BLOK EMERGENSI
Kelompok B-5
Ketua : Muhamad Bayhaqi Rachman 1102015143
Sekretaris : Raudina Fisabila M. 1102015191
Anggota : Rizkiyah Juniarti 1102012252
Yongki Cappala Bakurru 1102014287
Shabrina Radyaning Windria 1102015220
Muhammad Hidayat 1102015147
Siti Sarah Novianti 1102015229
Samira 1102015215
Putri Indah Fauzani 1102015182
Shifa Khaunan Natashia 1102015223
Abstrak
Latar belakang dari penelitian ini adalah maraknya penggunaan pestisida organofosfat untuk
bertani di Thailand menyebabkan terpaparnya petani cabai dengan organofosfat yang dapat
menginhibisi aktivitas kolinesterase darah dan menimbulkan masalah kesehatan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan aktivitas kolinesterase darah dengan residu pestisida
organofosfat serta efeknya pada kesehatan petani cabai. Penelitian ini melibatkan 90 responden
petani cabai yang terlibat langsung dalam proses penggunaan pestisida untuk diwawancara dan
diperiksa kadar kolinesterase darah dan residu organofosfat dari apusan tangan. Hasil penelitian
ini menunjukan bahwa ditemukan residu organofosfat pada sebagian besar apusan tangan
responden setelah 48 jam terpapar dengan pestisida. Sebagian besar responden juga mengeluhkan
gejala akut pasca paparan pestida. Kesimpulan dari penelitian ini adalah diperlukan monitoring
kadar kolinesterase darah secara berkala serta intervensi lebih lanjut untuk menghindari gangguan
kesehatan pada petani cabai dari paparan pestisida organofosfat.
Pendahuluan
Dalam rangka meningkatkan kualitas hasil tani, pestisida merak digunakan oleh petani di Thailand.
Penggunaan pestisida yang tidak semestinya dapat menimbulkan permasalahan seperti
kontaminasi linkungan serta gangguan kesehatan pada petani yang disebabkan oleh kandungan
organofosfat dan karbamat pada pestisida. Zat tersebut bisa terpapar pada petani melalui inhalasi,
terterlan secara tidak sengaja serta melalui kulit, yang dinilai sebagai jalur paparan yang paling
berpengaruh pada kasus ini. Untuk menilai paparan organofosfat, dilakukan pengukuran zat
asetilkolinesterase (AChE) dan plasma kolinesterase (PChE) darah serta residu pada apusan
tangan. Beberapa penelitian telah menyelidiki hubungan antara aktivitas cholinesterase (ChE),
paparan pestisida, dan efek kesehatan yang merugikan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan
untuk menentukan hubungan potensial antara aktivitas kolinesterase darah, residu pestisida
organofosfat di tangan, dan efek kesehatan yang merugikan pada petani cabai.
Pembahasan
Organofosfat dalam pestisida berperan dalam inhibisi aktivitas kolinesterase, menyebabkan
stimulasi sistem saraf terus menerus sehingga menimbulkan berbagai macam gejala keracunan
organofosfat. Ditemukan bahwa Inhibisi AChE berhubungan dengan gejala pada sistem respirasi,
kulit, sistem saraf pusat dan pencernaan, serta PChE berhubungan secara signifikan dengan gejala
dan lemas. Residu klorpirifos dan profenos yang terdapat pada apusan tangan pada kadar tertentu
dapat mengakibatkan berbagai macam gejala inhibisi koliensterase, seperti pusing, lemas, keram,
konvulsi dan lain-lain. Banyaknya variasi gejala yang dirasakan petani cabai tidak murni
disebabkan oleh paparan organofosfat, melainkan banyak faktor penyebab yang berperan pada
gejala tersebut.
Kesimpulan
Memahami hubungan antara aktivitas kolinesterase, residu organofosfat di tangan serta gejala
yang dirasakan petani cabai dapat menjadi keuntungan untuk meminimalisir gangguan kesehatan
yang timbul akibat paparan pestisida organofosfat sehingga diperlukan monitoring kadar AChE
dan PChE berkala pada petani cabai serta intervensi lebih lanjut mengenai penggunaan pestisida
secara efektif.