PENDAHULUAN
Furunkulosis adalah infeksi folikel
rambut yang mengarah ke
pembentukan abses dengan
akumulasi nanah dan jaringan
nekrotik
Staphylococcus aureus
Methicillin Resistant S. aureus
(MRSA),
furunkulosis
memiliki
kecenderungan
untuk kambuh dan
sering menyebar di
antara anggota
keluarga.
furunculosis berulang
Furunculosis berulang secara umum
didefinisikan sebagai, tiga atau lebih
banyak serangan dalam jangka waktu 12
bulan
Kolonisasi pada bagian nares, bagian
yang hangat, lipatan kulit lembab seperti
di belakang telinga, di bawah lipatan
payudara, dan lipatan paha.
Faktor Risiko
Faktor resiko yang menyebabkan kekambuhan
adalah :
1. Riwayat keluarga yang positif
2. Diabetes mellitus
3. Kebersihan pribadi yang buruk
4. Memiliki banyaknya lesi pada kulit seperti pada
dermatitis atopik, luka kronis atau ulkus kaki
meningkatkan kerentanan terhadap kolonisasi
bakteri dan lebih rentan untuk menjadi
furunculosis.
Diagnosa
Diagnosis furunculosis relatif mudah.
Agen mikroba dapat diidentifikasi
dengan swab kultur yang sederhana
Sebuah pemeriksaan klinis umum
harus dilakukan, dan investigasi tidak
hanya melibatkan swab kultur lesi
(dari nanah atau cairan dari bisul
yang berfluktuasi, yang diperoleh dari
sayatan) tetapi juga pada lubang
hidung dan perineum.
Disarankan memeriksa
urine dan glukosa darah,
atau terglikasi
hemoglobin (HbA1c)
untuk mengidentifikasi
diabetes, dan hitung
darah lengkap untuk
menyingkirkan infeksi
sistemik atau penyakit
lainnya. Evaluasi
imunologi dapat
Diagnosa Banding
Jika nodul secara eksklusif terletak di aksila, selangkangan
atau di daerah-daerah inframammary, hidradenitis
suppurativa (HS) dan penyakit abses lainnya harus
dipertimbangkan sebagai diagnosis diferensial.
Komplikasi
Komplikasi yang paling umum untuk
furunculosis adalah terbentuk
jaringan parut dan kekambuhan.
Infeksi kulit MRSA telah terbukti menyebabkan infeksi sistemik melaui
mekanisme yang rumit, termasuk pernapasan distress dan pneumonia, dan
necrotizing fasciitis dan myositis juga dilaporkan. Osteomyelitis, arthritis
septik, dan infeksi sistem saraf pusat yaitu meningitis dan abses otak setelah
infeksi dengan S. aureus juga dilaporkan.
Tatalaksana
MX
Lesi soliter
Furuculosis yang
disebabkam oleh MRSA
pasien rawat jalan:
klindamisin,
trimethoprimsulfamethoxazole,
tetrasiklin a( doxycycline
Berikan antibiotik
atausistemik
minocycline), dan
yang sesuai dengan kultur
linezolid
analisis atau
guidelines
Pencegahan
Luka harus ditutup dan dibersihkan,
perban kering serta kebersihan pribadi
yang baik dengan mandi teratur dan
mencuci tangan dengan sabun dan air,
atau pembersihan dengan gel tangan
yang mengandung alkohol dianjurkan,
terutama setelah menyentuh kulit yang
terinfeksi. Pembersihan berbagi barangbarang pribadi seperti pisau cukur
sekali pakai atau listrik dan epilators,
seprai, dan handuk yang telah
digunakan oleh orang yang terinfeksi
harus dihindari.
Upaya pembersihan
harus difokuskan pada
permukaan sering
disentuh (yaitu,
counter, pintu tomboltombol, bak mandi, dan
kursi toilet).
Kolonisasi
dekolonisasi
mupirocin salep dua kali sehari dalam
lubang hidung dan mencuci tubuh
sehari-hari dengan 4% sabun
klorheksidin selama 5 sampai 14 hari
Berkumur dengan larutan klorheksidin
0,2% tiga kali sehari menurunkan flora
faring. Topikal gentian violet 0,3%
solusio untuk lubang hidung dua kali
sehari selama 2 sampai 3 minggu juga
telah disarankan.