Anda di halaman 1dari 45

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

N YANG MENGALAMI
KANKER ENDOMETRIUM DENGAN KEMOTERAPI DI GEDUNG
IRNA TERATAI LANTAI II SELATAN RSUP FATMAWATI JAKARTA
SELATAN

Dosen Pengampu : Ns. Cut Mutiya Bunsal, S.Kep, M.Kep

Disusun Oleh Kelompok 5 :


Muhammad Wahyu Wicaksana (1901022)
Frischa Ellyanti Djenaan (1901019)
Mandalifa Manggopa (1901001)
Sari Istifar Riani (1901010)
Indri R Tula (1901028)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES MUHAMMADIYAH MANADO
T.A 2019-2020
(Jl. Raya Pandu, Pangiang, Kec. Bunaken – Manado)

1
KATA PENGANTAR
Assalamu alaikum wr. Wb.

Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa, atas rahmat
hidayah dan izinnya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Asuhan
Keperawatan Kanker Endometrium” dimana dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Tugas ini merupakan tugas dari mata kuliah “Maternitas II” penyusunan makalah ini
kami mengalami kendala atau hambatan namun semua dapat di atasi dengan baik karena
bantuan dari semua pihak yang membantu kami dalam penyusunan makalah ini. Kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami.

Kami yakin makalah yang kami susun ini, masih jauh dari kesempurnaan. Karena itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi penyempurnaan makalah
kami berikutnya.

Manado,27 Juni 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………………………..

Daftar Isi……………………………………………………………………………….………..

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………..……...


1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………..………......
1.3 Tujuan…………………………………………………………...………...…………
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Kanker Endometrium……………………………………………………….
2.2 Definisi Kanker Endometrium………………………………………………………..
2.3 Etiologi………………………………………………………………………………..
2.4 Patofisiologi…………………………………………………………………………..
2.5 Manifestasi Klinis……………………………………………………………………
2.6 Klasifikasi…………………………………………………………………………….
2.7 Penatalaksanaa………………………………………………………………………..
2.8 Pemeriksaan Penunjang……………………………………………………………….
2.9 Komplikasi…………………..……………………...…………….…………………..
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KASUS KANKER ENDOMETRIUM
3.1 Kasus………………………………………………………………………………….
3.2 Pengkajian………………………………………...…………………………..………
3.3 Diagnosa………………………..………………………………………….………….
3.4 Intervensi…………………………………………..………………………………….
3.5 Implementasi…………………..…………………...…………………………..……..
3.6 Evaluasi…………………………………………………...……………………..........
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan………………………………………...…………………………………
4.2 Saran…………………………………………………………………………………..
Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kanker Endometrium adalah kanker paling sering terjadi pada saluran genetalia
wanita dan merupakan kanker kelima setelah kanker payudara, kolorektal, paru,
serviks, dan uteri. Di dunia sekitar 320.000 kasus baru di diagnosis pada tahun 2012
dan jumlahnya hampir 5 persen dari seluruh kasus baru kanker pada wanita (2
persen dari keseluruhan kanker). Angka ini meningkat dibandingkan sekitar 290.000
kasus baru yang didiagnosis pada tahun 2008 (Ellenson and Pirog, 2015).

Sedangkan di Indonesia,kanker endometrium masih terasa asing di masyarakat.


Meskipun kemungkinan mortalitas atau angka kematian dari penderita lebih kecil di
bandingkan kanker yang lain, bukan berarti kanker endometrium tidak berbahaya. Tahun
2010, kanker endometrium telah mengalami peningkatan angka kejadian di Indonesia,
sekitar 32.000 kasus diperkirakan akan terjadi setiap tahunnya dengan 5.900
kematian. Sepertiga wanita dengan perdarahan post menopause mempunyai kanker
uterus. Usia rata-rata adalah 61 tahun, dan kebanyakan pasien setidaknya berusia >50
tahun (Mikail, 2012).

Di RSUP Fatmawati pada tanggal7 Januari 2016 sampai 27 Desember 2017, jumlah
penderita kanker endometrium pada dua tahun belakangan ini sebanyak 144 orang.
Sebanyak 100 orang pasien didiagnosa utama kanker endometrium, 37 orang
sebagai diagnosa penyerta, dan 7 orang pasien pada diagnosa awal. Rata-rata pasien
kanker endometrium berusia > 50 tahun, sekitar 53 orang berusia < 50
tahun.Sebanyak 130 orang mampu bertahan hidup sedangkan 14 orang lainnya
meninggal dunia.

Asmadi (2008) menyebutkan, untuk mengatasi masalah keperawatan pada


pasien dengan Kanker Endometrium dan mendapatkan tindakan kemoterapi diperlukan
peran perawat yaitu :

(1) Sebagai pelaksana, perawat berperan dalam memberikan asuhan keperawatan


yang komprehensif,
(2) Sebagai advokat, perawat harus dapat memastikan bahwa pengobatan dan asuhan
keperawatan yang dijalani sesuai program atau rencana yang ditetapkan,

(3) Sebagai pengelola, perawat berperan dalam mengelola asuhan keperawatan selama
24 jam dan berkesinambungan,

(4) Sebagai pendidik, perawat berperan dalam memberikan pendidikan kesehatan


tentang kondisi penyakit, kebutuhan pengobatan dan perawatan kepada pasien dan
keluarga pasien,

(5) Sebagai peneliti, perawat dapat ikut serta dalam penelitian atau memanfaatkan
hasil penelitian khusunya mengenai kanker endometrium. Mengingat penyakit
Kanker Endo metrium adalah penyakit yang perlu diwaspadai dan dapat dicegah
kemunculannya, maka sebagai calon perawat sangat penting untuk mengetahui tentang
apakah Kanker Endometrium dan bagaimana kita melakukan asuhan keperawatan
yang baik dan benar pada wanita dengan Kanker Endometrium. Berdasarkan hal
tersebut maka penulis tertarik mengambil kasus pada pasien yang mengalami
Kanker Endometrium dengan Post Kemoterapi. Laporan kasus yang akan
dipaparkan penulis berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Ny.N yang mengalami
Kanker Endometrium dengan Kemoterapi di Gedung IRNA Teratai Lantai II Selatan
RSUP Fatmawati Jakarta Selatan”

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dari Anatomi Ca endometrium?
2. Apa yang dimaksud dari Definisi Ca endometrium?
3. Apa yang dimaksud dari Etiologi Ca endometrium?
4. Apa yang dimaksud dari Patofisiologi Ca endometrium?
5. Apa yang dimaksud dari Manifestasi Klinis Ca endometrium?
6. Apa yang dimaksud dari Klasifikasi Ca endometrium?
7. Apa yang dimaksud dari Penatalaksanaan Ca endometrium?
8. Apa yang dimaksud dari Pemeriksaan Penunjang Ca endometrium?
9. Apa yang dimaksud dari Komplikasi Ca endometrium?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Laporan Pendahuluan
2. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Kasus Kanker Endometrium
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Fisiologi Endometrium

Secara histologis, endometrium (selaput lendir) berada didalam dinding uterus di


korpus uteri.Endometrium terdiri atas epitel pubik, kelenjar-kelenjar dan jaringan
dengan banyak pembuluh darah. Endometrium terdiri atas epitel selapis silindris, banyak
kelenjar tubuler bersekresi lendir. Epitel endometrium berbentuk seperti silindris.
Sepertiga bawah dilapisi epitel berlapis gepeng, menyatu dengan epitel vagina dan dua
pertiga bagian atas kanal servikal dilapisi selaput lendir.Endometrium merupakan bagian
dalam dari korpus uteri yang membatasi kavum uteri, melapisi seluruh kavum
uteri,dan mempunyai arti penting dalam siklus haid. Pada endometrium, terdapat lubang-
lubang kecildari saluran-saluran kelenjar uterus untuk menghasilkan sekret alkalis
yang berfungsi membasahi kavum uteri (Mashudi,2011)

Gambar 2.1 Struktur anatomi rahim (uterus)

2.2 Definisi Kanker Endometrium

Menurut Whoellan (2009), kanker endometrium adalah kanker yang terjadi pada
organ endometrium atau pada dinding rahim. Endometrium adalah organ rahim yang
berbentuk seperti buah pir sebagai tempat tertanam dan berkembangnya janin. Kanker
endometrium kadang-kadang disebut kanker rahim, tetapi ada sel-sel lain dalam rahim
yang bisa menjadi Kanker seperti otot atau selmiometrium. Pendarahan pada vagina di
antara periode menstruasi atau setelah menopause, merupakan tahap awal untuk
mendeteksi kanker endometrium.
Kanker Endometrium merupakan keganasan yang terbentuk pada dinding bagian
dalam rahim, yaitu lapisan endometrium. Kanker ini berkaitan erat dengan produksi
estrogen pada perempuan karena estrogen merangsang pertumbuhan sel endometrium.
Infertilitas, menopause lambat, dan yang memiliki siklus haid tidak teratur, serta
riwayat endometriosis merupakan faktor yang meningkatkan resiko seorang
perempuan mengidap kanker endometrium (Afiyanti, Yati, 2016).

2.3 Etiologi

Kanker endometrium masih belum diketahui secara jelas penyebabnya. Salah satu
faktornya adalah hormone estrogen. Kanker endometrium dalam perjalanan etiologinya
di dahului oleh proses prakanker yaitu hiperplasia endometrium. Kanker endometrium
yang berhubungan dengan hormonal atau yang disebut “hormonal dependent” adalah
kanker endometrium jenis endometrioid. Sementara itu, kanker endometrium yang tidak
dipengaruhi faktor hormonal di kelompokkan sebagai kanker endometrium yang non-
endometrioid. Kanker endometrium yang non-endometrioid umumnya lebih ganas
dibandingkan dengan yang jenis endometrioid (Rasjidi, Imam., 2010).

Sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebab kanker endometrium, tetapi
beberapa penelitian menunjukkan bahwa rangsangan estrogen yang berlebihan dan
terus menerus bisa menyebabkan kanker endometrium.Nugroho (2012) menyebutkan
beberapa faktor resiko yang dapat meningkatkan munculnya Kanker Endometrium,
ialah:

a. Usia Perimenopause : pada wanita usia tua terjadi peningkatan reaksi konversi
androstenedion menjadi estron.
b. Obesitas ; pada wanita obesitas terjadi peningkatan reaksi konversi androstenedion
menjadi estron. Pada obesitas konversi ini ditemukan sebanyak 25-20 kali.
Obesitas merupakan faktor resiko utama pada kanker endometrium sebanyak 2
sampai 20 kali. Wanita dengan berat badan 10-25 Kg diatas berat badan normal
menpunyai resiko 3 kali lipat dibanding dengan wanita dengan berat badan
normal. Bila berat badan lebih dari 25 Kg diatas berat badan normal maka resiko
menjadi 9 kali lipat.
c. Diabetes Milletus : diabetes melitus dan tes toleransi glukosa (TTG) abnormal
merupakan factor resiko keganasan endometrium. Angka kejadian diabetes melitus
klinis pada penderita karsinoma endometrium berkisar antara 3-17%, sedangkan
angka kejadian TTG yang abnormal berkisar antara 17-64%.
d. Hipertensi : 50% dari kasus endometrium menderita hipertensi dibandingkan dengan
1/3 populasi kontrol yang menderita penyakit tersebut, kejadian hipertensi pada
keganasan endometrium menurut statistik lebih tinggi secara bermakna daripada
populasi kontrol.
e. Nuliparitas : memiliki resiko terkena kanker endometrium lebih tinggi baik sudah
menikah atau belum dibanding wanita yang pernah melahirkan. Penelitian
menunjukkan bahwa 25% penderita kanker endometrium tidak pernah melahirkan
anak (nulipara). Penelitian lainnya juga menunjukkan bahwa faktor ketidak
suburban (infertilitas) lebih berperan dari pada jumlah melahirkan (paritas).
f. Usia menarche yang terlalu awal : wanita mempunyai riwayat menarche sebelum
usia 12 tahun mempunyai resiko 1,6 kali lebih tinggi dari pada wanita yang
mempunyai riwayat menars setelah usia lenih dari 12 tahun. Menstruation span
merupakan metode numerik untuk menentukan faktor resiko dengan usia saat
menarche, usia menopause dari jumlah paritas. Menstruasion span (MS) = usia
menars –(jumlah paritas x1,5). Bila MS 39 maka resiko terkena Ca endometrium
sebanyak 4,2 kali dibanding MS < 29.
g. Riwayat pemakaian estrogen jangka Panjang : estrogen sering digunakan sebagai
terapi sulih hormon. Peningkatan penggunaan hormon ini diikuti dengan
meningkatnya resiko kanker endometrium
h. Sindroma ovarium polikistik : hiperplasia endometrium adalah pertumbuhan yang
berlebihan dari jaringan selaput lendir rahim disertai peningkatan vaskularisasi
akibat rangsangan estrogen yang berlebihan dan terus menerus. Disebut neoplasia
endometrium intraepitel jika hiperplasia endometrium disertai sel-sel atipikal dan
meningkatkan resiko menjadi Ca endometrium sebesar 23%
i. Riwayat keluarga : ada kemungkinan terkena kanker endometrium, jika terdapat
anggota keluarga yang terkena kankerini, meskipun prosentasenya sangat kecil.

2.4 Patofisiologi
Kanker endometrium adalah kanker yang terbentuk di dalam endometrium yang
merupakan lapisan dalam halus rahim atau rahim. Rahim terletak di daerah panggul
dan menyerupai bentuk sebuah pepaya atau buah pir. Ovarium yang memproduksi
estrogen, tetapi mereka juga memproduksi hormon lain yang disebut progesteron yang
membantu untuk menyeimbangkan estrogen. Tidak diketahui secara persis apa yang
menyebabkan kanker endometrium, tetapi telah dikaitkan dengan hormon estrogen
terlalu banyak, yang merupakan hormon wanita. Kedua hormon harus seimbang, tetapi
jika terlalu banyak estrogen yang diproduksi akan menyebabkan endometrium tumbuh,
sehingga meningkatkan risiko kanker endometrium.
Ada faktor lain yang meningkatkan kadar estrogen dan salah satunya adalah
obesitas. Jaringan lemak dalam tubuh juga memproduksi hormon estrogen. Pola makan
dengan asupan tinggi lemak hewani, termasuk daging, susu, dan unggas, bersama
dengan makanan olahan dan gula halus adalah nomor satu penyebab obesitas. Makanan
ini harus dihindari terutama oleh mereka yang beresiko. Mereka yang berisiko adalah
wanita yang telah melalui menopause, tidak punya anak, menderita diabetes, memiliki
kanker payudara, atau sering mengkonsumsi makanan dengan lemak tinggi.
Tanda pertama kanker endometrium adalah perdarahan atau bercak. Pendarahan
atau bercak mungkin tidak selalu hasil dari kanker, tetapi ide yang baik untuk
segera memeriksakan ke dokter agar diperiksa lebih detail lagi. Gejala lain dari kanker
endometrium adalah penurunan berat badan, kelelahan, nyeri panggul, kesulitan buang
air kecil dan nyeri selama hubungan seksual. Kanker ini terutama mempengaruhi wanita
yang telah melewati menopause. Mayoritas kasus pada perempuan berusia 55-70 tahun
(Corwin, 2012).

2.5 Manisfetasi Klinis

Keluhan utama yang dirasakan oleh penderita Kanker Endometrium adalah


perdarahan pasca menopause dan perdarahan inter menstruasi pada penderita yang
belum mengalami menopause (Manuaba, 2010). Keluhan keputihan merupakan keluhan
yang paling banyak menyertai keluhan utama.

Gejala yang timbul menurut Isdaryanto (2010) berupa :

a. perdarahan rahim yang abnormal


b. Siklus menstruasi yang abnormal
c. Perdarahan antara 2 siklus menstruasi
d. Perdarahan vagina atau spotting pada wanita yang telah menopause
e. Perdarahan yang sangat lama, berat dan sering (pada wanita yang berusia diatas
40 tahun)
f. Nyeri perut bagian bawah atau kram panggul
g. Keluar cairan putih yang encer atau jernih (pada wanita pasca menopause)
h. Nyeri atau kesulitan dalam berkemihi.
i. Nyeri ketika melakukan hubungan seksual
Karsinoma Endometrium merupakan keganasan primer endometrium berdasarkan
pemeriksaan PA. Tanda yang sering ada (Nugroho, 2012) :
a. Perdarahan vaginal perimenopause atau post menopause
b. Pada pasien premenopause, tanda tersering adalah menoragia
c. 20% perdarahan postmenopause disebabkan kanker dan 12-15% berasal dari
uterus
d. Jarang terdapat nyeri kecuali terdapat obstruksi servik atau infeksi intrauterine
e. Kadang terdapat dischare yang berbau busuk, dengan bentuk cair atau serous

2.6 Klasifikasi

Stadium system FIGO (Federation of Gynecology and Obstetrics) tahun 1988 yang
telah direvisi tahun 2009 merupakan stadium operatif yang didasarkan pada pemeriksaan
histopatologik dari jaringan histerektomi total. Adapun menurut Errol R. Norwitz
and John O. Schorge (2008) stadium kanker endometrium yaitu :

a. Stadium IA: Tumor sebatas endometrium.


b. Stadium IB : Invasi ke < setengah bagian miometrium.
c. Stadium IC : Invasi ke > setengah bagian miometrium.
d. Stadium IIA : Penyebaran ke serviks dengan hanya melibatkan kelenjar endoserviks.
e. Stadium IIB : Penyebaran ke serviks dengan keterlibatan stroma serviks.
f. Stadium IIIA : Tumor menginvasi serosa dan/atau adneksa dan/atau sitology
peritoneum positif.
g. Stadium IIIB : Metastasis ke vagina.
h. Stadium IIIC : Penyebaran ke nodus limfe retroperitoneum.
i. Stadium IVA : Invasi tumor ke kandung kemih dan/atau mukosa usus
j. Stadium IVB: Metastasis jauh mencakup penyakit intra-abdominal dan/atau
nodus limfe inguinal
2.7 Penatalaksanaan

Penatalaksaan menurut Wiknjosastro, Hanifa.(2010) yaitu :

a. Medis Radiasi atau histerektomi radikal dan limfadenektomi pelvis merupakan


pilihan terapi untuk adenokarsinoma endoserviks yang masih terlokalisasi,
sedangkan staging surgical yang meliputi histerektomi simple dan pengambilan
contoh kelenjar getah bening para-aorta adalah penatalaksanaan umum
adenokarsinoma endometrium.
1. Histerektomi Menurut Doenges (2012) histerektomi adalah pengangkatan uterus
melalui pembedahan, paling umum dilakukan untuk keganasan dan kondisi
bukan keganasan tertentu (contoh endometriosis/tumor), untuk mengontrol
perdarahan yang mengancam jiwa, dan kejadian infeksi pelvis yang tidak
sembuh-sembuh atau rupture uterus yang tidak dapat diperbaiki.
Menurut Sutrisno dalam Rasjidi (2010) menjelaskan bahwa histerektomi
vagina dengan laparoskopi (LAVH) adalah prosedur terapi yang
menggunakan teknik operasi laparoskopi untuk mengangkat uterus dan/atau tuba,
serta ovarium
melalui vagina.Indikasi dilakukannya histerektomi (Rasjidi, 2010) yaitu :
A. Mioma uteri dengan keluhan berupa hipermenorea, anemia berulang, gejala
penekanan daerah pelvik dan nyeri
B. Endometriosis dengan nyeri pelvik kronik
C. Beberapa kasus keganasan tertentu
2. Radioterapi Pada radioterapi digunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh
sel-sel kanker. Terapi penyinaran merupakan terapi lokal, hanya menyerang sel-
sel kanker di daerah yang disinari Pada stadium I, II atau III dilakukan terapi
penyinaran dan pembedahan. Angka ketahanan hidup 5 tahun pada pasien
kanker endometrium menurun 20-30% dibanding dengan pasien dengan operasi
dan penyinaran. Penyinaran bisa dilakukan sebelum pembedahan (untuk
memperkecil ukuran tumor) atau setelah pembedahan (untuk membunuh sel-
sel kanker yang tersisa). Stadium I dan II secara medis hanya diberi terapi
penyinaran. Pada pasien dengan risiko rendah (stadium IA grade 1 atau 2)
tidak memerlukan radiasi adjuvan pasca operasi.
a. Radiasi adjuvan diberikan kepada :
1. Penderita stadium I, jika berusia diatas 60 tahun, grade III dan/atau
invasi melebihi setengah miometrium.
2. Penderita stadium IIA/IIB, grade I, II, III.
3. Penderita dengan stadium IIIA atau lebih diberi terapi tersendiri
(Prawirohardjo, 2010).
Ada 2 jenis terapi penyinaran yang digunakan untuk mengobati
kanker endometrium :
1. Radiasi eksternal : digunakan sebuah mesin radiasi yang besar
untuk mengarahkan sinar ke daerah tumor. Penyinaran biasanya
dilakukan sebanyak 5 kali/minggu selama beberapa minggu dan
penderita tidak perlu dirawat di rumah sakit. Pada radiasi eksternal
tidak ada zat radioaktif yang dimasukkan ke dalam tubuh.
2. Radiasi internal (AFL) : digunakan sebuah selang kecil yang
mengandung suatu zat radioaktif, yang dimasukkan melalui vagina
dan dibiarkan selama beberapa hari. Selama menjalani radiasi
internal, penderita dirawat di rumah sakit.
3. Kemoterapi Kemoterapi adalah pemberian obat untuk membunuh sel kanker
yang merupakan terapi sistemik,menyebar keseluruh tubuh dan mencapai sel
kanker yang telah menyebar jauh atau metastase ke tempat lain.
a. Tujuan Kemoterapi Kemoterapi bertujuan untuk :
1. Membunuh sel-sel kanker.
2. Menghambat pertumbuhan sel-sel kanker.
3. Meningkatkan angka ketahanan hidup selama 5 tahun.
b. Jenis kemoterapi :
1. Terapi adjuvant Kemoterapi yang diberikan setelah operasi, dapat
sendiri atau bersamaan dengan radiasi, dan bertujuan untuk membunuh
sel yang telah bermetastase.
2. Terapi neoadjuvant Kemoterapi yang diberikan sebelum operasi untuk
mengecilkan massa tumor, biasanya dikombinasi dengan radioterapi.
3. Kemoterapi primer digunakan sendiri dalam penatalaksanaan tumor,
yang kemungkinan kecil untuk diobati, dan kemoterapi digunakan
hanya untuk mengontrol gejalanya.
4. Kemoterapi induksi digunakan sebagai terapi pertama dari beberapa
terapi berikutnya.
5. Kemoterapi kombinasi menggunakan 2 atau lebih agen kemoterapi.
Kemoterapi pada Kanker Endometrium
Obat-obatan Kemoterapi Kanker Endometrium
Adjuvan AP (Doxorubicin 50-60 mg/m2, Cisplatinum 60
mg/m2 dengan interval 3 minggu)
Kemoradiasi Cis-platinum 20-40 mg/m2 setiap minggu (5-6
minggu)Xelloda 500-1000mg/hari (oral) Gemcitabine
300mg/m2Paclitacel 60-80 mg/m2, setiap minggu (5-
6 minggu) Docetaxel 20 mg/m2setiap minggu
(5-6 minggu)

Peran kemoterapi dalam pengobatan kanker endometrium sedang dalam penelitian


clinical trial fase II. Kemoterapi yang dipakai antara lain Daxorubicin, golongan
platinum, fluorouracil, siklofosfamid, ifosfamid, dan paclitaxel. Hasil penelitian
menunjukkan kanker endometrium pasca operasi yang diikuti kemoterapi kombinasi
memiliki angka survival lebih tinggi. Berikut ini rekomendasi pemberian kemoterapi

Karateristik Penderita Rekomendasi


Tumor stadium lanjut atau rekuren Kemoterapi
(cisplatin/doxorubicin/paclitaxel)
Tumor stadium lanjut atau rekuren Hormonal therapy (oral progestin atau
dengan reseptor positif dan/atau grade 1 magestrol asetat)
atau 2
Tumor stadium III-IV A Operasi diikuti kemoterapi.
Obat-obat Kemoterapi Kanker Endometrium
b. Keperawatan
1. Pendidikan kepada klien tentang pilihan pengobatan dan manajemen
nyeri dengan analgetik / tindakan kenyamanan seperti kompres hangat
pada abdomen atau teknik relaksasi napas dalam, informasikan tentang
perubahan yang akan terjadi seperti tanda –tanda infeksi, perawatan insisi
luka operasi.Asuhan postoperatif merupakan hal yang berat karena
keadaan yang mencakup keputusan untuk melakukan operasi, seperti
hemorargi atau infeksi. Pengkajian dilakukan untuk mengetahui tanda-
tanda vital, asupan dan keluaran, rasa sakit dan insisi. Terapi intravena,
antibiotic dan analgesik biasanya diresepkan.
Intervensi mencakup tindakan pemberiaan rasa aman, perhatian
terhadap eliminasi, penurunan rasa sakit dan pemenuhan kebutuhan
emosionalibu.

2.8 Pemeriksaan Penunjang


Adapun Pemeriksaan Penunjang yang dilakukan yaitu (Manuaba, 2010):
a. Sitologi :
1. Mencuci endometrium
2. Mengambil endometrium.
b. Biopsi :
1. Mikrokuretase
2. Mikrokuretase bertingkat
3. Dilatasi dan kuretase
c. Histeroskopi :
1. Sumber perdarahan
A. Endometrial polip
B. Hiperplasia local/ endometrium umum
C. Endometrial karsinoma local (difuse)
D. Submukus mioma uterus
2. Pengambilan jaringan endometrium
a. Terarah dan tepat
d. Laparoskopi :
1. Mengetahui kelainan ovarium diikuti biopsi atau wedge reseks
2. Dapat dikenal patologinya
3. Dapat menetapkan kemungkinan abortus
Menurut Widjanarko (2011) pada penderita perdarahan uterus abnormal
yang disertai faktor resiko harus dilakukan pemeriksaan untuk menyingkirkan
kemungkinan kanker endometrium :
a. Pemeriksaan Ultrasonografi Pada wanita pasca menopause ketebalan
endometrium pada pemeriksaan ultrasonografi transvaginal kira-kira < 4
mm. Untuk dapat melihat keadaan dinding cavum uteri secara lebih baik
maka dapat dilakukan pemeriksaan hysterosonografi dengan memasukkan
cairan kedalamuterus.
b. Biopsi Diagnosis Kanker Endometrium dapat ditegakkan melalui
pemeriksaan biopsy yang dapat dikerjakan secara poliklinis dengan
menggunakan mikrokuret.
c. Dilatasi dan kuretase Dilakukan dilatasi dan kuretase untuk terapi dan
diagnose perdarahan uterus.
d. Histeroskopi Histeroskopi adalah tindakan dengan memasukkan peralatan
teleskop kecil kedalam uteris untuk melihat keadaan dalam uterus dengan
peralatan ini selain melakukan inspeksi juga dapat dilakukan tindakan
pengambilan sediaan biopsi untuk pemeriksaan hispatolog
2.9 Komplikasi
Menurut Mansjoer (2010), komplikasi kanker endometrium yaitu:
a. Obstruksi ginjal dan penurunan fungsi ginjal karena endometriosis dekat
dengan kolon atau ureter
b. Torsi ovarium atau rupture ovarium sehingga terjadi peritonitis karena
endometrioma
c. Calamenial seizure atau pnemotoraks karena eksisi endometriosis
d. Anemia disebabkan oleh sifat fagosit sel tumor atau adanya perdarahan.
e. Obstruksi khusus disebabkan pembesaran sel-sel tumor yang dapat
menekan usus.
f. Depresi sum-sum tulang disebabkan faktor penghasil sel darah merah
dari sum-sum tulang sebagai sistem imun. Sel darah merah berusaha
untuk menghancurkan sel-sel tumor sehingga kerja sel-sel tumor optimal.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN NY. N YANG MENGALAMI KANKER
ENDOMETRIUM
3.1 Kasus

Ny. N, lahir di Jakarta pada tanggal 12 Desember 1964, pasien tinggal di Menteng
Wadas Jakarta, pendidikan terakhir tamat S1, pasien adalah pensiunan guru SMP,
agama pasien Islam, suku Betawi, dan berbangsa Indonesia, status perkawinan
telah menikah dan ini merupakan perkawinan pertama, pasien biasa berbicara
menggunakan bahasa Indonesia, pasien merupakan anggota BPJS, diagnosa medis pasien
adalah Kanker Endometrium
Nama suami pasien adalah Tn. M, lahir di Bogor pada tanggal 31 Desember
1948, pendidikan terakhir suami pasien adalah S1, suami pasien bekerja sebagai
Pegawai Negri Sipil, beragama Islam, suku Sunda dan berbangsa Indonesia, usia
perkawinan pasien dengan suami sudah 30 tahun
Pasien masuk RSUP Fatmawati pada tanggal 7 April 2018 pada jam 21.30 WIB,
pasien dirawat di Instalasi IRNA Teratai Lantai 2 Selatan kamar nomor 227 Bed A.
Klien masuk dengan keluhan nyeri akibat luka post histerektomi, nyeri seperti ditusuk
- tusuk, nyeri pada abdomen kuadran kiri atas, skala nyeri 4, nyeri hilang timbul ±2-
3 menit. Klien juga mengeluh merasa lemas dan pusing.

Pengkajian
Tanggal/jam Masuk : 7 April 2018 / 21.30 WIB
Tanggal/jam Pengkajian : 7 April 2018
Diagnosa Medis : Kanker Endometrium
Ruangan/RS : Kamar No. 227 Bed A / Teratai Lantai II Selatan RSUP
Fatmawati Jakarta Selatan

Identitas Pasien
Nama pasien : Ny, “N”
Umur : 53 Tahun
Suku/Bangsa : Betawi / Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Pensiunan Guru SMP
Alamat : Jakarta
Status perkawinan : Menikah

Identitas Penanggung Jawab


Nama : Tn. “M”
Umur : 69 Tahun
Suku/Bangsa : Sunda / Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS
Alamat : Jakarta
Lama Pernikahan : 30 Tahun
Hubungan dengan pasien : Suami

Riwayat Sakit dan Kesehatan


Riwayat Kesehatan sekarang :
Keluhan utama :
Klien mengeluh nyeri padaabdomen skala nyeri 4, nyeri hilang timbul
seperti ditusuk-tusuk. lemas, dan pusing kadang-kadang.
Kronologis keluhan :
Faktor pencetus : Nyeri terasa bila klien merubah posisi
Timbulnya keluhan : (o) Mendadak (√) Bertahap
Lamanya : ±4-5 menit
Upaya mengatasi : Diam dan tarik nafas
Riwayat Penyakit dahulu yang pernah diderita :
a. Riwayat alergi (obat, makanan, binatang, lingkungan) : Tidak ada
b. Riwayat kecelakaan : Tidak ada
c. Riwayat dirawat di Rumah sakit (kapan, alasan, dan berapa lama) :Pasien pernah
dilakukan tindakan kuretase pada Desember2017dan dirawatdi RS Fatmawati
selama ±2 hari dan Histerektomi pada bulan Februari 2018.
d. Riwayat pemakaian obat :Riwayat obat kemoterapi Paclitaxel 2x100 mg,
Paclitaxel 3x30 mg, Carboplatin 1x450 mg, Carboplatin 2x150 mg.
e. Riwayat penyakit yang pernah dialami :Hiperplasia Endometrium tahun 2017
Riwayat Menstruasi:

Menarche : Pada Usia 12 Tahun Banyaknya : ±4 pembalut/hari,

Siklus : 30 hari

Keluhan selama haid : Klien mengatakan tidak ada keluhan nyeri

Lama menstruasi : 4 – 5 hari

Periode menstruasi terakhir : -

Riwayat Obstetri :

Riwayat kehamilan dan persalinan lalu

Masalah
No Tahun Tempat Penolong Persalinan UK JK BBL H/M
kehamilan

1 1990 RS Bidan Normal L

2 1997 RS Bidan Normal L

Pengalaman menyusui : Ya Waktu : -


ASI esklusif : Ya
Genogram

-Adik dan tante klien meninggal karena menggidap penyakit Kanker Serviks.

-Suami klien memiliki riwayat penyakit DM tipe I.

-Ibu dari suami klien memiliki riwayat Hipertensi.

Penyakit yang pernah di derita oleh anggota keluarga (factor resiko terjadinya gangguan
reproduksi) : Adik perempuan dan tante klien meninggal karena Kanker Serviks.

Riwayat Genekologi

Riwayat Kontrasepsi : Hormonal ( ), IUD/AKDR (√ ), Tubektomi ( ), Alami ( ), Tidak ( )

Lama penggunaan Kontrasepsi : 19 Tahun

Keluhan : -

Observasi

Keadaan Umum : Lemas dan Pusing Kesadaran : Composmentis


Berat Badan : 68 kg Tinggi Badan : 155 cm
Tanda Vital : TD : 144/92 mmHg Nadi : 89x/menit
Suhu : 36,2°C RR : 20x/menit

CRT : 2 detik Akral : hangat dan kering GCS : E4 V5 M6


Lain-lain : -

Pemeriksaan Fisik dan pengkajian Gordon

1. Persepsi klien terhadap penyakitnya :


a. Hal yang sangat difikirkan saat ini
Klien mengatakan hal yang difikirkannya saat ini adalah penyakitnya
b. Harapan setelah menjalani perawatan
Klien mengatakan ingin cepat pulang, cepat sehat dan kembali beraktivitas.
c. Perubahan yang dirasakan setelah jatuh sakit
Klien mengatakan tidak ada yang berubah hanya lebih lemas
2. Sistem nilai kepercayaan :
a. Nilai-nilai yang bertantangan dengan keyakinan :Tidak ada
b. Aktivitas agama/kepercayaan yang dilakukan :Sholat dan berdzikir
3. Kondisi lingkungan rumah
(Lingkungan rumah yang mempengaruhi kesehatan saat ini) : Klien mengatakan rumah
bersih, jauh dari polusi (bengkel atau jalan raya)
4. Pola Kebiasaan Sehari-hari
Hal yang dikaji Sebelum sakit Di Rumah sakit

Pola Nutrisi :
A. Frekuensi makan........x/hari 3x/hari 3x/hari
B. Nafsu makan : Baik Mual dan muntah
Baik/TidakAlasan : ......
(Mual, muntah, sariawan)
C. Porsi makanan yang 1 porsi ½ porsi
dihabiskan
D. Makanan yang tidak disukai Tidak ada Tidak ada
E. Makanan yang membuat Tidak ada Tidak ada
alergi
F. Makanan pantangan Tidak ada Tidak ada
G. Makanan Diet Tidak ada TKTP 1500 kkl
H. Penggunaan obat-obatan Ranitidine 150 Ranitidine 150
sebelum makan mg PO mg PO
I. Penggunaan alat bantu NGT Tidak pakai Tidak pakai
dll.

Pola Eliminasi :
1. BAK :
a. Frekuensi..............x/hari 4-5x/hari 4-5x/hari
b. Warna : .............. Kuning jernih Kuning jernih
c. Keluhan : ............. Tidak ada Tidak ada
d. Penggunaan alat bantu Tidak pakai Tidak pakai
(kateter, dll)
2. BAB :
A, Frekuensi...............x/hari 1x/hari 1x/hari
b. Waktu : .......... Pagi hari Tidak tentu
(pagi/siang/malam/tidak
tentu)
c. Konsistensi : ............. Lembek Lembek
d. Keluhan : ........... Tidak ada Tidak ada
e. Penggunaan Laxatif : Tidak pakai Tidak pakai
........
Pola Personal Hygiene
1. Mandi :
A. Frekuensi..............x/hari 2x/hari 2x/hari
B. Waktu: Pagi/sore/malam Pagi dan sore Pagi dan sore
2. Oral Hygiene
a. Frekuensi.............x/hari 2x/hari 2x/hari
b. Waktu:Pagi/sore/malam Pagi dan malam Pagi dan malam
3. Cuci Rambut
a. Frekuensi..............x/hari Tidak cuci (rambut Tidak cuci (rambut
botak) botak)

Pola Istirahat dan Tidur :


a. Lama tidur siang :....... Tidak tidur 2-3 jam/hari
jam/hari
b. Lama tidur malam : ..... 5-6 jam/hari 6-8 jam/hari
jam/hari
c. Kebiasaan sebelum tidur: Berdoa Berdoa

Pola Aktivitas dan Latihan :


a. Waktu bekerja : Pagi hari Tidak bekerja
Pagi/siang/malam
b. Olahraga : ya/tidak Tidak olahraga Tidak olahraga
c. Jenis olahraga : ................... Tidak Tidak
d. Frekuensi olahraga Tidak Tidak
:....x/minggu
e. Keluhan dalam Tidak ada Tidak ada
aktivitas(pergerakan tubuh
/ mandi / mengenakan
pakaian / sesak setelah
beraktivitas, dll
Kebiasaan yang mempengaruhi
Kesehatan :
1. Merokok Ya/Tidak Tidak Merokok Tidak Merokok
Frekuensi : ........
Jumlah : ..........
Lama pemakaian : ...
2. Minuman keras/NAPZA : Tidak minum Tidak minum alcohol
Ya/Tidak alcohol atau atau NAPZA
Frekuensi : ....... NAPZA
Jumlah : ........
Lama pemakaian : .......

Pemeriksaan Fisik :
1. Pemeriksaan Fisik Umum :
a. .Berat badan: 68 kg, Sebelum sakit : 72 kg.
Setelah kemoterapi : 61kg. IMT : 25,4 Kategori :Pre-Obes
b. Tinggi badan: 155 cm c
c. Tekanan darah: 144/92 mmHg
d. Nadi: 89 x/menit
e. Frekuensi Nafas: 20 x/menit
f. Suhu Tubuh: 36,2º
g. Keadaan Umum: (√)Ringan(o)Sedang(o)Berath.
h. Pembesaran kelenjar getah bening: (√) Tidak(o) Ya
i. Cloasma : -
j. Jerawat : tidak ada jerawat
2. Sistem Pernapasan
a. Jalan nafas: (√)Bersih(o) Ada sumbatan : ..........
b. Pernafasan: (√)Tidak sesak(o) Sesak : ...........
c. Meenggunakan otot bantu nafas : (o) Ya(√)Tidak
d. Frekuensi: 20 x/menit.
e. Irama: (√)Teratur(o) Tidak Teratur
f. Jenis pernafasan: Spontan
g. Kedalaman: (√)Dalam(o) Dangkal
h. Suara nafas: (√)Vesikuler(o) Ronchi(o) Wheezing(o)
i. Ralesi.Nyeri saat bernafas: (o) Ya(√)Tidakj.
j. Penggunaan otot bantu nafas : (√)Tidak(o) Ya, .............
3. Sistem Cardiovasculer
a. Sirkulasi perifer
-Nadi : 89 x/menit,Irama: (√)Teratur(o) Tidak Teratur
-Denyut : (o) Lemah(√)Kuat
-Akral : (√)Hangat(o) Dingin(o) Basah(o) Kering
-Warna : (√)Normal(o) Sianosis(o) Pucat
-Distensi vena jugularis : Tidak ada
-Temperatur kulit : (√)Hangat(o) Dingin
-Pengisian kapiler : 2 detik
-Konjungtiva : (𝑜)Merah muda(o) Anemis(√)Ananemis
-Edema: (𝑜)Ya(√)Tidak
b. Sirkulasi jantung
-Kecepatan denyut apikal : 90 x/menit-Irama: (√)Teratur(o) Tidak Teratur
-Kelainan bunyi jantung: (o) Murmur(o) Gallop
-Sakit dada: (𝑜)Ya(√)Tidak
-Timbulnya: (o) Saat beraktivitas (o) Tanpa aktivita (o) Seperti ditusuk-tusuk
(o) Seperti terbakar (o) Seperti tertimpa benda berat
Skala nyeri: Tidak nyeri
4. Sistem Hematologi
Gangguan Hematologi :
-Pucat: (√)Tidak(o) Ya
-Perdarahan: (o) Tidak(√)Ya,
dimana : Vagina(o) Ptechie(o) Pupura(o) Mimisan(o) Perdarahan gusi
(o) Echimiosis
5. Sistem Saraf Pusat
-Keluhan sakit kepala: Kepala terasa berat dan pusing
-Tingkat kesadaran: (√)Composmentis(o) Apatis(o) Somnolent(o) Soporkoma
-Pemeriksaan reflex :
a. Refleks Fisiologis : (√)Normal(o) Tidak
b. Refleks Patologis : (√)Tidak(o) Ya
6. Sistem Pencernaan
a. keadaan mulut : 1. Gigi : (o) caries (√) tidak
2. penggunan gigi palsu : (o) ya (√) tidak
3. stormatitis : (o) ya (√) tidak
4. lidah kotor : (o) ya (√) tidak
5. salifa : (√) normal (o) tidak normal
b. Muntah
- Isi : (√) makanan (o) caitan (o) hitam
- Warna : (√) sesui warna makanan (o) kehijauan
(o) coklat (o) kuning (o) hitam
- Frekuensi : 3xhari jumlah : 150cc
c. nyeri daerah perut : (√) ya (o) tidak
d. skala nyeri : 4, nyeri pada abdomen kuadran kiri atas
e. lokasi dan karakter nyeri :
(√) sepeti di tusuk tusuk (o) melilit (o) ceramp
(o) panas seperti terbakar (√) setempat (o) menyebar
(o) berpindah pindah
f. bising usus : 18xmenit

7. Sistem Endokrin
a. Perbesaran kelenjar payudara : (√) Tidak(o) Ya,
ukuran massa(o) Konsistensi massa(o) keluar ASI (o) kulit dan puting ketarik
d. Perbesarah ovarium: (o) Ya, ukuran cm x cm, karakteristik, tumor ovarium tidak ada
e. Perbesaran endometrium: (o) Tidak(√) Ya, ketebalan 9 mm
8. Sistem Perkemihan
 Cairan: Intake 2500 cc ; Output 1850 cc (lampirkan pengukuran intake output).
Balance cairan : Intake –Output : 650 cc
 Perubahan pola kemih : (o) Retensi(o) Urgensi(o) Disuria(o) Tidak lampias(o)
Nokturia(o) inkontinensia(o) Anuria
 B.A.K : Warna : (√) Kuning Jernih(o) Kuning kental/coklat(o) Merah(o) Putih seperti
air susu
 Distensi/ketegangan kandung kemih: (o) Ya(√) Tidak
 Keluhan sakit pinggang : (o) Ya(√) Tidak
 Skala nyeri FPS : -
9. Sistem Integumen
 Turgor kulit: (√) Baik(o) Buruk
 Temperatur kulit: Hangat
 Warna kulit: (o) Pucat(o) Sianosis(√) Kemerehan
 Keadaan kulit: (√) Baik(o) Luka, Lokasi (√) Insisi operasi, Lokasi abdomen
Kondisi terbalut verban yang tidak rembes(o) Gatal-gatal(o) Merah/lebam(o)
Kelainan pigmen(o) Luka bakar, Grade .. Porsentase..(o) Dekubitus, Lokasi
 Kelainan kulit: (√) Tidak(o) Ya, Jenis .
 Kondisi kulit pemasangan infus : Baik, tidak ada flebitis
 Keadaan rambut: -Tekstur : (√) Baik(o) Tidak(o) Alopesia
 Kebersihan : ( ) Ya(o) Tidak
10. Sistem Muskuloskeletal
a. Kesulitan dalam pergerakan : (√) ya (o) Tidak
b. Keadaan tonus otot : (√) baik (o) hipotoni
(o) hipertoni (o) atoni
c. kekuatan otot 4444 4444
4444 4444
11. Sistem Reproduksi
a. Labiamayora : warna normal, massa tidak ada, bentuk normal, ukuran normal
pengeluaran sekret bercak kecoklatan, bau khas, varises tidak ada.
b. Labia minora : warna normal, massa tidak ada, bentuk normal, ukurannormal,
pengeluaran secret bercak, bau khas, varises tidak ada.
c. Perineum : warna normal,massa tidak ada, bentuk normal, ukuran normal,
pengeluaran sekret tidak ada, tidak ada luka.
d. Introitus vagina : warna normal, massa tidak ada, bentuk normal, ukuran
normal,pengeluaran sekret tidak ada,bautidak, tidak ada perdarahan pervagina.

Genetalia Interna :
a. Uterus : Tidak membesar
b. Tuba falopii : Tidak membesar
c. Serviks : Tidak membesar
d. Endometrium:Endometrium stratum basale regular tebal endometrium
daerah fundus 9 mm, terdapat arus darah bersifat arterial RI 0,6
12. Masalah Psikososial
a. Gangguan body image:Tidak ada
b. Gangguan peran:Tidak ada
c. Menarik diri:Tidak ada
d. Cemas:Tidak ad
e. .Depresi:Tidak ada
f. Kesiapan mental menghadapi fase terminal:Ya, pasien sudah siap untuk
menghadapi fase terminal
Pengetahuan dan Perilaku Kesehatan
Kontrasepsi : IUD
Perawatan bayi/diri :
Merokok : -
Obat-obatan/jamu :
Lain-lain
Masalah keperawatan

Pemeriksaan Penunjang dan Terapi


Pemeriksaan Penunjang : (Laboratorium, Radiologi, USG, dll)

a. Pemeriksaan diagnostic yang menunjang masalah: Lab, Radiologi, Endoskopi, dll)-


Pemeriksaan Radiologi (Tanggal 23 Februari 2018)Hasil pemeriksaan:Trakea
ditengah, mediastinum superior tidak melebar.
Jantung : Ukuran dan bentuk normal, CTR 50%, aorta baik
Paru: Kedua hilus tidak menebal, corakan bronkhovasekuler dan parenkim baik.
Kedua sinus dan diagfragma baik.
Tulang-tulang iga dan soft tissue baik.
Kesan: Jantung / Paru dalam batas normal, aorta baik.
b. Pemeriksaan Echokardiographi (Tanggal 23 Februari 2018)
Hasil pemeriksaan:
Kesimpulan:
1. Fungsi ssistolik global dan diastolic LV baik.
2. Kontraksi RV baik.
c. Pemeriksaan Ultrasonografi (Tanggal 20 Februari 2018)
Hasil pemeriksaan:
Deskripsi:
Endometrium stratum basale regular tebal endometrium daerah fundus 9 mm,
terdapat arus darah bersifat arterial RI 0,6
Kavum uteri berisi darah dan jaringan endometrium
Portio dan endoserviks normal
Kedua ovarium normal
Kesimpulan: Hiperplasia Endometrium
d. Pemeriksaan Hispatologi (Tanggal 18 Februari 2018)
Hasil pemeriksaan :
Makroskopik:Diterima jaringan compang-camping ±5cc, kecoklatan, lunak.
Sebagian cetak : 2 cup 1 blok.
Mikroskopik : Sediaan jaringan kuretase dengan keterangan asal endometrium,
berupa keeping-keping fragmen darah serta sebukan sel radang mononuklear.
Tampak proliferasi sel ephitheal kelenjar-kelenjar endometrium, tersusun
tubulopapiler sampai solid. Sel pada umumnya berinti besar, pleomorfik,
vesikuler dan hiperkromatik dengan sel-sel bizzare, mitosis atipik, mudah
ditemukan.Kesimpulan: Endometrioid carcinoma, FIGO grade 3
e. Pemeriksaan darah (Tanggal 05 April 2018)
Hasil pemeriksaan:
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan

HEMATOLOG
IHemoglobin 8.9 g/dL 11.7-15.5
Hematoktrit 26 % 33-45
Leukosit 3.2 ribu/uL 5.0-10.0
Trombosit 44 ribu/uL 150-440
Eritrosit 2.84 juta/uL 3.80-5.20
VER/HER/KHER/RDW
VER 90.4 fl 80.0-100.0
HER 31.3 pg 26.0-34.0
KHER 34.6 g/dl 32.0-36.0
RDW 13.1 % 11.5-14.5

Data Tambahan Lain:

(Pengetahuan tentang perawatan penyakit yang diderita) :Klien mengatakan sudah


mendapat penjelasan oleh dokter tentang penyakitnya, sehingga klien mengetahui apa
saja perawatan yang akan dilakukan pada dirinya. Tanggal 05 April 2018 hasil Hb 8,9 g/dL,
Tb 44 ribu/ul dilakukan tranfusi dari tanggal 07 April –09 April 2018, PRC 5 kantong dan
TC 5kantong.

Terapi/Tindakan Medis:
 Cairan :
Vemplon, tidak mendapatkan terapi cairan. Dipasang hanya untuk tranfusi PRC 5
kantong dan TC 5 kantong.
 Diet :
Bubur lunak TKTP 1500 kkal

 Obat-obatan :
-Prednison 5 mg / 8 jam via Oral
-Ranitidin 150 mg / 12 jam via Oral
-Asam mefenamat 250 mg / 6 jam via Oral
-Hemafort 1 TAB / 8 jamvia Oral.
 Kemoterapi:Masuk kemoterapi siklus ke-5
-Paclitaxel 2x100 mg
-Paclitaxel 3x30 mg
-Carboplatin 1x450 mg
-Carboplatin 2x150 mg
 Radiasi, jenisnya:Tidak ada
 Tindakan operasi:Histerektomitotal pada bulan Februari 2018
 Tindakan kuretase:Kuretase pada bulan Desember2017.

3.2 Analisis Data


NO Data Etiologi Problem
1. DS : Agen cedera fisik Nyeri akut
P: Pasien megatakan Nyeri akibat (histerektomi)
luka poste histerektomi
Q: Nyeri seperti di tusuk – tusuk
R: Nyeri pada abdoment kuadran
kiri atas
S: skla Nyeri 4
T: Nyeri hilang timbul ± 2-3 menit.

DO :
Pasien tampak merinngis
kesakitan jika duduk, wajah
tampak gelisah, nafsu makan
berubah pasien hanya
menghabiskan makananya ½ porsi,
Frekuensi nadi 89 x/menit
Tekanan darah 144/92 mmHg
Frekuensi nafas 20 x/menit

2. DS : Ditandai dengan Resiko


- Gangguan koagulasi pendarahan
DO:
Pasien tampak lemah dan hanya
berbaring saja, pasien di bantu
melakukan aktifitas oleh keluarga,
Hasil lab :
(tgl 5/ 04/18) hematologi :
hemoglobin 8,9 g dl, hematokrit
26%, leokosit 3.2 ribu ul, trombosit
44 ribu ul, erittrosit 2.84 juta ul)

3. DS: Efek agen farmakologis Nausea


Pasien megatakan mual di sertai (kemoterapi)
muntah, nafsumakan berkurang,
mulutnya terasa asam

DO:
BB: 68 Kg, sebelum sakit 72Kg,
BB setelah kemo 61Kg,
TB : 155cm,
IMT : 25,4 ( kategori pre-obes),
membran mukosa bibir kering,
terdapat sariawan di lidah dan
bibir, rambut
rontok hingga mengalami
kebotakan

Diagnosa :
1. Nyeri akut b/d agen pencedera fisik (histeroktomi)
2. Resiko pendarahan di tandai dengan gangguan koagulasi (trombositopenia)
3. Nausea berhubungan dengan efek agen farmakologis (kemoterapi)

3.3 Intervensi

Dx Intervensi Kereteria hasil Skala


D.0077 Manajement Nyeri Setelah di
(I.08238) lakaukam 1x24
Nyeri akut b/d
jam di harapkan
agen pencidera Observasi:
nyeri berkurang
fisik (
 Identifikasi lokasi, dengan keriteria
histerektomi )
karakteristik, durasi, hasil :
frekuensi, kualitas dan  keluhan nyeri 5
intesitasi nyeri  meringis 5
 Identifikasi skla nyeri  TTV 5
 Identifikasi pengetahuan (TD : 110/70 (menurun)
dan keyakinan tentang sampai 140/90
nyeri mmHg, Nadi :
 Identifikasi factor yang 60-100 x/menit,
memeperberat dan RR : 16-20
memperingan nyeri x/menit, Suhu :
 Monitor TTV 36,5-37,5ºC).
Terapeutik
 Berikan Teknik
nonfarmakologis, untuk
mengurangi rasa nyeri
 fasilitas istirahat dan
tidur
 kontrol lingkugan yang
memperberat rasa nyeri

Edukasi
 jelaskan penyebab
,periode, dan pemicu
nyeri
 anjurkan Teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri

kolaborasi
 kolaborasi pemberian
pemberian analgetik.

D.0012 Manajement Setelah dilakukan 1


Resiko Perdarahan (I.02040) asuhan (menurun)
perdarahan di keperawatan 1 x
tandai dengan Observasi : 24 jam
koagulasi( tromb  Monitor terjadinya  Tidak ada
ositopenia) pendarahan hematuria dan
 monitor TTV, hematemesis,
 ttv dalam batas
normal (TD :
 monitor koagulasi 110/70 sampai
darah yang meliputi 140/90 mmHg,
PT, PTT, Trombosit, Nadi : 60-100
x/menit, RR :
Trapeutik 16-20 x/menit,
 Memberikan transfusi Suhu : 36.5-
darah 37.5ºC),
 tidak ada
Edukasi perdarahan
 Anjurkan membatasi pervagina, hasil
aktifitas pemeriksaan lab
 Anjurkan melapor jika (Koagulasi)
menemukan tanda tanda dalam batas
pendarahan normal
 Jelaskan tanda tanda (Hemogrobin
pendarah 11.7–15.5
g/dL,Trombosit
150–440 rb/ul)

D.0076 Manajemen mual Setelah dilakukan


Neunesa b/d (I.03117) asuhan
efek agen keperawatan
farmakologis Observasi : selama 1 x 24 jam
(kemoterapi)  monitor mual di harapkan
(frekuensi, durasi dan tingkat nausea
tingkat keparahan berkurang
 identifikasi dampat dengan kriteria
mual terhadap dampak hasil : 5
hidup  keluhan mual 5
 perasaan ingin (menurun)
muntah
Terapeutik
 berikan makanan dalam
jumlah kecil dan
menarik

Edukasi
 anjurkan istirahat dan
tidur yang cukup

Kolaborasi
 kolaborasi pemberian
antiemetic (jika mual)

3.4 Implementasi
No Waktu Implementasi Respon
Dx1 21.45  Mengidentifikasi lokasi, Ds :
karakteristik, durasi,  Pasien mengatakan
frekuensi, kualitas nyeri Nyeri
dengan menggunakan rumus P : pasien megatakan
PQRST nyeri akibat luka post
 Mengidentifikasi skla nyeri histerektomi
 Identifikasi pengetahuan dan Q :Nyeri seperti di tusuk-
keyakinan tentang nyeri tusuk
 Identifikasi factor yang R : Nyeri pada bagian
memperingan nyeri abdomen kuadran kiri atas
S : Skala Nyeri 4
T: Hilang timbul kurang
lebih 2-3 menit

DO:
 Pasien tampak
meringis
21.50  Mengukur TTV
DS
 normal (TD : 110/70
sampai 140/90 mmHg,
Nadi : 60-100
x/menit, RR : 16-20
x/menit, Suhu : 36.5-
37.5ºC),

DO
 Setelah dilakukan TTV
pasien tanpak tenang
dan TTV normal

22,00  Memberikan Teknik DS


nonfarmakologi untuk  Pasien mengatakan
mengurangi rasa nyeri ( teknik Nyeri sudah berkurang
relaksasi nafas dalam )
DO
 Pasien tampak tenang

22,15  Melakukan pemberian


analgetik.

Dx2 07.00  Monitor TTV DS


 normal (TD : 110/70
sampai 140/90 mmHg,
Nadi : 60-100
x/menit, RR : 16-20
x/menit, Suhu : 36.5-
37.5ºC),
DO
 Setelah dilakukan TTV
pasien tanpak tenang
dan TTV normal

07.15  Monitor terjadinya DS


perdarahan  Tidak ada hematuria
dan hematemesis
DO
 Pasien tidak terjadi
perdarahan

09.00  Monitor koagulasi darah DS


 Pemeriksaan lab
koagulasi dalam batas
normal (hemoglobin,
11,7-15,5 gdL.
Trombosit 150-
440rb/ul
DO
 Tidak ada perdarahan
pervagina pada pasien

Dx3 10.15  Monitor mual DS


 pasien megatakan mual
berkurang atau tidak
ada
DO
 pasien tampak tenang
dan tidak mual
10.30  Berikan makanan dalm jumlah DS
kecil  pasien mengatakan
tidak muntah
DO
 pasien menghabiskan
makananya
 anjurkan istirahan dan tidur DS
yang cukup  pasien mengikuti
anjuran perawat
DO
 Pasien melakukanya

3.5 Evaluasi
NO Evaluasi P T H
1. S : Klien mengatakan nyeri pada
abomen sudah berkurang, nyeri hanya
terasa di daerah pusat, skala nyeri 2,
nyeri
hilang timbul.

O : Hasil Tanda-tanda vital : TD : 133/80


mmHg, N : 80 x/menit, RR : 19
x/menit, Suhu : 36.5ºC. Klien sudah
lebih tenang, wajah sudah tidak
meringis kesakitan, nafsu
makan sudah membaik, habis 1porsi,

A : Masalah nyeri akut teratasi 4 5 4

P : Intervensi dihentikan
2. S : Tidak ada

O : Hasil Tanda- tanda vital :


TD : 133/80 mmHg, N : 80 x/menit, RR :
19 x/menit, Suhu : 36.5ºC, klien duduk
dan berjalan ke kamar mandi sendiri,
klien melakukan aktivitas secara mandiri
sesuai dengan kemampuan nya

A : Masalah resiko perdarahan tidak


terjadi.

P : Intervensi dihentikan
3. S : Klien mengatakan mual masih ada,
muntah sudah tidak ada, nafsu makan
sudah membaik.

O : Hasil Tanda -tanda vital :


TD : 133/80 mmHg, N : 80 x/menit, RR :
19 x/menit, Suhu : 36.5ºC, membrane
mukosa bibir lembab, ariawan dibibir
sudah tidak ada, rambut rontok hingga
mengalami kebotakan,

A : Masalah nausea teratasi 3 5 5

P : Intervensi dihentikan.

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah dilakukan sejak


tanggal tanggal 09 April s/d 11 April 2018 pada Ny. N yang mengalami Kanker
Endometrium dengan Kemoterapi di Gedung IRNA Teratai Lantai II Selatan RSUP
Fatmawati Jakarta Selatan, maka dalam kesempatan ini akan diuraikan berbagai
kesimpulan diantaranya :
1. Pengkajian proses pengumpulan data Ny. N didapat data
P : Klien mengatakan nyeri akibat luka post histerektomi,
Q : nyeri seperti ditusuk - tusuk,
R : nyeri pada abdomen kuadran kiri atas,
S : skala nyeri 4,
T : nyeri hilang timbul ±2 - 3 menit, klien mengatakan mual disertai muntah, nafsu
makan
berkurang, mulutnya terasa asam, klien mengatakan lemas, kepala terasa berat dan
pusing. Keadaan umumsedang, kesadaran composmentis, Hasil Tanda-tanda Vital
:
TD : 144/92 mmHg,
Nadi : 89 x/menit,
RR : 20 x/menit,
Suhu : 36,2ºC,
Klien tampak meringis kesakitan, wajah tampak gelisah, nafsu makan berubah, klien
hanya menghabiskan makan nya ½ porsi, klien tampak lemah dan hanya berbaring saja,
klien dibantu melakukan aktivitas oleh keluarga. Hasil Lab (Tanggal 5 April 2018) :
Hematologi :
Hemoglobin 8,9 g/dL,
Hematokrit 26 %,
Leukosit 3.2 ribu/ul,
Trombosit 44 ribu/ul,
Eritrosit 2.84 juta/ul,
BB : 68 kg, sebelum sakit
72 kg, BB setelah kemo 61 kg, TB 155 cm (IMT : 25,4; kategori Pre-Obes), membran
mukosa bibir kering, terdapat sariawan di lidah dan bibir, rambut rontok hingga
mengalami kebotakan.
2. Diagnosa keperawatan yang ditemukan pada Ny. N sudah sesuai dengan teori yang
ada yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (histerektomi), resiko
perdarahan ditandai dengan gangguan koagulasi, nausea berhubungan dengan efek
agen farmakologis (kemoterapi). Diagnosa yang telah dibuat sesuai dengan kondisi pasien
dan data pendukung yang ada telah sesuai untuk menegakan diagnosa tersebut. Tidak
ada masalah yang dirasakan oleh penulis dalam menyusun diagnosa keperawatan.
3. Perencanaan asuhan keperawatan penulis menyusun tindakan keperawatan yang
direncanakan dibuat untuk memecahkan masalah Ny. N. Semua rencana tindakan
disesuaikan dengan kondisi pasien dan sesuai dengan teori atau asuhan keperawatan
dengan diagnose nyeri akut, resiko perdarahan, dan nausea.
4. Pelaksanaan tindakan keperawatan yang penulis lakukan sudah sesuai dengan rencana
keperawatan yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaan keperawatan ini, yang
penulis dapatkan selama melakukan tindakan keperawatan adalah adanya kerjasama
yang baik antara teman sejawat dan pasien sehingga memudahkan dalam melakukan
tindakan keperawatan. Pasien kooperatif sehingga memudahkan perawat dalam
melakukan tindakan.
5. Hasil evaluasi keperawatan akhir, penulis dapat melakukan evaluasi yang diperoleh
dari anamnesa, catatan keperawatan, status pasien, dan catatan dokter. Setelah melakukan
asuhan keperawatan pada Ny.N dengan masalah nyeri akut berhubungan dengan agen
pencedera fisik (histerektomi), resiko perdarahan ditandai dengan gangguan koagulasi,
dan nausea berhubungan dengan efek agen farmakologis (kemoterapi) sudah teratasi.

4.2 Saran
Berdasarkan faktor pendukung dan hambatan yang dijumpai selama melakukan
asuhan keperawatan dari tanggal 09 April 2018 s/d 11 April 2018, penulis
mengemukakan beberapa saran untuk dapat dijadikan bahan pertimbangan yang
mungkin dapat berguna bagi usahaa peningkatan mutu pelayanan keperawatan di masa
mendatang, juga untuk meningkatkan kualitas penulisan makalah mahasiswa Jurusan
Keperawatan Poltekkes Jakarta 1. Saran yang akan penulis sampaikan adalah sebagai
berikut :
1. Institusi Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta 1 Diharapkan menambah
kepustakaan agar mahasiswa lebih mudah untuk mendapatkan sumber referensi
khususnya pada pasien dengan gangguan reproduksi terutama Kanker
Endometrium.
2. RSUP Fatmawati Lebih meningkatkan penulisan terkait asuhan keperawatan
(SOAP) serta melengkapi pendokumentasian hasil pemeriksaan yang lengkap dalam
status pasien, mengupdate perkembangan kesehatan pasien khususnya pada
pemeriksaan-pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan, menyediakan fasilitas atau
alat-alat yang berubungan dengan kesehatan untuk menunjang kelancaran dalam
pemberian asuhan keperawatan pada pasien dengan Kanker Endometrium.
3. Mahasiswa Keperawatan Sebelum turun kelapangan sebaiknya mahasiswa
memperdalam terhadap masalah yang ada pada pasien agar dapat mempermudah
dalam melakukan asuhan keperawatan, menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan
untuk mengkaji kebutuhan pasien dengan Kanker Endometrium
Daftar Pustaka
Afiyanti, Yati dan Anggi Pratiwi. 2016. Seksualitas dan Kesehatan Reproduksi
Perempuan Promosi, Permasalahan dan Penanganan dalam Pelayanan Kesehatan
dan Keperawatan. Jakarta : Rajawali Pers.

Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC.

Carpenito, L.J. 2009. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC.

Cornwell EE. 2010. Initial approach to trauma. In: Tintinalli JE, Kelen GD, Stapczynski
JS, Ma OJ, Cline DM, eds. Emergency Medicine: A Comprehensive Study Guide. 6th ed.
New York, NY: McGraw-Hill; 2012: chap 251.

Dinarti., et al. 2009. Dokumentasi Keperawatan. Jakarta : Trans Info Media.

Doenges, Marilyn E. 2012. Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk Perencanaan


dan Pendokumentasian perawatan pasien. Jakarta :EGC.

dr. Nugroho,Taufan. 2012. Obsgyn : Obstetri dan Ginekologi. Untuk mahasiswa kebidanan
dan keperawatan. Yogyakarta : Nuha Medika.

Elizabeth J.Corwin. 2012.Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.

Ellenson, L.H, & Pirog E.C,. 2015. The Female Genital Tract.In : Kumar, Abbas, Aster
(ed.). Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease. 9th Edition. ed. Philadelphia :
Elsevier.

Herdman H.T & Kamitsuru .S,. 2015. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi.
Jakarta : EGC.

Hidayat, Aziz Alimul.2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta : Salemba Medika.

Holman, L, Lu, K, Glob. Libr. Women’s med., (ISSN: 1756-2228) 2012; DOI
10.3843/GLOWM.10236. 2012. The Epidemiology of Endometrial Cancer [online]
(http://www.glowm.com/section_view/item/236) diakses 15 April 2018.

Hutahaean Serri. 2009. Asuhan keperawatan dalam maternitas dan ginekologi.Jakarta :


Trans Info Media (TIM).
Isdaryanto. 2010. Tanda-Tanda Kanker Endometrium | Gejala Kanker Mulut Rahim.
http://www.isdaryanto.com/cara-mencegah-kanker-endometrium, diakses pada 14 April 2018.

Kozieret al. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik. Jakarta
:EGC
Maliya, A. 2008.Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan pasien dalam tindakan kemoterapi
di Rumah Sakit Dr. Moewardi

Surakarta.Mansjoer, Arief. 2010. Kapita Selekta Kedokteran, edisi 4. Jakarta : EGC. Manuaba. 2010.
Ilmu kebidanan penyakit kandungan dan KB. Jakarta : EGC.

Mashudi,Sugeng. 2011. Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi Dasar. Jakarta : Salemba
Medika.

Mikail, Bramirus. 2012. Bahaya Melahirkan di Usia Muda.[online]


(http://www.indocancer.com/cancer/article_detail.asp?cat=13&id=19) diakses 15 April 2018.

Norwitz, Errol R dan John O. Schorge. 2008. Dalam: Safitri, Amalia dan Rina Astikawati (editor).
At a Glance Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Erlangga.

Prasetyo, NS.2010. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Edisi I. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan. Maternal dan
Neonatal. Jakarta : PT Bina Pustaka.

Rasjidi, Imam. 2010.Epidemiologi Kanker pada Wanita.Jakarta: Sagung Seto.

Reeder, S.J, dkk. 2013. Keperawatan Maternitas : Kesehatan Wanita, Bayi & Keluarga (ed 18).
Jakarta : EGC.

Rhodes, V. A., & McDaniel, R. W. (2009). Nausea, Vomiting, and Retching: Complex Problems
in Palliative Care. A Cancer Journal of Clinicians, 51, 232-248.
Royin Fadilah, Ani.2015. Kesehatan Reproduksi Perempuan. Ponorogo : Stain Ponorogo.

Smeltzer SC. & Bare BG., (2010). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC.

Sylvia A. Price,Lorainne M. Wilson. 2006. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-


Proses Penyakit (Volume 1 dan 2) (Edisi 6). Jakarta : EGC.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat.

Wartonah, Tarwoto. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.


Jakarta :Salemba Medika.

Whoellan. 2009. Kanker Endometrium. [online] melalui (http://dokter-herbal.com/kanker-


endometrium.html), diakses 14 April 2018.

Widjanarko, B. 2011.Dismenore tinjauan terapi pada dismenore primer. Volume 5,


No. 1. Jakarta: Bagian Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan Fakultas
Kedokteran Rumah Sakit Unika Atma Jaya.

Wiknjosastro, Hanifa. 2010. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Williams, L & Wilkins. Alih Bahasa Paramita. 2011. Nursing : Memahami Berbagai Macam Penyakit.
Jakarta : PT. Indeks

Anda mungkin juga menyukai