Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Karena dengan
rahmat dan hidayah serta karunianya, sehingga masih diberi kesempatan untuk
bekerja menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Pengobatan Diabetes
Melitus” makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Ilmu Dasar II”.
Tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengajar
kami, dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan
makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak kami
harapkan.

Manado, 24 juli 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.................................................................................i

KATA PENGANTAR..................................................................................ii

DAFTAR ISI.................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................1
A. LatarBelakang.........................................................................1
B. TujuanPenulisan......................................................................2

BAB II KONSEP PEMBAHASAN.........................................................3


A. Definisi....................................................................................3
B. Etiologi....................................................................................3
C. ManifestasiKlinis.....................................................................6
D. PenatalaksanaanMedis.............................................................6

BAB IV PENUTUP.................................................................................... 10
A. Kesimpulan.............................................................................. 10
B. Saran........................................................................................ 10

DAFTAR PUSTA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diabetes merupakan permasalahan kesehatan serius di seluruh
dunia.Diperkirakan 15,7 juta orang di Amerika Serikat menderita diabetes
mellitus. Perkiraan tersebut, merupakan perhitungan antara diabetes yang
terdiagnosa dan tidak terdiagnosa, sebanyak 5,9 % populasi di Amerika
Serikat menderita diabetes mellitus. Diabetes Mellitus menyebabkan
kematian lebih dari 162.200 jiwa pada tahun 1996. Diabetes termasuk
tujuh penyebab utama kematian pada daftar angka kematian di AS, tapi
diabetes diyakini termasuk kematian yang tidak tidak terlaporkan,
antaranya adalah kondisi dan penyebab kematian. Diabetes adalah
penyebab utama dari kebutaan. Lebih dari 60 sampai 65% penderita
diabetes menderita hipertensi. Hal yang  mengejutkan biaya pengeluaran
untuk pengobatan secara langsung dan tidak langsung untuk diabetes pada
tahun 1997 diperkirakan mencapai 98 juta dolar. Banyaknya biaya tidak
memberikan timbal balik yang kehidupan patien diabetes dan keluarganya.
(Sharon n Margaret 2000)
Penderita diabetes mellitus di Indonesia  terus meningkat setiap
tahunnya, hal ini dihubungkan dengan meningkatnya angka kesejahteraan.
Persentase penderita diabetes mellitus lebih besar di kota daripada di desa,
14,7% untuk dikota dan 7,2% di desa. Indonesia menduduki peringkat
keenam di dunia dalam hal jumlah terbanyak penderita diabetes.
Dari penjelasan yang tersebut diatas peranan soerang perawat
sangat penting dalam pemberian asuhan keperawatan untuk menurunkan
angka kesakitan dan angka kematian yang disebabkan karena diabetes
mellitus, sehingga diharapkan mahasiswa keperawatan dapat memahami
dan menguasai konsep asuhan keperawatan pada pasien diabetes mellitus.

1
B. Tujuan Penulisan
1. TujuanUmum
Adapun tujuan umum dari pembuatan makalah ini diharapkan
mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan pada pasien
diabetes mellitus.
2. TujuanKhusus
Mahasiswadiharapkanmampu :
a. Memahamikonsepmedis diabetes mellitus
b. Memahamikonsepkeperawatan diabetes mellitus.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula
(glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif
(Arjatmo, 2002 dalam www.ilmukeperawatan.com).
Diabetes Melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar glukosa
darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Noer, 2003
dalam www.trinoval.web.id). Diabetes mellitus adalah penyakit dimana
penderita tidak bisa mengontrol kadar gula dalam tubuhnya. Tubuh akan
selalu kekurangan ataupun kelebihan gula sehingga mengganggu system
kerja tubuh secara keseluruhan (FKUI, 2001 dalam www.trinoval.web.id).
Diabetes mellitus adalah sekelompok kelainan yang ditandai oleh
peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia). Mungkin terdapat
penurunan dalam kemampuan tubuh untuk berespon terhadap insulin dan
atau penurunan atau tidak terdapatnya pembentukan insulin oleh pancreas.
Kondisi ini mengarah pada hiperglikemia, yang dapat menyebabkan
terjadinya komplikasi metabolic akut seperti ketoasidosis diabetic.
Hiperglikema jangka panjang dapat menunjang terjadinya komplikasi
mikrovaskular kronis (penyakit ginjal dan mata) serta komplikasi
neuropati. Diabetes juga berkaitan dengan kejadian penyakit
makrovaskuler, termasuk infark miokard, stroke, dan penyakit vaskuler
perifer.(brunner and suddarth, 2002: 109).

B. Etiologi
Sesuai dengan klasifikasi yang telah disebutkan sebelumnya maka
penyebabnyapun pada setiap jenis dari diabetes juga berbeda. Berikut ini
merupakan beberapa penyebabdari penyakit diabetes mellitus:

1.Diabetes Melitus tipe 1 ( IDDM )


a.   Faktor genetic

3
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri;
tetapi mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke
arah terjadinya DM tipe I. Kecenderungan genetik ini ditemukan
pada individu yang memiliki tipe antigen HLA.
b.   Faktor-faktor imunologi
Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal
dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara
bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-
olah sebagai jaringan asing. Yaitu otoantibodi terhadap sel-sel
pulau Langerhans dan insulin endogen.
c.   Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang
menimbulkan destruksi selbeta. (Price,2005)
2. Diabetes Melitus tipe 2 ( NIDDM )
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan
gangguan sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui.
Faktor genetik memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi
insulin.
Faktor resiko:
a.    Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas
65th
Sekitar 90% dari kasus diabetes yangdidapati adalah diabetes tipe
2. Pada awlanya, tipe 2 muncul seiring dengan bertambahnya
usia dimana keadaan fisik mulai menurun.
b.     Obesitas
Obesitas berkaitan dengan resistensi kegagalan toleransi glukosa
yang menyebabkan diabetes tipe 2. Hala ini jelas dikarenakan
persediaan cadangan glukosa dalam tubuh mencapai level yang
tinggi. Selain itu kadar kolesterol dalam darah serta kerja jantung
yang harus ekstra keras memompa darah keseluruh tubuh
menjadi pemicu obesitas. Pengurangan berat badan sering kali

4
dikaitkan dengan perbaikan dalam sensivitas insulin dan
pemulihan toleransi glukosa.
c.    Riwayat keluarga
Indeks untuk diabetes tipe 2 pada kembar monozigot hamper
100%. Resiko berkembangnya diabetes tipe 3 pada sausara
kandubg mendekati 40% dan 33% untuk anak cucunya. Jika orang
tua menderita diabetes tipe 2, rasio diabetes dan nondiabetes pada
anak adalah 1:1 dan sekitar 90% pasti membawa carer diabetes
tipe 2.( Martinus,2005)
3. Diabetes gestasional (GDM )
Pada DM dengan kehamilan, ada 2 kemungkinan yang dialami oleh si
Ibu:
a.    Ibu tersebut memang telah menderita DM sejak sebelum hamil
b.    ibu mengalami/menderita DM saat hamil
Klasifikasi DM dengan Kehamilan menurut Pyke:
Klas I : Gestasional diabetes, yaitu diabetes yang timbul pada
waktu hamil dan menghilang setelah melahirkan.
Klas II : Pregestasional diabetes, yaitu diabetes mulai sejak
sebelum hamil dan berlanjut setelah hamil.
Klas III : Pregestasional diabetes yang disertai dengan
komplikasi penyakit 
Kondisi ini menyebabkan kondisi yang kebal terhadap insulin yang
disebut sebagai insulin resistance.Saat fungsi insulin dalam
mengendalikan kadar gula dalam darah terganggu, jumlah gula dalam
darah pasti akan naik. Hal inilah yang kemudian menyebabkan
seorang wanita hamil menderita diabetes gestasional.

4. Diabetes Melitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom


lainnya
a.Kelainan genetic dalam sel beta.Pada tipe ini memiliki prevalensi
familial yang tinggi dan bermanifestasi sebelum usia 14 tahun.
Pasien seringkali obesitas dan resisten terhadap insulin.

5
b. Kelainan genetic pada kerja insulinsindrom resistensi insulin berat
dan akantosis negrikans
c.  Penyakit endokrin seperti sindrom Cushing dan akromegali
d.  Obat-obat yang bersifat toksik terhadap sel-sel beta
e.   Infeksi

C. Tanda dan Gejala


Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM
atau kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula
darah, dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 -
180 mg/dL dan air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung
gula (glucose), sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut.
Penderita diabetes melitus umumnya menampakkan tanda dan gejala
dibawah ini meskipun tidak semua
dialami oleh penderita :
1.      Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2.      Sering atau cepat merasa haus/dahaga (Polydipsia)
3.      Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4.      Frekwensi urine meningkat/kencing terus (Glycosuria)
5.      Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6.      Kesemutan/mati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan & kaki
7.      Cepat lelah dan lemah setiap waktu
8.      Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9.      Apabila luka/tergores (korengan) lambat penyembuhannya
10. Mudah terkena infeksi terutama pada kulit.

D. Penatalaksanaan Medis
Tujuan utama terapi diabetes adalah mencoba menormalkan aktivitas
insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi terjadinya
komplikasi vaskuler serta neuropatik. Ada lima komponen dalam
penatalaksanaan diabetes:
a.  Penatalaksanaan Diet/Perencanaan Makanan(Meal planning)

6
Pada consensus perkumpulan endokrinologi Indonesia(PERKENI)
telah ditetapkan bahwa standar yang dianjurkan adalah santapan
dengan komposisi seimbang berupa karbohidrat(60-70%), protein
(10-15%), lemak (20-25%),. Apabila diperlukan santapan dengan
komposisi karbohidrat sampai 70-75% juga memberikan hasil
yang baik, terutama untuk golongan ekonomi rendah. Jumlah
kalori disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, umur, stress
akut, dan kegiatan jasmani untuk mencapai berat badan ideal.
Jumlah kandungan kolestrol <300mg/hari. Jumlah kandungan
serat kurang lebih 25 g/hari, diutamakan jenis serat larut.
Konsumsi garam dibatasi bila terdapat hipertensi. Pemanis dapat
digunakan secukupnya.
b.  Latihan Jasmani
Dianjurkan latihan jasmani teratur, 3-4 kali tiap minggu selama
kurang lebih 0,5 jam yang sifatnya sesuai CRIPE (continous,
Rhtmical, Interval, Progresiv, endurance training). Latihan
dilakukan terus menerus tanpa berhenti, otot-otot berkontraksi dan
relaksasi secara teratur, selang seling antara gerak cepat dan
lambat, berangsur angsur dari sedikit ke latihan yang lebih berat
secara bertahap dan bertahan dalam waktu tertentu. Latihan yang
dapat dijadikan pilihan adlah jalan kaki, jogging, lari, renang,
bersepeda, dan mendayung.
Sedapat mungkin mencapai zona sasaran atau zona latihan, yaitu
75%-85% denyut nadi maksimal.Denyut nadi maksimal dapat
dihitung dengan menggunakan formula berikut:
DNM= 220 – umur (dalam tahun)Hal yang perlu diperhatikan
dalam latihan jasmani ini adalah jangan memulai olahraga
sebelum makan, memakai sepatu yang pas, harus didampingi
orang yang tahu mengatasi serangan hipoglikemia, harus selalu
membawa permen, dan memeriksa kaki setelah berolahraga.
c.   Obat berkhasiat hipoglikemik

7
Jika pasien telah melakukan pengaturan makan dan
kegiatan jasmani yang teratur tapi kadar glukosa darah masih
belum baik, dipertimbangkan pemakaian obat berkhasiat
hipoglikemik (oral/suntikan)
E. Pengolongan Obat
Obat Hipoglikemik Oral (OHO) :
1. Golongan biguanida

Metformin adalah salah satu obat diabetes melitus yang mungkin


paling ‘terkenal’. karena termasuk golongan biguanida. Metformin
adalah first line alias obat lini pertama yang akan diberikan dokter
kepada penderita diabetes melitus tipe 2. Jika dengan metformin kadar
gula darah tetap tidak terkontrol, barulah biasanya metformin
dikombinasikan dengan golongan obat lainnya. Metformin bekerja
menghambat glukoneogenesis alias pembentukan glukosa di hati.
Metformin biasanya cukup dapat ditoleransi dengan baik oleh pasien,
dengan efek samping pada saluran pencernaan.
 
2. Golongan sulfonilurea

Contoh obat yang ada dalam golongan ini adalah gliclazide,


glimepiride, dan glibenclamide. Obat golongan sulfonilurea bekerja
menstimulasi sel beta-pankreas, untuk memproduksi lebih banyak
insulin. Penggunaan sulfonilurea erat dengan efek samping hipoglikemia ,
sehingga biasanya tidak dianjurkan pada pasien lanjut usia (geriatri).
Obat golongan ini umumnya adalah terapi lini kedua dan pemberiannya
dikombinasikan dengan metformin.
 
3. Golongan thiazolidinediones

Golongan ini lazim juga disebut the glitazones.  Contoh yang paling


sering digunakan adalah pioglitazone. Obat golongan ini bekerja
meningkatkan uptake alias masuknya gula dari darah ke dalam sel. Obat
ini biasanya diberikan dengan kombinasi bersama metformin dan
sulfonilurea. Selain itu, tidak dapat diberikan kepada pasien dengan
kondisi gagal jantung. Pasalnya, obat golongan ini memiliki efek
samping meningkatkan penumpukan cairan di dalam tubuh yang akan
memperberat kerja jantung.
 

8
4. Golongan meglitinide

Obat golongan ini bekerja menstimulasi sekresi insulin, tetapi dalam


efek yang lebih mild ketimbang golongan sulfonilurea. Contoh obat
golongan ini adalah repaglinide. Obat golongan meglitinide digunakan
dengan kombinasi bersama metformin, karena tidak dapat digunakan
tunggal.
 
5. Golongan Inhibitor Alpha-glucosidase

Alpha-glucosidase adalah suatu enzim pada usus, yang bekerja


memecah karbohidrat kompleks menjadi monosakarida, salah satunya
glukosa. Contohnya adalah akarbose, yang dengan demikian dapat
mengurangi kadar gula yang masuk dari makanan. Salah satu efek
samping yang kurang disukai dari obat golongan ini adalah perut
kembung dan sering buang gas alias kentut! Untuk mengurangi efek
samping ini, obat dianjurkan diminum sesaat sebelum makan atau pada
saat makan.
  
6. Golongan Inhibitor DPP-4

Disebut juga golongan gliptin. Contoh obat golongan ini yang sering
digunakan adalah sitagliptin, linagliptin, dan vildagliptin. Obat golongan
ini bekerja menghambat enzim DPP-4 dalam tubuh. Enzim DPP-4
bekerja menghancurkan hormon incretin, yaitu hormon yang dibutuhkan
dalam regulasi gula darah tubuh. Obat ini biasanya adalah terapi lini
ketiga, jika gula darah tetap tidak terkontrol dengan metformin dan
sulfonilurea.
 
7. Golongan SGLT2-Inhibitor
Obat golongan ini bekerja menghambat enzim sodium glucose
transporter (SGLT), sehingga akan menghambat penyerapan kembali
gula di ginjal. Dengan demikian, gula akan dikeluarkan lewat urine dan
kadar gula dalam darah dapat terjaga. Contoh obat golongan ini adalah
dapaglifozin.
 
Hal yang harus diperhatikan jika seseorang menggunakan obat ini
adalah kebersihan daerah genital, terutama setelah buang air kecil.
Karena urine mengandung gula, maka jika kebersihan tidak dijaga dapat
menyebabkan penyakit infeksi saluran urine.

9
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Diabetes mellitus adalah sekelompok kelainan yang ditandai oleh
peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia). Mungkin terdapat
penurunan dalam kemampuan tubuh untuk berespon terhadap insulin
dan atau penurunan atau tidak terdapatnya pembentukan insulin oleh
pancreas. Kondisi ini mengarah pada hiperglikemia, yang dapat
menyebabkan terjadinya komplikasi metabolic akut seperti
ketoasidosis diabetic. Hiperglikema jangka panjang dapat menunjang
terjadinya komplikasi mikrovaskular kronis (penyakit ginjal dan mata)
serta komplikasi neuropati. Diabetes juga berkaitan dengan kejadian
penyakit makrovaskuler, termasuk infark miokard, stroke, dan
penyakit vaskuler perifer.

B. Saran
Diharapkan kepada setiap pembaca memberikan saran dan kritik
yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

 Baughman, DC & Hackley, JC.2000. Keperawatan Medikal Bedah


Brunner & Suddarth.Jakarta: EGC

 Buku ajar Fisiologi Guyton.

 Lewis M Sharon, RN, PhD, Heitkemper MC faan. 2000. Medical Surgical


Nursing Ed.5.Mosby

 Martinus, Adrian.2005.1001 Tentang Diabetes.Bandung:Nexx Media

 Pearce, Evelyn C.2007.Anatomi dan Fisiologi Untuk


Paramedis.Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama

 Price, Sylvia A.2005.Patofisiologi volume Edisi 6.Jakarta:EGC

 Smeltzer, Suzzanne C.2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah


Brunner & Suddarth Ed.8.Jakarta: EGC

 Tambayong, Jan dr. 2001. Anatomi dan fisiologi untuk keperawatan. EGC

 www.trinoval.web.id

 www.ilmukeperawatan.com

 www.klikdokter.com

11

Anda mungkin juga menyukai