Anda di halaman 1dari 41

SINUSITIS MAXILLARIS DEXTRA KRONIS Pembimbing :

dr. Tri Hana, Sp.THT-KL, M.kes


PADANG TRI HANDOYO (1813010025)
IDENTITAS PASIEN

• Nama : Ny. A
• Umur : 40 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Pekerjaan : Cleaning Service
• Alamat : Tegalrejo II RT02/RW04 Tegalrejo
Kec.Argomulyo Yoyakarta
• Tanggal Masuk : 02 September 2019
ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA
• Pilek kental berbau pada hidung kanan

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


• Ny A datang ke poliklinik THT dengan keluhan pilek kental berbau dari hidung
sebelah kanan sejak 2-3 minggu terakhir. Pasien mengatakan sejak ± 5 bulan
terakhir pasien memiliki riwayat pilek kental disertai hidung tersumbat dan
berbau. Pasien mengeluarkan cairan hidung berwarna hijau hingga jernih dan
mengeluhkan seperti adanya lendir yang tertelan pada tenggorokannya. Pasien
juga mengeluhkan terkadang batuk dan pusing. Pasien mengeluhkan nyeri gigi,
dimana gigi geraham kanan pasien berlubang. Bau mulut kadang-kadang terutama
pagi hari. Sensasi nyeri hidung disangkal, penurunan penciuman (+), nyeri
tenggorokan disangkal, nyeri telinga disangkal, demam disangkal. Keluhan nyeri
area pipi kanan dan kiri serta area sekitar mata juga disangkal.
RIWAYAT PENYAKIT RIWAYAT PENYAKIT RIWAYAT PERSONAL
DAHULU (RPD) KELUARGA (RPK) SOSIAL (RPSos)
• Pasien tidak pernah • Riwayat penyakit • Pasien bekerja
mengalami dan pada keluarga pasien sebagai cleaning
mengeluhkan hal yang yaitu adik iparnya ada service di samsat
serupa sebelumnya. yang terkena sinusitis salatiga, ketika
Pasien memiliki dan sakit jantung. bekerja pasien
riwayat gula darah Riwayat darah tinggi, mengaku jarang
yang tinggi sudah 1 diabetes, asma dan menggunakan masker
tahun, namun 3 bulan asam urat dikeluarga dan peralatan
terakhir sudah disangkal. keamanan kerja yang
normal. Riwayat lain. Kosumsi alkohol
darah tinggi dan rokok disangkal
disangkal. Riwayat pasien. Pasien
asma disangkal. terdaftar sebagai
Riwayat asam urat peserta BPJS.
disangkal.
Pemeriksaan fisik
Bagian Hidung Luar
Dextra Sinistra

Status lokalis THT Bentuk


Inflamasi atau tumor
Normal
-
Normal
-
Nyeri tekan sinus - -
Deformitas / septum
- -
Telinga Hidung
deviasi
Bagian Hidung Dalam
Bagian Vestibulum nasi Normal Normal
Dextra Sinistra
Auricula Cavum nasi Lapang
Normotia, Normotia Sekret - -
Auricula nyeri tarik (-) nyeri tarik (-) Mukosa Hiperemis (-) Hiperemis (-)

nyeri tragus (-) nyeri tragus (-) Septum Nasi ditengah


Concha nasi inferior. Eutrofi Eutrofi
Bengkak (-) Bengkak (-)
Lain- Lain Mimisan (-), discharge (-), stosel (-)
Pre auricular nyeri tekan (-) nyeri tekan (-)
fistula (-) fistula (-)
Lidah Ulkus (-), Stomatitis (-)
Retro Bengkak (-) Bengkak (-)
Uvula Bentuk normal, posisi di tengah
auricular Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (-)
Tonsil Dextra Sinistra
CAE Lapang, oedema (-)
Ukuran T1 T1
Membran
Intak Intak
Tenggorok Warna Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Cone of light arah jam Cone of light arah jam 7
timpani Kripte Melebar (-) Melebar (-)
5 (+) (+)
Lain –Lain Darah (-), Corpal (-), Discharge (-), cerumen (-) Detritus (-) (-)
Dinding Faring  Tenang (-), hiperemis (-), granulasi (-), post
Posterior nasal drip (+)
Pemeriksaan Radiologi
Hasil :
• Tampak opasitas yang memenuhi
sinus maxilaris dextra
• Sinus maxilaris sinistra dan frontalis
tampak normolusen
• Concha nasalis dextra et sinistra
dalam batas normal
• Septum nasi tak terdeviasi
Kesan :
• Menyokong gambaran sinusitis
maxilaris dextra
• Tak tampak deviasi septum nasi
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
DIAGNOSIS

Sinusitis Maxillaris Dextra Kronis


Et Causa Dentogen
PENATALAKSANAAN
Tindakan operasi Caldwell Luc (CWL)
bilateral pada sinus maksilaris dextra dan
sinistra untuk drainase sinus.

Tindakan pre operasi


• Pasien di rawat inapkan untuk persiapan sebelum operasi
• Pemeriksaan laboratorium
• Pasien diminta puasa 6 jam sebelum tindakan operasi
• Pasien dikonsulkan kepada dokter anestesi
• Pasien diberi infus Ringer Laktat 20 tpm, injeksi Cefotaxim 1 gram/12
jam, satu jam sebelum operasi pasien diberikan injeksi Asam
Tranexamat 500 mg/8 jam
Tindakan intra operasi
• Posisi pasien dalam keadaan terlentang, dan sudah diberikan General Anestesi (GA)
• Melakukan asepsis dan antiseptik dengan betadin dan alkohol
• Pasangkan faringeal pack dan bucal pack
• Injeksikan Adrenalin yang sudah diencerkan dengan aquabides pada mukosa ginggivobucal dextra
• Insisi mukosa ginggivobucal diantaira gigi 3-5 dextra
• Insisi mukosa sampai fossa canina dextra
• Di bor sampai antrum maksila dextra
• Polip dan puus di sinus dibersihkan sebersih mungkin
• Atasi perdarahan
• Cuci dengan cairan betadin dan perhidrol dan dilanjutkan dengan NaCl
• Pasang tampon sinus dengan kasa gulung yang diberi betadin dan Gentamicin salep
• Lakukan penjahitan pada mukosa untuk menutup luka
• Lepas faringeal pack dan bucal pack
• Operasi selesai
Tindakan pasca operasi
• Setelah tindakan oprasi selesai kemudian pasien dipindahkan ke
ruang pemulihan.
• Setelah pasien sadar kemudian dikirim ke ruang
• Pasien diberi Infus Ringer laktat 20 tpm, injeksi Cefotaxim 1
gram/12 jam, injeksi Asam Tranexamat 500 mg/8 jam, injeksi
Metil Prednison 125 gram/12 jam, injeksi Ketorolac 30 mg/8 jam,
injeksi Ranitidin 50 mg/12 jam.
• Pasien disarankan untuk makanan yang dingin terlebih dahulu dan
dua hari setelah operasi direncanakan untuk pengambilan tampon
sinus.
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi
FUNGSI SINUS PARANASAL

1. Pengatur kondisi udara (air conditioning)

2. Penahan suhu (thermal insulators)

3. Membantu keseimbangan kepala

4. Membentuk resonansi suara

5. Peredam perubahan tekanan udara

6. Produksi mukus
SINUS MAKSILARIS

• merupakan sinus paranasal yang terbesar dan bentuknya bervariasi di


setiap individu
• letak ostiumnya lebih tinggi dari dasar, sehingga aliran sekret atau
drainase dari sinus maksilaris hanya tergantung dari gerakan silia
• dasar sinus maksilaris adalah dasar akar gigi (prosesus alveolaris),
yaitu premolar (Pl dan P2), molar (Ml dan M2). kadang-kadang juga
gigi taring (C) dan gigi molar M3, bahkan akar-akar gigi tersebut
dapat mononjol ke dalam sinus, sehingga infeksi gigi dapat
menyebabkan sinusitis maksilaris
• ostium sinus maksilaris terletak di meatus medius disekitar hiatus
semilunaris yang sempit sehingga mudah tersumbat
SINUSITIS MAKSILARIS
DEFINISI
Sinusitis adalah inflamasi mukosa sinus paranasal. Inflamasi tersebut
dinamakan sesuai sinus yang terkena yaitu sinusitis maksilarisris,
sinusitis etmoid, sinusitis frontal dan sinusitis sfenoid

Sinusitis maksilaris kronis bilateral adalah inflamasi pada mukosa


sinus maksilaris kiri dan kanan yang berlangsung lebih dari 3 bulan
(12 minggu)
EPIDEMIOLOGI
• Prevalensi sinusitis kronis di Amerika Serikat pada tahun 2000
adalah sebesar 14% dan hampir 75% terjadi pada usia antara 30-
69 tahun. Prevalensi ini meningkat seiring dengan peningkatan
usia, dengan prevalensi rata-rata 2,7% dan 6,6% berturut-turut
pada kelompok usia 20-29 tahun dan 50-59 tahun. Namun setelah
usia 60 tahun, prevalensi ini mengalami penurunan mencapai
rata-rata 4,7%
• Sinusitis kronis lebih sering dijumpai pada wanita dibandingkan
laki-laki dengan perbandingan sebesar 6 : 4
• di Indonesia, prevalensi sinusitis kronis pada tahun 2004
dilaporkan sebesar 12,6% dengan perkiraan sebanyak 30 juta
penduduk menderita sinusitis kronis
KLASIFIKASI

• Akut : < 4 minggu


• Sub akut : 4-12 minggu
• Kronis : > 12 minggu
Sedangkan berdasarkan penyebabnya, sinusitis dapat dibagi menjadi:
• Rhinogenik (penyebab kelainan atau masalah di hidung), Segala sesuatu
yang menyebabkan sumbatan pada hidung dapat menyebabkan sinusitis.
• Dentogenik / Odontogenik (penyebabnya kelainan gigi ), yang sering
menyebabkan sinusitis infeksi pada gigi geraham atas (pre molar dan
molar).
ETIOLOGI
Infeksi
• Bakteri : streptococcus pneumonia
• Virus : rhinovirus (ISPA)
• Jamur : aspergilus
Kelainan anatomi
• Septum deviasi
• Hipertrofi konka
• Polip hidung
• Sumbatan KOM
• Hipertrofi adenoid
Diskinesia silia
• Sindrom katagener
FAKTOR PREDISPOSISI

• Alergi : rinitis alergi


• Lingkungan : udara kering, udara dingin, polusi udara dan rokok
• Kelainan anatomi : septum deviasi, hipertrofi konka, sumbatan KOM, dan
tumor
• Benda asing di hidung
• Infeksi : gigi dan adenoid
MANIFESTASI KLINIS EPOS
Task Force • Gejala
1. Inflamasi hidung dan sinus paranasal yang ditandai
• MAJOR • MINOR dengan 2 atau lebih gejala, salah satunya hidung tersumbat
atau sekret (anterior/posterior)
2. Nyeri wajah atau rasa tertekan di wajah
1. Nyeri wajah 1. Sakit kepala 3. Penurunan atau hilang penghidu
2. Sekret purulen 2. Sakit telinga
3. Obstruksi hidung 3. Nyeri gigi • Dan salah satu dari pemeriksaan endoskopi:
4. Hiposmia atau 4. Batuk 1. Polip dan / atau
anosmia 5. Lelah 2. Sekret mukopurulen di meatus nasalis media dan / atau
3. Oedem atau obstruksi mukosa meatus nasalis media
5. Demam (akut) 6. Halitosis
7. Demam • Dan / atau:
CT-Scan: perubahan mukosa di KOM dan / atau sinus
paranasal
• Ringan : ≤3
• Sedang : > 3-7
• Berat : > 7-10
PATOGENESIS-PATOFISIOLOGI
PENEGAKAN DIAGNOSIS

1. Anamnesis

2. Pemeriksaan fisik
• Nyeri tekan di pipi
• Rinoskopi anterior
• Rinoskopi posterior
• Transiluminasi
• Tanda-tanda komplikasi
3. Pemeriksaan penunjang
• CT-Scan
• Foto polos kepala (posisi waters, caldwell, dan lateral)
• Skin prict test
• Kultur bakteri dan tes resistensi dari sekret hidung
• Bila terdapat tanda infeksi bakteri, dilakukan pemeriksaan laju endap
darah (LED) dan C-reactive protein (CRP)
• Bila terdapat kecurigaan komplikasi, konsultasi ke bidang terkait
(mata/neurologi)
• Untuk persiapan operasi : disesuaikan dengan Tindakan operasi yang
dilakukan.
TATALAKSANA
Non farmakologi
• Edukasi tentang sinusitis
• Menjaga kebersihan hidung dan mulut
• Hindari faktor predisposisi (rokok, polusi udara, udara kering, dan udara
dingin)
Farmakologi
Kausatif Simptomatik
• Bakteri : amoxicilin 3 x 500 mg • Dekongestan : oxymetazolin 2-3 tetes
PO • Analgetik : antalgin 50-100 mg dibagi 3
dosis
• Virus : metisoprinol 60-100
mg/kgBB 4-6x / hari • Antipiretik : paracetamol 3 x 500 mg
• Antitusif : kodein 10-20 mg
• Jamur : amfoterisin 0,5-0,7 4-6x/ hari
mg/kgBB
• Steroid oral : dexametason 0,5 mg/ hari
• Steroid topikal : triamcinolon acetonide
(Nasacort) spray 2 semprotan tiap lubang
hidung 1x/hari (220 mcg/hari)
• Antihistamin : cetrizin 10 mg 1x/ hari
• Cuci hidung dengan NaCl atau diatermi
Operasi
• Caldwell Luc (CWL)
• Fcunctional Endoscopy Sinus Surgery (FESS)
• Konkotomi parsial
KOMPLIKASI

Orbita Paru
• Oedem palpebra • Bronchitis kronis
• Selulitis orbita • bronkiektasis
• Abses subperiosteal Lokal
• Trombosis sinus cavernosus • Mucocele osteomielitis
Intrakranial
• Meningitis
• Abses ekstradural dan subdural
• Abses otak
PROGNOSIS

• Prognosis sinusitis maksilaris kronis sangat tergantung kepada


tindakan pengobatan yang dilakukan dan komplikasi penyakitnya.
Jika drainase sinus membaik dengan terapi antibiotik atau terapi
operatif maka pasien mempunyai prognosis yang baik
PEMBAHASAN DAN
KESIMPULAN
PEMBAHASAN

Ny. A Datang ke Poli THT


RSUD salatiga Anamnesis

Faktor predisposis • MAJOR • MINOR

1. Nyeri wajah 1. Sakit kepala


2. Sekret purulen 2. Sakit telinga
• Infeksi gigi (fokal
3. Obstruksi hidung 3. Nyeri gigi
infeksi)
4. Hiposmia atau 4. Batuk
anosmia 5. Lelah
5. Demam (akut) 6. Halitosis
6. Demam
• Telinga : DBN

Pemeriksaan fisik • Hidung : DBN

• Tenggorokan : Post nasal drip (+)

• Rontgen kepala :
Pemeriksaan penunjang gambaran
sinusitis
maksilaris dextra
• Post operasi

Diagnosis 1. Inf RL 20 tpm


2. injeksi Cefotaxim 1 gram/12
sinusitis maksilaris kronis dextra
jam (profilaksis terjadinya
infeksi)
• Pre operasi
3. injeksi Asam Tranexamat 500
Tatalaksana mg/8 jam (anti perdarahan)
1. Rawat inap 4. injeksi Metil Prednison 125
operasi Caldwell Luc (CWL)
2. Periksa laboratorium gram/12 jam (anti inflamasi)
3. Puasa 6 jam 5. injeksi Ketorolac 30 mg/8 jam
4. Konsul dr Anestesi, konsul dr • Operasi (anti nyeri)
penyakit dalam 6. injeksi Ranitidin 50 mg/12 jam
5. Inf RL 20 tpm Caldwell Luc (CWL) (mengurangi asam lambung
6. injeksi Cefotaxim 1 gram/12 sehingga tidak terjadi nyeri
jam (profilaksis terjadinya uluhati)
infeksi) 7. Dua hari setelah OP
7. injeksi Asam Tranexamat 500 pengambilan tampon sinus.
mg/8 jam (anti perdarahan)
KESIMPULAN

• Sinusitis maksilaris merupakan penyakit sinusitis yang paling


banyak ditemukan dibanding penyakit sinusitis lainnya. Sinusitis
maksilarisris kronis adalah peradangan kronis pada sebagian atau
seluruh mukosa sinus maksilaris, dengan gejala yang berlangsung
lebih dari 3 bulan (12 minggu).
• Manifestasi klinis berupa gejala major: 1) Nyeri wajah; 2) Sekret
purulen; 3) Obstruksi hidung; 4) Hiposmia atau anosmia; 5) Demam
(akut). Dan gejala minor: 1) Sakit kepala; 2) Sakit telinga; 3) Nyeri
gigi; 4) Batuk; 5) Lelah; 6) Halitosis; 7) Demam.
• Tatalaksana sinusitis harus adekuat agar tidak terjadi komplikasi
yang dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas.
Thank You!
Wassalamualaikum WR.WB

Anda mungkin juga menyukai