Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA LANSIA

DENGAN GANGGUAN KOGNITIF

Disusun oleh kelompok : 2


• Acem prasiska
• Anisya septiani
• Erika desy yulianti
• Nia amelia
• Neng fitriana
• Neng siti syarifah
• Nursyifa hasanah
DEFINISI GANGGUAN KOGNITIF

Kognitif adalah : Kemampuan berpikir dan memberikan


rasional,termasuk proses mengingat, menilai, orientasi, persepsi
dan memperhatikan (Stuart&Sundeen,1987).

Gangguan kognitif merupakan respon maladaptif yang


ditandai oleh daya ingat terganggu, disonentasi, inkoheren dan
sukar bepikir logis. Gangguan kognitif erat kaitannya dengan
fungsi otak, karena kemampuan pasien untuk berpikir akan
dipengaruhi oleh keadaan otak.
ETIOLOGI GANGGUAN KOGNITIF

Gangguan kognitif umumnya disebabkan oleh


gangguan fungsi susunan saraf pusat (SSP). SSP
memerlukan nutrisi untuk berfungsi, setiap gangguan
pengiriman nutrisi mengakibatkan gangguan fungsi SSP.
Faktor yang dapat menyebabkan adalah penyakit infeksi
sistematik, gangguan peredaran darah, keracunan zat
.Banyak faktor lain yang menurut beberapa ahli dapat
menimbulkan gangguan kognitif, seperti kekurangan
vitamin, malnutrisi, gangguan jiwa fungsional.
RENTANG RESPON

Fungsi kognitif dapat berfluktuktuasi


sepanjang rentang respon adaptif dan
maladaptive. Fluktuasli ini sangat dipengaruhi
oleh tingkat kecemasan klien. Gangguan kognitif
ini kebanyakan dialami oleh klien dengan
gangguan mental organic dan gangguan ini dapat
terjadi secara episodic atau terus menerus.
KLASIFIKASI

1. DEMENSIA 2. DELIRIUM 3. AMNESTIK

Demensia adalah Delirium adalah fungsi Gangguan amnestik


gangguan fungsi kognitif kognitif yang kacau, adalah gangguan
yang ditandai oleh ditandai dengan kognitif yang dicirikan
penurunanfungsi kekacauankesadaran dengan kerusakan
intelektual yang berat yang meliputi salah memori yang parah
yang disertai kerusakan persepsi dan perubahan dan ketidak mampuan
daya ingat : pemikiran proses pikir (Stuart dan untuk mempelajari
abstrak dan daya nilai : Laraia, 1998). materi baru, dapat
emosi dan kepribadian terjadi konfabulasi dan
(Stuart dan Laraia, apatisme.
1998).
TANDA & GEJALA

3.Gejala umum:
1.Gejala awal: 2.Gejala lanjut: disorientasi,
kinerja mental gangguan mudah lupa,
aktivitas sehari-
menurun, mudah kognitif,
hari terganggu,
lupa, fatique, gangguan afektif, cepat marah,
gagal dalam gangguan kurang
tugas perilaku konsentrasi,
resiko jatuh
Dem
kog ensia D
DAMPAK n
lans itif tid ampak
ia d ak d dari
DEMENSIA men
y
e n g an ip erba fung
kem ebab deme iki p si
men amp kan nsia ada
Dem gatasi uan la hilang yaitu
ens kehid nsia nya
pen ia ju u u
giri ga b pan se ntuk
man er d a h a r i
dan m p a - h ar
p es p en e k p a d i
an. rim
aan a
PENATALAKSANAAN DEMENSIA

Terapi farmakologis yang disarankan untuk demensia ringan


sampai sedang yaitu inhibitor kolinesterase (donezepil,
rivastigmin, dan galantamin) yang memperlama waktu paruh
asteilkolin yang efektif

Terapi non-farmakologis yaitu dapat dilakukan dengan


latihan – latihan yang dapat menstimulasi otak, seperti terapi teka
teki silang; brain gym; puzzle; dan lain-lain
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI FUNGSI
KOGNITIF

Faktor – faktor yang mempengaruhi penurunan


fungsi kognitif pada lansia yaitu proses penuaan
pada otak dan pertambahan usia. Proses penuaan
pada otak yaitu terdapat perubahan pada otak yang
berhubungan dengan usia.
PERUBAHAN
FUNGSI KOGNITIF
Memori
(daya ingat)

Pemecahan
IQ masalah
(Intellegent
quocient)
Motivasi
Kemampuan
pemahaman Pengambilan
keputusan
ASPEK-ASPEK KOGNITIF

1. Orientasi: Orientasi dinilai dengan pengacuan pada personal, tempat dan


waktu.
2. Bahasa: fungsi bahasa merupakan kemampuan yang meliputi 4
parameter, yaitu kelancaran, pemahaman, pengulangan dan naming.
3. Atensi: atensi merujuk pada kemampuan seseorang untuk merespon
stimulus spesifik dengan mengabaikan stimulus yang lain di luar
lingkungannya.
4. Memori :Memori verbal, Memori baru, Memori lama, Memori visual.
5. Fungsi konstruksi: kemampuan seseorang untuk membangun dengan
sempurna.
6. Kalkulasi: kemampuan seseorang untuk menghitung angka.
7. Penalaran: kemampuan seseorang untuk membedakan baik buruknya
suatu hal, serta berpikir abstrak.
Kasus gangguan kognitif pada lansia

Tn. A umur 73 tahun di bawa oleh keluarganya ke psikogeriatrik ia di rawat


karena adanya gangguan kognitif, gejala yang mucul mudah lupa akan peristiwa
yang baru saja terjadi, keluarga Tn. A mengatakan tidak mampu mengenali orang,
tempat dan waktu, keluarga klien juga mengatakan bahwa Tn.A sulit tidur karena
sering melamun di malam hari, dan Keluarga Tn. A mengatakan bahwa Tn.A
belum mandi selama 2 hari dan jarang memakai sabun mandi, jarang gosok gigi,
dan jarang keramas. Tn. A sudah menduda selama beberapa tahun dan memiliki 2
orang anak perempuan yang masing-masing sudah mempunyai keluarga tetapi
anak nya masih mnegunjungi Tn. A selama di rawat di psikogeriatrik 1 minggu 1
kali. Hasil pemeriksaan di dapatkan TD : 130/90 mmHg, S : 37 C, N : 80x/menit,
RR : 22x/menit .
LANJUTAN….

A. Pengkajian

1. Biodata
Nama : Tn.A
Umur : 73 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Suku bangsa : Indonesia
Status perkawinan : duda
Alamat : Ds. Ngudi. Peterongan, Jombang
Tanggal MRS : 12 Januari 2021
Orang yang dapat dihubungi
Nama : Ny.S
Hubungna dengan klien : Anak
Alamat : DS. Ngudi, Peterongan, Jombang
 
2. Riwayat Keluarga
• Istri
• Nama : Ny.D
• Umur : 70 tahun
• Pekerjaan : Ibu rumah tangga
• Alamat : Meninggal
• Status kesehatan : Ds. Ngudi, Peterongn, Jombang
• Penyebab kematian : Hipertensi

3. Riwayat Lingkungan
• Tipe tempat tinggal : rumah sendiri
• Jumlah penghuni rumah : 4 orang
• Kondisi rumah : bersih
4. Status Kesehatan
• Status kesehatan yang lalu : tidak ada
• Keluhan utama : pasien mengatakan mudah lupa akan peristiwa
yang baru saja terjadi
• Penyakit yang di derita : tidak ada
• Mulut
5. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi : simetris, mukosa bibir kering, tidak ada
• Keadaan umum : baik stomatitis, mulut tercium bau
• Tingkat kesadaran : composmentis Leher
• TTV : TD 130/90 mmHg, N: 88x/menit, S Inspeksi : simetris
37C, RR 22x/menit Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak
• Kepala ada bendugan di vena jugularis
Inspeksi : tidak ada benjolan, rambut terlihat • Dada
Inspeksi : simetris
kotor, rambbut beruban, rambut terlihat kering
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada tarikan
dan kotor intercostae
Palpasi : tidak ada nyeri tekan Perkusi : sonor
• Rambut Auskultasi : tidak ada suara tambahan ( wheezing, ronchi)
Inspeksi : beruban,rambut terlihat kotor, • Abdomen
rambut terlihat kering dan kotor Inspeksi : simetris
Palpasi : rambut kasar Auskultasi : tidak ada pembesaran hepar, tidak ada nyeri
tekan
• Mata
Palpasi : timpani
Inspeksi : simetris, konjungtiva merah muda, Perkusi : bising usus normal
sklera tidak icterus, penglihatan pandangan • Genetalian dan anus
kabur Inspeksi : bersih, tidak ada lesi, tidak ada hemoroid,
• Hidung tidak ada benjolan
Inspeksi : simetris, tidak ada secret Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Palpasi : tidak ada nyeri tekan • Ekstremitas
Inspeksi : simetris, tidak ada edema, kuku terlihat kotor
dan panjang
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
 
B. Analisa
Data

NO ANALISA DATA ETIOLOGI MASALAH

1 DS : Degenerasi neuronal Perubahan


 Keluarga pasien mengatakan mudah lupa akan dan demensia proses pikir
peristiwa yang baru saja terjadi progresif
 Keluarga pasien mengatakan tidak mampu megenali
orang, tempat dan waktu.

DO :

 Pasien kehilangan kemampuannya untuk mengenali


wajah, tempat, objek yang sudah di kenalnya dan
kehilangan suasana kekeluargaannya
 Pasien sering mengulang-ngulang cerita yang sama
karena lupa telah menceritakannya
 TD :130/90 mmHg
 S : 37 C
 N : 88x/menit
 RR : 22x/menit
2 DS : Gangguan pola tidur
berhubungan dengan
1. Keluarga klien mengatakan bahwa Tn.A sulit psikologis : usia tua,
tidur karena sering melamun di malam hari kecemasan, depresi,
kelelahan, dan
DO : kesendirian

2. Klien sering melamu saat malam hari


3. Klien tampak susah mengawali untuk tidur
4. Terdapat kantung mata
5. Saat pagi klien tampak sering menguap

3 DS : Status kesehatan Defisit perawatan diri


Keluarga pasien mengatakan bahwa Tn.A belum  
mandi selama 2 hari dan jarang memakai sabun
mandi, jarang gosok gigi, dan jarang keramas Menghambat kemampuan
DO : individu dalam merawat
Badan tericum bau badan, rambut, mulut,
Kulit terlihat kering
kuku
Rambut terlihat kotor

Badan tercium bau,


rambut terlihat kotor,
mukosa mulut kering dan
bau, kuku kotor dan
Panjang.
 
Deficit perawatan diri
3 Diagnosa yang
muncul

 Perubahan proses piker sehubungan dengan


degenerasi neuronal dan demensia progresif
 Gangguan pola tidur berhubungan dengan
psikologis : usia tua, kecemasan, depresi,
kelelahan, dan kesendirian.
 Deficit perawatan diri berhubungan dengan
menurunnya kemampuan merawat diri
Intervensi
keperawatan

No Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi


keperawatan

1 Perubahan proses Setelah dilakukan asuhan 1. Kurangi konfusi lingkungan


piker sehubungan • Dekati pasien dengan cara
keperawatan selama 2x24 jam menyenangkan dan kalem
dengan
diharapkan pasien mampu • Cobalah agar mudah di tebak dalam
degenerasi sikap dan percakapan perawat
neuronal dan memelihara fungsi • Jaga lingkungan tetap sederhana dan
demensia Kriteria hasil : menyenangkan
progresif • Pertahankan jadwal sehari-hari yang
1. Mempertahankan fungsi ingatan teratur
yang optimal • Alat bantu mengingat sesuai yang di
perlukan
2. Memperlihatkan penurunan dalam 2. Tingkatkan isyarat lingkungan
perilaku yang bingung • Perkenalkan diri perawat ketika
berinteraksi dengna pasien
3. Menunjukkan respon yang sesuai • Panggil pasien dengan menyebutkan
untuk stimuli visual dan auditori Namanya
• Berikan isyarat lingkungan untuk
4. Menunjukkan orientasi optimal orientasi waktu, tenpat dna orang
terhadap waktu, tempat dan orang.
2. Gangguan pola NOC NIC
tidur berhubungan
dengan o Anxiety control Sleep Enhancement
psikologis : usia o Comfort level 1. Determinasi efek-efek
tua, kecemasan,
depresi, kelelahan, o Pain level medikasi pola tidur
dan kesendirian o Rest : Extent and Pattern 2. Jelaskan penting nya tidur
o Sleep : Extent an Pattern yang adekuat
Setelah dilakukan tindakan 3. Fasilitasi untuk
keperawatan selama 2x24 jam mempertahankan aktivitas
gangguan pola tidur pasien teratasi sebelum tidur
dengan kriteria hasil : 4. Ciptakan lingkungan yang
1. Jumlah jam tidur dalam batas nyaman
normal 5. Kolaborasi pemberian obat
2. Pola tidur kualitas dalam batas tidur
normal
3. Perasaan fresh sesudah tidru/
istirahat
4. Mampu mengidentifikasi hal-hal
yang meningkatkan tidur.
3 Deficit perawatan diri Setelah dilakukan asuhan 1. Diskusikan dengan klien
kebersihan diri keperawatan selama 2x24 pentingnya kebersihan diri
(mandi, sikat gigi, jam diharapkan pasien dengan cara menjelaskan
keramas) b.d kurang
mampu memelihara fungsi pengertian tentang arti bersih
motivasi dalam
perawatan diri Kriteria hasil : dan tanda-tanda bersih
1. Badan tidak bau 2. Dorong klien untuk
2. Rambut rapih, bersih, dan menyebutkan tiga dari lima
tidak bau tanda kebersihan diri
3. Gigi bersih dan tidak bau 3. Diskusikan fungsi kebersihan
mulut diri dengan menggali
4. Baju rapih dan tidak bau pengetahuan klien
5. Kuku bersih dan tidak Panjang 4. Bantu klien dalam memenuhi
perawatan diri
5. Ingatkan klien untuk
memelihara kebersihan diri
seperti :
a. Mandi 2x sehari pagi dan sore
b. Menyikat gigi (sesudah makan
dan sebelum tidur)
c. Keramas dan menyisir rambut
d. Gunting kuku bila Panjang

Anda mungkin juga menyukai