KEPERAWATAN
DERMATITIS
1. ADINDA PERMATA BAHRI (P07120120048)
2. AMALIA RACHMAWATY (P07120120050)
3. FAISAL ARDI (P07120120057)
4. I DEWE AYU SANTA ANILANALA (P07120120063)
5. MIMING SUKRIANI (P07120120071)
6. NI MADE JUNIA PUTRI (P07120120075)
Konsep Medis
1. Definisi Penyakit
Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respons
terhadap pengaruh factor eksogen dan atau factor endogen, menimbulkan
kelainan klinis berupa eflorensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel,
skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal.
2. Klasifikasi
a. Dermatitis Kontak
b. Neuro Dermatitis
c. Seborrheic Dermatitis
d. Dermatitis Statis
e. Dermatitis Atopik
3. Etiologi
Penyebab Dermatitis secara umum dapat dibedakan menjadi 2
yaitu :
a. Luar (eksogen) misalnya bahan kimia (deterjen, oli, semen, asam,
basa), fisik (sinar matahari, suhu), mikroorganisme (mikroorganisme,
jamur).
b. Dalam (endogen) misalnya dermatitis atopik sejumlah kondisi
kesehatan, alergi, faktor genetik, fisik, stres, dan iritasi dapat menjadi
penyebab eksim.Masing-masing jenis eksim, biasanya memiliki
penyebab berbeda pula.
4. Tanda dan Gejala
Pada umumnya manifestasi klinis dermatitis adanya tanda-tanda radang akut
terutama pruritus (gatal), kenaikan suhu tubuh, kemerahan, edema misalnya
pada muka (terutama palpebra dan bibir), gangguan fungsi kulit dan genitalia
eksterna.
a. Stadium akut : kelainan kulit berupa eritema, edema, vesikel atau bula, erosi
dan eksudasi sehingga tampak basah.
b. Stadium subakut : eritema, dan edema berkurang, eksudat mengering
menjadi kusta.
c. Stadium kronis : lesi tampak kering, skuama, hiperpigmentasi, papul dan
likenefikasi.
Stadium tersebut tidak selalu berurutan, bisa saja sejak awal suatu dermatitis
sejak awal memberi gambaran klinis berupa kelainan kulit stadium kronis.
5. PATOFISIOLOGI
Dermatitis kontak alergik termasuk reaksi tipe IV ialah hipersenitivitas tipe
lambat.Patogenesisnya melalui dua fase yaitu fase indukdi (fase sensitisasi) dan fase
elisitasi.Fase induksi ialah saat kontak pertama alergen dengan kulit sampai limfosit
mengenal dan memberikan respon, memerlukan 2-3 minggu. Fase elesitasin ialah
saat terjadi pajanan ulang dengan alergen yang sama atau serupa sampai timbul
gejala klinis. Pada fase induksi, hapten (proten tak lengkap) berfenetrasi ke dalam
kulit dan berikatan dengan protein barier membentuk anti gen yang lengkap. Anti
gen ini ditangkap dan diproses lebih dahulu oleh magkrofak dan sel Langerhans,
kemudian memacu reaksi limfoisit T yang belum tersensitasi di kulit, sehingga
terjadi sensitasi limposit T, melalui saluran limfe, limfosit yang telah tersensitasi
berimigrasi ke darah parakortikal kelenjar getah bening regional untuk
berdiferensiasi dan berfoliferasi membentuk sel T efektor yang tersensitasi secara
spesifik dan sel memori.
Lanjutan
c. Neurodermatitis sirkumskripta
1) Pemberian kortikosteroid dan antihistamin oral bertujuan untuk mengurangi
reaksi inflamasi yang
menimbulkan rasa gatal, pemberian steroid topical juga membantu mengurangi
Lanjutan…
d. Dermatitis numularis
1) Bila kulit kering diberi pelembab atau emolien
2) Secara topical lesi dapat diobati dengan obat
antiinflamasi, misalnya preparat ter, glukokortikoid,
takrolimus, atau pimekrolimus.
3) Kalau ditemukan infeksi bakterial, diberikan antibiotik
secara sistemik.
4) Kortikosteroid sistemik hanya diberikan pada kasus
yang berat dan refrakter, dalam jangka pendek.
e. Dermatitis statis
1) Diuretik
2) Imunosupresan
3) Istirahat
4) Kortikosteroid
5) Pelembab
6) Terapi kompresi
KONSEP ASKEP DERMATITIS
1. PENGKAJIAN 5) Pola tidur dan istirahat
a. Identitas : meliputi nama pasien, umur, alamat, tanggal 6) Pola hubungan dan peran
lahir, pendidikan, suku, status pernikahan dan identitas 7) Pola sensori dan kognitif
keluarga yang bertanggungjawab. 8) Pola persepsi dan konsep diri
b. Riwayat kesehatan : 9) Pola reproduksi dan seksual
1). Keluhan utama 10) Pola penanggulangan stress
2). Riwayat penyakit sekarang 11) Pola tata nilai dan kepercayaan
3). Riwayat penyakit dahulu
4). Riwayat penyakit keluarga
c. Pola fungsi kesehatan :
1) Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
2) Pola nutrisi dan metabolik
3) Pola eliminasi
4) Pola aktivitas dan latihan
….
d. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan head to toe dengan cara Inspeksi (Melihat), Auskultasi (Mendengar), Palpasi (Meraba), Perkusi
(Mengetuk) mulai dari :
Kepala : Biasanya bersih, tidak ada benjolan, tidak ada lukaataulesi.
Rambut : biasanya berwarna hitam tergantung tingkatan usia
Wajah: kebersihan, ada lesi/tidak ada edema/tidak, dan tidakpucat, sianosis adanya kemerahan/tidak.
Mata : Konjungtiva pucat/tidak dan sklera ikterus/tidak, ada kelainan atau tidak, serta adanay bengkak
kemrahan/tidak
Mulut dan gigi : Bersih/tidak, warna bibir, ada stomatitis/tidak, gigi tidak berlubang, gusi tidak berdarah.
Biasanya pada herpes terdapat lesi pada bagian bibir akibat infeksi
Lanjutan….
Leher : ada kelainan atau tidak, adanya nyeri tekan/tidak, adanya kemerahan atau tidak karena dermatitis bias menyerang bagian
kulit manapun
Thorak : Irama cepat/ tidak, suara jantung normal/tidak, ada tidak bunyi tambahan nafas. Tidak ada masa/ benjolan,ada
nyeri tekan atau tidak.
Abdomen : Ada atau Tidak luka bekas operasi, distensi abdoen atau tidak, kembung atau tidak, warna, kebersihan.
Genetalia : Apakah ada varises, bersih, adanynya nyeri tekan atau tidak, edema/tidak. Biasanya pada dermatitis yang
menyerang genital mengalami kelainan seperti warna kemerahan serta adanya rasa nyeri
Rectum : Bersih/tidak, tidak ada edema,
Adanya tanda- tanda insfeksi/tidak).
Ekstrimitas : Edema/tidak, adanya varises/tidak, sianosis, CRT kembali normal/tidak
Integumen : biasanya pada dermatitis akan ditemukan radang akut terutama priritus (sebagai pengganti dolor), kemerahan
(rubor), gangguan fungsi kulit (function laisa), terdapat Vesikel-veikel fungtiformis yang berkelompok yang kemudian membesar,
terdapat bula atau pustule, hiperpigmentai tau hipopigmentasi.Adanya nyeri tekan, edema atau pembengkakan, serta kulit bersisik
2. Diagnosa Keperawatan
Adapun diagnosa keperawatan yang kemungkinan muncul pada penyakit dermatitis diantaranya :
1. Nyeri akut berhubungan dengan lesi pada kulit
2. Gangguan integritas kulit yang berhubungan dengan perubahan fungsi barier kulit.
3. Gangguan pola tidur yang berhubungan dengan Pruritus.
4. Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak baik
5. Defisit pengetahuan tentang perawatan kulit serta cara menangani kelainan pada kulit
6. Risiko infeksi berhubungan dengan lesi, bercak – bercak merah pada kulit.
3. INTERVENSI
NO TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI RASIONAL
HASIL
JIKA ADA
PERTANYAAN
SILAHKAN
BERTANYA