Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

DERMATITIS

DISUSUN OLEH:

GETTI PRATIWI

DOSEN PEMBIMBING:

NS. KARTTIKA, M.SC

PRODI DIII KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES PANGKALPINANG

TAHUN 2020/2021
A. DEFINISI
Dermatitis atau lebih dikenal sebagai eksim merupakan penyakit kulit yang
mengalami peradangan kerena bermacam sebab dan timbul dalam berbagai
jenis, terutama kulit yang kering, umumnya berupa pembengkakan, memerah,
dan gatal pada kulit (Widhya, 2011).

B. ETIOLOGI
Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar (eksogen), misalnya bahan kimia
(contoh: detergen, asam, basa, oli, semen), fisik (contoh: sinar, suhu), mikro-
organisme (bakteri, jamur); dapat pula dari dalam (endogen), misalnya
dermatitis atopik. Klasifikasi dermatitis (Djuanda Adhi, 2010), yaitu:
1. Dermatitis Kontak
Dermatitis kontak ialah dermatitis karena kontaktan eksternal, yang
menimbulkan fenomen sensitisasi (alergik) atau toksik (iritan).
2. Dermatitis Kontak Iritan
DKI ialah erupsi yang timbul bila kulit terpajan bahan-bahan yang bersifat
iritan primer melalui jalur kerusakan yang non-imunologis. Bahan iritan
antara lain deterjen, bahan pembersih peralatan rumah tangga, dan
sebagainya.
3. Dermatitis Kontak Alergik
DKA ialah respons alergik yang didapat bila berkontak dengan bahan-
bahan yang bersifat sensitiser/alergen. Contoh bahan yang dapat memicu
DKA antara lain adalah beberapa jenis pewangi, pewarna, nikel, obat
obatan, dan sebagainya.
4. Dermatitis Atopik
Dermatitis Atopik (DA) adalah kelainan kulit kronis yang sangat gatal,
umum dijumpai, ditandai oleh kulit yang kering, inflamasi dan eksudasi,
yang kambuh-kambuhan. Dermatitis atopik disebabkan oleh rinitis
alergik, asma bronkial, reaksi abnormal terhadap perubahan suhu (hawa
udara panas, dingin) dan ketegangan (stress), resistensi menurun terhadap
infeksi virus dan bakteri, lebih sensitif terhadap serum dan obat.
C. PATOFISOLOGI
Dermatitis merupakan peradangan pada kulit, baik pada bagian dermis
ataupun epidermis yang disebabkan oleh beberapa zat alergen ataupun zat
iritan. Zat tersebut masuk kedalam kulit yang kemudian menyebabkan
hipersensitifitas pada kulit yang terkena tersebut. Masa inkubasi sesudah
terjadi sensitisasi permulaan terhadap suatu antigen adalah 5-12 hari,
sedangkan masa reaksi setelah terkena yang berikutnya adalah 12-48 jam.
Bahan iritan ataupun allergen yang masuk ke dalam kulit merusak lapisan
tanduk, denaturasi keratin, menyingkirkan lemak lapisan tanduk, dan
mengubah daya ikat air kulit. Keadaan ini akan merusak sel dermis maupun
sel epidermis sehingga menimbulkan kelainan kulit atau dermatitis.

D. KOMPLIKASI
Dapat terjadi komplikasi yaitu infeksi bakteri. Gejalanya berupa bintik-bintik
yang mengeluarkan nanah. Pembengkakan gajah getah bening sehingga
mengalami demam dan lesu.

E. PENATALAKSANAAN PENYAKIT

1. Sistemik
Pada kasus dermatitis ringan diberi antihistamin, atau kombinasi
antihistamin-antiserotonin, antibradikinin, anti-SRS-A, dan sebagainya.
Pada kasus berat dapat dipertimbangkan pemberian kortikosteroid.
2. Topikal
Prinsip umum terapi topikal diuraikan di bawah ini:
a. Dermatitis basah (madidans) harus diobati dengan kompres terbuka.
Dermatitis kering (sika) diobati dengan krim atau salep.
b. Makin berat atau akut penyakitnya, makin rendah presentase obat
spesifik.
c. Bila dermatitis akut, diberi kompres. Bila subakut, diberi losio (bedak
kocok), pasta, krim, atau linimentum (pasta pendingin). Bila kronik,
diberi salep.
d. Pada dermatitis sika, bila superfisial, diberikan bedak, losio, krim, atau
pasta; bila kronik diberikan salep. Krim diberikan pada daerah
berambut, sedangkan pasta pada daerah yang tidak berambut. Penetrasi
salep lebih besar dari pada krim.

F. PATHWAY
G. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

a. Pengkajian
1. Identitas Pasien
2. Keluhan Utama.
3. Biasanya pasien mengeluh gatal, rambut rontok.
4. Riwayat Kesehatan.
a. Riwayat penyakit sekarang
Tanyakan sejak kapan pasien merasakan keluhan seperti yang ada
pada keluhan utama dan tindakan apa saja yang dilakukan pasien
untuk menanggulanginya.
b. Riwayat penyakit dahulu
Apakah pasien dulu pernah menderita penyakit seperti ini atau
penyakit kulit lainnya.
c. Riwayat penyakit keluarga
Apakah ada keluarga yang pernah menderita penyakit seperti ini
atau penyakit kulit lainnya.
d. Riwayat psikososial
Apakah pasien merasakan kecemasan yang berlebihan. Apakah
sedang mengalami stress yang berkepanjangan.
e. Riwayat pemakaian obat
Apakah pasien pernah menggunakan obat-obatan yang dipakai
pada kulit, atau pernahkah pasien tidak tahan (alergi) terhadap
sesuatu obat
5. Pola Fungsional Gordon
a. Pola Persepsi dan Penanganan Kesehatan
Persepsi terhadap penyakit :
Tanyakan kepada klien pendapatnya mengenai kesehatan dan
penyakit. Apakah pasien langsung mencari pengobatan atau
menunggu sampai penyakit tersebut mengganggu aktivitas
pasien.
Penggunaan : Tanyakan tentang penggunaan obat-obat tertentu
(misalnya antidepresan trisiklik, antihistamin, fenotiasin,
inhibitor monoamin oksidase ( MAO), antikolinergik dan
antispasmotik dan obat anti-parkinson. Tanyakan tentang
penggunaan alcohol, dan tembakau untuk mengetahui gaya hidup
klien.
b. Pola Nutrisi/Metabolisme
Tanyakan bagaimana pola dan porsi makan sehari-hari klien
( pagi, siang dan malam ). Tanyakan bagaimana nafsu makan
klien, apakah ada mual muntah, pantangan atau alergi. Tanyakan
apakah klien mengalami gangguan dalam menelan. Tanyakan
apakah klien sering mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-
sayuran yang mengandung vitamin antioksidant
c. Pola Eliminasi
Tanyakan bagaimana pola BAK dan BAB, warna dan
karakteristiknya. Berapa kali miksi dalam sehari, karakteristik
urin dan defekasi. Adakah masalah dalam proses miksi dan
defekasi, adakah penggunaan alat bantu untuk miksi dan
defekasi.
d. Pola Aktivitas/Olahraga
Perubahan aktivitas biasanya/hobi sehubungan dengan gangguan
pada kulit. Kekuatan Otot :Biasanya klien tidak ada masalah
dengan kekuatan ototnya karena yang terganggu adalah kulitnya.
Keluhan Beraktivitas : kaji keluhan klien saat beraktivitas.
e. Pola Istirahat/Tidur
Kebiasaan : tanyakan lama, kebiasaan dan kualitas tidur pasien
Masalah Pola Tidur : Tanyakan apakah terjadi masalah
istirahat/tidur yang berhubungan dengan gangguan pada kulit.
Bagaimana perasaan klien setelah bangun tidur? Apakah merasa
segar atau tidak?
f. Pola Kognitif/Persepsi
Kaji status mental klien. Kaji kemampuan berkomunikasi dan
kemampuan klien dalam memahami sesuatu. Kaji tingkat
anxietas klien berdasarkan ekspresi wajah, nada bicara klien.
Identifikasi penyebab kecemasan klien. Kaji penglihatan dan
pendengaran klien. Kaji apakah klien mengalami vertigo. Kaji
nyeri : Gejalanya yaitu timbul gatal-gatal atau bercak merah pada
kulit.
g. Pola Persepsi dan Konsep Diri
Tanyakan pada klien bagaimana klien menggambarkan dirinya
sendiri, apakah kejadian yang menimpa klien mengubah
gambaran dirinya. Tanyakan apa yang menjadi pikiran bagi klien,
apakah merasa cemas, depresi atau takut. Apakah ada hal yang
menjadi pikirannya
h. Pola Peran Hubungan
Tanyakan apa pekerjaan pasien. Tanyakan tentang system
pendukung dalam kehidupan klien seperti: pasangan, teman, dll.
Tanyakan apakah ada masalah keluarga berkenaan dengan
perawatan penyakit klien
i. Pola Seksualitas/Reproduksi
Tanyakan masalah seksual klien yang berhubungan dengan
penyakitnya. Tanyakan kapan klien mulai menopause dan
masalah kesehatan terkait dengan menopause. Tanyakan apakah
klien mengalami kesulitan/perubahan dalam pemenuhan
kebutuhan seks
j. Pola Koping-Toleransi Stres
Tanyakan dan kaji perhatian utama selama dirawat di RS
( financial atau perawatan diri ). Kaji keadan emosi klien sehari-
hari dan bagaimana klien mengatasi kecemasannya (mekanisme
koping klien ). Apakah ada penggunaan obat untuk penghilang
stress atau klien sering berbagi masalahnya dengan orang-orang
terdekat.

k. Pola Keyakinan-Nilai
Tanyakan agama klien dan apakah ada pantangan-pantangan
dalam beragama serta seberapa taat klien menjalankan ajaran
agamanya. Orang yang dekat kepada Tuhannya lebih berfikiran
positif.

b. Diagnosa Keperawatan
1) Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan perubahan
fungsi barier kulit
2) Nyeri dan gatal yang berhubungan dengan lesi kulit
3) Perubahan citra tubuh yang berhubungan dengan penampakan kulit
yang tidak baik
4) Resiko infeksi berhubungan dengan lesi, bercak – bercak merah
pada kulit

c. Itervensi keperawatan
No. Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional
keperawatan hasil
1. Nyeri b.d Tujuan: 1. kaji jenis dan 1. Dapat
adanya lesi Setelah dilakukan tingkat nyeri mengetahui
kulit tindakan keperawatan pasien. tentukan kriteria nyeri
selama 2x60 menit, apakah nyerinya pasien
diharapkan nyeri kronis atau akut. 2. Untuk
berkurang atau Selain itu, kaji memfasilitasi
teradaptasi factor yang dapat pengkajian
Kriteria hasil: mengurangi atau yang akurat
1. Pasien melaporkan memperberat; tentang
nyeri berkurang lokasi, durasi, tingkat nyeri
2. Nyeri dapat intensitas dan pasien
diadaptasi karakteristik
nyeri; dan tanda-
tanda dan gejala
3. Dapat psikologis. 3. Untuk
mengidentifikasi 2. Pengkajian menentukan
aktifitas yang berkelanjutan keefektifan
meningkatkan atau membantu obat
menurunkan nyeri meyakinkan 4. Tindakan ini
4. Pasien tidak gelisah bahwa meningkatkan
dan skala nyeri 0-1 penanganan dapat kesehatan,
atau teradaptasi memenuhi kesejahteraan,
kebutuhan pasien dan
dalam peningkatan
mengurangi nyeri. tingkat
3. Berikan obat yang energy, yang
dianjurkan untuk penting untuk
mengurangi nyeri, pengurangan
bergantung pada nyeri
gambaran nyeri 5. Untuk
pasien. pantau menurunkan
adanya reaksi ketegangan
yang tidak atau spasme
diinginkan otot dan untuk
terhadap obat. mendistribusi
Sekitar 30 sampai kan kembali
40 menit setelah tekanan pada
pemberian obat, bagian tubuh
minta pasien
untuk menilai Kolaborasi:
kembali nyerinya 1. Tindakan ini
dengan skala 1 membantu
sampai 10 meredakan
4. Atur periode gejala.
istirahat tanpa
terganggu

2. Masalah
5. Bantu pasien pasien dapat
untuk mendapat disebabkan
posisi yang oleh iritasi
nyaman, dan atau sensitisasi
gunakan bantal karena
untuk membebat pengobatan
atau menyokong sendiri.
daerah yang sakit 3. Pemotongan
bila perlu. kuku akan
mengurangi
Kolaborasi: kerusakan
1. Gunakan terapi kulit karena
topical seperti garukan.
yang
dipreskripsikan.
2. Anjurkan pasien
untuk menghindari
pemakaian salep
atau lotion yang
dibeli tanpa resep
dokter.
3. Jaga agar kuku
selalu terpangkas.
2. Kerusakan Tujuan: 1. Inspeksi kulit 1. Untuk
integritas kulit Setelah dilakukan pasien setiap menentukan
b.d inflamasi tindakan keperawatan pergantian tugas keefektifan
dermatitis, selama 2x60 menit jaga, jelaskan dan regimen
respon diharapkan kerusakan dokumentasikan perawatan
menggaruk integritas kulit dapat kondisi kulit dan kulit
membaik laporkan
perubahan
2. Bantu pasien 2. Untuk
Kriteria hasil: dalam melakukan meningkatkan
1. Pasien menunjukkan tindakan hygiene kenyamanan
tidak adanya dan kenyamanan dan
kerusakan kulit kesejahteraan
2. Pasien menunjukkan 3. Berikan obat nyeri 3. Pengurangan
turgor kulit yang sesuai program nyeri
normal dan pantau diperlukan
keefektifannya untuk
mempertahan
4. Pertahankan kan kesehatan
lingkungan yang 4. Untuk
nyaman meningkatkan
rasa sejahtera
5. Peringatkan agar pasien
tidak menyentuh 5. Untuk
luka atau balutan mencegah
kerusakan
6. Atur posisi pasien kulit dan
supaya nyaman mencegah
dan kemungkinan
meminimalkan infeksi
tekanan pada 6. Tindakan
penonjolan tulang. tersebut
Ubah posisi pasien mengurangi
minimal setiap 2 tekanan,
jam. Pantau meningkatkan
frekuensi sirkulasi dan
pengubahan posisi mencegah
pasien dan kondisi kerusakan
kulitnya kulit

7. Berikan
kesempatan pasien 7. Tindakan ini
untuk membantu
mengungkapkan mengurangi
perasaan tentang ansietas dan
masalah kulitnya meningkatkan
ketrampilan
8. Berikan koping
pengarahan pada 8. Untuk
pasien dan mendorong
anggota keluarga kepatuhan
atau pasangan
dalam
program perawata
n kulit
3. Gangguan Tujuan: 1. Terima persepsi 1. Untuk
citra tubuh b.d Dalam waktu 1x60 menit diri pasien dan memvalidasi
penampakan pasien menerima berikan jaminan perasaannya
kulit yang perubahan citra tubuh bahwa ia dapat 2. Untuk
tidak baik Kriteria hasil: mengatasi krisis mendapat
1. Pasien berpartisipasi ini nilai dasar
dalam berbagai 2. Ketika pada
aspek perawatan dan membantu pasien pengukuran
dalam pemgambilan yang sedang kemajuan
keputusan tentang melakukan psikologisnya
perawatan perawatan diri, 3. Untuk
2. Pasien menyatakan kaji pola koping meningkatkan
perasaan positif dan tingkat harga rasa
terhadap dirinya dirinya kemandiriann
sendiri 3. Dorong pasien ya
3. Pasien berpartisipasi melakukan
dalam program perawatan diri
rehabilitasi dan
konseling 4. Agar pasien
4. Berikan dapat
kesempatan mengungkapk
kepada pasien an
untuk keluhannya
menyatakan dan
perasaan tentang memperbaiki
citra tubuhnya kesalahpaham
dan hospitalisasi an
5. Bimbing dan 5. Untuk
kuatkan focus mendukung
pasien pada adaptasi dan
aspek-aspek kemajuan
positif dari yang
penampilannya berkelanjutan
dan upayanya
dalam
menyesuaikan
diri dengan
perubahan citra
tubuhnya
4. Resiko infeksi Tujuan: 1. Minimalkan resiko1. 
b.d kerusakan Setelah melakukan infeksi pasien a. Mencuci
perlindungan tindakan keperawatan dengan: tangan adalah
kulit selama 1x60 menit, a. Mencuci tangan satu-satunya
infeksi dapat dihindari sebelum dan cara terbaik
Kriteria hasil: setelah untuk
1. Tanda-tanda vital memberikan mencegah
dalam batas normal perawatan penularan
2. Tidak adanya tanda- pathogen
tanda infeksi

b. Menggunakan
sarung tangan b. Sarung tangan
untuk dapat
mempertahanka melindungi
n asepsis pada tangan pada
saat saat memegang
memberikan luka yang
perawatan dibalut atau
langsung melakukan
berbagai
2. Pantau suhu dan tindakan
catat pada kertas 2. Suhu yang
grafik. Laporkan terus
evaluasi segera meningkat
setelah
3. Bantu pasien pembedahan
mencuci tangan dapat
sebelum dan merupakan
sesudah makan tanda awitan
dan setelah dari komplikasi
kamar mandi pulmonal,
infeksi luka
4. Beri pendidikan atau dehisens,
kepada pasien infeksi
mengenai: saluran kemih
a. Teknik atau
mencuci tangan tromboflebitis
yang baik

b. Factor-faktor
yang 3. Mencuci
meningkatkan tangan
resiko infeksi, mencegah
tanda-tanda dan penyebaran
gejala infeksi pathogen
terhadap
objek dan
makanan lain
4. Tindakan
tersebut
memungkinka
n pasien
untuk
berpartisipasi
dalam
perawatan
dan
membantu
pasien
memodifikasi
gaya hidup
untuk
mempertahan
kan tingkat
kesehatan
yang
optimum

DAFTAR PUSTAKA
Djuanda S, Sularsito. 2010. SA. Dermatitis In: Djuanda A, ed Ilmu penyakit kulit dan
kelamin. Edisi III. Jakarta: FK UI: 126-31.
Johnson, M., et all. 2002. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New
Jersey: Upper Saddle River
Mc Closkey, C.J., et all. 2002. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition.
New Jersey: Upper Saddle River
NANDA, 2012, Diagnosis Keperawatan NANDA : Definisi dan Klasifikasi.
Price, A. Sylvia. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit edisi 4.
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Smeltzer, Suzanne C. 2002. Buku Ajar Medikal Bedah Brunner Suddarth/Brunner
Suddarth’s Texbook Of Medical-Surgical. ed 8 Vol 3 Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai