PROLAPSUS REKTUM
Dokter Pembimbing :
dr. Mizar Erianto, Sp. B
Presentan:
Afridita Syafiona
Pria : Wanita 1 : 6
Kejadian pada Wanita 80 - 90 %
Pada anak-anak usia < 3 tahun
Etiologi
Dewasa
kurangnya daya tahan jaringan penunjang rektum
(mesenterium dorsal, lipatan peritoneum, fasia pelvis
parietalis, m. levator rektum dan m. puborektalis) yang
biasanya disertai dengan peningkatan tekanan
intraabdomen
Anak
Kelainan bawaan Paresis sfingter
Obstipasi Kronik
Kebiasaan menahan BAB terlalu lama pada saat bermain
Patofisiologi
Prolaps rektum merupakan
pergeseran hernia akibat defek pada
fasia panggul. (Sliding Hernia)
Rektopeksi
Dilakukan lewat laparotomi
Rektum dimobilisasi dari panggul,
dibebaskan dari jaringan sekitarnya
Ditarik ke atas lalu difiksasi di sakrum
Fiksasi dengan menggunakan :
i. teflon/mersilen/marlex (ripstein procedure)
ii. Ivalon sponge
iii. Jahit langsung
Reseksi anterior
Dilakukan sigmoidektomi, lalu kolon
desendens di anastomosis dengan sisa
rektum.
Reseksi retopeksi
Merupakan kombinasi dari reseksi
anterior dan retopeksi Prosedur
Frykman-Goldberg
Perineum Prosedur
Perineal rectosigmoidectomy
Altmeir procedure : seluruh ketebalan
sigmoid, rektum dieksisi 1-2 cm dari garis
dentate
Delorme procedure : hanya mukosa
Transsacral rectosigmooidectomy
Operasi dilakukan lewat bagiand epan
sacral
Thiers methode
Digunakan pita teflon subkutan
mengelilingi anus, sehingga
menyebabkan kontriksi.
Penyulit : impaksi feses, infeksi, erosi
pita ke dalam rektum.
Komplikasi
Infeksi
Pendarahan
Perlukaan usus
Kebocoran anastomosis
Perubahan fungsi kandung kemih
dan seksual
Konstipasi.
Prognosis
Prognosis umumnya baik dengan pengobatan
yang tepat.
Mortalitas pasca operasi rendah, namun tingkat
kekambuhan bisa setinggi 15%, terlepas dari
prosedur operasi yang dilakukan.
Komplikasi operasi lebih tinggi untuk operasi
per abdominal, dengan tingkat kekambuhan
yang lebih rendah, sebaliknya untuk operasi
perineum, yang memiliki tingkat komplikasi
yang lebih rendah, tetapi kekambuhan lebih
tinggi.
Terima Kasih