“INITIAL ASSESSMENT”
DISUSUN OLEH :
NIM : PO.71.20.3.18.016
SEMESTER : V.A
Puji syukur penulis panjatkan kepada allah swt atas berkah dan rahmatnya penulis telah
berhasil menyusun makalah tentang konsep gawat darurat , Makalah ini dibuat untuk
menunjang proses pembelajaran keperawatan.
Pada penulisan makalah ini kami menggunakan bahasa sederhana dan mudah dipahami
sehingga dapat dengan mudah dicerna dan di ambil intisari dari materi pembelajaran sesuai
dengan kebutuhan mahasiswa.
Makalah ini juga di harapkan dapat digunakan oleh mahasiswa DIII Keperawatan
karena kami telah berusaha melengkapi materi makalah sesuai dengan kebutuhan materi
pembelajaran yangh disempurnakan.
Demikian kami sangat mengharapkan kritik yang sifatnya membangun demi tercapai
suatu kesempurnaan dalam memenuhi kebutuhan dalam bidang Keperawatan Gawatdarurat.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
A. Latar Belakang........................................................................................................................4
B. Tujuan......................................................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
A. Definisi......................................................................................................................................5
B. Proses Initial Assessment........................................................................................................5
C. Pengkajian Awal KegawatDaruratan.....................................................................................5
D. Primary Survey........................................................................................................................6
E. Kegawatan Airway (JalanNapas)............................................................................................7
a. Sumbatan JalanNapas.........................................................................................................8
b. Pembebasan Jalan Napas....................................................................................................8
c. Obstruksi jalan nafas.........................................................................................................10
d. Pembebasan Jalan Napas TanpaAlat...............................................................................10
e. Pembebasan Jalan Napas DenganAlat.............................................................................11
f. Membersihkan jalan nafas................................................................................................12
F. Pengkajian Breathing (Pernafasan)......................................................................................12
BAB III...............................................................................................................................................15
PENUTUP..........................................................................................................................................15
A. Kesimpulan............................................................................................................................15
B. Saran.......................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengkajian pada kasus gawat darurat dibedakan menjadi dua, yaitu : pengkajian
primer dan pengkajian sekunder. Pertolongan kepada pasien gawat darurat dilakukan
dengan terlebih dahulu melakukan survei primer untuk mengidentifikasi masalah-
masalah yang mengancam hidup pasien, barulah selanjutnya dilakukan survei sekunder.
Tahapan pengkajian primer meliputi :A: Airway, mengecek jalan nafas dengan tujuan
menjaga jalan nafas disertai kontrol servikal; B: Breathing, mengecek pernafasan
dengan tujuan mengelola pernafasan agar oksigenasi adekuat; C: Circulation, mengecek
sistem sirkulasi disertai kontrol perdarahan; D: Disability, mengecek status neurologis;
E: Exposure, enviromental control, buka baju penderita tapi cegah hipotermia
(Holder,2002).
B. Tujuan
a. Persiapan
b. Triage
c. Survey primer
d. Resusitasi
e. Survey Sekunder
f. Pengawasan dan evaluasi ulang
g. Terapi definitif
C. Pengkajian Awal KegawatDaruratan
Pengkajian pada kasus gawat darurat dibedakan menjadi dua, yaitu : pengkajian
primer dan pengkajian sekunder. Pertolongan kepada pasien gawat darurat dilakukan
dengan terlebih dahulu melakukan survei primer untuk mengidentifikasi masalah-
masalah yang mengancam hidup pasien, barulah selanjutnya dilakukan survei
sekunder. Tahapan pengkajian primer meliputi : A: Airway, mengecek jalan nafas
dengan tujuan menjaga jalan nafas disertai kontrol servikal; B: Breathing, mengecek
pernafasan dengan tujuan mengelola pernafasan agar oksigenasi adekuat; C:
Circulation, mengecek sistem sirkulasi disertai kontrol perdarahan; D: Disability,
mengecek status neurologis; E: Exposure, enviromental control, buka baju penderita
tapi cegah hipotermia (Holder,2002).
Pengkajian yang dilakukan secara terfokus dan berkesinambungan akan
menghasilkan data yang dibutuhkan untuk merawat pasien sebaik mungkin. Dalam
melakukan pengkajian dibutuhkan kemampuan kognitif, psikomotor, interpersonal,
etik dan kemampuan menyelesaikan maslah dengan baik dan benar. Perawat harus
memastikan bahwa data yang dihasilkan tersebut harus dicatat, dapat dijangkau, dan
dikomunikasikan dengan petugas kesehatan yang lain. Pengkajian yang tepat pada
pasien akan memberikan dampak kepuasan pada pasien yang dilayani.
(Kartikawati,2012)
Oleh karena itu diperlukan perawat yang mempunyai kemampuan atau
ketrampilan yang bagus dalam mengaplikasikan asuhankeperawatan gawat darurat
untuk mengatasi berbagai permasalahan kesehatan baik aktual atau potensial
mengancam kehidupan tanpa atau terjadinya secara mendadak atau tidak di
perkirakan tanpa atau disertai kondisi lingkungan yang tidak dapat dikendalikan.
Keberhasilan pertolongan terhadap penderita gawat darurat sangat tergantung dari
kecepatan dan ketepatan dalam melakukan pengkajian awal yang akan menentukan
keberhasilan Asuhan Keperawatan pada sistem kegawatdaruratan pada pasien dewasa.
Dengan Pengkajian yang baik akan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
Aspek – aspek yang dapat dilihat dari mutu pelayanan keperawatan yang dapat dilihat
adalah kepedulian, lingkungan fisik, cepat tanggap, kemudahan bertransaksi,
kemudahan memperoleh informasi, kemudahan mengakses, prosedur dan harga.
(Joewono,2003).
D. Primary Survey
Primary Survey, merupakan penilaian cepat oleh tenaga kesehatan terhadap
keadaan yang mengancam nyawa. Tujuan dari Primary survey adalah untuk
mengidentifikasi dan memperbaiki dengan segera masalah yang mengancam kehidupan.
Prioritas yang dilakukan pada primary survey antara lain (Fulde, 2009) :
1) Airway maintenance dengan cervical spine protection
2) Breathing danoxygenation
4) Disability-pemeriksaan neurologissingkat
Kurangnya pasokan oksigen yang dibawa oleh darah ke otak dan organ vital
lainnya merupakan penyebab kematian tercepat pada penderita gawat. Oleh sebab itu
pencegahan kekurangan oksigen jaringan (hipoksia) yang meliputi pembebasan jalan
napas yang terjaga bebas dan stabil, ventilasi yang adekuat, serta sirkulasi yang normal
(tidak shock) menempati prioritas pertama dalam penanganan kegawatdaruratan.
Sifat gangguan yang terjadi pada jalan napas bisa mendadak oleh karena
sumbatan total, atau bisa juga perlahan oleh karena sumbatan parsial (dengan berbagai
sebab). Sumbatan pada jalan napas dapat terjadi pada pasien tidak sadar atau pasien
dengan kesadaran menurun atau korban kecelakaan yang mengalami trauma daerah
wajah dan leher. Penanganan airway mendapat prioritas pertama karena jika tidak
ditangani akan mengakibatkan kematian yang cepat, dan penanganan segera perlu
dilakukan. Pembebasan jalan napas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu tanpa alat
(manual) maupun dengan alat. Alat bantu pembebasan jalan napas yang digunakan ada
berbagai macam disesuaikan dengan jenis sumbatan dan tingkat kesadaran pasien yang
pada intinya bertujuan mempertahankan jalan napas agar tetap bebas.
a. Sumbatan JalanNapas
Ada beberapa keadaan di mana adanya sumbatan jalan napas harus diwaspadai,
yaitu:
1)Trauma padawajah
Obstruksi total, dapat dinilai dari adanya pernapasan “see saw” pada menit-
menit pertama terjadinya obstruksi total, yaitu adanya paradoksal breathing
antara dada dan perut. Dan jika sudah lama akan terjadi henti napas yang
ketika diberi napas buatan tidak ada pengembangan dada. Menjaga stabilitas
tulang leher, ini jika ada dugaan trauma leher, yang ditandai dengan
adanya trauma wajah/maksilo-facial, ada jejas di atas clavicula, trauma
dengan riwayat kejadian ngebut (high velocity trauma), trauma dengan defisit
neurologis dan multipletrauma.
1.Abdominalthrust.
2.Chestthrust.
3.Backblow.
Pengkajian pada pernafasan dilakukan untuk menilai kepatenan jalan nafas dan
keadekuatan pernafasan pada pasien. Jika pernafasan pada pasien tidak memadai, maka
langkah-langkah yang harus dipertimbangkan adalah: dekompresi dan drainase tension
pneumothorax/haemothorax, closure of open chest injury dan ventilasi buatan
(Wilkinson & Skinner, 2000).
Yang perlu diperhatikan dalam pengkajian breathing pada pasien antara lain :
1) Look, listen dan feel; lakukan penilaian terhadap ventilasi dan oksigenasi
pasien.
1. Inspeksi dari tingkat pernapasan sangat penting. Apakah adatanda-
tanda sebagai berikut : cyanosis, penetrating injury, flail chest,
sucking chest wounds, dan penggunaan otot bantu pernafasan.
2. Palpasiuntukadanya:pergeserantrakea,frakturrulingiga, subcutan
eous emphysema, perkusi berguna untuk diagnosis
haemothorax dan pneumotoraks.
3) Tentukan laju dan tingkat kedalaman nafas pasien; kaji lebih lanjut mengenai
karakter dan kualitas pernafasanpasien.
4) Penilaian kembali status mental pasien.
6) Pemberian intervensi untuk ventilasi yang tidak adekuat dan atau oksigenasi:
procedures
7) Kaji adanya masalah pernapasan yang mengancam jiwa lainnya dan berikan
terapi sesuaikebutuhan.
Kaji adanya masalah pernapasan yang mengancam jiwa lainnya dan berikan
terapi sesuai kebutuhan. Kebersihan jalan nafas tidak menjamin bahwa pasien
dapat bernafas secara adekwat. Inspirasi dan eksprasi penting untuk terjadinya
pertukaran gas, terutama masuknya oksigen yang diperlukan untuk
metabolisme tubuh. Inspirasi dan ekspirasi merupakan tahap ventilasi pada
proses respirasi. Fungsi ventilasi mencerminkan fungsi paru, dinding dada
dan diafragma.
a. pergerakandada
b. adanya bunyinafas
A. Kesimpulan
Pengkajian pada kasus gawat darurat dibedakan menjadi dua, yaitu : pengkajian
primer dan pengkajian sekunder. Pertolongan kepada pasien gawat darurat dilakukan
dengan terlebih dahulu melakukan survei primer untuk mengidentifikasi masalah-
masalah yang mengancam hidup pasien, barulah selanjutnya dilakukan survei sekunder.
Tahapan pengkajian primer meliputi : A:Airway, mengecek jalan nafas dengan tujuan
menjaga jalan nafas disertai kontrol servikal; B: Breathing, mengecek pernafasan
dengan tujuan mengelola pernafasan agar oksigenasi adekuat; C: Circulation, mengecek
sistem sirkulasi disertai kontrol perdarahan; D: Disability, mengecek status neurologis;
E: Exposure, enviromental control, buka baju penderita tapi cegahhipotermia.
B. Saran
Semoga dengan adanya penjelasan seperti ini bisa membuat perawat ataupun tim
medis lebih benar dan terstruktur dalam bekerja dalam situasi apapun dan dapat
memberikan contoh terhadap masiarakat agar proses gawat darurat atau bencana alam
terjadi tim kesehatan maupun masiarakat bisa saling membantu untuk proses
penanggulangan bencana terutama korban akibat bencana
DAFTAR PUSTAKA
https://pdfcoffee.com/makalah-kgd-2-pdf-free.html
https://pdfcoffee.com/makalah-kgd-kelompok-2-pdf-free.html