Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN KASUS

Benign Paroxysmal Positional Vertigo

Disusun oleh:

Raudina Fisabila Martadipura

1102015191

Pembimbing :

Kol (Purn) dr. Tri Damijatno, Sp.THT-KL


dr. Taufani Dewi, Sp.THT-KL

KEPANITERAAN KLINIK ILMU TELINGA, HIDUNG, TENGGOROKAN

PERIODE 24 FEBRUARI 2020 – 28 MARET 2020

RS TK II MOH RIDWAN MEURAKSA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan YME yang
senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan laporan kasus ini dengan baik. Shalawat dan salam
semoga tetap tercurahkan kepada baginda Rasulullah, Nabi Muhammad SAW.
Adapun judul yang penulis pilih untuk penulisan laporan kasus ini
adalah “Benign Paroxysmal Positional Vertigo” Dalam penyusunan laporan
kasus ini, penulis telah mencurahkan pikiran dan kemampuan yang dimilikinya.
Namun tetap ada hambatan dan kendala yang dialami.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Kol (Purn) dr. Tri Damijatno,
Sp.THT-KL, serta dr. Taufany Dewi, Sp. THT – KL, selaku pembimbing
laporan kasus ini yang telah membimbing selama pembuatan makalah, terima
kasih kepada orang tua dan teman-teman yang selalu mendukung penulis dalam
pembuatan laporan kasus ini. Semoga laporan kasus ini dapat menjadi
pembelajaran di kemudian hari.

Jakarta, Maret 2020


Penulis

Raudina Fisabila Martadipura

ii
I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. E

Umur : 58 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Kodam Jaya

Pendidikan : S2

Pekerjaan : Pekerja Swasta

Agama : Islam

Status pernikahan : Sudah menikah

Tanggal Masuk RS : 6 Maret 2020

II. ANAMNESIS
Diambil secara : Autoanamnesis
Pada tanggal : 6 Maret 2020 pukul 10.00

A. Keluhan Utama : Telinga berdenging sejak 2 minggu SMRS


B. Keluhan Tambahan : Kepala pusing berputar, terasa mual dan perasaan
ingin jatuh saat serangan
C. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien perempuan usia 58 tahun datang ke poliklinik THT RS TK II
Moh Ridwan Meuraksa dengan telinga berdenging sejak 2 minggu sebelum
masuk rumah sakit. Keluhan ini dirasakan pada kedua telinga, namun
sekarang lebih terasa di telinga kiri. Selama 2 minggu keluhan dirasakan
hilang timbul secara tiba-tiba, setiap serangan berlangsung dalam waktu yang
tidak lama dengan intensitas yang sama, kemudian menghilang saat tidak ada
serangan. Saat serangan pasien juga mengeluhkan pusing kepala berputar.
Keluhan ini dicetuskan oleh perubahan posisi kepala, dan berkurang bila
pasien dalam kondisi istirahat. Keluhan berputar juga disertai dengan perasaan
ingin jatuh serta keluhan mual. Keluhan gangguan pendengaran lain, batuk
pilek sebelumnya disangkal. Keluhan kesadaran berkabut, pengelihatan
3
ganda, bicara pelo, sulit berjalan, kelemahan salah satu anggota gerak serta
nyeri kepala mendadak disangkal.

D. Riwayat Penyakit Dahulu

 Riwayat penyakit telinga sebelumnya (-)


 Riwayat trauma (-)
 Riwayat pengobatan dengan streptomisin, garamisin, kina, salisilat dll. (-)
 Riwayat asma (-)
 Riwayat TB/flek paru (-)
 Riwayat darah tinggi (-)
 Riwayat kencing manis (-)
 Riwayat alergi (-)

E. Riwayat Penyakit Keluarga


 Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan serupa
 Riwayat hipertensi, asma, flek paru, darah tinggi, kencing manis ataupun
alergi pada keluarga disangkal
F. Riwayat Pekerjaan, Sosial Ekonomi dan Pekerjaan
Pasien merupakan pekerja swasta, sehari-hari bekerja di kantor.
G. Riwayat Kebiasaan
Pasien tidak memiliki kebiasaan tertentu

III. PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang (VAS Score: 4)


Kesadaran : Compos mentis (E4M6V5)
Tensi : 120/80 mmHg
Nadi : 80x/menit, teraba kuat, teratur
Suhu : 36.6˚C
Pernapasan : 20x/menit, takipneu(-), Kussmaul(-)
SpO2 : 98%
Tinggi Badan : 155 cm
Berat Badan : 75 kg

4
STATUS GENERALIS

Kepala

a. Normocephal

Mata

b. Conjunctiva Anemis : -/-

c. Sklera ikterik : -/-

Leher

d. Trakhea : Tidak deviasi

e. Kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran

f. Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran

Paru-Paru

g. Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris pada


keadaan statis dan dinamis kanan kiri. Tidak terlihat luka,
kulit kemerahan atau penonjolan.
h. Palpasi : Tidak teraba kelainan dan masa pada seluruh
lapang paru. Fremitus taktil dan vokal simetris
bilateral.
i. Perkusi : Sonor seluruh lapang paru.

j. Auskultasi: Terdengar suara napas dasar vesicular (+/+), suara


tambahan ronkhi -/-, wheezing -/-.
Jantung

k. Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat

l. Palpasi : Iktus cordis teraba

m. Perkusi : Batas jantung normal

n. Auskultasi : Bunyi jantung I-II regular, gallop (-), murmur (-)


Abdomen

o. Inspeksi : Simetris

p. Auskultasi : Bising usus (+) normal

q. Perkusi : Timpani pada seluruh kuadran, shifting dullness (-)

r. Palpasi : Supel (+), Nyeri tekan (-), tidak teraba pembesaran


lien maupun hepar.

Ekstremitas

s. Akral hangat pada ekstremitas atas dan bawah kanan kiri

t. Edema pada ekstremitas bawah kanan dan kiri (-)


STATUS TELINGA, HIDUNG DAN TENGGOROK

A. TELINGA
BAGIAN KELAINAN KANAN KIRI

Kongenital - -

PREAURIKULER Radang - -

Tumor - -

Trauma - -

Nyeri tekan tragus - -


Kongenital - -

AURIKULER Radang - -

Tumor - -

Trauma - -

Edema - -

RETROAURIKULER Nyeri tekan - -

Hiperemis - -

Sikatriks - -

Fistula - -

Fluktuasi - -

Kongenital - -

CANALIS AUDIOTORIUS Kulit Tenang Tenang


EXTERNA - -
Sekret

Serumen - -

Edema - -

Jaringan granulasi - -
-
Massa -
Warna Putih perak Putih perak

MEMBRAN TIMPANI Intak + +

+ +
Refleks
Cahaya

TES PENDENGARAN KANAN KIRI


TES RINNE + -
TES WEBBER Lateralisasi ke telinga kanan
Sama dengan
TES SWABACH Memanjang
pemeriksa

Kesimpulan : Tidak dapat disimpulkan

PEMERIKSAAN NISTAGMUS HASIL


NISTAGMUS SPONTAN Horizontal
NISTAGMUS POSISI Tidak dilakukan
NISTAGMUS KALORI Tidak dilakukan

PEMERIKSAAN KESEIMBANGAN HASIL


UJI ROMBERG Tidak dilakukan
UJI BERJALAN Tidak dilakukan
PEMERIKSAAN SEREBELLUM:
-
FINGER TO NOSE TEST
-
DISDIADOKOKINESIS
UJI DIX-HALLPIKE Tidak dilakukan
UJI HEAD THRUST/HEAD IMPULSE Tidak dilakukan
TEST
UJI SUPINE HEAD ROLL Tidak dilakukan
B. HIDUNG DAN SINUS PARANASAL

a. Bentuk : Normal, tidak ada deformitas

b. Tanda peradangan : Hiperemis (-), Panas (-), Nyeri (-),

Udem (-)

c. Vestibulum : Sekret -/-

d. Cavum nasi : Lapang +/+, edema -/-, hiperemis -/-

e. Konka inferior : Eutrofi/eutrofi

f. Meatus nasi inferior : Eutrofi/eutrofi

g. Septum nasi : Deviasi -/-

h. Pasase udara : Hambatan -/-

i. Daerah sinus frontalis : Tidak ada kelainan, nyeri tekan (-)

j. Daerah sinus maksilaris : Tidak ada kelainan, nyeri tekan (-)

C. TENGGOROK
PHARYNX
a. Dinding pharynx : Merah muda, hiperemis (-), granular (-), post nasal
drip (-)

b. Arkus pharynx : Simetris, hiperemis (-), edema (-)

c. Tonsil : Tenang, T1/T1

d. Uvula : Letak di tengah, udem (-), hiperemis (-)

e. Gigi : Gigi geligi lengkap, caries (-)


D. LEHER
BAGIAN KETERANGAN

Leher

- Bentuk Normal, simetris , defromitas (-). Edema (-),


pembesaran kelenjar tiroid dan KGB (-)

- Massa
Tidak ditemukan massa

E. MAKSILO-FASIAL
BAGIAN KETERANGAN

MAXILLOFACIAL

 Pemeriksaan pasif :
- deformitas (-)
- tanda radang (-)
- kemencongan pada wajah (-) / wajah
simetris
- nyeri tekan pada wajah (-)
 Pemeriksaan aktif :
Gerakan aktif mencucu, menyeringai, memencongkan mulut, menaikkan alis
dapat dilakukan, kanan-kiri simetris

IV. RESUME

NY. E usia 58 tahun datang ke Poli THT RS TK II Moh Ridwan Meuraksa


dengan tinitus sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit, hilang timbul
secara tiba-tiba, durasi serangan tidak lama dengan intensitas yang sama. Saat
serangan pasien juga merasa keluhan vertigo dicetuskan oleh perubahan posisi
kepala dan berkurang bila beristirahat, instabilitas postural serta keluhan mual
saat serangan. Riwayat infeksi saluran pernafasan akut sebelumnya, penyakit
telinga, konsumsi obat seperti streptomisin, garamisin, kina, salisilat serta
riwayat trauma disangkal. Tidak ditemukan adanya gejala defisit neurologis
fokal seperti diplopia, disartia, parese ekstrimitas, serta cephalgia mendadak
pada pasien.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran composmentis dengan tanda-


tanda vital dan status generalis dalam batas normal. Pada pemeriksaan lokalis
telinga didapatkan pemeriksaan pendengaran tes penala rinne AS (-),
lateralisasi ke AD serta tes swabach AD memanjang. Pada pemeriksaan
nistagmus spontan didapatkan nistagmus horizontal. , serta pemeriksaan
finger to nose dan disdiadokokinesis negatif
V. DIAGNOSIS KERJA
Benign Paroxysmal Positional Vertigo

VI. DIAGNOSIS BANDING

Neuronitis vestibularis

Meniere disease

VII. INITIAL PLAN


a. Initial Plan Diagostik
 Pemeriksaan postugrafi
 Pemeriksaan audiometri
 Pemeriksaan elektronistagmografi

b. Initial Plan Therapy


1. Medikamentosa

 Betahistin mesylate 6 mg (contoh : mertigo 2x1)

2. Non Medikamentosa
 Fisioterapi

• Vestibular Rehabilitation Treatment

• Manuver Epley

• Metode Brand Darof

VIII. MONITOR

o Subjektif :

Memantau keluhan serangan berulang vertigo

o Objektif :
Diperlukan pemantauan untuk mencari penyebabnya kemudian
dilakukan tatalaksana sesuai penyebab.
IX. EDUKASI
 Mengikuti terapi yang sudah diberikan sesuai anjuran

 Mendorong pasien untuk teratur melakukan latihan vestibular.

 Keluarga turut mendukung dengan memotivasi pasien dalam mencari penyebab


vertigo dan mengobatinya sesuai penyebab

X. KOMPLIKASI
 Canal switch
 Canalith jam

XI. PROGNOSIS
 Quo Ad Vitam : Ad Bonam
 Quo Ad Functionam : Ad Bonam
 Quo Ad Sanactionam : Dubia

Anda mungkin juga menyukai