Tatalaksana
Jose M. Villalon-Gomez, MD, MPH, Emory University School of Medicine, Atlanta, Georgia
Pityriasis Rosea adalah ruam self-limiting yang umum terjadi ditandai dengan herald patch pada
badan dan berkembang sepanjang garis langer menjadi ruam yang luas pada badan dan
ekstremitas. Diagnosis berdasarkan klinis dan penemuan pada pemeriksaan fisik. Herald patch
adalah ruam eritematosa dengan batas yang meninggi dan bagian sentralnya terjadi depresi.
ruam yang luas atau terjadi generalisasi biasanya timbul 2 minggu setelah herald patch. Pasien
dapat mengeluhkan malaise, fatigue, mual, sakit kepala, nyeri sendi, pembesaran nodus
limfatik, demam dan nyeri tenggorok sebelum atau saat terjadinya ruam. Diagnosis banding
termasuk sifilis sekunder, dermatitis seboroik, eksema numular, pitriasis likenoides kronik,
tinea korporis, viral eksantema, liken planus, dan erupsi seperti pityriasis rosea oleh karena
beberapa obat-obatan. Pengobatan bertujuan untuk mengendalikan gejala dan terdiri dari
kortikosteroid atau antihistamin. Pada beberapa kasus, acyclovir dapat digunakan untuk
mengobati gejala dan mengurangi durasi penyakit. Fototerapi ultraviolet dapat juga
dipertimbangkan pada kasus yang berat. Pityriasis Rosea saat kehamilan sudah dihubungkan
dengan terjadinya aborsi spontan. (Am Fam Physician. 2018;97(1):38-44. Copyright © 2018
American Academy of Family Physicians.)
Pityriasis Rosea adalah kondisi kulit yang mengindikasikan transmisi yang infeksius,
self limiting ditandai adanya papul diskrit sudah didokumentasikan pada model
bersisik dan plak di sepanjang garis analisis regresi.4 Agen bacterial belum
Langer (garis yang membelah) tubuh dan dihubungkan ke pityriasis rosea.5 Etiologi
ekstremitas. Ruam yang luas ini atau virus diusulkan setelah intranuklear dan
terjadi generalisasi biasanya didahului oleh partikel seperti virus intrasitoplasmik di
herald patch pada badan.1,2 Insidensinya observasi secara mikroskopik. Peningkatan
adalah 170 kasus per 100.000 orang per limfosit CD4 dan sel Langerhans pada
tahun.2 Biasanya terjadi pada usia 10-35 dermis juga mengarah ke etiologi virus.6
tahun.2 Beberapa studi melaporkan bahwa Virus yang paling sering dihubungkan ke
laki-laki dan perempuan sama pityriasis rosea adalah human herpesvirus-
3
kejadiannya, dimana laporan lainnya 6 dan 7 (HHV-6 dan 7). HHV-6 biasanya
dikatakan bahwa perempuan lebih banyak menyerang anak usia 2 tahun, dan HHV-7
kejadiannya.2 Data pada variasi musiman menyerang pada anak usia 6 tahun.6
sangat bertentangan, tetapi studi-studi Roseola infantum (eksantema subitum)
menunjukan prevalensi tinggi pada musim adalah kejadian umum oleh karena virus
dingin.2,3 ini pada anak-anak.7 kejadian pityriasis
rosea pada usia yang lebih tua mengarah
Etiologi adanya reaktivasi virus ini.6,8
Epidemiologi dan klinis dari pityriasis Namun, studi-studi yang menghubungkan
rosea mengarah ke etiologi infeksius. HHV-6 dan 7 dengan pityriasis rosea
Kasus berkelompok sementara, dimana masih
dengan sedikit peninggian pada tepinya
dan sedikit depresi pada bagian tengahnya.
APA YANG BARU DARI TOPIK INI?
Ruam ini bisa diukur 3 cm atau lebih
secara diameter dan mungkin manifestasi
Pityriasis Rosea
Meskipun 2000 studi kecil dari erythromycin
mengarah kemungkinan keuntungan untuk
pityriasis rosea, studi selanjutnya berisi tentang
ketidakefektifan dari erythromycin dan
golongan makrolida.
Beberapa randomized control trials
menemukan bahwa acyclovir, 400 mg sampai
800 mg 5 kali per hari, meningkatan
penyembuhan dari gejala dan lesi pada kasus
yang berat.
Pengobatan
Penyakit self-limited dari pytriasis rosea
memerlukan perhatian lebih dalam
mengamatinya dan pengobatan
simptomatik dari pruritus pada
Gambar 8. Lesi menempati sepanjang garis Langer kebanyakan pasien. Pengobatan dengan
antihistamin oral atau kortikosteroid oral
RELAPS
atau topikal dianjurkan berdasarkan
Pytiriasis yang relaps tidak terdapat herald consensus ahli dan potensi rendah untuk
patch, dan lesinya mungkin lebih kecil bahaya.2,39 Pasien dengan penyakit yang
atau sedikit pada episode awal.3 Angka lebih parah atau yang memilih pengobatan
relaps yang kecil, diantara 1,8 dan 3,7%, aktif harus menanggung potensi manfaat
mengarah ke berkembangnya imunitas.2,8 dari resolusi yang cepat terhadap efek
Relaps biasanya terjadi 5 sampai 18 bulan samping terkait terapi ini.
dari episode awal.3,8
MACROLIDA
POPULASI SPESIAL
Pseudo-randomized, double-blind,
Pytiriasis rosea pada anak-anak sama placebo-controlled trial dari 90 pasien
dengan kejadian pada dewasa. Pruritus menunjukan penyembuhan komplit dari
sudah dilaporkan sering terjadi pada pityriasis rosea setelah 6 minggu pada
populasi ini.14 Anak-anak kulit hitam 73% mereka yang diobat dengan
sering terjadi pada wajah (30%) dan erythromycin oral.40 Meskipun, studi open
keterlibatan scalp (8%), dan perubahan label yang besar dengan 184 pasien
pigmen postinflamasi (62%). 15
dengan follow-up dalam 8 minggu tidak dapat mereplikasi -
6. Rebora A, Drago F, Broccolo F. Pityriasis rosea 18. Makdisi J, Amin B, Friedman A. Pityriasis
and herpesviruses: facts and controversies. Clin rosea-like drug reaction to asenapine. J Drugs
Dermatol. 2010; 28(5):497-501. Dermatol. 2013;12(9):1050-1051.
7. Wolff K, Johnson RA, Saavedra AP, Roh EK. 19. Papadavid E, Panayiotides I, Makris M, et al.
Fitzpatrick’s Color Atlas and Synopsis of Clinical Pityriasis rosea-like eruption associated with
Dermatology. 8th ed. New York, NY: McGraw lamotrigine [published correction appears in J Am
Hill Medical; 2017. Acad Dermatol. 2013;69(3): 500]. J Am Acad
Dermatol. 2013;68(6):e180-e181.
8. Drago F, Ciccarese G, Rebora A, Parodi A.
Relapsing pityriasis rosea. Dermatology. 20. Bangash HK, Finch T, Petronic-Rosic V, Sethi
2014;229(4):316-318. A, Abramsohn E, Lindau ST. Pityriasis rosea-like
drug eruption due to nortriptyline in a patient with
9. Chuh AA, Chiu SS, Peiris JS. Human vulvodynia. J Low Genit Tract Dis.
herpesvirus 6 and 7 DNA in peripheral blood 2013;17(2):226-229.
leucocytes and plasma in patients with pityriasis
rosea by polymerase chain reaction: a prospective 21. Sezer E, Erkek E, Cetin E, Sahin S. Pityriasis
case control study. Acta Derm Venereol. rosea-like drug eruption related to rituximab
2001;81(4):289-290. treatment. J Dermatol. 2013; 40(6):495-496.
10. Broccolo F, Drago F, Careddu AM, et al. 22. Lai YW, Chou CY, Shen WW, Lu ML.
Additional evidence that pityriasis rosea is Pityriasis rosea-like eruption associated with
associated with reactivation of human herpesvirus- clozapine: a case report. Gen Hosp Psychiatry.
6 and -7. J Invest Dermatol. 2005; 124(6):1234- 2012;34(6):703.e5-703.e7.
1240.
23. Atzori L, Pinna AL, Mantovani L, et al.
11. Canpolat Kirac B, Adisen E, Bozdayi G, et al. Cutaneous adverse drug reactions to allopurinol: 10
The role of human herpesvirus 6, human year observational survey of the dermatology
herpesvirus 7, Epstein-Barr virus and department—Cagliari University (Italy). J Eur
cytomegalovirus in the aetiology of pityriasis rosea. Acad Dermatol Venereol. 2012;26(11):1424-1430.
J Eur Acad Dermatol Venereol. 2009;23(1):16-21.
24. Chen JF, Chiang CP, Chen YF, Wang WM.
12. Drago F, Malaguti F, Ranieri E, Losi E, Rebora Pityriasis rosea following influenza (H1N1)
A. Human herpes virus-like particles in pityriasis vaccination. J Chin Med Assoc. 2011;74(6):280-
rosea lesions: an electron microscopy study. J 282.
Cutan Pathol. 2002;29(6): 359-361.
25. Guarneri C, Polimeni G, Nunnari G. Pityriasis 38. Gürel G, S¸ahin S, Çölgeçen E. Pityriasis rosea-
rosea during etanercept therapy. Eur Rev Med like eruption induced by isotretinoin. Cutan Ocul
Pharmacol Sci. 2009; 13(5):383-387. Toxicol. 2017:1-3.
26. Rajpara SN, Ormerod AD, Gallaway L. 39. Chuh A, Zawar V, Sciallis G, Kempf W. A
Adalimumabinduced pityriasis rosea. J Eur Acad position statement on the management of patients
Dermatol Venereol. 2007;21(9):1294-1296. with pityriasis rosea. J Eur Acad Dermatol
Venereol. 2016;30(10):1670-1681.
27. Güleç A, Albayrak H, Kayapinar O, Albayrak
S. Pityriasis rosea-like adverse reaction to atenolol. 40. Sharma PK, Yadav TP, Gautam RK, Taneja N,
Hum Exp Toxicol. 2016;35(3):229-231. Satyanarayana L. Erythromycin in pityriasis rosea:
a double-blind, placebo-controlled clinical trial. J
28. Scheinfeld N. Imatinib mesylate and Am Acad Dermatol. 2000;42(2 pt 1):241-244.
dermatology part 2: a review of the cutaneous side
effects of imatinib mesylate. J Drugs Dermatol. 41. Rasi A, Tajziehchi L, Savabi-Nasab S. Oral
2006;5(3):228-231. erythromycin is ineffective in the treatment of
pityriasis rosea. J Drugs Dermatol. 2008;7(1):35-
29. Brazzelli V, Prestinari F, Roveda E, et al. 38.
Pityriasis rosealike eruption during treatment with
imatinib mesylate: description of 3 cases. J Am 42. Amer A, Fischer H. Azithromycin does not
Acad Dermatol. 2005;53(5 suppl 1):S240-S243. cure pityriasis rosea. Pediatrics. 2006;117(5):1702-
1705.
30. Aydogan K, Karadogan SK, Adim SB, Tunali
S. Pityriasis rosea-like eruption due to ergotamine: 43. Pandhi D, Singal A, Verma P, Sharma R. The
a case report. J Dermatol. 2005;32(5):407-409. efficacy of azithromycin in pityriasis rosea: a
randomized, doubleblind, placebo-controlled trial.
31. Atzori L, Ferreli C, Pinna AL, Aste N. Indian J Dermatol Venereol Leprol. 2014;80(1):36-
‘Pityriasis rosea-like’ adverse reaction to lisinopril. 40.
J Eur Acad Dermatol Venereol. 2004;18(6):743-
745. 44. Ahmed N, Iftikhar N, Bashir U, Rizvi SD,
Sheikh ZI, Manzur A. Efficacy of clarithromycin in
32. Gaertner EM, Groo S, Kim J. Papular pityriasis rosea. J Coll Physicians Surg Pak.
spongiotic dermatitis of smallpox vaccination: 2014;24(11):802-805.
report of 2 cases with review of the literature. Arch
Pathol Lab Med. 2004;128(10): 1173-1175. 45. Ehsani A, Esmaily N, Noormohammadpour P,
et al. The comparison between the efficacy of high
33. Sasmaz S, Karabiber H, Boran C, Garipardic dose acyclovir and erythromycin on the period and
M, Balat A.Pityriasis rosea-like eruption due to signs of pitiriasis rosea. Indian J Dermatol.
pneumococcal vaccine in a child with nephrotic 2010;55(3):246-248.
syndrome. J Dermatol. 2003;30(3):245-247.
46. Drago F, Vecchio F, Rebora A. Use of high-
34. Durusoy C, Alpsoy E, Yilmaz E. Pityriasis dose acyclovir in pityriasis rosea. J Am Acad
rosea in a patient with Behçet’s disease treated with Dermatol. 2006;54(1):82-85.
interferon alpha 2A. J Dermatol. 1999;26(4):225-
228. 47. Ganguly S. A randomized, double-blind,
placebocontrolled study of efficacy of oral
35. Gupta AK, Lynde CW, Lauzon GJ, et al. acyclovir in the treatment of pityriasis rosea. J Clin
Cutaneous adverse effects associated with Diagn Res. 2014;8(5): YC01-YC04.
terbinafine therapy: 10 case reports and a review of
the literature. Br J Dermatol. 1998;138(3):529-532. 48. Das A, Sil A, Das NK, Roy K, Das AK,
Bandyopadhyay D. Acyclovir in pityriasis rosea: an
36. Buckley C. Pityriasis rosea-like eruption in a observer-blind, randomized controlled trial of
patient receiving omeprazole. Br J Dermatol. effectiveness, safety and tolerability. Indian
1996;135(4):660-661. Dermatol Online J. 2015;6(3):181-184.
37. George A, Bhatia A, Kanish B, Williams A. 49. Rassai S, Feily A, Sina N, Abtahian S. Low
Terbinafine induced pityriasis rosea-like eruption. dose of acyclovir may be an effective treatment
Indian J Pharmacol. 2015;47(6):680-681. against pityriasis rosea: a random investigator-blind
clinical trial on 64 patients. J Eur Acad Dermatol
Venereol. 2011;25(1):24-26.
50. Leenutaphong V, Jiamton S. UVB
phototherapy for pityriasis rosea: a bilateral
comparison study. J Am Acad Dermatol.
1995;33(6):996-999.