Anda di halaman 1dari 20

REFERAT

PROLAPSUS REKTUM
Dokter Pembimbing :
dr. Mizar Erianto, Sp. B

Presentan:
Afridita Syafiona

SMF ILMU BEDAH


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
RS. PERTAMINA BINTANG AMIN LAMPUNG
2016
Definisi
Keluarnya mukoa maupun seluruh
ketebalan dinding rektum melalui
anus.
Apabila yang keluar tersebut terdiri
dari semua lapisan dinding rektum
disebut prosidensia.
Epidemiologi

Pria : Wanita 1 : 6
Kejadian pada Wanita 80 - 90 %
Pada anak-anak usia < 3 tahun
Etiologi
Dewasa
kurangnya daya tahan jaringan penunjang rektum
(mesenterium dorsal, lipatan peritoneum, fasia pelvis
parietalis, m. levator rektum dan m. puborektalis) yang
biasanya disertai dengan peningkatan tekanan
intraabdomen

Anak
Kelainan bawaan Paresis sfingter
Obstipasi Kronik
Kebiasaan menahan BAB terlalu lama pada saat bermain
Patofisiologi
Prolaps rektum merupakan
pergeseran hernia akibat defek pada
fasia panggul. (Sliding Hernia)

Prolaps rektum dimulai sebagai


intususepsi internal yang melingkar
dari rektum mulai 6-8 cm proksimal
ambang anal.
Anamnesis
Massa yang menonjol melalui anus.
Awalnya, massa menonjol dari anus
setelah buang air besar dan biasanya
tertarik kembali ketika pasien berdiri
Seiring berjalannya waktu menjadi
prolaps kontinu
Nyeri
Inkontinensia alvi
Pemeriksaan Fisik
Penonjolan mukosa rektum
Penebalan konsentris cincin mukosa
Terlihat adanya linea dentata
Ulkus rektum soliter (10-25%)
Penurunan tonus sfingter anal
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan imaging
Barium enema dan kolonoskopi
Video defekografi
Rigid proctosigmoidoscopi
Manometri
Penatalaksanaan
Medikamentosa
Agen bulking
Pelunak tinja
Supositoria
Non-medikamentosa
Diet serat untuk memperlancar defekasi
Reposisi manual
Bokong dirapatkan
Defekasi terlentang
Operatif
Abdominal Perineum Prosedur
Prosedur
Memiliki tingkat Angka kekambuhan
kekambuhan lebih lebih tinggi
rendah Mengurangi kapasitas
Menjaga kapasitas penyimpanan rektum
penyimpanan rektum Untuk pasien > 50
Untuk pasien < 50 tahun
tahun Morbiditas lebih rendah
Morbiditas lebih tinggi
Abdominal Prosedur

Rektopeksi
Dilakukan lewat laparotomi
Rektum dimobilisasi dari panggul,
dibebaskan dari jaringan sekitarnya
Ditarik ke atas lalu difiksasi di sakrum
Fiksasi dengan menggunakan :
i. teflon/mersilen/marlex (ripstein procedure)
ii. Ivalon sponge
iii. Jahit langsung
Reseksi anterior
Dilakukan sigmoidektomi, lalu kolon
desendens di anastomosis dengan sisa
rektum.

Reseksi retopeksi
Merupakan kombinasi dari reseksi
anterior dan retopeksi Prosedur
Frykman-Goldberg
Perineum Prosedur

Perineal rectosigmoidectomy
Altmeir procedure : seluruh ketebalan
sigmoid, rektum dieksisi 1-2 cm dari garis
dentate
Delorme procedure : hanya mukosa

Transsacral rectosigmooidectomy
Operasi dilakukan lewat bagiand epan
sacral
Thiers methode
Digunakan pita teflon subkutan
mengelilingi anus, sehingga
menyebabkan kontriksi.
Penyulit : impaksi feses, infeksi, erosi
pita ke dalam rektum.
Komplikasi
Infeksi
Pendarahan
Perlukaan usus
Kebocoran anastomosis
Perubahan fungsi kandung kemih
dan seksual
Konstipasi.
Prognosis
Prognosis umumnya baik dengan pengobatan
yang tepat.
Mortalitas pasca operasi rendah, namun tingkat
kekambuhan bisa setinggi 15%, terlepas dari
prosedur operasi yang dilakukan.
Komplikasi operasi lebih tinggi untuk operasi
per abdominal, dengan tingkat kekambuhan
yang lebih rendah, sebaliknya untuk operasi
perineum, yang memiliki tingkat komplikasi
yang lebih rendah, tetapi kekambuhan lebih
tinggi.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai