N YANG MENGALAMI
KANKER ENDOMETRIUM DENGAN KEMOTERAPI DI GEDUNG
IRNA TERATAI LANTAI II SELATAN RSUP FATMAWATI JAKARTA
SELATAN
1
KATA PENGANTAR
Assalamu alaikum wr. Wb.
Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa, atas rahmat
hidayah dan izinnya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Asuhan
Keperawatan Kanker Endometrium” dimana dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Tugas ini merupakan tugas dari mata kuliah “Maternitas II” penyusunan makalah ini
kami mengalami kendala atau hambatan namun semua dapat di atasi dengan baik karena
bantuan dari semua pihak yang membantu kami dalam penyusunan makalah ini. Kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami.
Kami yakin makalah yang kami susun ini, masih jauh dari kesempurnaan. Karena itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi penyempurnaan makalah
kami berikutnya.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………………………..
Daftar Isi……………………………………………………………………………….………..
BAB I PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Di RSUP Fatmawati pada tanggal7 Januari 2016 sampai 27 Desember 2017, jumlah
penderita kanker endometrium pada dua tahun belakangan ini sebanyak 144 orang.
Sebanyak 100 orang pasien didiagnosa utama kanker endometrium, 37 orang
sebagai diagnosa penyerta, dan 7 orang pasien pada diagnosa awal. Rata-rata pasien
kanker endometrium berusia > 50 tahun, sekitar 53 orang berusia < 50
tahun.Sebanyak 130 orang mampu bertahan hidup sedangkan 14 orang lainnya
meninggal dunia.
(3) Sebagai pengelola, perawat berperan dalam mengelola asuhan keperawatan selama
24 jam dan berkesinambungan,
(5) Sebagai peneliti, perawat dapat ikut serta dalam penelitian atau memanfaatkan
hasil penelitian khusunya mengenai kanker endometrium. Mengingat penyakit
Kanker Endo metrium adalah penyakit yang perlu diwaspadai dan dapat dicegah
kemunculannya, maka sebagai calon perawat sangat penting untuk mengetahui tentang
apakah Kanker Endometrium dan bagaimana kita melakukan asuhan keperawatan
yang baik dan benar pada wanita dengan Kanker Endometrium. Berdasarkan hal
tersebut maka penulis tertarik mengambil kasus pada pasien yang mengalami
Kanker Endometrium dengan Post Kemoterapi. Laporan kasus yang akan
dipaparkan penulis berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Ny.N yang mengalami
Kanker Endometrium dengan Kemoterapi di Gedung IRNA Teratai Lantai II Selatan
RSUP Fatmawati Jakarta Selatan”
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Laporan Pendahuluan
2. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Kasus Kanker Endometrium
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Whoellan (2009), kanker endometrium adalah kanker yang terjadi pada
organ endometrium atau pada dinding rahim. Endometrium adalah organ rahim yang
berbentuk seperti buah pir sebagai tempat tertanam dan berkembangnya janin. Kanker
endometrium kadang-kadang disebut kanker rahim, tetapi ada sel-sel lain dalam rahim
yang bisa menjadi Kanker seperti otot atau selmiometrium. Pendarahan pada vagina di
antara periode menstruasi atau setelah menopause, merupakan tahap awal untuk
mendeteksi kanker endometrium.
Kanker Endometrium merupakan keganasan yang terbentuk pada dinding bagian
dalam rahim, yaitu lapisan endometrium. Kanker ini berkaitan erat dengan produksi
estrogen pada perempuan karena estrogen merangsang pertumbuhan sel endometrium.
Infertilitas, menopause lambat, dan yang memiliki siklus haid tidak teratur, serta
riwayat endometriosis merupakan faktor yang meningkatkan resiko seorang
perempuan mengidap kanker endometrium (Afiyanti, Yati, 2016).
2.3 Etiologi
Kanker endometrium masih belum diketahui secara jelas penyebabnya. Salah satu
faktornya adalah hormone estrogen. Kanker endometrium dalam perjalanan etiologinya
di dahului oleh proses prakanker yaitu hiperplasia endometrium. Kanker endometrium
yang berhubungan dengan hormonal atau yang disebut “hormonal dependent” adalah
kanker endometrium jenis endometrioid. Sementara itu, kanker endometrium yang tidak
dipengaruhi faktor hormonal di kelompokkan sebagai kanker endometrium yang non-
endometrioid. Kanker endometrium yang non-endometrioid umumnya lebih ganas
dibandingkan dengan yang jenis endometrioid (Rasjidi, Imam., 2010).
Sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebab kanker endometrium, tetapi
beberapa penelitian menunjukkan bahwa rangsangan estrogen yang berlebihan dan
terus menerus bisa menyebabkan kanker endometrium.Nugroho (2012) menyebutkan
beberapa faktor resiko yang dapat meningkatkan munculnya Kanker Endometrium,
ialah:
a. Usia Perimenopause : pada wanita usia tua terjadi peningkatan reaksi konversi
androstenedion menjadi estron.
b. Obesitas ; pada wanita obesitas terjadi peningkatan reaksi konversi androstenedion
menjadi estron. Pada obesitas konversi ini ditemukan sebanyak 25-20 kali.
Obesitas merupakan faktor resiko utama pada kanker endometrium sebanyak 2
sampai 20 kali. Wanita dengan berat badan 10-25 Kg diatas berat badan normal
menpunyai resiko 3 kali lipat dibanding dengan wanita dengan berat badan
normal. Bila berat badan lebih dari 25 Kg diatas berat badan normal maka resiko
menjadi 9 kali lipat.
c. Diabetes Milletus : diabetes melitus dan tes toleransi glukosa (TTG) abnormal
merupakan factor resiko keganasan endometrium. Angka kejadian diabetes melitus
klinis pada penderita karsinoma endometrium berkisar antara 3-17%, sedangkan
angka kejadian TTG yang abnormal berkisar antara 17-64%.
d. Hipertensi : 50% dari kasus endometrium menderita hipertensi dibandingkan dengan
1/3 populasi kontrol yang menderita penyakit tersebut, kejadian hipertensi pada
keganasan endometrium menurut statistik lebih tinggi secara bermakna daripada
populasi kontrol.
e. Nuliparitas : memiliki resiko terkena kanker endometrium lebih tinggi baik sudah
menikah atau belum dibanding wanita yang pernah melahirkan. Penelitian
menunjukkan bahwa 25% penderita kanker endometrium tidak pernah melahirkan
anak (nulipara). Penelitian lainnya juga menunjukkan bahwa faktor ketidak
suburban (infertilitas) lebih berperan dari pada jumlah melahirkan (paritas).
f. Usia menarche yang terlalu awal : wanita mempunyai riwayat menarche sebelum
usia 12 tahun mempunyai resiko 1,6 kali lebih tinggi dari pada wanita yang
mempunyai riwayat menars setelah usia lenih dari 12 tahun. Menstruation span
merupakan metode numerik untuk menentukan faktor resiko dengan usia saat
menarche, usia menopause dari jumlah paritas. Menstruasion span (MS) = usia
menars –(jumlah paritas x1,5). Bila MS 39 maka resiko terkena Ca endometrium
sebanyak 4,2 kali dibanding MS < 29.
g. Riwayat pemakaian estrogen jangka Panjang : estrogen sering digunakan sebagai
terapi sulih hormon. Peningkatan penggunaan hormon ini diikuti dengan
meningkatnya resiko kanker endometrium
h. Sindroma ovarium polikistik : hiperplasia endometrium adalah pertumbuhan yang
berlebihan dari jaringan selaput lendir rahim disertai peningkatan vaskularisasi
akibat rangsangan estrogen yang berlebihan dan terus menerus. Disebut neoplasia
endometrium intraepitel jika hiperplasia endometrium disertai sel-sel atipikal dan
meningkatkan resiko menjadi Ca endometrium sebesar 23%
i. Riwayat keluarga : ada kemungkinan terkena kanker endometrium, jika terdapat
anggota keluarga yang terkena kankerini, meskipun prosentasenya sangat kecil.
2.4 Patofisiologi
Kanker endometrium adalah kanker yang terbentuk di dalam endometrium yang
merupakan lapisan dalam halus rahim atau rahim. Rahim terletak di daerah panggul
dan menyerupai bentuk sebuah pepaya atau buah pir. Ovarium yang memproduksi
estrogen, tetapi mereka juga memproduksi hormon lain yang disebut progesteron yang
membantu untuk menyeimbangkan estrogen. Tidak diketahui secara persis apa yang
menyebabkan kanker endometrium, tetapi telah dikaitkan dengan hormon estrogen
terlalu banyak, yang merupakan hormon wanita. Kedua hormon harus seimbang, tetapi
jika terlalu banyak estrogen yang diproduksi akan menyebabkan endometrium tumbuh,
sehingga meningkatkan risiko kanker endometrium.
Ada faktor lain yang meningkatkan kadar estrogen dan salah satunya adalah
obesitas. Jaringan lemak dalam tubuh juga memproduksi hormon estrogen. Pola makan
dengan asupan tinggi lemak hewani, termasuk daging, susu, dan unggas, bersama
dengan makanan olahan dan gula halus adalah nomor satu penyebab obesitas. Makanan
ini harus dihindari terutama oleh mereka yang beresiko. Mereka yang berisiko adalah
wanita yang telah melalui menopause, tidak punya anak, menderita diabetes, memiliki
kanker payudara, atau sering mengkonsumsi makanan dengan lemak tinggi.
Tanda pertama kanker endometrium adalah perdarahan atau bercak. Pendarahan
atau bercak mungkin tidak selalu hasil dari kanker, tetapi ide yang baik untuk
segera memeriksakan ke dokter agar diperiksa lebih detail lagi. Gejala lain dari kanker
endometrium adalah penurunan berat badan, kelelahan, nyeri panggul, kesulitan buang
air kecil dan nyeri selama hubungan seksual. Kanker ini terutama mempengaruhi wanita
yang telah melewati menopause. Mayoritas kasus pada perempuan berusia 55-70 tahun
(Corwin, 2012).
2.6 Klasifikasi
Stadium system FIGO (Federation of Gynecology and Obstetrics) tahun 1988 yang
telah direvisi tahun 2009 merupakan stadium operatif yang didasarkan pada pemeriksaan
histopatologik dari jaringan histerektomi total. Adapun menurut Errol R. Norwitz
and John O. Schorge (2008) stadium kanker endometrium yaitu :
Ny. N, lahir di Jakarta pada tanggal 12 Desember 1964, pasien tinggal di Menteng
Wadas Jakarta, pendidikan terakhir tamat S1, pasien adalah pensiunan guru SMP,
agama pasien Islam, suku Betawi, dan berbangsa Indonesia, status perkawinan
telah menikah dan ini merupakan perkawinan pertama, pasien biasa berbicara
menggunakan bahasa Indonesia, pasien merupakan anggota BPJS, diagnosa medis pasien
adalah Kanker Endometrium
Nama suami pasien adalah Tn. M, lahir di Bogor pada tanggal 31 Desember
1948, pendidikan terakhir suami pasien adalah S1, suami pasien bekerja sebagai
Pegawai Negri Sipil, beragama Islam, suku Sunda dan berbangsa Indonesia, usia
perkawinan pasien dengan suami sudah 30 tahun
Pasien masuk RSUP Fatmawati pada tanggal 7 April 2018 pada jam 21.30 WIB,
pasien dirawat di Instalasi IRNA Teratai Lantai 2 Selatan kamar nomor 227 Bed A.
Klien masuk dengan keluhan nyeri akibat luka post histerektomi, nyeri seperti ditusuk
- tusuk, nyeri pada abdomen kuadran kiri atas, skala nyeri 4, nyeri hilang timbul ±2-
3 menit. Klien juga mengeluh merasa lemas dan pusing.
Pengkajian
Tanggal/jam Masuk : 7 April 2018 / 21.30 WIB
Tanggal/jam Pengkajian : 7 April 2018
Diagnosa Medis : Kanker Endometrium
Ruangan/RS : Kamar No. 227 Bed A / Teratai Lantai II Selatan RSUP
Fatmawati Jakarta Selatan
Identitas Pasien
Nama pasien : Ny, “N”
Umur : 53 Tahun
Suku/Bangsa : Betawi / Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Pensiunan Guru SMP
Alamat : Jakarta
Status perkawinan : Menikah
Siklus : 30 hari
Riwayat Obstetri :
Masalah
No Tahun Tempat Penolong Persalinan UK JK BBL H/M
kehamilan
-Adik dan tante klien meninggal karena menggidap penyakit Kanker Serviks.
Penyakit yang pernah di derita oleh anggota keluarga (factor resiko terjadinya gangguan
reproduksi) : Adik perempuan dan tante klien meninggal karena Kanker Serviks.
Riwayat Genekologi
Keluhan : -
Observasi
Pola Nutrisi :
A. Frekuensi makan........x/hari 3x/hari 3x/hari
B. Nafsu makan : Baik Mual dan muntah
Baik/TidakAlasan : ......
(Mual, muntah, sariawan)
C. Porsi makanan yang 1 porsi ½ porsi
dihabiskan
D. Makanan yang tidak disukai Tidak ada Tidak ada
E. Makanan yang membuat Tidak ada Tidak ada
alergi
F. Makanan pantangan Tidak ada Tidak ada
G. Makanan Diet Tidak ada TKTP 1500 kkl
H. Penggunaan obat-obatan Ranitidine 150 Ranitidine 150
sebelum makan mg PO mg PO
I. Penggunaan alat bantu NGT Tidak pakai Tidak pakai
dll.
Pola Eliminasi :
1. BAK :
a. Frekuensi..............x/hari 4-5x/hari 4-5x/hari
b. Warna : .............. Kuning jernih Kuning jernih
c. Keluhan : ............. Tidak ada Tidak ada
d. Penggunaan alat bantu Tidak pakai Tidak pakai
(kateter, dll)
2. BAB :
A, Frekuensi...............x/hari 1x/hari 1x/hari
b. Waktu : .......... Pagi hari Tidak tentu
(pagi/siang/malam/tidak
tentu)
c. Konsistensi : ............. Lembek Lembek
d. Keluhan : ........... Tidak ada Tidak ada
e. Penggunaan Laxatif : Tidak pakai Tidak pakai
........
Pola Personal Hygiene
1. Mandi :
A. Frekuensi..............x/hari 2x/hari 2x/hari
B. Waktu: Pagi/sore/malam Pagi dan sore Pagi dan sore
2. Oral Hygiene
a. Frekuensi.............x/hari 2x/hari 2x/hari
b. Waktu:Pagi/sore/malam Pagi dan malam Pagi dan malam
3. Cuci Rambut
a. Frekuensi..............x/hari Tidak cuci (rambut Tidak cuci (rambut
botak) botak)
Pemeriksaan Fisik :
1. Pemeriksaan Fisik Umum :
a. .Berat badan: 68 kg, Sebelum sakit : 72 kg.
Setelah kemoterapi : 61kg. IMT : 25,4 Kategori :Pre-Obes
b. Tinggi badan: 155 cm c
c. Tekanan darah: 144/92 mmHg
d. Nadi: 89 x/menit
e. Frekuensi Nafas: 20 x/menit
f. Suhu Tubuh: 36,2º
g. Keadaan Umum: (√)Ringan(o)Sedang(o)Berath.
h. Pembesaran kelenjar getah bening: (√) Tidak(o) Ya
i. Cloasma : -
j. Jerawat : tidak ada jerawat
2. Sistem Pernapasan
a. Jalan nafas: (√)Bersih(o) Ada sumbatan : ..........
b. Pernafasan: (√)Tidak sesak(o) Sesak : ...........
c. Meenggunakan otot bantu nafas : (o) Ya(√)Tidak
d. Frekuensi: 20 x/menit.
e. Irama: (√)Teratur(o) Tidak Teratur
f. Jenis pernafasan: Spontan
g. Kedalaman: (√)Dalam(o) Dangkal
h. Suara nafas: (√)Vesikuler(o) Ronchi(o) Wheezing(o)
i. Ralesi.Nyeri saat bernafas: (o) Ya(√)Tidakj.
j. Penggunaan otot bantu nafas : (√)Tidak(o) Ya, .............
3. Sistem Cardiovasculer
a. Sirkulasi perifer
-Nadi : 89 x/menit,Irama: (√)Teratur(o) Tidak Teratur
-Denyut : (o) Lemah(√)Kuat
-Akral : (√)Hangat(o) Dingin(o) Basah(o) Kering
-Warna : (√)Normal(o) Sianosis(o) Pucat
-Distensi vena jugularis : Tidak ada
-Temperatur kulit : (√)Hangat(o) Dingin
-Pengisian kapiler : 2 detik
-Konjungtiva : (𝑜)Merah muda(o) Anemis(√)Ananemis
-Edema: (𝑜)Ya(√)Tidak
b. Sirkulasi jantung
-Kecepatan denyut apikal : 90 x/menit-Irama: (√)Teratur(o) Tidak Teratur
-Kelainan bunyi jantung: (o) Murmur(o) Gallop
-Sakit dada: (𝑜)Ya(√)Tidak
-Timbulnya: (o) Saat beraktivitas (o) Tanpa aktivita (o) Seperti ditusuk-tusuk
(o) Seperti terbakar (o) Seperti tertimpa benda berat
Skala nyeri: Tidak nyeri
4. Sistem Hematologi
Gangguan Hematologi :
-Pucat: (√)Tidak(o) Ya
-Perdarahan: (o) Tidak(√)Ya,
dimana : Vagina(o) Ptechie(o) Pupura(o) Mimisan(o) Perdarahan gusi
(o) Echimiosis
5. Sistem Saraf Pusat
-Keluhan sakit kepala: Kepala terasa berat dan pusing
-Tingkat kesadaran: (√)Composmentis(o) Apatis(o) Somnolent(o) Soporkoma
-Pemeriksaan reflex :
a. Refleks Fisiologis : (√)Normal(o) Tidak
b. Refleks Patologis : (√)Tidak(o) Ya
6. Sistem Pencernaan
a. keadaan mulut : 1. Gigi : (o) caries (√) tidak
2. penggunan gigi palsu : (o) ya (√) tidak
3. stormatitis : (o) ya (√) tidak
4. lidah kotor : (o) ya (√) tidak
5. salifa : (√) normal (o) tidak normal
b. Muntah
- Isi : (√) makanan (o) caitan (o) hitam
- Warna : (√) sesui warna makanan (o) kehijauan
(o) coklat (o) kuning (o) hitam
- Frekuensi : 3xhari jumlah : 150cc
c. nyeri daerah perut : (√) ya (o) tidak
d. skala nyeri : 4, nyeri pada abdomen kuadran kiri atas
e. lokasi dan karakter nyeri :
(√) sepeti di tusuk tusuk (o) melilit (o) ceramp
(o) panas seperti terbakar (√) setempat (o) menyebar
(o) berpindah pindah
f. bising usus : 18xmenit
7. Sistem Endokrin
a. Perbesaran kelenjar payudara : (√) Tidak(o) Ya,
ukuran massa(o) Konsistensi massa(o) keluar ASI (o) kulit dan puting ketarik
d. Perbesarah ovarium: (o) Ya, ukuran cm x cm, karakteristik, tumor ovarium tidak ada
e. Perbesaran endometrium: (o) Tidak(√) Ya, ketebalan 9 mm
8. Sistem Perkemihan
Cairan: Intake 2500 cc ; Output 1850 cc (lampirkan pengukuran intake output).
Balance cairan : Intake –Output : 650 cc
Perubahan pola kemih : (o) Retensi(o) Urgensi(o) Disuria(o) Tidak lampias(o)
Nokturia(o) inkontinensia(o) Anuria
B.A.K : Warna : (√) Kuning Jernih(o) Kuning kental/coklat(o) Merah(o) Putih seperti
air susu
Distensi/ketegangan kandung kemih: (o) Ya(√) Tidak
Keluhan sakit pinggang : (o) Ya(√) Tidak
Skala nyeri FPS : -
9. Sistem Integumen
Turgor kulit: (√) Baik(o) Buruk
Temperatur kulit: Hangat
Warna kulit: (o) Pucat(o) Sianosis(√) Kemerehan
Keadaan kulit: (√) Baik(o) Luka, Lokasi (√) Insisi operasi, Lokasi abdomen
Kondisi terbalut verban yang tidak rembes(o) Gatal-gatal(o) Merah/lebam(o)
Kelainan pigmen(o) Luka bakar, Grade .. Porsentase..(o) Dekubitus, Lokasi
Kelainan kulit: (√) Tidak(o) Ya, Jenis .
Kondisi kulit pemasangan infus : Baik, tidak ada flebitis
Keadaan rambut: -Tekstur : (√) Baik(o) Tidak(o) Alopesia
Kebersihan : ( ) Ya(o) Tidak
10. Sistem Muskuloskeletal
a. Kesulitan dalam pergerakan : (√) ya (o) Tidak
b. Keadaan tonus otot : (√) baik (o) hipotoni
(o) hipertoni (o) atoni
c. kekuatan otot 4444 4444
4444 4444
11. Sistem Reproduksi
a. Labiamayora : warna normal, massa tidak ada, bentuk normal, ukuran normal
pengeluaran sekret bercak kecoklatan, bau khas, varises tidak ada.
b. Labia minora : warna normal, massa tidak ada, bentuk normal, ukurannormal,
pengeluaran secret bercak, bau khas, varises tidak ada.
c. Perineum : warna normal,massa tidak ada, bentuk normal, ukuran normal,
pengeluaran sekret tidak ada, tidak ada luka.
d. Introitus vagina : warna normal, massa tidak ada, bentuk normal, ukuran
normal,pengeluaran sekret tidak ada,bautidak, tidak ada perdarahan pervagina.
Genetalia Interna :
a. Uterus : Tidak membesar
b. Tuba falopii : Tidak membesar
c. Serviks : Tidak membesar
d. Endometrium:Endometrium stratum basale regular tebal endometrium
daerah fundus 9 mm, terdapat arus darah bersifat arterial RI 0,6
12. Masalah Psikososial
a. Gangguan body image:Tidak ada
b. Gangguan peran:Tidak ada
c. Menarik diri:Tidak ada
d. Cemas:Tidak ad
e. .Depresi:Tidak ada
f. Kesiapan mental menghadapi fase terminal:Ya, pasien sudah siap untuk
menghadapi fase terminal
Pengetahuan dan Perilaku Kesehatan
Kontrasepsi : IUD
Perawatan bayi/diri :
Merokok : -
Obat-obatan/jamu :
Lain-lain
Masalah keperawatan
HEMATOLOG
IHemoglobin 8.9 g/dL 11.7-15.5
Hematoktrit 26 % 33-45
Leukosit 3.2 ribu/uL 5.0-10.0
Trombosit 44 ribu/uL 150-440
Eritrosit 2.84 juta/uL 3.80-5.20
VER/HER/KHER/RDW
VER 90.4 fl 80.0-100.0
HER 31.3 pg 26.0-34.0
KHER 34.6 g/dl 32.0-36.0
RDW 13.1 % 11.5-14.5
Terapi/Tindakan Medis:
Cairan :
Vemplon, tidak mendapatkan terapi cairan. Dipasang hanya untuk tranfusi PRC 5
kantong dan TC 5 kantong.
Diet :
Bubur lunak TKTP 1500 kkal
Obat-obatan :
-Prednison 5 mg / 8 jam via Oral
-Ranitidin 150 mg / 12 jam via Oral
-Asam mefenamat 250 mg / 6 jam via Oral
-Hemafort 1 TAB / 8 jamvia Oral.
Kemoterapi:Masuk kemoterapi siklus ke-5
-Paclitaxel 2x100 mg
-Paclitaxel 3x30 mg
-Carboplatin 1x450 mg
-Carboplatin 2x150 mg
Radiasi, jenisnya:Tidak ada
Tindakan operasi:Histerektomitotal pada bulan Februari 2018
Tindakan kuretase:Kuretase pada bulan Desember2017.
DO :
Pasien tampak merinngis
kesakitan jika duduk, wajah
tampak gelisah, nafsu makan
berubah pasien hanya
menghabiskan makananya ½ porsi,
Frekuensi nadi 89 x/menit
Tekanan darah 144/92 mmHg
Frekuensi nafas 20 x/menit
DO:
BB: 68 Kg, sebelum sakit 72Kg,
BB setelah kemo 61Kg,
TB : 155cm,
IMT : 25,4 ( kategori pre-obes),
membran mukosa bibir kering,
terdapat sariawan di lidah dan
bibir, rambut
rontok hingga mengalami
kebotakan
Diagnosa :
1. Nyeri akut b/d agen pencedera fisik (histeroktomi)
2. Resiko pendarahan di tandai dengan gangguan koagulasi (trombositopenia)
3. Nausea berhubungan dengan efek agen farmakologis (kemoterapi)
3.3 Intervensi
Edukasi
jelaskan penyebab
,periode, dan pemicu
nyeri
anjurkan Teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
kolaborasi
kolaborasi pemberian
pemberian analgetik.
Edukasi
anjurkan istirahat dan
tidur yang cukup
Kolaborasi
kolaborasi pemberian
antiemetic (jika mual)
3.4 Implementasi
No Waktu Implementasi Respon
Dx1 21.45 Mengidentifikasi lokasi, Ds :
karakteristik, durasi, Pasien mengatakan
frekuensi, kualitas nyeri Nyeri
dengan menggunakan rumus P : pasien megatakan
PQRST nyeri akibat luka post
Mengidentifikasi skla nyeri histerektomi
Identifikasi pengetahuan dan Q :Nyeri seperti di tusuk-
keyakinan tentang nyeri tusuk
Identifikasi factor yang R : Nyeri pada bagian
memperingan nyeri abdomen kuadran kiri atas
S : Skala Nyeri 4
T: Hilang timbul kurang
lebih 2-3 menit
DO:
Pasien tampak
meringis
21.50 Mengukur TTV
DS
normal (TD : 110/70
sampai 140/90 mmHg,
Nadi : 60-100
x/menit, RR : 16-20
x/menit, Suhu : 36.5-
37.5ºC),
DO
Setelah dilakukan TTV
pasien tanpak tenang
dan TTV normal
3.5 Evaluasi
NO Evaluasi P T H
1. S : Klien mengatakan nyeri pada
abomen sudah berkurang, nyeri hanya
terasa di daerah pusat, skala nyeri 2,
nyeri
hilang timbul.
P : Intervensi dihentikan
2. S : Tidak ada
P : Intervensi dihentikan
3. S : Klien mengatakan mual masih ada,
muntah sudah tidak ada, nafsu makan
sudah membaik.
P : Intervensi dihentikan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Berdasarkan faktor pendukung dan hambatan yang dijumpai selama melakukan
asuhan keperawatan dari tanggal 09 April 2018 s/d 11 April 2018, penulis
mengemukakan beberapa saran untuk dapat dijadikan bahan pertimbangan yang
mungkin dapat berguna bagi usahaa peningkatan mutu pelayanan keperawatan di masa
mendatang, juga untuk meningkatkan kualitas penulisan makalah mahasiswa Jurusan
Keperawatan Poltekkes Jakarta 1. Saran yang akan penulis sampaikan adalah sebagai
berikut :
1. Institusi Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta 1 Diharapkan menambah
kepustakaan agar mahasiswa lebih mudah untuk mendapatkan sumber referensi
khususnya pada pasien dengan gangguan reproduksi terutama Kanker
Endometrium.
2. RSUP Fatmawati Lebih meningkatkan penulisan terkait asuhan keperawatan
(SOAP) serta melengkapi pendokumentasian hasil pemeriksaan yang lengkap dalam
status pasien, mengupdate perkembangan kesehatan pasien khususnya pada
pemeriksaan-pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan, menyediakan fasilitas atau
alat-alat yang berubungan dengan kesehatan untuk menunjang kelancaran dalam
pemberian asuhan keperawatan pada pasien dengan Kanker Endometrium.
3. Mahasiswa Keperawatan Sebelum turun kelapangan sebaiknya mahasiswa
memperdalam terhadap masalah yang ada pada pasien agar dapat mempermudah
dalam melakukan asuhan keperawatan, menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan
untuk mengkaji kebutuhan pasien dengan Kanker Endometrium
Daftar Pustaka
Afiyanti, Yati dan Anggi Pratiwi. 2016. Seksualitas dan Kesehatan Reproduksi
Perempuan Promosi, Permasalahan dan Penanganan dalam Pelayanan Kesehatan
dan Keperawatan. Jakarta : Rajawali Pers.
Cornwell EE. 2010. Initial approach to trauma. In: Tintinalli JE, Kelen GD, Stapczynski
JS, Ma OJ, Cline DM, eds. Emergency Medicine: A Comprehensive Study Guide. 6th ed.
New York, NY: McGraw-Hill; 2012: chap 251.
dr. Nugroho,Taufan. 2012. Obsgyn : Obstetri dan Ginekologi. Untuk mahasiswa kebidanan
dan keperawatan. Yogyakarta : Nuha Medika.
Ellenson, L.H, & Pirog E.C,. 2015. The Female Genital Tract.In : Kumar, Abbas, Aster
(ed.). Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease. 9th Edition. ed. Philadelphia :
Elsevier.
Herdman H.T & Kamitsuru .S,. 2015. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi.
Jakarta : EGC.
Holman, L, Lu, K, Glob. Libr. Women’s med., (ISSN: 1756-2228) 2012; DOI
10.3843/GLOWM.10236. 2012. The Epidemiology of Endometrial Cancer [online]
(http://www.glowm.com/section_view/item/236) diakses 15 April 2018.
Kozieret al. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik. Jakarta
:EGC
Maliya, A. 2008.Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan pasien dalam tindakan kemoterapi
di Rumah Sakit Dr. Moewardi
Surakarta.Mansjoer, Arief. 2010. Kapita Selekta Kedokteran, edisi 4. Jakarta : EGC. Manuaba. 2010.
Ilmu kebidanan penyakit kandungan dan KB. Jakarta : EGC.
Mashudi,Sugeng. 2011. Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi Dasar. Jakarta : Salemba
Medika.
Norwitz, Errol R dan John O. Schorge. 2008. Dalam: Safitri, Amalia dan Rina Astikawati (editor).
At a Glance Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Erlangga.
Prasetyo, NS.2010. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Edisi I. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan. Maternal dan
Neonatal. Jakarta : PT Bina Pustaka.
Reeder, S.J, dkk. 2013. Keperawatan Maternitas : Kesehatan Wanita, Bayi & Keluarga (ed 18).
Jakarta : EGC.
Rhodes, V. A., & McDaniel, R. W. (2009). Nausea, Vomiting, and Retching: Complex Problems
in Palliative Care. A Cancer Journal of Clinicians, 51, 232-248.
Royin Fadilah, Ani.2015. Kesehatan Reproduksi Perempuan. Ponorogo : Stain Ponorogo.
Smeltzer SC. & Bare BG., (2010). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC.
Williams, L & Wilkins. Alih Bahasa Paramita. 2011. Nursing : Memahami Berbagai Macam Penyakit.
Jakarta : PT. Indeks