Anda di halaman 1dari 38

Laporan Kasus

Erisipelas
Oleh : Cindy Alverina(201720401011106)
Pembimbing : dr. Sri Adilla Nurainiwati, Sp. KK
dr. Nurwulan Pravitasari, Sp. KK
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Erisipelas adalah infeksi umum pada lapisan superfisial kulit. Ini didefinisikan
sebagai timbulnya tanda-tanda peradangan lokal seperti eritema yang
meluas, berhubungan dengan nyeri dan bengkak, jelas berbatas tegas dari
jaringan di sekitarnya.
Etiologi
• Gangguan ini lebih sering terjadi pada bayi, anak kecil, dan orang dewasa
yang lebih tua, dan hampir selalu disebabkan oleh streptokokus β-hemolitik
terutama grup A. Dalam kebanyakan kasus, agen penginfeksi adalah S.
pyogenes, tetapi lesi serupa dapat disebabkan oleh kelompok C atau G
streptococci. Jarang, grup B streptococci atau S. aureus dapat menjadi
penyebabnya.
Predileksi
• Ekstremitas bawah, sekitar 80% dari semua kasus.
• Ekstremitas atas
• Kepala dan lokasi lainnya
Faktor Risiko
• gangguan pada barier kulit ; sayatan bedah, trauma atau lecet, penyakit
dermatologi (seperti psoriasis), atau infeksi jamur lokal
• insufisiensi vena
• edema limfa
• kelebihan berat badan
Gejala Klinis
• Gejala-gejala khas termasuk demam tinggi onset tiba-tiba dengan menggigil
serta eritema yang berbatas tegas , panas dan menyebar dan edema kulit.
• Pada sebagian besar kasus erysipelas mempengaruhi kaki bagian bawah,
pergelangan kaki atau kaki.
• Erisipelas bilateral sangat jarang.
• Erysipelas juga dapat mempengaruhi wajah, daerah genital atau
ekstremitas atas (sering sebagai akibat dari sirkulasi getah bening yang
kurang).
• Pasien mungkin mengalami sakit kepala, mual atau malaise umum.
• Gejala sistemik kadang-kadang hanya ringan, terutama pada erisipelas
berulang dan wajah.
• Kadang disertai bulla  Erysipelas bulosa adalah komplikasi signifikan dari
erisipelas yang parah yang disebabkan oleh mekanisme yang belum
diketahui
Pemeriksaan Penunjang
• Kultur darah pertama dari pasien demam harus diambil, jika memungkinkan,
sebelum memulai perawatan antimikroba
• Kultur bakteri area kulit ulseratif.
Diagnosis Banding
Penyakit Infeksi
• Necrotising fasciitis: intensitas nyeri tidak sebanding dengan keterlibatan
kulit, gejala sistemik yang berat
• Abses: massa berfluktuasi di bawah kulit
• Selulitis dengan demam pada pasien diabetes (risiko amputasi)
• Arthritis supuratif
• Infeksi pada luka gigitan
• Herpes zoster
Penyakit lainnya
• Dermatitis stasis
• Oklusi vena dalam atau superfisial, tromboflebitis
• Gout artritis dan radang sendi lainnya
• Kaki Charcot pada pasien diabetes
• Dermatitis kontak (kemungkinan disebabkan oleh agen topikal yang
digunakan pada dermatitis tungkai)
• Eritema migrans di kaki: gigitan kutu
• Eritema nodosum
Terapi
• Istirahat
• Plihan utamapenicillin.
Penicillin diberikan secara intravena (penisilin G 2-4 juta unit setiap 4-6 jam)
atau intramuskular (prokain penisilin 1,5–3,0 juta unit sekali sehari). Dosis
yang lebih jarang memungkinkan untuk perawatan yang dilakukan di rumah.
• Perluasan infeksi dapat dipantau dengan menggambar garis di sekitar area
yang terkena.
• Ketika infeksi mulai hilang dan demam reda biasanya adalah mungkin,
setelah 3-5 hari, untuk beralih ke obat oral (penisilin V 1–1,5 juta unit 3–4
kali sehari).
• Dressing basah dapat digunakan selain terapi antimikroba untuk meredakan
gejala
• Pasien dengan hipersensitivitas penisilin diobati dengan sefalosporin
(misalnya cefuroksi 1,5 g tiga kali sehari iv, diikuti oleh cephalexin 500 mg
3–4 kali sehari po) atau klindamisin (pertama 600 mg empat kali sehari iv
selama 3-5 hari dan kemudian 300 mg empat kali sehari po).
• Masa pengobatan episode pertama erisipelas adalah 2–3 minggu.
• Pemberian kortikosteroid dapat diberikan untuk mempercepat proses
penyembuhan lesi.
Erisipelas Persisten dan Rekuren
• Jika respons terhadap penisilin buruk atau daerah yang terkena sudah jelas
sudah mengalami ulserasi pada fase awal, kemungkinan infeksi stafilokokus
atau selulitis harus dipertimbangkan.
• Dalam kasus seperti itu, perawatan terdiri dari cloxacillin intravena,
sefalosporin atau klindamisin selama 3-7 hari diikuti oleh obat oral.
• Masa pengobatan untuk erisipelas berulang adalah 4-6 minggu.
• Masa pengobatan yang lama diindikasikan, khususnya, untuk pasien yang
erisipelas mempengaruhi area kulit yang, karena sirkulasi darah atau getah
bening yang buruk, adalah edema dan penyembuhan yang buruk.
• Jika erisipelas sering kambuh  terapi antimikroba jangka panjang
• Obat yang digunakan adalah benzathine penicillin (1,2-2,4 juta unit
intramuskular setiap 4 minggu, lebih sering jika diperlukan) atau penicillin V
(1-2 juta unit / 24 jam per oral) B.
• Pasien dengan alergi penisilin (yang tidak memiliki anafilaksis) biasanya
dapat menggunakan cephalosporins.
• Jika erisipelas kambuh, penting untuk mengidentifikasi dan mengobati
setiap portal entri untuk infeksi dan menyarankan pasien untuk menjaga
terhadap paparan baru (misalnya alas kaki yang tidak cocok).
• Yang paling penting adalah pengelolaan edema tungkai (stoking kompresi,
kompresi pneumatik intermiten, dan drainase limfa manual pada limfedema
berat)
Komplikasi dan Prognosis
• Jika pengobatan ditundaulserasi, abses subkutan, dan sepsis.
TINJAUAN KASUS
Identitas
• Nama : Ny. S
• Umur : 43 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Pekerjaan : Ibu rumah tangga
• Agama : Islam
• Status : Menikah
• Alamat : Ketandon
• Pendidikan : SMA
• Keadaan rumah : cukup baik
• Pemeriksaan : 25 Mei 2018
anamnesis
Keluhan Utama: Gatal pada kaki kanan dan kiri

RPS:
• Pasien datang ke poli kulit kelamin RSU Haji Surabaya dengan keluhan gatal sejak 1 bulan
yang lalu.
• Awalnya gatal pada kaki kiri sehingga pasien sering menggaruk terus kakinya, dan akhirnya
muncul luka dikelilingi bercak merah disekitarnya.
• Luka keluar cairan keruh seperti nanah.
• Pasien mengolesi daerah sekitar luka dengan minyak kayu putih untuk mengurangi rasa gatal.
• Kemudian beberapa hari kemudian gatal juga dirasakan di kaki sebelah kanan dan muncul
bercak warna kemerahan.
• Demam (-). Nyeri (+)
RPD:
• DM +, HT –, tidak pernah seperti ini sebelumnya
• Alergi ikan laut

RPK:
• Keluarga tidak ada yang sakit seperti ini
• DM -, HT -

Rsos:
• Pasien sering memakai celana ketat setiap hari.
• Mandi 2x sehari menggunakan sabun, lingkungan rumah dirasa
cukup bersih
Pemeriksaan fisik
• Keadaan umum : Baik
• Kesadaran : Compos mentis
• Kepala : Dalam batas normal
• Leher : Dalam batas normal
• Thoraks : Dalam batas normal
• Abdomen : Dalam batas normal
• Ekstremitas : Lihat status
dermatologis
• Genital dan gluteus : Dalam batas normal
Status dermatologis

• Lokasi : Cruris dextra dan sinistra


• Efloresensi : Terdapat lesi berbatas tegas terdiri atas
eritema disertai krusta di tengahnya yang tertutup skuama
putih
Regio Cruris dextra Regio Cruris Sinistra
RESUME pasien

• Ny. S, 43 tahun, datang ke poli kulit kelamin Rumah Sakit Umum Haji
Surabaya dengan Pasien datang ke poli kulit kelamin RSU Haji Surabaya
dengan keluhan gatal sejak 1 bulan yang lalu. Awalnya gatal pada kaki kiri
sehingga pasien sering menggaruk terus kakinya, dan akhirnya muncul
luka dikelilingi bercak merah disekitarnya. Luka keluar cairan keruh seperti
nanah. Pasien mengolesi daerah sekitar luka dengan minyak kayu putih
untuk mengurangi rasa gatal. Kemudian beberapa hari kemudian gatal
juga dirasakan di kaki sebelah kanan dan muncul bercak warna
kemerahan. Demam (-), nyeri (+). Terdapat lesi berbatas tegas terdiri atas
eritema disertai krusta di tengahnya yang tertutup skuama putih tipis.
Assesment

Diagnosis
• Erisipelas

Diagnosis Banding
• Selulitis
Planning
Planning Diagnosis:
• DL, pemeriksaan gram, kultur bakteri

PlanningTerapi :
• MRS (pasien menolak)/Istirahat total
• Sistemik: Amoxiclav tablet 3x625, Celestamine 3x15mg
• Topical : Kompres PZ/NaCl 0,9% dengan kasa steril tiap
hari
Planning Edukasi :
• Edukasi untuk MRS/istirahat
total
Planning monitoring: • Edukasi kepada penderita
bahwa penderita harus menjaga
• Keluhan pasien
higine
• Efek obat dan efek • Edukasi kepada penderita cara
samping obat pemakaian obat dan efek
• Efloresensi (lesi sampingnya
membaik atau • Edukasi kepada penderita untuk
menetap).
tidak memakai celana yang
ketat terlebih dahulu dan selalu
mengganti celana
• Edukasi untuk mengkompres
luka setiap hari dan tidak
menggaruk/ memperparah lesi.
Prognosis
Prognosis penderita baik jika pasien mau bed rest dan mengikuti pengobatan
sesuai anjuran.
PEMBAHASAN
Ny. S, 43 tahun, datang ke poli kulit kelamin Rumah Sakit Umum Haji
Surabaya dengan Pasien datang ke poli kulit kelamin RSU Haji Surabaya
dengan keluhan gatal sejak 1 bulan yang lalu. Awalnya gatal pada kaki kiri
sehingga pasien sering menggaruk terus kakinya, dan akhirnya muncul luka
dikelilingi bercak merah disekitarnya. Luka keluar cairan keruh seperti nanah.
Pasien mengolesi daerah sekitar luka dengan minyak kayu putih untuk
mengurangi rasa gatal. Kemudian beberapa hari kemudian gatal juga
dirasakan di kaki sebelah kanan dan muncul bercak warna kemerahan.
Pasien tidak mengeluhkan demam, dan mengeluhkan adanya nyeri pada
kakinya..
• Pada pemeriksaan terdapat lesi berbatas tegas terdiri atas eritema disertai
krusta di tengahnya yang tertutup skuama putih yang tipis. Di tengah lesi
terdapat luka yang tertutupi oleh krusta berwarna kecokelatan. Pada sekitar
lesi juga terlihat bekas garukan.
• Diagnosis erisipelas.
• menyerang pada ekstremitas bawah
• disertai oleh rasa sakit, eritema superfisial, dan edema seperti plak
• Batas yang jelas terhadap jaringan normal.
• gejala sistemik pada erisipelas dapat hanya ringan saja sehingga bisa saja
pasien tidak merasakannya.
• predisposisi diantaranya riwayat diabetes melitus.
• Menurut teori, erisipelas biasanya unilateral, sedangkan pada kasus ini
didapatkan bilateral bersentuhan dengan sisi pertama yang mengalami
infeksi dapat saja menginvasi sisi yang lainnya.
Terapi
• Bed rest (MRS)
• Amoxiclav merupakan Amoxicillin/ clavulanic acid merupakan salah satu
golongan penicillin yang menjadi lini pertama untuk terapi erisipelas.
• Celestamine tablet mengandung Betametason 250mcg dan
dexchlorphenamine maleat 2mg. Menurut penelitian, pemberian
kortikosteroid juga dapat diberikan untuk mempercepat proses
penyembuhan lesi.
• Selain terapi oral, pasien juga mendapat terapi kompres cairan PZ/NaCl
0,9% sebagai kompres dingin untuk lesi.

• Untuk edukasi, yang paling disarankan selain meminum oba secara teratur
dan mengompres lesi, pasien disarankan untuk istirahat total di rumah agar
mempercepat proses penyembuhan dan mencegah terjadinya penyebaran
infeksi lebih lanjut.
KESIMPULAN
• Kesimpulan dari pasien ini jika dilihat dari data-data yang diperoleh dari
anamnesis dan pemeriksaan fisik, maka dsapat ditegakkan diagnosis
pasien ini adalah erisipelas.
• Pemilihan terapi yang diberikan kepada pasien adalah istirahat total,
amoxiclav tab 625mg 3 kali sehari dan celestamine tab 15 mg 3 kali sehari
serta kompres dengan PZ/NaCl 0,9% dengan kasa steril setiap hari.
• Pasien diminta untuk datang kontrol setelah 5 hari atau segera ketika ada
keluhan atau keluhan memburuk.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai