortikosteroid oral
3. Terapi fisik : - Diatermi/kompres panas/dingin
- Korset lumbal
- Latihan
• Indikasi dilakukannya injeksi kortikosteroid
jika terapi konservatif dan obat-obatan oral
tidak berhasil. Penyuntikan kortikosteroid
diruang epidural. Biasanya penderita yang
dilakukan injeksi kortikosteroid akan
menimbulkan perbaikan dalam jangka panjang
sebesar 50%
Tindakan operasi
• Laminectomy, yaitu tindakan
operatif membuang lamina
vertebralis, dapat dilakukan
sebagai dekompresi terhadap
radix spinalis yang tertekan
atau terjepit oleh protrusi
nukleus pulposus
PROGNOSIS
• Sebagian besar pasien akan membaik dalam 6 minggu dengan terapi konservatif.
• Sebagian kecil à berkembang menjadi kronik meskipun sudah diterapi.
• Pada pasien yang dioperasi : 90% à membaik terutama nyeri tungkai, kemungkinan
terjadinya kekambuhan adalah 5%
BAB.3
KESIMPULAN
Hernia nukleus pulposus adalah suatu kondisi dimana menonjolnya sebagian atau seluruh
bagian dari sentral nukleus pulposus kedalam kanalis vertebralis akibat degenerasi dari
anulus fibrosus korpus intervertebralis, yang menyebabkan sakit punggung dan kaki
akibat iritasi akar saraf tersebut. Arah prolaps atau penonjolan hernia nukleus pulposus
lumbal biasanya ke arah postero sentral atau posterior dan postero lateral. Tetapi lebih
banyak yang mengarah ke posterolateral. Faktor resiko dari Hernia nukleus pulposus
terdiri dari faktor resiko yang tidak dapat di modifikasi, berupa usia, jenis kelamin serta
riwayat HNP, sedangkan yang dapat di modifikasi adalah aktivitas (duduk lama), olahraga
yang tidak teratur, batuk lama dan merokok. Diagnosis HNP dapat ditegakkan dengan
anamnesis, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang berupa foto polos vertebra,
myelografi, MRI, EMG, pemeriksaan laboratorium serta pungsi lumbal. Untuk
penatalaksanaan dari hernia nukleus pulposus dapat berupa terapi konservattif dan juga
terapi operatif, untuk terapi operatif tergantung dari keparahan dari HNP tersebut.
Daftar Pustaka
1. 1.Viere RG. Elderly Patients. In: Cole AJ, Herring SA, editors. The Low back pain handbook: a guide for the practicing clinician. 2nd
ed. Philadelpia, PA : hanley & Belfus;2003. P. 43-52
2. 2.Jordan J, Konstantinou K, O’Dowd J. Herniated lumbar disc. BMJ Clin Evid. 2009;2009:pii–1118.
3. 3.Marquardt CA, Cole AJ, Herring SA, MI, Stratton S. Clinical presentation and diagnostic subsets. In: Cole AJ, Herring SA, editors.
The low back pain handbook: a guide for the practicing clinician. Philadelphia, PA: Hanley & Belfus; 2003.p.95-115
4. 4.Malanga GA, Nadler SF, Agesen T. Epidemiology. In: Cole AJ, Herring SA, editors. The low back pain handbook: a guide for the
practicing clinician. 2nd ed. Philadelphia, Pa: Hanley & Belfus; 2003, p. 1-7
5. 5.Fast A. Low back pain during pregnancy. In: Cole AJ, Herring SA, editors. The low back pain handbook: a guide for the practicing
clinician. Philadelphia, Pa: Hanley & Belfus; 2003, p. 405-12
6. 6.Ikhsanawati Annisa, Tiksnadi B. Herniated Nucleus Pulposus in Dr.Hasan Sadikin General Hospital Bandung. Althaea Medical
Journal. 2015;2
7. 7.Gilroy J. Basic Neurology. 3rd ed. The McGraw Hill Companies, Inc. United States of America. 2000;574-75
8. 8.Shanker H, M.B.B.S, Scarlett A.J. M,D. Abram E. S,M.D. Anatomy and pathophysiology of Intervertebral Disc Disease; 2009. 67-
75
9. 9.Engstrom JW. Back and Neck pain In Harrison’s Principle of Internal Medicine. 16th edition. McGraw-Hill. 2000
10. 10.Kelley LA. In neck to neck competition are women more fragile? Clin Orthop. 2000;(372):123-30
11. 11.Ryan. S, McNicholas M, Eustace S. 2004. Anatomy for diagnostic imaging. 2 Edition. Philadelphia: Saunders
12. 12.http://www.orthobullets.com/spine/2035/lumbar-disc-herniation?expandLeftMenu=true
13. 13.Hyolyun R. Correlations between and absolute rotation angle, anterior weight bearing, range of flexion and extension motion in
Herniated Nucleus Pulposus. J.Phys.Ther.Sci. 22:447-450
14. 14.Louis J. Herniated Nucleus Pulposus. https://medlineplus.gov/ency/article/000442.htm. 2010
15. 15.Rasjad, Chairuddin. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi, Edisi 4. cetakan ke-VIII. Jakarta: Yarsif Watampone, 2015. 276-9.
16. 16.Radharkhrisnan K. 1994. Epidemiology of lumbal radiculopathy. Brain 117 pt: 325-35
17. 17.Raj PP. Intervertebral Disc : Anatomy Physiology Treatment.2008; 19-21
18. 18.Fardon DF, Milette PC. Nomenclature and classification of lumbar disc pathology: recommendations of the Combined Task Forces
of the North American Spine Society, American Society of Spine Radiology, and American Society of Neuroradiology. Spine
2001;26:E93–E113
19. 19.Anderson PA, McCormick PC, Angevine PD. Randomized controlled trials of the treatment of lumbar disk herniation: 1983–2007.
J Am Acad Orthop Surg. 2008;16:566–573
20. 20.D. Scott Kreier. Clinical Guidelines for Diagnosis and Treatment of Lumbar Disc Herniation with Radiculopathy. 2012