Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN KASUS

SMF KULIT & KELAMIN


RSUD DOK 2 JAYAPURA

PEMBIMBING:
dr. Inneke Viviane Sumolang,Sp.KK

Disusun oleh:
Nycodemus Sesa
0110840032

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS CENDERAWASIH


Identitas Pasien

Nama : Tn. I.S


Umur : 34 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Bucend II Entrop
Pekerjaan :-
Agama : Islam
Tanggal kunjungan : 17 Juli 2017
Anamnesis (Auto Anamnesis)

Keluhan Utama :
Pasien datang ke Poli Penyakit Kulit dan
Kelamin dengan keluhan muncul luka lepuhan
pada kulit batang penis sejak 3 hari yang lalu

Keluhan Tambahan:
Perih, kemerahan
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang dengan luka lepuhan pada batang penis
berbatas tegas, dan terdapat 1 lepuhan yang besar
dan beberapa lepuhan berukuran lebih kecil. Pertama
kali muncul berupa bula berbentuk bulat besar dan
terasa perih. Bula muncul sejak 3 hari yang lalu,
setelah menggunakan daun bungkus untuk
membungkusi batang penisnya lalu pasien mandi dan
kulit batang penis terkena air mengakibatkan muncul
bula, lalu bula tersebut dipecahkan sehingga kulit
sekitar batang penisnya terkelupas.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien tidak pernah mengalami keluhan seperti
ini sebelumnya.

Riwayat Penyakit Keluarga :


Keluarga tidak ada yang mengalami keluhan
yang sama dengan pasien
Riwayat Alergi :

Baik pasien maupun keluarganya tidak mempunyai


alergi terhadap apapun

Riwayat Pengobatan:

paracetamol, asam mafenamat dan alkohol untuk


mengurangi rasa perih dan merawat luka
Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : Tampak sakit ringan


Kesadaran : compos mentis
Tanda vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 88 x / menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36,7C
Status Generalis
Kepala
Rambut : Hitam,distribusi merata,alopesia (-)
Mata : Konjungtiva anemin (-/-), Sklera ikterik
(-/-), reflek cahaya (+), isokhor
Hidung : Septum deviasi (-),sekret (-), massa (-)
Mulut : Mukosa lembab,lidak kotor (-),faring
hiperemis (-),stomatitis (-), tonsil T1/T1
tidak hiperemis
Gigi : karies (-), berlubang (+)
Leher
KGB : tidak teraba membesar, massa (-)
Kelenjar tiroid: tidak teraba membesar

Thoraks
Paru :
Inspeksi: Simetris, gerakan dinding dada sama
Palpasi: Vocal Fremitus sama dada kanan & kiri
Perkusi: Sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi:Vesikuler, wheezing (-/-), ronkhi (-/-)
Cor
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V
Perkusi : Batas jantung dbn
Auskultasi: BJ I &II murni reguler, murmur (-/-),
gallop (-/-)
Abdomen
Inspeksi : Datar, massa(-)
Auskultasi: Bising Usus (+) normal
Palpasi: NT(-), Hepatomegali (-),Splenomegali (-)
Perkusi: Timpani keempat kuadran
Ekstremitas

Atas Bawah

Deformitas (-/-) Deformitas (-/-)

Edema (-/-) Edema (-/-)

RCT < 2 dtk RCT < 2 dtk


Status Dermatologis

Distribusi Lokalisata

Regio Corpus Penis

sirkumskrip, permukaan kulit merah &


Lesi
kering, irreguler
Eritema,erosi,eksoriasi berbentuk plakat
Efloresensi
& lentikular.Lesi multipel & d >2 cm - <1cm
Gambaran
Status Generalis
Dalam batas normal
Status Dermatologis
Distribusi: Lokalisata
Regio : Corpus Penis
Lesi : Bentuk sirkumskrip, permukaan
kulit merah & kering, irreguler
Efloresensi : Eritema,erosi,eksoriasi
berbentuk plaket & lentikular.Lesi multipel & d
>2 cm - < 1cm
Diagnosis Banding

Dermatitis Kontak Alergi


Dermatitis Atopi

Diagnosa Kerja

Dermatitis Kontak Iritan e.c Daun bungkus


(pilemon cor Sp)
Foto Daun Bungkus
Penatalaksanaan
Topikal :
Non Medikamentosa

Medikamentosa
-Antibiotik topikal
-Edukasi tentang (Futaderm cream 2x1)
penyakit. Sistemik :
-Menghindari bahan -Antiinflamasi non
iritan. steroid (NSAID) 3x1
-Menjaga higenitas diri -Glukokortikoid sistemik
(Metilpredinisolone 3x1)
Prognosis

Quo ad vitam : ad bonam

Quo ad functionam : ad bonam

Quo ad sanantionam : dubia ad bonam


Pembahasan
Tn. I.S. berusia 43 tahun di diagnosis dengan
dermatitis kontak iritan
Berdasarkan anamnesis, pasien mengeluhkan
luka lepuhan pada batang penis berbatas
tegas, dan terdapat 1 lepuhan yang besar dan
beberapa lepuhan berukuran lebih kecil
Pertama kali muncul berupa bula berbentuk bulat
besar dan terasa perih. Bula muncul sejak 3 hari
yang lalu, setelah menggunakan daun bungkus
untuk membungkusi batang penisnya lalu pasien
mandi dan kulit batang penis terkena air dan
muncul bula, lalu dipecahkan sehingga kulit
sekitar batang penisnya terkelupas.
Riwayat menggunakan obat-obatan
(paracetamol, asam mafenamat dan alkohol)
untuk mengurangi rasa perih dan merawat luka.
Riwayat alergi disangkal
Pada pemeriksaan fisik didapatkan efloresensi
erosi, eksoriasi, sirkumskrip berbentuk plakat dan
lentikular. Lesi multipel dan diameter lesi saat ini
berukuran (> 2 cm) dan beberapa lesi (< 1 cm).
Distribusinya lokalisata pada regio corpus penis.
Gambaran efloresensi pada pasien sesuai dengan
dermatitis kontak iritan, lesi eksoriasi eritema
atau fisura predominan setelah terbentuk vesikel,
tampakan kulit kering, atau melepuh.
Pasien mengatakan keluhan muncul setelah
penggunaan daun bungkus pada corpus penis.
Penatalaksanaan pasien ini adalah dengan
pemberian terapi obat antibiotik topikal futaderm
cream 2x1 untuk mengobati infeksi kulit dan
jaringan lunak yang ringan sampai sedang, dapat
juga diberikan kortikosteroid topikal
hidrokortison ataupun pada pasien diterapi
kortikosteroid oral metilprednisolon 3x1, pada
pasien juga diberikan antiinflamasi nonsteroid
(NSAIDs) asam mafenamat 3x1 untuk mengatasi
rasa nyeri serta mengurangi peradangan, dan
menjauhi faktor pencetus yaitu tidak boleh
menggunakan daun bungkus.
Pemberian obat kortikosteroid topikal dipilih karena
lebih aman, lebih murah, dan lebih tepat untuk terapi
DKI. Pemberian obat golongan imidazol dan triazol
dapat dilakukan yaitu ketokenazol cream 2 kali
sehariselama 2-4 minggu disertai dengan pemberian
Cetirizine 1x1 sebagai antihistamin.
Pasien diedukasi agar rajin mengoleskan obatnya 2 kali
sehari dan menjaga higenitasnya, tidak menggunakan
daun bungkus lagi. Pasien DKI dengan lesi lokal seperti
ini pada umumnya memiliki prognois baik. Hal ini harus
didukung dengan kepatuhan pasien menggunakan obat
topikal dan obat oral sesuai resep dokter serta pasien
harus dapat menjaga dengan baik higenitas diri.
Tinjauan Pustaka
Dermatitis Kontak Iritan
Definisi
Dermatitis kontak iritan (DKI) merupakan reaksi
peradangan nonimunologik pd kulit yg disebabkan
oleh kontak dg faktor eksogen maupun endogen.

Faktor eksogen
bahan-bahan iritan (kimiawi, fisik, maupun biologik)

Faktor endogen
memegang peranan penting pada penyakit
Epidemiologi
DKI dapat diderita oleh semua orang dari berbagai
golongan umur, ras, dan jenis kelamin.
Jumlah penderita DKI diperkirakan cukup banyak, namun
sulit untuk diketahui jumlahnya
Hal ini disebabkan banyak penderita yang tidak datang
berobat dengan kelainan ringan
Pekerja di Amerika, menunjukkan 90-95% dari penyakit
okupasional adalah dermatitis kontak,&80% adalah DKI
Etiologi

Faktor
Eksogen

Faktor
Endogen
Faktor Eksogen
(1) Sifat kimia bahan iritan
pH, kondisi fisik, konsentrasi, ukuran molekul, jumlah,
polarisasi, ionisasi, bahan dasar, kelarutan

(2) Sifat dari pajanan


jumlah, konsentrasi, lamanya pajanan dan jenis kontak,
pajanan serentak dengan bahan iritan lain dan jaraknya
setelah pajanan sebelumnya

(3) Faktor lingkungan


lokalisasi tubuh yang terpajan dan suhu, dan faktor
mekanik seperti tekanan, gesekan atau goresan
Faktor Endogen

1.Faktor genetik 2.Jenis Kelamin

3.Umur 4.Suku

5.Lokasi kulit 6.Riwayat Atopi


Patogenesis

Hilangnya substansi daya ikat air dan


lemak permukaan
Jejas pada membran sel
empat
mekanisme
Denaturasi keratin epidermis

Efek sitotoksik langsung


Mekanisme imunologis Dermatitis Kontak Iritan (DKI).
a. Bahan iritan fisik & kimia memicu pelepasan sitokin &
mediator inflamasi lainnya disebut sinyal bahaya.
b. Sel epidermis & dermis merespon sinyal bahaya tsb
c. Setelah itu, sitokin inflamasi dikeluarkan dari sel
residen & sel inflamasi yg sudah terinfiltrasi.Sitokin
utama pd proses ini adalah CXCL 8 (IL-8)
d. Akibat dari produksi sitokin inflamasi, banyak sel
inflamasi termasuk neutrofil diserang & dibawa
pengaruh picuan inflamasi mengeluarkan mediator
inflamasi. Hasilnya dpt dilihat secara klinis pada DKI.
Mekanisme imunologi tsb peradangan klasik di
tempat terjadinya kontak dikulit

berupa eritema, edema, panas, dan nyeri bila iritan kuat

Iritan kuat akan menyebabkan kelainan kulit pada


pajanan pertama

Iritan lemah akan menimbulkan kelainan kulit setelah


berulang kali kontak
Gambaran Klinis

Iritan kuat Memberikan gejala akut

Iritan lemah Memberi gejala kronis

Berdasarkan penyebab tersebut dan pengaruh faktor


tersebut, dermatitis kontak iritan dibagi menjadi 10 macam
Dermatitis Kontak Iritan Dermatitis Kontak Iritan
Akut Noneritematous
Dermatitis Kontak Iritan Dermatitis Kontak Iritan
Lambat (Delayed ICD) Subyektif (Sensory ICD)
Dermatitis Kontak Iritan Dermatitis Kontak Iritan
Kronis (DKI Kumulatif) Gesekan (Friction ICD)

Reaksi Iritan Dermatitis Kontak Iritan


Akneiform
Reaksi Traumatik (DKI
Dermatitis Asteatotik
Traumatik)
1.Dermatitis Kontak Iritan Akut
Kulit terasa pedih / panas, eritema, vesikel
atau bulla. Luas kelainanya sebatas daerah yg
terkena dan berbatas tegas
Rasa sakit tjd dlm beberapa dtk dari pajanan.

2.Dermatitis Kontak Iritan Lambat (Delayed


ICD)
Gejala obyektif tdk muncul 8-24 jam /lebih
setelah pajanan
Gambaran kliniknya mirip dgn DKI akut
3.Dermatitis Kontak Iritan Kronis (DKI
Kumulatif)
Disebabkan oleh iritan lemah (spt air,
sabun,detergen,dll) dgn pajanan berulang-
ulang, biasanya lebih sering pd tangan
Muncul stlh bbrp hari,minggu,bulan,tahun.

4.Reaksi Iritan
Menunjukkan reaksi akut monomorfik yang
dapat berupa skuama, eritema, vesikel,
pustul, serta erosi, dan biasanya
terlokalisasi di dorsum dari tangan dan jari
5.Reaksi Traumatik (DKI Traumatik)
terbentuk setelah tauma akut pada kulit seperti
panas atau laserasi.
Secara klinik gejala mirip dengan dermatitis
numular.

6.Dermatitis Kontak Iritan Noneritematous


Pada tingkat awal dari iritasi kulit, kerusakan
kulit terjadi tanpa adanya inflamasi, namun
perubahan kulit terlihat secara histologi.
Gejala umum yang dirasakan penderita adalah
rasa terbakar, gatal, atau rasa tersengat
7.Dermatitis Kontak Iritan Subyektif (Sensory
ICD)
Kelainan kulit tdk terlihat, namun penderita
mengeluh gatal,rasa tersengat,rasa terbakar,
beberapa mnt setelah terpajan iritan.
Biasanya daerah wajah, kepala dan leher.

8.Dermatitis Kontak Iritan Gesekan (Friction


ICD)
Terjadi iritasi mekanis yang merupakan hasil
dari mikrotrauma atau gesekan yang berulang
klinis dapat berupa eritema, skuama, fisura,
dan gatal pada daerah yang terkena gesekan
9.Dermatitis Kontak Iritan Akneiform
Biasanya dilihat stlh pajanan okupasional, spt
oli,metal,halogen,stlh penggunaan kosmetik.
memiliki lesi pustular yg steril & transien,&
dpt berkembang beberapa hari stlh pajanan.

10.Dermatitis Asteatotik
Biasanya terjadi pd pasien usia lanjut yg
sering mandi tanpa menggunakan pelembab
pada kulit
Gatal yang hebat, kulit kering, dan skuama
ikhtiosiform
Diagnosis

Anamnesis

Pemeriksaan
Fisik
Pemeriksaan
Penunjang
Anamnesis
Pasien menyatakan ada pajanan iritasi
Onset mnt-jam DKI akut
Reaksi inflamasi 8-24 jam setelah pajanan
DKI Lambat
Onset dari gejala hingga berminggu-minggu
ada DKI kumulatif (DKI Kronis).
Mengeluh sakit, rasa terbakar, rasa
tersengat, dan rasa tidak nyaman akibat
pruritus
Pemeriksaan Fisik

Menurut Rietschel dan Flowler, kriteria dignosis


primer untuk DKI
Makula eritema, hiperkeratosis, atau fisura
predominan setelah terbentuk vesikel
Tampakan kulit berlapis, kering, atau melepuh
Bentuk sirkumskrip tajam pada kulit
Rasa tebal di kulit yang terkena pajanan
Pemeriksaan Penunjang

Patch Test

Kultur Bakteri

Pemeriksaan KOH

Pemeriksaan IgE
Diagnosis Banding
Dermatitis Kontak Alergi
pada DKA, terdapat sensitasi dari pajanan/iritan.
KU DKA :gatal pada daerah yang terkena pajanan
Pada patch tes (+)

Dermatitis Atopi
Radang kulit kronis & residif, disertai dg gatal yang
umumnya sering tjd selama masa bayi & anak-anak.
Peningkatan kadar IgE
Alergi Iritan Kuat Iritan Lemah

Onset Cepat, 1-2 hari Cepat, beberapa jam - 5 hari mingguan, bulanan, tahunan pada
paparan berulang
Sign Erupsi akut dan subakut, batas tegas, Erupsi akut, batas tegas, eritem, edem, Kronik erupsi, difus. Awal : kering,
eritem, edem, vesikel vesikel, bula, terbakar kimia fisur
Lanjut : eritem, likenifikasi,
ekskoriasi
Simptoms Gatal Panas, nyeri Gatal, panas
Mekanisme Reaksi imunologi Reaksi nonimunologi Reaksi nonimunologi kumulatif
Awal : sensitisasi Sekali terpapar kimia kuat berulang terhadap kimia lemah
Lanjut : erupsi pabagian terpapar
Agen Nikel, krom, tanaman, plastik, Asam kuat: hidroklorida, nitrit, sulfur, asam Sabun, detergen, pelarut,pembersih
penyebab kosmetik, karet, obat-obatan oksalat, Alkali : Sodium hidroksida, kalsium rumah tangga, terpapar air lama
oksida
Patch test Positif (setelah 24-48 jam) dapat Positif (reaksi iritan) pada pasien dan Negatif (reaksi false positif dapat
melebar kontrol (setelah beberapa menit-jam) cepat terjadi bila menggunakan bahan
menghilang konsentrasi tinggi)
Lokasi Tangan, wajah, lengan bawah, leher, Tangan, lengan bawah Tangan, lengan bawah, punggung
Penatalaksanaan

Prinsip pengobatan

Menghindari bahan iritan,


Melakukan proteksi
Mengganti bahan iritan dengan bahan
lain atau menghentikan penggunaan
bahan iritan
1.Kompres dingin

2.Glukokortikoid topikal

DKI akut yang berat,dianjurkan pemberian


prednison pada 2 minggu pertama, 60 mg dosis
inisial, dan di tappering 10mg

3.Antibiotik dan antihistamin


4.Anastesi dan Garam Srontium (Iritasi sensoris)

5.Kationik Surfaktan

6.Emolien

7.Imunosupresi Oral

8.Fototerapi dan Radioterapi Superfisial


Prognosis

Prognosisnya kurang baik jika bahan iritan penyebab


dermatitis tersebut tidak dapat disingkirkan dengan
sempurna. Keadaan ini sering terjadi pada DKI kronis
yang penyebabnya multifaktor.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai