EDH
Oleh :
Rahma Triani
204031018
Preseptor :
01 02 03 04
1
Pendahuluan
Epidural Hematom (EDH) keadaan emergency
terjadi tumpukan darah diantara tulang tengkorak
dengan duramater
1-5% dari kejadian cidera kepala
Menggunakan tinjauan
kepustakaan yang mengacu
pada berbagai literatur
Mengetahui definisi, epidemiologi, termasuk buku teks dan
etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, artikel ilmiah
diagnosis dan penatalaksanaan EDH.
Tinjauan
Pustaka
Anatomi Kepala
Kulit Kepala Tulang tengkorak
5 lapisan (SCALP • kubah (kalvaria)
dan basis kraniin.
• Tulang tengkorak
terdiri dari beberapa
tulang yaitu frontal,
parietal, temporal
dan oksipital
Meningens
tiga lapis: duramater,
arachnoid mater, dan
pia mater
Kompartemen Otak
intrakranial Perdarahan Otak Sistem
atas serebrum, batang
otak, dan serebellum dua arteri carotis interna dan Ventrikuler
Tentorium serebelli membagi dua arteri vertebralis. Keempat Ventrikel merupakan
kavitas intrakranial menjadi arteri ini beranastomosis pada suatu sistem yang
kompartemen supratentorial permukaan inferior otak dan merupakan ruang
(terdiri dari fosa kranii anterior membentuk sirkulus Willisi. yang berisi cairan LCS
dan fosa kranii media) dan
dan akuaduktus dalam
kompartemen infratentorial
otak.
(berisi fosa kranii posterior).
Fisiologi
Tekanan • Peningkatan tekanan intrakranial dapat menurunkan perfusi
serebral dan menyebabkan atau mengeksaserbasi iskemik.
• TIK normal (istirahat) 10 mmHg; >22 mmHg (tu menetap/refrakter
Intrakranial terhadap pengobatan outcome yang buruk
Perfusi Otak •nilai TPO < 70mmHg akan memberikan prognosa yang buruk
Doktrin Monro-Kellie dalam kompensasi intracranial
terhadap ekspansi massa.
Aliran darah di otak
Traumatic brain injury berat koma ditandai ADO merespon perubahan tekanan parsial
menurunnya ADO selama beberapa jam pertama
oksigen (PaO2) dan tekanan parsial karbon
setelah trauma.
Aliran darah serebral biasanya meningkat setelah 2 dioksida (PaCO2) darah kontriksi/dilatasi
sampai 3 hari berikutnya, tapi pada pasien yang injuri sekunder dapat terjadi dari
tetap koma ADO << normal selama beberapa hari hipotensi, hipoksia, hiperkapnia, dan
atau minggu setelah trauma tidak memenuhi
hipokapnia iatrogenik
kebutuhan metabolik otak segera setelah trauma
Iskemia serebral regional sd global
EPIDEMIOLOGI
kejadiannya 1-5 % dari seluruh pasien cedera kepala
EDH menjadi komplikasi pada trauma kepala 2% kasus yang
mencapai 40.000 kasus/tahunnya di Amerika Serikat .
perbandingan antara pria dan wanita 4:1
jarang terjadi pada usia kurang dari 2 tahun dan lebih dari 60
40%
tahun karena duramater sangat melekat erat pada tulang
calvaria.
Etiologi
• EDH utamanya disebabkan oleh gangguan struktur duramater
dan pembuluh darah kepala biasanya diakibatkan karena
fraktur.
• Pecahnya pembuluh darah, biasanya adalah arteri meningea
media yang kemudian mengalir ke dalam ruang diantara
duramater dan tengkorak.
• Kasus EDH 85% putusnya arteri meningea media,
perdarahan lain dapat disebabkan oleh pecahnya vena
meningeal media atau sinus dural dan fraktur yang
menyebabkan perdarahan dari diploeica (lubang yang mengisi
kalvaria kranii) yang berisi arteri dan vena diploeica.
Patogenesis - Patofisiologi
• cedera kepala perdarahan ke dalam ruang subarachnoid, rongga
subdural (subdural hematom) dan antara duramater dengan tengkorak
(epidural hematom) atau ke dalam substansi otak sendiri.
gaya kontak linear singkat ke tulang calvaria shearing stress perluasan hematoma biasanya dibatasi oleh
(tegangan geser) pemisahan antara periosteal duramater dari sutura karena perlekatan duramater yang ketat pada
tulang dan gangguan pembuluh darah struktur arteri/vena lokasi ini desakan oleh hematom dapat
terganggu perluasan hematoma yang cepat melepaskan duramater lebih lanjut dari tulang
kepala sehingga hematom dapat bertambah besar.
Patogenesis - Patofisiologi
Hematom yang membesar di daerah temporal tekanan pada lobus temporalis otak
ke arah bawah dan dalam bagian medial lobus mengalami herniasi di bawah
pinggiran tentorium tanda-tanda neurologik yang dapat dikenali oleh tim medis.
1. Tekanan dari herniasi unkus pada sirkulasi arteria yang mengurus formasi
retikularis di medulla oblongata hilang nya kesadara.
2. Tekanan pada saraf cranial ketiga (okolomotorius) di permukaan medulla
oblongata dilatasi pupil & ptosis kelopak mata.
3. Tekanan pada lintasan kortikospinalis yang berjalan naik pada daerah ini
kelemahan respons motorik kontralateral, refleks hiperaktif atau sangat cepat,
dan tanda babisnki +
Lucid interval
• Ketika kepala terbanting atau terbentur pingsan sebentar dan segera sadar kembali.
• Dalam waktu beberapa jam akan merasakan nyeri kepala yang progresif, + kesadaran yang
berangsur menurun.
• Masa antara dua penurunan kesadaran ini selama penderita sadar setelah terjadi kecelakaan disebut
lucid interval.
Late Hemiparesis
Defisit neurologis fokal
Pada saat pasien sadar (deserebrasi, kejang,
Pupil anisokor aphasia)
EDH
Tatalaksana awal dan evaluasi
A. B. C.
Airway Circulation
C-Spine
Breathing
Pola pernafasan nadi, tekanan darah,
Bebaskan jalan nafas
AGD tanda-tanda syok dan
kontrol perdarahan
PowerPoint
Presentation
D. E.
Exposure
Disability
Seluruh tubuh pasien
Resuscitation level kesadaran dan status diekspose untuk pemeriksaan
neurologis lain dan penanganan menyeluruh
AVPU
GCS
Tatalaksana awal dan evaluasi
Secondary Survey.
Lakukan pemeriksaan serial :
1. GCS
2. tanda lateralisasi
3. reaksi pupil PowerPoint
untuk mendeteksi kerusakan neurologis sedini mungkin. Presentation
Tatalaksana Definitif
Bedah
dekompresi dengan trepanasi sederhana dan kraniotomi untuk
mengevakuasi hematom
• NaCl 0.9%
• Fenitoin (loading dose 1 gr IV
• Manitol 10-15% infus 0.25-1gr/kgbb
• Saline hipertonik 3%-23.4%
• Barbiturat
• Dexametasone dosis 100 mg bolus yang diikuti dengan 4 mg
• hiperventilasi
Komplikasi dan prognosis
Herniasi subfalcine
Herniasi Batang otak
Infark serebral
perdarahan
PowerPoint
Presentation
Herniasi transtentorial
kelumpuhan n. III
ipsilateral
Primary Survey
1. Airway : bebas, spontan
2. Breathing : spontan, nafas 20 x/menit
3. Circulation : TD 146/86 mmHg, Nadi teraba
kuat angkat, teratur, Nd 85x/menit
4. Disability : GCS 15(E4M6V5), pupil isokor
3mm/3mm, RC +/+
Secondary Survey
1.Allergi : tidak terdapat riwayat alergi
2.Medication : riwayat penggunaan obat-obatan tidak ada
3.Past illness : riwayat hipertensi tidak ada, riwayat DM (-)
4.Last meal : Tidak diketahui
5.Event/Environment : lokasi jatuh di rumah saat merangkak
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
CK GCS 15 (E4M6V5)+EDH
temporal (D)+fraktur clavicula (s)
+otorrhea(s)
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
• Hb : 10.8 g/dl
• Leukosit : 12.000 mm3
Pemeriksaan Penunjang
CT Scan
Ro. thorax
DIAGNOSIS KERJA
• Cedera kepala GCS 15 (E4M6V5)
• Epidural Hematoma er Temporal
dextra
• Fraktur clavicula sinistra 1/3
tengah tertutup
• Anemia sangat ringan ec susp.
perdarahan
Tatalaksana
- Tirah baring, head of bed 30 0
- O2 3 liter/menit nasal kanul
- IVFD NaCL 0,9% 20 TPM
- Injeksi ceftriaxone 2x1 gr (IV)
- Injeksi ranitidine 2x50 mg (IV)
- Paracetamol 3x500mg
- Screening COVID-19
- Awasi kesadaran, KU dan TTV
PROGNOSIS
Quo Ad Vitam : Dubia et bonam
Quo Ad Functionam : Dubia et bonam
Quo Ad Sanationam : Dubia et bonam
Diskusi
• Seorang pasien perempuan berusia 67tahun datang ke IGD
RSUP. Dr. M. Djamil Padang dengan nyeri kepala sejak 1jam
SMRS.
• Penilaian keadaan pasien dan prioritas terapi didasarkan pada
jenis perlukaan, tanda vital dan mekanisme trauma.
• Pengelolaan pasien berupa primary survey yang cepat kemudian
resusitasi, secondary survey dan akhirnya terapi definitif.
• Selama primary survey keadaan yang mengancam nyawa harus
dikenali dan resusitasinya dilakukan pada saat itu juga.
Primary Survei Resuscitation
A B C D E
• jaw thrust pergerakan GCS 15(E4M6V5), Exposure
• Bila pasien tidak dinding dada pupil isokor
sadar dan
simetris, napas nadi radialis teraba, 3mm/3mm, RC +/+.
ditemukan adanya kuat angkat, teratur,
suara mengorok spontan, RR: 20
x/menit, retraksi N: 82x/menit, TD:
pemasangan oro-
(-) 110/70 mmHg.
pharingeal tube
• Servical spine
control
Tindakan :
- Tirah baring, head of bed 30 0
- O2 3 liter/menit nasal kanul
- IVFD NaCL 0,9% 20 TPM
- Injeksi ceftriaxone 2x1 gr (IV)
- Injeksi ranitidine 2x50 mg (IV)
- Paracetamol 3x500mg
- Screening COVID-19
- Awasi kesadaran, KU dan TTV
Indikasi Pemeriksaan CT Scan (ATLS 2018)