Anda di halaman 1dari 74

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN INTEGUMEN

PADA PENYAKIT DERMATITIS


 
 
Oleh kelompok 2 :
Nuril Qalbi
Rahayu Dwi Putri
Salsabilla Firdausia
Nur’aini Khairunnisa

 Dosen Pembimbing : Ns. Mike Asmaria,S.kep,M.kep


 
Definisi Dermatitis
Dermatitis adalah peradangan kulit ( epidermis
dan dermis ) sebagai respon terhadap
pengaruh faktor eksogen atau pengaruh faktor
endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa
efloresensi polimorfik ( eritema, edema, papul,
vesikel, skuama) dan keluhan gatal.
Klasifikasi Dermatitis
1. Dermatitis Kontak
Dermatitis kontak adalah respon
peradangan kulit akut atau kronik terhadap
paparan bahan iritan eksternal yang mengenai
kulit. Dermatitis kontak terbagi 2 yaitu :
• Dermatitis kontak iritan (mekanisme non
imunologik)
• Dermatitis kontak alergik (mekanisme
imunologik spesifik)
2. Dermatitis Atopik
Dermatitis atopik adalah keadaan
peradangan kulit kronis dan residif, disertai
gatal dan umumnya sering terjadi selama masa
bayi dan anak-anak, sering berhubungan
dengan peningkatan kadar IgE dalam serum
dan riwayat atopi pada keluarga atau
penderita.
3. Dermatitis Numularis
Merupakan dermatitis yang bersifat
kronik residif dengan lesi berukuran sebesar uang
logam dan umumnya berlokasi pada sisi ekstensor
ekstremitas.

4. Dermatitis seboroik
Merupakan golongan kelainan kulit yang
didasari oleh factor konstitusi, hormon, kebiasaan
buruk dan bila dijumpai pada muka dan aksila
akan sulit dibedakan.
Etiologi Dermatitis
Penyebab dermatitis belum diketahui
secara pasti. Sebagian besar merupakan
respon kulit terhadap agen-agen, yaitu :
1. Luar ( eksogen ) misalnya bahan kimia
( deterjen, oli, semen, asam, basa ), fisik ( sinar
matahari, suhu), mikroorganisme
( mikroorganisme, jamur).
2. Dalam ( endogen ) misalnya dermatitis
atopik.
Patofisiologi/WOC Dermatitis
Manifestasi Klinis
Pada umumnya manifestasi klinis dermatitis
adanya tanda-tanda radang akut terutama pruritus
( gatal ), kenaikan suhu tubuh, kemerahan, edema
misalnya pada muka ( terutama palpebra dan bibir ),
gangguan fungsi kulit dan genitalia eksterna.
1. Stadium akut : kelainan kulit berupa eritema,
edema, vesikel atau bula, erosi dan eksudasi sehingga
tampak basah.
2. Stadium subakut : eritema, dan edema berkurang,
eksudat mengering menjadi kusta.
3. Stadium kronis : lesi tampak kering, skuama,
hiperpigmentasi, papul dan likenefikasi.
Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan penunjang :
1. Percobaann asetikolin ( suntikan dalam
intracutan, solusio asetilkolin 1/5000).
2. Percobaan histamin hostat disuntikkan pada
lesi

 Laboratoriumm
 1. Darah : Hb, leukosit, hitung jenis, trombosit,

elektrolit, protein total, albumin, globulin


2. Urin : pemerikasaan histopatologi
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medis dan keperawatan
dermatitis melalui terapi yaitu :
Terapi sitemik, Pada dermatitis ringan diberi
antihistamin atau kombinasi antihistamin, antiserotonin,
antigraditinin, arit – SRS – A dan pada masalah berat
dipertimbangkan pemberian kortikosteroid.
Terapi topical, Dermatitis akut diberi kompres bila sub
akut cukup diberi bedak kocok bila kronik diberi saleb.
 Diet Tinggi kalori dan tinggi protein ( TKTP ) Contoh :

daging, susu, ikan, kacang-kacangan, jeruk, pisang,


dan lain-lain
Manajemem keperawatan pada pasien Dermatitis
seboroik :
Sarankan pada pasien untuk menghindari iritasai dari
luar, factor pemicu yang menyebabkan muncul lagi
dermatitis seboroik ulangan, dan menyarankan untuk
tidak sering menggaruk area yang gatal.
Diskusikan pada pasien untuk menghindari udara ke
kulit dan selalu menjaga kebersihan pelipatan pada
kulit dan usahakan supaya tetap kering.
Instruksikan untuk memanfaatkan shampoo dan
menghindari kebiasaan yang buruk
Beritahu pasien bahwa dermatitis seboroik adalah
masalah yang sangat kronik dan tidak tertutup
kemungkinan untuk muncul lagi.
 Ajarkan pada pasien menempelkan cara-cara untuk

menghindari dermatitis.
Komplikasi
a. Infeksi saluran nafas atas
b. Bronkitis
c. Infeksi kulit
Asuhan Keperawatan Teoritis
A. Pengkajian
1. Identitas
Meliputi: Nama, jenis kelamin, usia,
alamat, agama, bahasa yang digunakan, status
perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asusransi,
golongan darah, nomor register, tanggal
masuk rumahsakit, dan diagnosa medis.
Penanggung Jawab : Nama,agama,alamat,
hubungan dengan klien
2. Riwayat Kesehatan
 Keluhan utama

Biasanya klien mengeluh rasa gatal, kenaikan


suhu tubuh, kemerahan, edema misalnya pada
muka ( terutama palpebra dan bibir ), gangguan
fungsi kulit dan genitalia eksterna. Perawat dapat
menggunakan metode PQRST.

 Riwayat Kesehatan Sekarang


Biasanya klien datang kerumah sakit dengan
keluhan klien mengalami pruritus ( gatal ), kenaikan
suhu tubuh, kemerahan, edema misalnya pada
muka ( terutama palpebra dan bibir ), gangguan
fungsi kulit dan genitalia eksterna.
 Riwayat Kesehatan Dahulu
Riwayat kesehatan yang berkaitan
dengan penyakit sebelumnya dan riwayat
pemeriksaan klien. apakah alergi terhadap zat
makanan, cuaca, obat-obatan, dsb. Mengkaji
adakah riwayat pernah di rawat sebelumnya
atau tidak.

Riwayat Kesehatan Keluarga


Kaji apakah keluarga klien memiliki
penyakit keturunan, namun biasanya tidak ada
penyakit Dermatitis yang diturunkan.
3. Psikososial dan Spiritual
Pasien seringkali merasa ketakutan,
khawatir penyakitnya tidak dapat sembuh.
Biasanya pasien dirawat lama di rumah sakit
sehingga perawat perlu mengkaji perubahan-
perubahan kehidupan khususnya hubungannya
dengan keluarga, pekerjaan atau sekolah.
Lalu mengkaji keadaan spiritual klien, baik dari
agama dan keyakinan akan kesembuhan
penyakit.
4. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan Umum
 Kesadaran [GCS]

 Tanda – tanda vital : TD,N,RR,S

 Pertumbuhan fisik : TB, BB, postur tubuh

 Keadaan kulit : warna, tekstur, kelainan kulit.

b. Pemeriksaan Cepalo Kaudal


 Kepala : Bentuk, keadaan kulit, pertumbuhan

rambut.
 Mata : kebersihan mata, penglihatan, lapang

pandang, pupil, reflek,sclera (icterus/tidak),


konjungtiva (anemis/tidak)
 Telinga : bentuk,kebersihan, secret, membrn
tympani, fungsi pendengaran dan nyeri telinga
 Hidung : fungsi, polip, secret, nyeri, mimisan
 Mulut : kemampuan bicara,keadaan bibir,jumlah
gigi,warna lidah
 Leher : Bentuk, gerakan, pembesaran thyroid,
kelenjer getah bening, tonsil, JVP, nyeri telan
,arteri carotis
 Dada
a. Jantung
 Inspeksi Bentuk dada, kelainan bentuk, retraksi otot dada,
ictus cordis/apex
 Auskultasi : Bunyi jantung, suara yang ditemui
 Perkusi : batas jantung,dullness
 Palpasi : simetris, nyeri tekan, massa, ictus kordis
b. Paru-paru
◦ Inspeksi : bentuk dada normal/abnormal,apakah simetris
kiri dan kanan
◦ Palpasi : apakah ada nyeri tekan,apakah ada
massa/benjolan
◦ Perkusi : apakah suara paru soror,redup,pekak,atau
tympani
◦ Auskultasi : suara nafas apakah vesikuler atau
broncovesikuler, apakah ada suara tambahan, misalnya :
roles, ronchi.
◦ Punggung : bentuk [ lordis, kiposis, skeliosis],
pembengkakan, lesi, nyeri, edema sacral
 Genetalia, anus dan rectum : Warna, terpasang
alat bantu, kelainan genital, simpisis, kondisi
anus, spinter ani, teraba penumpukan urine?
 Ekstremitas
 Atas : kelengkapan, kelainan jari, tonu otot, kesimetrisan gerak, ada yang
menganggu gerak, kekutan otot,gerakan otot, gerakan bahu, siku,
pergelangan tangan dan jari – jari
◦ Bawah : kelengkapan, edema perifer, kekuatan otot, bentuk kaki, varices,
gerakan otot, gerakan panggul, lutut, persendian, pergelangan kaki dan jari
– jari.
 Integumen :
 Warna : Warna kulit dipengaruhi oleh ras. Kulit abnormal ditemukan :
Flushing, Cyanosis, Jaundice, Pigmentasi yang tidak teratur
 Moisture adalah tingkat hidrasi kulit terhadap “basah” dan “minyak”. Secara
umum moisture kulit “kering” not -> excessive. Moistness biasanya terdapat
pada daerah aksilla dan lipatan paha. Kulit >>> lembab dan dingin ->
Abnormal.
 Temperatur : Dikaji dengan Dorsal Tangan
 Texture : Tekstur kulit apakah lembut/halus/kasar dan apakah ada
pembengkakkan
 Turgor : Elastisitas dari kulit
 Edema : Penumpukan cairana yg berlebihan dalam jaringan
 Odor : Bau dan apakah terdapat luka bakar,bakteri pd kulit,infeksi.
◦ Lesi : Kerusakan kulit.
5. Pengkajian Biologis
 Rasa aman dan Nyama : Kaji klien rasa nyaman dan aman.
 Nutrisi : Biasanya pada pasien dermatitis tidak

mengalami perubahan
 Eliminasi: Biasanya pasien tidak mengalami gangguan

dalam eliminasi
 Istirahat – Tidur: Kaji klien mengenai kebiasaan tidur dan

istirahat
 Personal Hygiene : Pasien biasanya dibantu keluarga

melakukan perawatan diri


6. Pemeriksaan Penunjang
 Percobaan asetikolin ( suntikan dalam intracutan, solusio

asetilkolin 1/5000).
 Percobaan histamin hostat disuntikkan pada lesi
7. Analisa Data
Proses analisa merupakan kegiatan
terakhir dari tahap pengkajian setelah
dilakukan pengumpulan data dan validasi data
dengan mengidentivikasi pola atau masalah
yang mengalami gangguan yang dimulai dari
pengkajian pola fungsi kesehatan
B. Diagnosa Keperawatan (SDKI)
1. Nyeri Akut b/d Agen pencidera kimiawi
(bahan kimia iritan) d/d mengeluh nyeri,
tampak meringis, gelisah, sulit tidur.
2. Gangguan integritas kulit b/d bahan kimia
iritan d/d kerusakan lapisan kulit, nyeri,
kemerahan.
3. Gangguan pola tidur d/d kurang kontrol
tidur d/d mengeluh sulit tidur, mengeluh
sering terjaga
4. Risiko infeksi d/d kerusakan integritas kulit
C. Intervensi Keperawatan
 Dx.1 :

Nyeri Akut b/d Agen pencidera kimiawi (bahan


kimia iritan) d/d mengeluh nyeri, tampak
meringis, gelisah, sulit tidur.
 SLKI

- Keluhan nyeri menurun


- Meringis menurun
- Kesulitan tidur menurun
- Pola tidur membaik
- Tekanan darah membaik
- Frekuensii nadi membaik
 SIKI
 Observasi

 - Identifikasi lokasi, karakteristik,durasi, frekuensi,

kualitas, itensitas nyeri


 - Identifikasi skala nyeri

 - Identifikasi respons nyeri non verbal

 - Identifikasi faktor yang memperberat dan

memperingan nyeri
 - Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang

nyeri
 - Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon

nyeri
 - Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup

 - Monitor keberhasilan terapi komplamenter yang

sudah diberikan
- Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
- Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri
- Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
Edukasi
- Jelaskan penyebab,periode, dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri
 Dx.2 :
Gangguan integritas kulit b/d bahan kimia iritan d/d kerusakan
lapisan kulit, nyeri, kemerahan.
 SLKI

 - Elastisitas meningkat
 - Hidrasi meningkat
 - Perfusi jaringan meningkat
 - Kerusakan jaringan menurun

 - Kerusakan lapisan kulit menurun


 - Nyeri menurun
 - Kemerahan menurun

 - Pigmentasi abnormal menurun


 - Jaringan parut menurun
 - Suhu kulit membaik
 - Sensasi membaik

- Tekstur membaik
 SIKI
Observasi
- dentifikasii penyebab gangguan integritas kulit
Terapeutik
- Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring
- Lakukan pemijatan pada area penonjolan tulng,jik
perlu
- Bersihkan perineal dengan air hangat,terutama selama
periode diare
- Gunakan produk berbahan petroleum atau minyak
pada kulit kering
- Gunakan produk berbahan ringan/alami dan
hipoalergik pada kulit sensitive
- Hindari produk berbahan dasar alcohol pada kulit
kering
Edukasi
- Anjurkan menggunakan pelembab
- Anjurkan minum air yang cukup
- Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
- Anjurkan meningkatkan asupan buah dan sayur
- Anjurkan menghindari terpapar suhu ekstrem
- Anjurkan menggunakan tabir surya SPF minimal
30 saat berada di luar rumah
- Anjurkan mandi dan menggunakan sabun
secukupnya
 Dx.3 :
Gangguan pola tidur d/d kurang kontrol tidur
d/d mengeluh sulit tidur, mengeluh sering
terjaga
 SLKI
 - Keluhan sulit tidur menurun
 - Keluhan sering terjaga menurun
 - Keluhan tidak puas tidur menurun
 - Keluhan pola tidur berubah menurun
 - Keluhan istirahat tidak cukup menurun

- emampuann beraktivitas menurun


 SIKI
Observasi
- Identifikasi pola aktivitas dan tidur
- Identifikasi faktor pengganggu tidur
- Identifikasi makanan dan minuman yang menggangu tidur
- Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi
Terapeutik
- Modifikasi lingkungan
- Batasi waktu tidur siang
- Fasilitasi menghilngkan stress sebelum tidur
- Tetapkan jadwal tidur rutin
- Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan
- Sesuaikan jadwal pemberian obat atau tindakan untuk menunjang siklus
tidur terjaga
Edukasi
- Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
- Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
- Anjurkan menghindari makanan/minuman
yang mengganggu tidur
- Anjurkan penggunaan obat tidur yang tidak
mengandung supresor terhadap tidur REM
- Ajarkan faktor-faktor yang berkontribusi
terhadap gangguan pola tidur
- Ajarkan relaksasi otot autogenetic atau cara
nonfarmakologi lainnnya
 Dx.4
Resiko Infeksi
 SLKI
 - Kemerahan menurun
 - Nyeri menurun
 - Bengkak menurun
 - Cairan berbau busuk menurun

- Kultur area luka membaik


 SIKI
 Observasi
 - Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
 Terapeutik

- Batasi jumlah pengunjung


- Berikan perawatan kulit pada area edema
- Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
dengan pasien dan lingkungan pasien
- Pertahankan teknik aseptic pada pasien
berisiko tinggi
Edukasi
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
- Ajarkan etika batuk
- Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka
operasi
D. Implementasi
Melakukan semua yang sudah direncanakan pada SIKI untuk mecapai
tujuan keperawatan.

E. Evaluasi
Merupakan proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari
tindakan keperawatan pada klien.
S : Perkembangan keadaan didasarkan pada apa yang dirasakan, dikeluhkan
dan dikemukakan klien.
O : Perkembangan yang bisa diamati dan diukur oleh perawat atau tim
kesehatan lain
A : Kedua jenis data tersebut, baik subjectif dinilai dan dianalisis, apakah
berkembang kearah perbaikan atau kemunduran. Hasil analisis dapat
menguraikan sampai dimana masalah yang ada dapat diatasi atau adakah
perkembangan masalah baru yang menimbulkan diagnosa keperawatan
baru.
P : Rencana penanganan klien dalam hal ini didasarkan pada hasil analisis
diatas yang berisi melanjutkan rencana sebelumnya apabila keadaan atau
masalah belum teratasi dan membuat rencana baru bila rencana awal tidak
efektif.
Asuhan Keperawatan Kasus
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Umur : 30 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Kp. Jawa II, Pariaman Tengah, Kota
Pariaman
Pekerjaan : Wiraswasta ( Pemilik Salon Kecantikan )
Pendidikan : SMA
Suku : Minang
Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Status perkawinan : Menikah
Tanggal masuk : 18 November 2020
Tanggal pengkajian : 18 November 2020

Penanggung jawab
Nama : Tn. A
Umur : 34 tahun
Pendidikan : S1
Pekerjaan. : PNS
Hubungan dengan klien : Suami
Alamat. : Kp. Jawa II, Pariaman
Tengah, Kota Pariaman
2. Riwayat Kesehatan
 Keluhan utama

Gatal dan perih pada kedua jari dan telapak tangan.

 Riwayat Kesehatan Sekarang


Pasien masuk RSUD Pariaman pada hari rabu
tanggal 18 November 2020 pukul 08.00 WIB melalui
poli. Pasien mengatakan seminggu sebelumnya pasien
mengeluh gatal dan perih pada jari-jari tangan.
Keseharian pasien adalah pemilik dari salon kecantikan
di daerah Pariaman Tengah, Kota Pariaman. Keluhan
pertama yang timbul adalah bintik-bintik kemerahan
yang terasa gatal, kemudian digaruk oleh pasien.
Pasien mengatakan bahwa tiap hari pasien kontak
dengan bahan-bahan salon kecantikan seperti sabun,
shampoo, pewarna rambut, dan bahan lainnya.
Pasien mengira rasa gatal dan perih akan hilang setelah diolesi
salep namun keadaan semakin membuat, pasien pergi berobat
seminggu setelah keluhan awal muncul. Awalnya dirasakan
sedikit gatal pada ujung-ujung jari kedua tangan diikuti
munculnya perubahan warna kulit menjadi kemerahan,
kemudian sering digaruk. Gatal muncul hampir setiap saat,
baik pagi maupun malam hari dan mengganggu aktivitas
sehari-hari. Dua hari sejak rasa gatal tersebut muncul
gelembung-gelembung air dan menjadi luka akibat digaruk.
Pada saat dilakukan pengkajian pada hari rabu tanggal
18 November 2020 pukul 09.00 WIB. Klien mengatakan gatal
dan perih pada kedua jari dan telapak tangan disertai
nyeri,warna kulit kemerahan dan adanya luka yang berisi
gelembung air, pasien mengeluh sulit tidur karena gatal dan
perih yang dirasakan, pasien tampak gelisah, meringis dan
terkadang mengerutkan dahi dengan skala 5.
 Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan sebelumnya belum
pernah dirawat di Rumah Sakit. Pasien pernah
mengalami keluhan ini 4 bulan sebelumnya,
pasien pernah berobat ke poli kulit dan
kelamin RSUD Pariaman dengan keluhan yang
sama namun tidak separah sekarang akibat
kontak dengan bahan-bahan salon. Keluhan
membaik setelah diberikan pengobatan oleh
dokter. Pasien tidak mempunyai riwayat asma
pada dirinya.
 Riwayat Kesehatan Keluarga

Tidak ada anggota keluarga pasien


yang menderita keluhan yang sama, ataupun
penyakit kronik dan menular lainnya.
Riwayat sosial
Pasien tidak mempunyai riwayat
minum alkohol dan merokok. Salah satu
pegawai salon pasien mengatakan juga
mengalami keluhan yang sama.

3. Pengkajian Biologis
4. Pemeriksaan Fisik
 KESADARAN UMUM

 a. Kesadaran : Composmentis.
 b. Kondisi klien secara umum : Klien sadar.

 c. Tanda-tanda Vital : TD : 130/90 mmHg.


 S : 36,5° C.
 N : 88 x/mnt.
 RR : 22 x/mnt.
d. Pertumbuhan fisik : TB: 160 cm, BB: 58 kg

 HEAD TO TOE
 a. Kepala : Rambut bersih, tidak ada ketombe, tidak ada

edema.
 b. Mata : Simetris kanan kiri, konjungtiva anemis, tidak ada

kelainan.
 c. Hidung : Tidak ada polip, penciuman normal dan tidak ada

kelainan.
 d. Telinga : Simetris kanan kiri, tidak ada pembengkakan,

tidak ada nyeri dan tidak ada kelainan.


e. Mulut : Mukosa bibir kering, tidak ada kelainan.
f. Leher : Tidak ada pembengkakan, tidak ada kelainan, tidak ada
kelenjar tyroid dan tidak ada nyeri tekan.
g. Paru-paru
- I : Tidak ada lesi, tidak ada edema.
- P : Tidak ada nyeri tekan.
- P : Tidak ada suara tambahan.
- A : Suara nafas Vestikular.
h. Jantung
- I : Simetris kanan kiri, tidak ada lesi, tidak ada edema.
- P : Tidak ada nyeri tekan.
- P : Bunyi Pekak.
- A : Terdengar suara jantung 1 dan 2.
i. Abdomen
- I : Perut tidak buncit, tidak ada lesi dan tidak ada bekas luka.
- A : Bising usus 12x/menit.
- P : Tidak ada nyeri tekan.
- P : Bunyi Timpani.
j. Ekstremitas
- Ekstremitas Atas : Bentuk simetris, pada kedua jari dan
telapak tangan disertai nyeri,warna kulit kemerahan dan
adanya luka yang berisi gelembung air, ada nyeri pada
kedua jari dan telapak tangan bila ditekan, dan tangan
dikanan terpasang infus, Kekuatan otot 5.
- Ekstremitas Bawah : Simetris kiri dan kanan, tidak ada
kelainan dan kekuatan otot 5

k. Integument
Pada kedua jari dan telapak tangan disertai
nyeri,warna kulit kemerahan dan adanya luka yang
berisi gelembung air, ada nyeri pada kedua jari dan
telapak tangan bila ditekan, luka berbau kurang sedap.
5. Pengkajian Psikososial dan Spiritual
 Psikologi

Pasien terlihat cemas dan gelisah dengan


penyakit yang di deritanya. Klien menyesal dengan
kesalahan yang di perbuat, karena terlambat
berobat kerumah Sakit.
 Sosial

Pasien memilliki banyak teman, klien mudah


berinteraksi dengan orang baru.
 Spiritual

Pasien menganut agama islam. Klien


beribadah dengan baik. Klien hanya berdoa kepada
Allah SWT, agar dapat sembuh dan bisa beraktifitas
lagi seperti biasanya.
6. Pemeriksaan Penunjang
 Laboratorium
 Terapi
 • Mebhyndroline napadisilat tablet 2 x

sehari
 • Urea 10% lotion 2 x sehari

• Hidrocortison 2,5% krim 2 x sehari


B. Analisa Data
C. Diagnosa Keperawatan
D. Intervensi Keperawatan
E. Implementasi
F. Evaluasi
TERIMAKASI
H

Anda mungkin juga menyukai