Pembimbing :
dr. Muharramsyah Rambe, Sp.B FINACS
DEFINISI HERNIA
INSPEKSI : Tampak benjolan misalnya dilipatan paha simetris atau asimetris pada
posisi berdiri. Apabila tidak didapatkan benjolan, penderita diminta batuk atau mengejan.
Tanda-tanda radang ada atau tidak.
PALPASI : Dilakukan dalam keadaan ada benjolan hernia, bila tidak tampak
benjolan penderita diminta mengejan.Tentukan konsistensinya. Lakukan reposisi (bisa
masuk atau tidak).
a. Pemeriksaan Laboraturium
- Pada pasien yang sudah mengalami strangulasi biasanya akan ditemukan
Leukocytosis dengan shift to the left .
- Pemeriksaan elektrolit, BUN, kadar kretatinin
- Test urinalisis
b. Pemeriksaan Radiologis
KOMPLIKASI
1. Terjadi perlekatan antara isi hernia dengan kantong hernia
2. Terjadi penekanan pada cincin hernia, akibatnya makin banyak usus yang
masuk.
3. Bila incarcerata dibiarkan, maka timbul edema sehingga terjadi penekanan
pembuluh darah dan terjadi nekrosis.
4. Bila terjadi penyumbatan dan perdarahan akan timbul perut kembung, muntah
dan obstipasi.
5. Bila isi perut terjepit dapat terjadi: shock, demam, asidosis metabolik, abses.
PENATALAKSANAAN
NON OPERATIF
Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan
melakukan reposisi dan pemakaian penyangga atau
penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang telah
direposisi.
OPERATIF
1. Herniotomy, dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke
lehernya. Kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan jika ada pelekatan, lalu
kemudian direposisi. Kantong hernia dijahit-ikat setinggi mungkin lalu
dipotong.
2. Hernioplasty, dilakukan tindakan memperkecil anukus inguinalis
internus dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Hernioplasti
lebih efektif mencegah terjadinya residif dibandingkan dengan herniotomi.