Anda di halaman 1dari 52

KERATITIS

dr. Hadwer W. Pandjaitan


Pendahuluan
 Kelainan kornea yang paling sering ditemukan adalah keratitis
 Keratitis merupakan suatu proses peradangan kornea yang dapat
bersifat akut maupun kronis yang disebabkan oleh berbagai faktor
antara lain bakteri, jamur, virus atau karena alergi. Keratitis dapat
dibagi menjadi beberapa golongan berdasarkan kedalaman lesi
pada kornea (tempatnya), penyebab dan bentuk klinisnya
EPIDEMIOLOGI
 Menurut Murillo-Lopez (2006), Sekitar 25.000
orang Amerika terkena keratitis bakteri per
tahun. Kejadian keratitis bakteri bervariasi,
dengan lebih sedikit pada negara-negara
industri yang secara signifikan lebih sedikit
memiliki jumlah pengguna lensa kontak, dan
karena itu, secara signifikan lebih sedikit yang
berkaitan dengan infeksi lensa kontak.
Kornea
 Merupakan lanjutan dari sklera, ikut membentuk bola mata
 Merupakan bagian dari media refrakta
(diperiksa dgn fundus reflek)
 Bersifat transparan dan avaskuler

Kejernihan kornea
- Struktur uniform
- Avaskuler
- Desturgensi
Kornea
Diinervasi oleh N V (Trigeminus), merupakan
organ yang paling banyak mempunyai serabut
syaraf sensibel terutama bagian sentralnya
sehingga sentuhan sedikit pada kornea akan
dirasakan sangat sakit.
Kornea memiliki 5 lapisan yaitu :
Epitel
Membrana Bowman
Stroma
Membrana Descemeth
Endothel
1. EPITEL :
 Tebal ± 10% tebal kornea
 5 – 6 lapis sel (Sel basal, sel wing, sel
permukaan)
 Permukaan epitel  mikrovelli (utk
menjerat air mata)  mencegah
kekeringan air mata.
 Sel basal  menganti sel yang rusak
 daya regenerasi >>
 diantara sel-sel epitel ini banyak akhiran
syaraf, terutama untuk rangsangan nyeri
( akibat kepekaan  )
2. MEMBRAN BOWMAN :
- Transparan
- Homogen
- Aseluler
- Daya regenerasi Θ

3. STROMA :
- 90% dari tebal kornea
- berbentuk lamella-lamella
- sel-sel stroma (sel wondering, sel
keratosit)
4. MEMBRAN DESCEMENT :
- Jernih
- Tipis
- Kuat
- Tak punya srtuktur
- Tahan terhadap trauma

5. ENDOTHEL :
- 1 Lapisan sel pipih
- Peka terhadap ruda paksa
- Daya regenerasi Θ
LIMBUS :
- Daerah peralihan antara kornea, konjungtiva
& stroma,
- Terdiri : epitel & stroma
- Terdapat pembuluh darah.

NUTRISI KORNEA
- Pembuluh darah limbus
- Humor akuos
- Udara
Bentuk proteksi kornea
 Daya regenerasi epitel yang sangat baik
 Enzim lisozym dan antibodi dalam tear film
 Reflek kedip palpebra superior


Melindungi kornea dari bahaya infeksi, trauma
dan iritan

Transparansi kornea tetap terjaga
Pemeriksaan kornea sederhana
Focal illumination

Keratoskop Placido

Tes fluoresin

Tes sensibilitas kornea ( Reflek kedip )


Focal illumination
Untuk memeriksa kejernihan kornea, menggunakan sinar lampu
yang difokuskan dengan lensa +20 Dioptri
Kornea diamati dengan kaca pembesar
Keratoskop Placido
Berupa kepingan dengan lingkaran yang
konsentris dan lubang di tengahnya, untuk
memeriksa permukaan / regularitas kornea.
Cara pemeriksaan : pemeriksa menghadap
jendela pasien membelakangi jendela. Pemeriksa
akan melihat refleksi dari garis-garis konsentris
pada kornea melalui lubang
Gambaran keratoskop yang normal :
Lingkaran-lingkaran bulat, konsentris dan
kontinyu.
Keratoskop Placido
Kelainan-kelainan yang dapat dijumpai :
Lingkaran kontinyu tetapi ada bagian yang tidak
mengkilat (kabur) ; bergerigi, merupakan tanda
edema kornea.
Lingkaran tidak kontinyu : defek epitel kornea; misal
pada ulkus kornea, erosio, vulnus, fistula kornea.
Lingkaran mengkilat, kontinyu, konsentris tetapi
berkelok-kelok : ada sikatrik pada kornea
Lingkaran mengkilat, kontinyu, oval dan tidak
konsentris : astigmatisme.
Tes fluorescein

Tujuan : untuk mengetahui adanya defek pada


kornea
Kornea ditetesi larutan fluorescein 2 %, lalu
diencerkan dengan air (NaCl), maka bagian
yang ada defek akan berwarna hijau =
Fluorescein test + . Zat warna fluoresin akan
diikat oleh lapisan kornea di bawah epital dan
menghasilkan warna fluoresensi kuning
kehijauan
Tes fluorescein

 Zat warna fluoresin hanya akan diikat oleh sel – sel di bawah
lapisan epitel terluar
 Akan tampak fluoresensi pada kasus keratitis superfisial, ulkus
kornea, erosi kornea
 Tes fluoresin (-) pada keratitis profunda, sikatrik kornea
DEFINISI
Keratitis adalah radang pada kornea atau
infiltrasi sel radang pada kornea yang akan
mengakibatkan kornea menjadi keruh
sehingga tajam penglihatan menurun
ETIOLOGI
 Virus
 Bakteri
 Jamur
 Ancthamoeba
 paparan sinar ultraviolet seperti sinar matahari. Hubungan ke sumber
cahaya yang kuat lainnya seperti pengelasan
 Iritasi dari penggunaan berlebihan lensa kontak.
 Mata kering yang disebabkan oleh kelopak mata
robek atau tidak cukupnya pembentukan air mata
 Adanya benda asing di mata
 Reaksi terhadap obat tetes mata, kosmetik, polusi,
atau partikel udara seperti debu, serbuk sari,
jamur, atau ragi
 Efek samping obat tertentu
MANIFESTASI KLINIS
 Inflamasi bola mata yang jelas
 Terasa benda asing di mata
 Ulserasi epitel
 Hipopion (terkumpulnya nanah dalam kamera anterior)
 Dapat terjadi perforasi kornea
 Ekstrusi iris dan endoftalmitis
 Fotofobia
 Mata berair
 Kehilangan penglihatan bila tidak terkontrol
TRIAS KERATITIS

Fotofobia

Blefarospasme Lakrimasi
PENGOBATAN KERATITIS BAKTERI, FUNGAL DAN AMOEBA
Keratitis • merupakan suatu infeksi pada kornea yang ditandai dengan
adanya infiltrat yang disebabkan oleh beberapa faktor.

Berdasarkan • keratitis pungtata superfisialis


• keratitis marginal
tempatnya • keratitis interstitial.

• keratitis bakterialis,
Berdasarkan •

keratitis fungal,
keratitis viral
penyebabnya • keratitis akibat alergi.
• Keratitis acanthamoeba

• keratitis Dimmer atau Keratitis numularis

Klasifikasi yang • Keratitis filamentosa


• Keratitis lagoftalmus

lain • Keratitis neuroparalitik


• Keratokonjungtivitis sika
• Keratitis sklerotikan
KLASIFIKASI
Keratitis Pungtata
(Keratitis Pungtata
Superfisial dan Keratitis
Pungtata Subepitel)

Lapisan yg terkena Keratitis Marginal

Keratitis Interstisial
KERATITIS PUNGTATA
KERATITIS PUNGTATA
Keratitis yang terkumpul di daerah Bowman, dengan infiltrat
berbentuk bercak-bercak halus.
 Keratitis pungtata superfisial memberikan
gambaran seperti infiltrat halus bertitik-titik
pada permukaan kornea. Merupakan cacat
halus kornea superfisial dan hijau bila diwarnai
fluoresei
 Keratitis pungtata subepitel
Keratitis yang terkumpul di daerah membran
Bowman.
KERATITIS MARGINAL
KERATITIS MARGINAL
 Keratitis marginal merupakan infiltrat yang
tertimbun pada tepi kornea sejajar dengan
limbus.
 Penyakit infeksi lokal konjungtiva dapat
menyebabkan keratitis kataral atau keratitis
marginal ini. Keratitis marginal kataral
biasanya terdapat pada pasien setengah umur
dengan adanya blefarokonjungtivitis.
KERATITIS INTERSTITIAL
KERATITIS INTERSTITIAL
 Keratitis interstitial(KI) adalah kondisi serius
dimana masuknya pembuluh darah ke dalam
kornea dan dapat menyebabkan hilangnya
transparansi kornea. KI dapat berlanjut
menjadi kebutaan.
 Sifilis adalah penyebab paling sering dari KI
(Health Central, 2009). Sehingga disebutkan
juga oleh Majmudar (2007), bahwa KI adalah
sinonim dari penyakit sifilis.
Keratitis Bakteri

Keratitis Jamur

Keratitis Virus
Keratitis Infeksi
Keratitis Herpes Zoster
Keratitis Dendritik
Herpetik Keratitis Infeksi
Herpes Simplek :
Penyebab Keratitis Disiformis

Keratokonjungtivitis

Keratokonjungtivitis
epidemi
Tukak atau ulkus
Keratitis Alergi
fliktenular
Keratitis
Keratitis fasikularis
Acanthamoeba
Keratokonjungtivitis
vernal
KERATITIS BAKTERI
Setiap faktor atau agen yang menciptakan kerusakan pada
epitel kornea adalah potensi penyebab atau faktor risiko
bakteri keratitis.
 Penggunaan lensa kontak, terutama perpanjangan memakai
lensa kontak.
 Penurunan kekebalan pertahanan sekunder untuk malnutrisi,
alkoholisme, dan diabetes (Moraxella).
 Kekurangan air mata.
 Penyakit baru kornea (termasuk keratitis herpes dan
sekunder neurotrophic keratopathy).
 Perubahan struktural atau malposition dari kelopak mata
(termasuk entropion dengan trichiasis dan lagophthalmos).
 Kronis Dakriosistitis.
 Penggunaan kortikosteroid topikal.
Px KERATITIS BAKTERI
 Usapan dari ulkus kornea, cat gram, giemsa
 Kultur pada agar Sabouraud
KERATITIS BAKTERI
KERATITIS BAKTERI
KERATITIS FUNGAL
 insiden jamur keratitis telah
meningkat selama 30 tahun
terakhir. Terjadinya peningkatan
keratitis jamur adalah hasil dari
penggunaan sering topikal
kortikosteroid dan agen
antibakteri dalam mengobati
pasien dengan keratitis, dan
kenaikan jumlah pasien yang
immunocompremised
KERATITIS JAMUR

Jamur berfilamen (filamentous Jamur difasik. Pada jaringan


Jamur ragi (yeast) yaitu jamur
fungi) Bersifat multiseluler hidup membentuk ragi sedang
uniseluler dengan pseudohifa
dengan cabang-cabang hifa, media pembiakan membentuk
dan tunas :
terdiri dari: :
• Jamur bersepta : Furasium sp, • Candida albicans, • Blastomices sp,
Acremonium sp, Aspergillus • Cryptococcus sp, • Coccidiodidies sp,
sp, Cladosporium sp, • Rodotolura sp. • Histoplastoma sp,
Penicillium sp, Paecilomyces
• Sporothrix sp.
sp, Phialophora sp,
Curvularia sp, Altenaria sp.
• Jamur tidak bersepta : Mucor
sp, Rhizopus sp, Absidia sp.
TERAPI
Obat-obat anti jamur yang dapat diberikan
meliputi:
 Polyenes termasuk natamycin, nistatin,
dan amfoterisin B.
 Azoles (imidazoles dan triazoles)
termasuk ketoconazole, Miconazole,
flukonazol, itraconazole, econazole, dan
clotrimazole
KERATITIS VIRUS
KERATITIS VIRUS
Etiologi: herpes simpleks
herpes zooster

Manifestasi klinis:
Hsv: nyeri, mata fotofobia, visus menurun, mata berair,
mata merah.
Hzv: nyeri, badan terasa hangat dan penglihatan
berkurang.
Terapi
 IDU(Idoxuridine) analog pirimidin (terdapat dalam
larutan 1% dan diberikan setiap jam; salep 0,5%
diberikan setiap 4 jam)
 Vibrabin: sama dengan IDU tetapi hanya terdapat
dalam bentuk salep
 Trifluorotimetidin (TFT): sama dengan IDU,
diberikan 1% setiap 4 jam
 Asiklovir: dalam bentuk salep 3%, diberikan
setiap 4 jam
KERATITIS ALERGI
Keratitis dengan pembentukan pita pembuluh
darah yang menjalar dari limbus ke arah
kornea. Biasanya berupa tukak kornea akibat
flikten yang menjalar ke daerah sentral disertai
fasikulus pembuluh darah

Etiologi
 Reaksi hipersensitivitas tipe I yang mengenai kedua mata,
 biasanya penderita sering menunjukkan gejala alergi terhadap
tepung sari rumput-rumputan
TERAPI
 Biasanya sembuh sendiri tanpa diobati
 Steroid topikal dan sistemik
 Kompres dingin
 Obat vasokonstriktor
 Cromolyn sodium topikal
 Koagulasi cryo CO2.
 Antihistamin umumnya tidak efektif
 Kontraindikasi untuk pemasangan lensa kontak
KERATITIS ACANTHAMOEBA
 Infeksi kornea oleh achanthamoeba biasanya dihubungkan
dengan pemakaian lensa kontak atau pada individu yang
terpapar air atau tanah yang tercemar
 Tanda klinis yang khas adalah ulkus kornea indolen, cincin
stroma, dan infiltrat perineural, tetapi sering kali hanya
ditemukan pada epitel kornea
keratitis Dimmer atau
Keratitis numularis

Keratitis filamentosa

Keratitis lagoftalmus
Klasifikasi yang lain
Keratitis neuroparalitik

Keratokonjungtivitis sika

Keratitis sklerotikan
KERATITIS
NUMMULER/DIMER
 Keratitis dimer atau keratitis numularis
merupakan bentuk keratitis yang berjalan
lambat yang sering terdapat unilateral pada
petani sawah.

KERATITS FILAMENTOSA
 Keratitis yang disertai adanya filament mukoid
dan deskuamasi sel epitel pada permukaan
kornea. Penyebabnya tidak diketahui.
KERATITIS LAGOFTALMOS
 Keratitis lagoftalmos merupakan keratitis yang
terjadi akibat adanya lagoftalmos, yaitu suatu
keadaan dimana kelopak mata tidak dapat
menutup sempurna.

KERATOKONJUNGTIVITIS
SIKA
 Keratokonjuntivitis adalah suatu keadaan
keringnya permukaan kornea dan konjungtiva.
KERATITIA SKLEROTIKAN
 Keratitis sklerotikan merupakan kekeruhan
pada kornea yang berbenuk segitiga yang
menyertai radang sclera atau skleritis. Sampai
saat ini tidak diketahui penyebabnya, namun
diduga karena terjadi perubahan susunan
serat kolagen yang menetap.
KOMPLIKASI KERATITIS
Gangguan refraksi

Jaringan parut

Ulkus kornea

Perforasi kornea

Glaukoma sekunder
PROGNOSIS

Keratitis dapat • ditangani dengan tepat


sembuh dengan • tidak diobati dengan baik dapat menimbulkan
ulkus yang akan menjadi sikatriks dan dapat
baik mengakibatkan hilang penglihatan selamanya.

Prognosis visual
• Virulensi organisme
tergantung pada • Luas dan lokasi keratitis
beberapa faktor, • Hasil vaskularisasi dan atau deposisi kolagen
tergantung dari:
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai