Anda di halaman 1dari 18

SMALL GROUP LEARNING (SGL)

PROLAPS RECTI
MPPD : Muhammad Adzan AL Qadri
Pembimbing : dr. Ferdian Hidayat, Sp.B-KBD

DEPARTEMEN ILMU BEDAH


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KHAIRUN
Anatomi & Histologi
• Canalis ani berasal dari
invaginasi ectoderm, sedangkan
rectum berasal dari endoderm.

• Karena pebedaan asal ini, maka


terdapat pula perbedaan pada
epitel pelapisnya dan
vaskularisasinya.
Proses Defekasi
Proses defekasi terdiri dari 4 periode :

• Pergerakan dari feces ke dalam recti (organ storage).

• Rectal-anal inhibitory reflex (relaksasi involunter internal sphincter -> distensi rectum).

• Relaksasi volunter dari m. external sphincter, pelvic floor, m. puborectal dan sphincter external
mengikuti isi rectum ke canalis anal dan keluar.

• Peningkatan tekanan intra abdomen volunteer menggunakan diafragma dan dinding perut untuk
menyelesaikan defekasi.
Definisi
• Prolaps rectal adalah penonjolan mukosa rectum
(parsial) atau dinding rectum (ketebalan penuh) dari
anus.

• Prosidensia atau prolaps rectum berupa keluarnya


seluruh tebal dinding rectum harus dibedakan pada
prolaps mukosa yang terjadi pada hemoroid interna.

• Klasifikasi prolaps rectal terbagi menjadi 3, yaitu :


occult prolaps recti, prolaps rectal parsial
(instusussepsi), dan prolaps recti komplit
(prosidensia).
Klasifikasi
• Occult prolaps recti, prolaps mukosa rectum tanpa dinding otot menyertai
dibelakangnya. Mukosa tipis dan rentan untuk robek.

• Prolaps recti partial (intusussepsi), bila mukosa dinding rectum keluar dari
Occult prolaps recti
anus yang secara umum diproyeksikan 2-4 cm. Ditandai rectum runtuh
tetapi tidak keluar dari rectum atau menonjol dari anus.

• Prolaps recti complete (prosidensia), bila seluruh lapisan dinding rectum


mengalami protrusi melalui anus sepanjang 12 cm. Yang paling serius dari
prolaps rectum komplit adalah ketebalan penuh dan menggambarkan
keruntuhan serta penonjolan rectum seluruh dari sfingter ani.
Complete prolaps recti
Epidemiologi
Jenis Kelamin
Rasio perempuan dan laki-laki yaitu 6 : 1.
Sekitar 60-80% kejadian terjadi pada
Wanita.

Usia
Pada laki-laki kejadian tidak berhubungan
dengan usia, umumnya terjadi pada anak
<3 tahun.
Etiologi
Etiologi prolaps hingga saat ini penyebab pastinya belum diketahui. Namun ada beberapa penyebab
yang menjadi faktor terjadinya prolaps recti antara lain :

• Etiologi diesebabkan oleh intususepsi


• Cul De Sac yang dalam
• Diastasis dari levator, redundan rectosigmoid, stretching dan denervasi dari anal sphincter
• Hilangnya posisi horizontal rectum dari sacral dan pelvic attachment
• Kehilangan suppot ke uterus, bladder dan perineal descent.
Abnormalitas Anatomi
• Anbnormalitas dari rectovaginal atau deep retrovesical pouch.
• Kelemahan dan atonik otot-otot pelvis
• Kelemahan pada fiksasi normal dari rectum ke sacrum ke arah
posterior dan suatu elongasi mesorectum.
• Redundansi rectosigmoid dan colon sigmoid
• Kelemahan dan atonik sfingter atau otot levator dan ligament
lateral.
• Kelemahan puborectalis dengan dan kehilangan sudut (acute
angle) -> rectum dan anus terdorong ke anterior.
Morbiditas
• Faktor predisposisi : Peningkatan tekanan intra abdominal Ketika
mengedan, diare, keganasan, malnutrisi (hilangnya bantalan lemak
pada ischiorectal).
• Kebanyakan timbul dan reduksi secara spontan.
• Kegagalan reduksi -> stasis vena, edema, ulkus.
• Prolaps yang berlangsung lama -> proctitis.
• Angka kejadian meningkat pada :
 Usia > 60 tahun
 Wanita, termasuk yang berusia tua
 Pasien psikiatri yang diberikan obat psikotropik
 Wanita yang sudah menjalani histerektomi
 Penderita dengan cedera tulang belakang Proctitis
Manifestasi Klinis
• Rasa tidak nyaman di sekitar anorectal selama defekasi / BAB
• Kesulitan dalam memulai defekasi
• Sensasi defekasi terhambat
• Perasaan defekasi tidak lancer dimana terasa masih tersisa feces
• Mukosa rectum Kembali dengan atau tanpa disertai nyeri
• Perdarahan
• Diare
• Konstipasi Berat
• Proktitis pada pasien dengan irritable bowel syndrome
Diagnosis
Anamnesis : Pemeriksaan Fisik :
• Pada orang dewasa, awalnya prolaps masih • Massa yang menonjol terlihat lipatan mukosa
kecil dan makin lama bertambah besar. konsentrik radier, seluruh ketebalan dinding dapat
• Prolaps bertambah besar karena edema, dirasakan, mukosa merah muda dan mengkilat.
sehingga semakin besar dan tidak dapat • Ulserasi rectum dan penurunan tonus sfingter ani.
dimasukkan lagi karena rangsangan dan • Kronis -> Dapat ditemukan lender akibat iritasi.
bendungan mucus.
• Pada anak-anak kadang tanpa disertai
dengan rasa nyeri.
• Keluarnya darah.
Pemeriksaan Penunjang

• Laboratorium : Pemeriksaan
feces lengkap dan darah lengkap
• Barium enema
• Defecography
• Test Manometri Anorectal
• Test Sitz Marker
• Rigid Proctosigmoidoskopi
• Kolonoskopi
Test Sitz Marker Barium Enema Defecography
Penatalaksanaan Konservatif
Terapi / Tatalaksana Konservatif :

• Prolaps recti dini pada anak-anak, prolaps recti interna (hemoroid) dan prolaps recti
mukosa yang masih dini dapat diberi obat-obatan yang dapat melembutkan feces atau
laksansia serta pemberian diet tinggi serat.

• Reposisi manual dilakukan dengan ataupun tanpa sedasi ringan atau local anesthesy
menggunakan jelly.
Tatalaksana Operatif

Pembedahan prolaps recti dilakukan dengan pendekatan abdominal, perineal, maupun


laparoscopy. Prosedur abdominal memiliki risiko kekambuhan yang minimal namun morbiditas
tinggi. Pasien dengan usia lanjut sebaiknya dilakukan pendekatan perineal karena risiko morbiditas
yang rendah, sedangkan pada pasien muda sebaiknya dilakukan pendekatan abdominal.
Teknik Pembedahan (Operatif)

Circuler Muscle Procedure Dolarme Procedure Roscoe Graham Procedure

Anterior Recection
Rectopexy
Circumferential incision of mucosa
Perawatan Post-Operatif
• Pasien yang dilakukan pendekatan perineal dengan komplikasi nyeri yang minimal dan waktu
perawatan yang relative singkat.

• Pasien dipuasakan 12 – 24 jam, kemudian diberikan cairan per-oral secara bertahap sampai
diberikan diet yang teratur.

• Fungsi usus lebih cepat pulih dan pasien dapat dipulangkan 24 – 72 jam setelah operasi.

• Pada pasien dengan pendekatan transabdominal biasanya memiliki keluhan ileus dan nyeri,
diberikan cairan intravena dan nutrisi parental sampai ada tanda-tanda kembalinya fungsi
usus normal, maka diet per oral dapat diberikan.
Komplikasi, Diagnosa Banding, & Prognosis
Komplikasi :
+ Ulcus mukosa
+ Necrosis dinding rectum
+ Perdarahan
+ Infeksi
+ Trauma usus, dll.

Diagnosa Banding : Hemoroid, Invaginasi, & Carcinoma rectum.

Prognosis : Resolusi spontan biasanya terjadi pada anak-anak, pasien dengan


usia 9 bulan hingga 3 tahun hanya membutuhkan penanganan konservatif.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai