A. Konsep Penyakit
1. Definisi
Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respon terhadap
pengaruh faktor eksogen dan faktor endogen ( Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, hal.
126. FKUI: Jakarta).
Dermatitis merupakan epidermo-dermitis dengan segala subjektif puritis. Objektif
tampak inflamasi eritema, vesikulasi, eksudasi dan pembentukan sisik (Kapita Selekta
Kedokteran, hal. 90. Djambatan: Jakarta).
Dermatitis adalah radang kulit (Kamus Kedokteran, hal. 90. Djambatan : Jakarta).
Dermatitis kontak adalah dermatitis yang disebabkan oleh bahan (substansi) yang
menempel pada kulit (Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, hal. 127. FKUI : Jakarta).
Dermatitis kontak adalah dermatitis karena kontaktan eksternal yang menimbulkan
fenomena alergi atau iritan (Kapita Selekta Kedokteran, hal. 87. FKUI : Jakarta).
2. Etiologi
Pelarut
Detergen
Minyak pelumas
Asam
Alkali
Serbuk kayu
(Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, hal. 127. FKUI : Jakarta)
Sekret serangga.
Lipas.
Getah tumbuh-tumbuhan.
Deterjen.
Kosmetik.
(Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2, hal. 87. FKUI : Jakarta).
3. Manifestasi klinis
Terdapat tanda-tanda radang akut terutama pruritis, selain itu terdapat pula kelainan suhu,
kemerahan, pembengkakan dan gangguan fungsi pada kulit. Selain itu kadang terdapat
vesikel atau bula, kulit kering. Luas kelainan umumnya sebatas daerah yang terkena,
berbatas tegas.
4. Ptofisiologi
5. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Lab.
Hipersensitivitas terhadap antigen spesifil dapat diperiksa in vitro dengan percobaan
pada kulit/dengan test. Pada percobaan kulit antigen dipakai kepada kulit, intra dermal,
goresan/test tempel (patch test).
6. Penatalaksanaan
Sistematik
Pada kasus dermatitis ringan diberi antihistamin atau kombinasi antihistamin-
antiserotonin, antibiadikinin. Pada kasus berat di pertimbangkan pemberian
kortikosteroid.
Topikal
Prinsip umum terapi lokal antara lain :
Dermatitis basah (madidans) harus diobati dengan kompres terbuka
Dermatitis kering (sika) diobati dengan krem atau salep.
Makin berat atau akut penyakitnya, makin rendah prosentase obat spesifik.
Bila dermatitis akut, diberi kompres. Bila sub akut diberi bedak kocok, pasta, krem,
pasta pendingin. Bila kroni diberi salep.
Pada dermatitis sika, bila superfisial diberi bedak, losio, krim atau pasta. Bila kronik
diberi salep. Krim diberikan pada daerah berambut sedangkan pasta pada daerah
tidak berambut.
(Kapita Selekta Kedokteran, hal. 87. FKUI : Jakarta).
4. Patofisiologi
Bahan-Bahan Iritan
( Detergen, Kosmetik,
Sekret ) ))Serangga)
Mengiritasi kulit
Denaturasi Keratin
Pruritis
Memanipulasi kulit/
digaruk
Kurang informasi