Anda di halaman 1dari 51

Grand Case

Invaginasi
Preseptor:
dr. H. Jon Effendi, Sp.B Sp.BA

Presentator :
Raihandi Putra 1310311011

Kepaniteraan Klinik Bedah Fakultas Kedokteran Universitas


Andalas
Bab 1 : Pendahuluan
Latar belakang

Invaginasi adalah suatu keadaan gawat darurat


akut dibidang ilmu bedah dimana suatu segmen
usus masuk kedalam lumen usus bagian
distalnya sehingga dapat menimbulkan gejala
obstruksi dan pada fase lanjut apabila tidak
segera dilakukan reposisi dapat menyebabkan
strangulasi usus yang berujung pada perforasi
dan peritonitis.
• Insiden :
70% terjadi pada usia < 1 tahun tersering usia
6-7 bulan, anak laki-laki lebih sering
dibandingkan anak perempuan.
Batasan Masalah

Grand case ini membahas definisi,


epidemiologi, etiologi,gejala klinis diagnosis
dan tatalaksana serta telaah kasus dari
invaginasi
Tujuan Penulisan

Grand case ini terutama ditujukan kepada


dokter muda yang nantinya akan menjadi
dokter umum, sebagai ujung tombak dalam
mengenal dan menatalaksana kasus
invaginasi di pelayanan kesehatan primer.
Metode Penulisan
• Grand Case ini ditulis dengan
menggunakan metode tinjauan pustaka
yang merujuk dari berbagai literatur. 
Bab 2 : Tinjauan Pustaka
Definisi
• Invaginasi adalah suatu keadaan gawat
darurat akut dibidang ilmu bedah dimana
suatu segmen usus masuk kedalam lumen
usus bagian distalnya sehingga dapat
menimbulkan gejala obstruksi dan pada
fase lanjut apabila tidak segera dilakukan
reposisi dapat menyebabkan strangulasi
usus yang berujung pada perforasi dan
peritonitis.
Epidemiologi

• umumnya usia dibawah 1 tahun, dan frekuensinya menurun

usia dengan bertambahnya usia

jenis • perbandingan antara laki-laki dan perempuan 3:2

kelamin
• bulan Maret – Juni, September – Oktober menunjukkan angka

waktu yang tinggi


• musim kemarau dan musim penghujan dimana pada musim-musim
tersebut insiden infeksi saluran dan gastroenteritis meninggi.
Etiologi

infantile idiopathic peradangan virus adeno


intussusception. virus dan reovirus

divertikel meckeli,
polyposus neoplasma
(leimioma dan post operative
leiomiosarkoma), intussuseption.
haemangioma, dan
lymphoma.
Klasifikasi

Gambar 1. Macam invaginasi: A. Ileo-Colica, B. Ileo-ileal, dan C. Ileo-caecal


Patogenesis
• Suatu segmen usus berikut mesenterium
atau mesokolon masuk ke lumen usus
bagian distal oleh suatu sebab
• proses obstruksi usus strangulasi berupa
rasa sakit dan perdarahan peranal
• Sakit mula-mula hilang timbul kemudian
menetap dan sering disertai rangsangan
muntah.
• Darah yang keluar peranal merupakan
darah segar yang bercampur lendir
Manifestasi Klinis
• Anak atau bayi yang tiba-tiba
menangis kesakitan • invaginasi yang belum terjadi
• Serangan nyeri perut datangnya gangguan pasase isi usus
berulang-ulang dengan jarak
secara total, anak masih
waktu 15-20 menit, lama
serangan 2-3 menit
dapat defekasi tetapi
biasanya terjadi diare
• nyeri perut diikuti dengan
muntah berisi cairan dan ataupun feses yang lunak,
makanan yang ada di lambung kemudian feses bercampur
• Sesudah beberapa kali serangan darah segar dan lendir,
dan setiap kalinya memerlukan kemudian defekasi hanya
tenaga, maka di luar serangan si berupa darah segar
penderita terlihat lelah dan lesu bercampur lendir tanpa feses
dan tertidur sampai datang
serangan kembali.
manifestasi klinis
• teraba gumpalan usus yang • Oleh karena perut kembung
terlibat invaginasi sebagai maka massa tumor tidak dapat
suatu massa tumor berbentuk diraba lagi dan defekasi hanya
sosis di dalam perut di bagian berupa darah dan lendir.
kanan atas, kanan bawah, • Apabila keadaan ini berlanjut
atas tengah atau kiri bawah terus akan dijumpai muntah
• lebih mudah teraba pada feses, dengan demam tinggi,
waktu terdapat peristaltik, asidosis, toksis dan
sedangkan pada perut bagian terganggunya aliran pembuluh
kanan bawah teraba kosong darah arteri
• disebut “dance’s sign” ini • Pada segmen yang terlibat
akibat caecum dan kolon menyebabkan nekrosis usus,
terdorong ke distal, ikut proses ganggren, perforasi, peritonitis
invaginasi umum, syok dan kematian
Diagnosis
• Anamnesis: TRIAS
1) Nyeri perut yang bersifat kolik, 2) Muntah, dan 3) Berak
lendir darah (red currant jelly = selai kismis merah)
• Pemeriksaan fisik:
Abdomen
i= distensi
pal= dance sign
RT
1) Tonus sfingter ani melemah, 2) Mungkin invaginat dapat
diraba berupa massa seperti portio/pseudo portio (portio
like appearance), dan 3) Bila jari di tarik, maka akan keluar
darah bercampur lendir (Currant jelly stool’s)
pemeriksaan penunjang
• Foto polos
abdomen 3 posisi
akan ditemukan
tanda-tanda
obstruksi dengan
gambar “air-fluid
levels” dan
distribusi udara
dalam usus tidak
merata
Barium enema
• gambaran
“cupping” dan
“coilspring”
USG
• gambaran target
sign (doughnut
sign) pada
potongan
melintang
invaginasi dan
pseudo kidney sign
pada potongan
longitudinal
invaginasi
Tatalaksana

Bedah Barium enema


• Reposisi manual dapat dilakukan • Reduksi dengan barium enema
dengan cara milking yaitu merupakan terapi awal pada
gerakan seperti memerah susu invaginasi pada anak, namun
dengan tujuan untuk kontroversi terhadap terapi ini
mengeluarkan invaginat masih terus diperdebatkan
• . Reseksi usus dilakukan bila • Reduksi invaginasi dengan
telah terjadi perforasi atau nonoperatif telah menunjukkan
ganggren pada invaginat, lama rawat inap, pemulihan yang
kemudian dilakukan lebih cepat, mengurangi biaya
anastomosis bila rumah sakit, dan mengurangi
memungkinkan, bila tidak kompilkasi yang berhubungan
mungkin dilakukan dengan operasi abdomen.
“eksteriorisasi” atau ileostomi.
Kontraindikasi barium enema

Adanya tanda
obstruksi usus yang Gejala invaginasi
Dijumpai tanda-tanda
jelas baik secara klinis sudah lewat dari 24
peritonitis.
maupun pada foto jam
abdomen.

Dijumpai tanda – Usia penderita


tanda dehidrasi berat dibawah 1 tahun.
Persiapan melakukan barium enema
• dalam keadaan tenang tidak menangis atau
gelisah karena kesakitan oleh karena itu
pemberian sedatif sangat membantu
• Kateter yang telah diolesi pelicin dimasukkan ke
rektum dan difiksasi dengan plester,
• melalui kateter bubur barium dialirkan dari
kontainer yang terletak 3 kaki di atas meja
penderita dan aliran bubur barium
• dideteksi dengan alat fluoroskopi sampai
meniskus intussusepsi dapat di identifikasi dan
dibuat foto
• Meniskus sering dijumpai pada kolon
transversum dan bagian proksimal kolon
descendens.
• Bila kolom bubur barium bergerak maju
menandai proses reduksi sedang
berlanjut, tetapi bila kolom bubur barium
berhenti dapat diulangi 2-3 kali dengan
jarak waktu 3-5 menit
Reduksi dikatakan gagal apabila
• tekanan barium dipertahankan selama 10-
15 menit tetapi tidak dijumpai kemajuan
Reduksi dikatakan berhasil apabila
• - Rectal tube ditarik dari anus maka bubur
barium keluar dengan disertai massa
feses dan udara.
• - Pada fluoroskopi terlihat bubur barium
mengisi seluruh kolon dan sebagian usus
halus, jadi adanya refluks ke dalam ileum.
• -Hilangnya massa tumor di abdomen.
• - Perbaikan secara klinis pada anak dan
terlihat anak menjadi tertidur serta norit
test positif.
Bab 3 : Laporan Kasus
Identitas Pasien
• Identitas Pasien
• Nama : By. A
• Jenis Kelamin: Laki-laki
• Umur : 8 bulan
• Pekerjaan : -
• Suku Bangsa: Minangkabau
• Alamat : Kambang Timur, Pesisir
Selatan
Anamnesis :

Keluhan utama
• BAB lendir campur darah sejak 3 hari sebelum masuk
rumah sakit.
Riwayat Penyakit Sekarang
• BAB lendir campur darah sejak 3 hari sebelum masuk
rumah sakit.
• Awalnya anak menangis tiba-tiba kemudian diam dan
tertidur, terbangun tiba tiba menangis kembali.
• Muntah (+) sejak 1 hari SMRS, warna kehijauan
• Riwayat perut kembung sejak 1 hari yang lalu
• Demam tidak ada.
• Tidak ada perubahan jenis makanan
Anamnesis

Riwayat Penyakit Dahulu


• Pasien belum pernah mengalami
keluhan seperti ini sebelumnya

Riwayat Penyakit Keluarga


• Tidak ada keluarga yang mengalami
penyakit yang sama seperti pasien
Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : Sakit sedang


Kesadaran : Somnolen
Nadi : 126 x/menit
Nafas : 26x/menit
Suhu : 37 0C
VAS :5
Berat Badan : 7,4 Kg
Status Gizi : Normoweight
Status Generalisata

• Kulit: tidak ada kelainan


• KGB: tidak ada kelainan
• Kepala : tidak ada kelainan
• Rambut : tidak ada kelainan
• Mata : tidak ada kelainan
• Telinga : tidak ada kelainan
• Hidung : tidak ada kelainan
• Mulut : tidak ada kelainan
• Leher : tidak ada kelainan
• Toraks : tidak ada kelainan
• Abdomen :Status lokalis
• Punggung :tidak ada kelainan
• Genitalia : tidak ada kelainan
• Anus :tidak ada kelainan
• Ekstremitas :refilling kapiler <2 detik,
akral hangat
status lokalis

-Abdomen
• I : Distensi (+), darm contour (-),
darm steifung (-)
• A : Bising usus (+) meningkat
• Pal : Muscle rigid (-), dance sign (+)
• RT : pseudo portio (-)
• H/S : darah (+), lendir (+), feses (+)
foto klinis
feses berlendir berdarah
pemeriksaan laboratorium
• Hb : 10,9 g/dl
• Leukosit : 7.400/mm3
• Na : 135 mmol/L
• K : 4,1 mmol/L
• Cl : 103 mmol/L CRP (Kualitatif) (+)
• Kesan : Anemia ringan
pemeriksaan penunjang

foto polos abdomen foto true lateral

Kesan: Dilatasi usus Kesan: Air Fluid level


USG

Kesan: Donat Sign


• DIAGNOSIS Kerja
• Obstruksi usus mekanik letak tinggi ec susp invaginasi
•  
• PENATALAKSANAAN
• −Laparatomi + milky procedure
• −NGT + kateter urin
• −IVFD D5 1/2 N5, maintanance 740cc/24 jam, rehidrasi 6
jam pertama 410cc, 18 jam kedua 780cc
• −ML TKTP
• −Inj. Sefotaxim 2x200mg
• −Inj ranitidin 2x1/3 amp
• −Paracetamol 4x100 mg PO
Laporan Oprasi
• Posisi supine dalam general anastesi
• Desinfeksi lapangan operasi
• Insisi tranverse atas pusat, buka
kutis,subkutis, fascia, muscle cutting, buka
peritoneum.
• tampak intususepsi ileocolica
• Lakukan milky prosedur, nilai usus, kesan
viabel
• Rawat perdarahan, jahit luka operasi.
Diagnosis
• Intussusepsi ileocolica
Bab 3 : Diskusi
anamnesis teori
• BAB lendir campur darah • dikarenakan adanya proses
obstruksi usus strangulasi berupa
sejak 3 hari sebelum masuk rasa sakit dan perdarahan peranal
rumah sakit • Sakit mula-mula hilang timbul
• anak menangis tiba-tiba kemudian menetap dan sering
disertai rangsangan muntah.
kemudian diam dan tertidur,
• sakit yang hilang timbul digambarkan
terbangun tiba tiba menangis dari anak yang tiba tiba menangis
kembali. lalu diam
• Muntah (+) sejak 1 hari • Muntah berwarna hijau dikarenakan
terjadinya ileus obstruksi sehingga
SMRS, warna kehijauan
muntah tercampur dengan cairan
• Riwayat perut kembung empedu.
sejak 1 hari yang lalu
pemeriksaan fisik teori
• dikarenakan akibat invaginasi yang
• distensi pada menyebabkan ileus obstruksi
• Proses invaginasi yang belum terjadi
abdomen, gangguan pasase isi usus secara total,
anak masih dapat defekasi tetapi
• bising usus biasanya terjadi diare ataupun feses
yang lunak,
meningkat, • bagian leher intususeptum akan terjepit
dan mesenterium ikut tertarik
• dan dancing sign (+) menyebabkan bendungan aliran vena
dan limfe, terjadi edem dan disertai
• RT: darah dan lendir laserasi mukosa, lama kelamaan akan
terganggu aliran darah arteri sehingga
pada feses pasien terjadi iskemik dan nekrosis sehinga
mengeluarkan darah dan lendir(red-
currant jelly stool).
pemeriksaan fisik teori
• distensi pada • Dancing sign yaitu
abdomen, didapatkan massa
• bising usus berbentuk lonjong
meningkat, seperti sosis
• dan dancing sign (+)
dikuadran kanan
• RT: darah dan lendir
atas dan teraba
pada feses pasien
kosong di kuadran
kanan bawah
TRIAS

Nyeri perut yang


Muntah
bersifat kolik

Berak lendir darah


(red currant jelly =
selai kismis
merah)
pemeriksaan lanjutan
pemeriksaan
laboratorium teori
• hemoglobin menjadi 10,9 g/dl • akibat feses yang
yang berarti anemia ringan
berdarah sehingga
• foto polos abdomen
didapatkan usus yang
terjadi anemia ringan
berdilatasi • akibat adanya
• foto polos true lateral obstruksi di bagian
didapatkan temuan air fluid ileocolica sehingga
level
usus halus didaerah
• USG, didapatkan kesan
donat sign.
proksimal menjadi
berdilatasi.
tatalaksana
• Reposisi manual dapat dilakukan
• laparatomi + milky dengan cara milking yaitu
procedure gerakan seperti memerah susu
dengan tujuan untuk
mengeluarkan invaginat.
• Reseksi usus dilakukan bila telah
terjadi perforasi atau ganggren
pada invaginat, kemudian
dilakukan anastomosis bila
memungkinkan, bila tidak
mungkin dilakukan
“eksteriorisasi” atau ileostomi.
• dekompresi
• Rehidrasi dan balance
• dipasang NGT cairan sebelum dilakukan
dan juga kateter tindakan reduksi
• terapi cairan • mencegah terjadinya
infeksi akibat adanya
• Antibiotik obstruksi,
• parasetamol • mengurangi rasa nyeri
yang dirasakan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai