Disusun Oleh :
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya,
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Keganasan Sel Terkait
Kanker”.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker atau tumor ganas terjadi akibat adanya pertumbuhan sel-sel
jaringan tubuh yang tidak normal, disebabkan neoplasia, displasia dan hiperplasia.
Neoplasia adalah kondisi sel yang terdapat pada jaringan berproliferasi secara
tidak normal dan invasif, displasia yaitu kondisi sel yang tidak berkembang
normal dengan indikasi adanya perubahan pada nukleus (inti sel), hyperplasi
merupakan kondisi sel normal pada jaringan mengalami pertumbuhan berlebihan.
Pertumbuhan sel yang tidak terkendali ini dapat mengganggu fungsi kerja
organ-organ tubuh. Hasil pemeriksaan dokter tentang tingkat perkembangan sel
kanker, ukuran tumor, dan penyebarannya, akan memberi gambaran stadium
kanker. Stadium kanker bermanfaat bagi dokter untuk memahami seberapa parah
kanker yang dialami, berikut dengan peluang hidup penderita kanker. Selain itu
juga dapat menjadi bahan pertimbangan dokter untuk menentukan rencana
penanganan terbaik, yang paling sesuai dengan kondisi fisik penderita kanker
tersebut.
Kanker merupakan penyebab kematian kedua terbanyak di seluruh dunia.
Kanker sering menyebabkan kematian karena umumnya penyakit ini tidak
menimbulkan gejala pada awal perkembangannya. Pada tahun 2014, lebih dari 1,5
juta orang Indonesia meninggal karena penyakit kanker. Di Indonesia, jenis
kanker yang menyebabkan kematian terbanyak pada pria adalah kanker paru-paru,
sedangkan jenis kanker penyebab kematian terbanyak pada wanita adalah kanker
payudara.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian kanker mamae, kanker paru-paru, kanker otak dan kanker
serviks
2. Penyebab kanker mamae, kanker paru-paru, kanker otak dan kanker
serviks
3. Cara penanganan dan pengobatan kanker mamae, kanker paru-paru,
kanker otak dan kanker serviks
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian kanker mamae, kanker paru-paru, kanker otak
dan kanker serviks
2. Mengetahui penyebab kanker mamae, kanker paru-paru, kanker otak
dan kanker serviks
3. Mengetahui cara penanganan dan pengobatan kanker mamae, kanker
paru-paru, kanker otak dan kanker serviks
BAB II
PEMBAHASAN
I. Kanker Payudara
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang
terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya, sel-sel ini menjadi bentuk
benjolan pada payudara. Jika benjolan kanker tidak terkontrol sel sel
kanker bisa bermetastate pada bagian bagian tubuh lain. Metastase bisa
terjadi pada kelenjar getah bening atau ketiak atau tulang belikat. Selain
sel sel kanker bisa bersarang di tulang, paru paru, hati, kulit, dan bawah
kulit. Kanker payudara terjadi akibat adanya onkogen yang menyebabkan
sel normal yang menajdi sel kanker pada jaringan payudara.
Sebab sebabnya masih belum diketahui secara pasti (Price & Wilson,
1995), namun ada bebarapa teori yang menjelaskan tentang penyebab
terjadinya payudara, yaitu :
Mekanisme Hormonal
Virus
Invasi virus yang diduga ada pada air susu ibu menyebabkan
adanya masa abnormal pada sel yang sedang mengalami poliferasi
Genetik
Defisiensi imun
c. Faktor genetik
e. Keluarga
Gejala klinis kanker paru tidak khas tetapi batuk, sesak nafas, atau nyeri
dada yang muncul atau tidak kunjung sembuh dengan pengobatan biasa
pada “Kelompok Resiko” harus ditindak lanjuti untuk preosedur diagnosis
kanker paru. Gejala lainnya seperti efusi pleura, efusi perikard, sindorm
vena kava superior, disfagia, pancoast syndrome, paralisis diafragma.
Pancoast syndrome merupakan kumpulan gejala dari kanker paru yang
tumbuh di sulkus superior, yang menyebabkan invasi pleksus brakial
sehingga menyebabkan nyeri pada lengan.
Keluhan suara serak menandakan telah terjadi kelumpuhan saraf atau
gangguan pada pita suara. Gejala klinis sistemik yang juga kadang
menyertai adalah penurunan berat badan dalam waktu yang singkat, nafsu
makan menurun, demam hilang timbul. Gejala yang berkaitan dengan
gangguan neurologis sering terjadi jika telah terjadi penyebaran ke otak
atau tulang belakang. Nyeri tulang sering menjadi gejal awal pada kanker
yang telah menyebar ke tulang. Gejala lainnya adalah paraneoplastik,
seperti nyeri muskuloskeletal, hematologi, vaskuler, neurologi, dan lain-
lain.
Pada tahap ini penderita masih dalam keadaan sehat, namun penderita
mempunyai faktor resiko yang dapat menyebabkan kanker paru. Faktor
resiko tersebut adalah merokok, bahaya industri, polusi udara, lingkungan
yang terdapat banyak perokok, makanan, dan kecenderungan familial.
(Price, 2006)
2. Tahap Subklinis
3. Tahap Klinis
a. Gejala Intrapulmoner, meliputi batuk, batuk darah, sesak nafas, dan
nyeri dada.
b. Gejala Intratorasik Ekstrapulmoner, meliputi efusi pleura,
pneumotoraks, efusi perikardium, gangguan menelan, sindron vena
kava superior, suara serak, gangguan diafragma, kerusakan nervus
vagus, tumor pancoast, dan sindrom horner.
c. Gejala Ekstratorasik Metastatik, meliputi susunan saraf pusat,
metastasis ke tulang, metastatis ke hepar, metastatis ke
gastrointestinal, metastatis ke kulit, dan metastasis ke adrenal.
d. Sindron paraneoplastik adalah sindrom akibat produksi bahan
aktif biologi oleh sel-sel tumor, subtansi ini menimbulkan efek
walaupun letaknya jauh dari tumor. (Taufik, 2007)
4. Tahap Penyakit Lanjut
Pasien mengalami anoreksia, lelah yang berlebihan, dan penurunan
berat badan. (Price, 2006)
5. Tahap Terminal
Dengan adanya pengobatan dan terapi yang dilakukan dapat
meningkatkan harapan hidup bagi pasiennya namum banyak pasien
yang meninggal karena komplikasi dan kanker sudah bermetastasis ke
organ lainya. (Sudoyo, 2009)
Operasi
Prosedur ini bertujuan untuk mengangkat tumor sebanyak mungkin dan
meredakan gejala kanker otak. Umumnya, operasi dilakukan untuk
membantu keberhasilan terapi lainnya. Terdapat beberapa metode operasi
kanker otak, antara lain:
Kraniotomi. Dokter akan membelah tulang dari rangka kepala pada
lokasi tumor yang diketahui dari pemindaian. Setelah tumor diangkat,
potongan tulang akan dipasang kembali menggunakan pengaman berupa
briket logam kecil.
Neuroendoskopi. Dalam prosedur ini, tumor akan diangkat melalui
lubang kecil yang dibuat pada rangka kepala.
Operasi melalui hidung (transsphenoidal surgery). Operasi ini dilakukan
untuk mengangkat tumor pada kelenjar pituituri, tanpa melakukan
pembedahan rangka kepala. Dalam, transsphenoidal surgery, dokter akan
memasukkan selang berkamera melalui hidung pasien untuk memotong
dan mengeluarkan tumor.
Kemoterapi
Dalam terapi ini, obat antikanker dimasukkan dalam tubuh untuk
membunuh sel kanker. Kemoterapi dapat dilaksanakan pasca operasi untuk
mencegah tumor muncul kembali, dan memperpanjang usia harapan hidup
penderita.
Dalam kemoterapi, obat yang dapat digunakan adalah temozolomide atau
vincristine. Untuk pasien anak-anak, dapat diberikan obat
cyclophosphamide, vincristine, cisplatin, etoposide, carboplatin, atau
methotrexate. Obat-obatan tersebut dapat diberikan sebagai obat tunggal
atau dikombinasikan.
Kemoterapi dapat diberikan dalam bentuk tablet atau kapsul yang
diminum, suntikan pada cairan otak dan tulang belakang, serta suntikan
pada pembuluh darah vena. Pelaksanaan kemoterapi dilakukan dalam
suatu siklus yang terdiri dari pemberian obat dan masa istirahat. Tiap
siklus biasanya berlangsung selama beberapa minggu.
Kemoterapi dapat menimbulkan efek samping berupa mual, muntah,
sariawan, kehilangan selera makan, rambut rontok, kulit menjadi sensitif
terhadap cahaya matahari, serta tubuh terasa lemah atau lelah. Selain itu,
kemoterapi juga dapat meningkatkan risiko infeksi.
Radioterapi
Dalam radioterapi, sinar berenergi tinggi diarahkan pada lokasi tumor
untuk menghentikan pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali.
Radioterapi dilakukan untuk menghilangkan tumor yang tidak bisa
diangkat dengan cara operasi, serta menurunkan risiko tumor muncul
kembali. Radioterapi dilakukan dalam serangkaian terapi, selama 3-7
minggu.
Radioterapi bisa dilakukan dari luar (eksternal) yang ditujukan langsung
pada tumor, atau menggunakan kapsul radioaktif yang ditempatkan dalam
tumor (internal). Serupa dengan kemoterapi, radioterapi juga memiliki
beberapa efek samping. Di antaranya rambut rontok, tubuh lelah, dan rasa
tidak enak badan.
Selain kedua radioterapi tersebut, terdapat teknik yang disebut stereotactic
radiosurgery. Dengan terapi ini, tumor dapat dihancurkan tanpa membedah
rangka kepala. Dokter akan menggunakan bantuan CT scan atau MRI
untuk menentukan posisi tumor. Selanjutnya, tumor dipotong dengan
mengunakan pisau gamma atau pisau cyber. Radioterapi jenis ini memiliki
lebih sedikit komplikasi dibanding operasi biasa, dengan waktu pemulihan
yang juga lebih cepat.
Kanker otak dapat tumbuh di beberapa bagian otak yang mengendalikan
kemampuan bergerak, bicara, penglihatan, atau proses berpikir. Oleh
karena itu, pasca pengobatan diperlukan fisioterapi jika terjadi gangguan
fungsi tubuh. Fisioterapi yang bisa dilakukan meliputi terapi fisik untuk
mengembalikan fungsi bergerak atau kekuatan otot, terapi okupasi untuk
membantu pasien melakukan kegiatan secara normal, serta terapi bicara
bagi pasien yang memiliki gangguan bicara.
Peran keluarga dan teman sangat penting dalam membantu penyembuhan
penderita. Selain teman dan keluarga, dukungan juga bisa didapat dari
konselor, pekerja sosial, atau agamawan untuk membantu membahas apa
yang dirasakan dan dikhawatirkan penderita.
Kanker serviks adalah kanker yang tumbuh pada sel-sel di leher rahim.
Serviks adalah bagian bawah rahim yang terhubung ke vagina. Salah satu
fungsi serviks adalah memproduksi lendir atau mukus. Lendir membantu
menyalurkan sperma dari vagina ke rahim saat berhubungan seksual.
Selain itu, serviks juga akan menutup saat kehamilan untuk menjaga janin
tetap di rahim, dan akan melebar atau membuka saat proses persalinan
berlangsung.
Serviks alias leher rahim merupakan bagian terendah dari rahim (uterus)
wanita, sehingga bisa dikatakan sebagai penghubung antara rahim dengan
vagina. Pertumbuhan kanker serviks dimulai dari adanya sel-sel tidak
normal (abnormal) di dalam serviks.
Diare.
Mual dan muntah.
Kejang.
Kehilangan selera makan.
Penurunan berat badan.
Perut membengkak.
Nyeri saat buang air kecil.
Terdapat darah dalam urine (hematuria).
Perdarahan pada dubur saat buang air besar.
Pembengkakan pada kaki.
Tubuh mudah lelah.
Bedah
Pada kanker yang sudah menyebar luas, dokter juga akan mengangkat area
vagina, serta ligamen dan jaringan di sekitarnya. Selain itu, ovarium
(indung telur), saluran indung telur, dan kelenjar getah bening di
sekitarnya juga akan diangkat. Prosedur ini disebut histerektomi radikal.
Perlu diketahui bahwa histerektomi akan membuat pasien tidak lagi bisa
memiliki anak, dan mengakibatkan menopause pada wanita yang
seharusnya belum mengalaminya. Selain itu, histerektomi juga dapat
menimbulkan komplikasi jangka pendek seperti infeksi, perdarahan,
terbentuknya gumpalan darah, dan cedera pada kandung kemih, ureter
(saluran urine dari ginjal ke kandung kemih), atau rektum.
Sedangkan pada kasus yang jarang, komplikasi jangka panjang yang dapat
terjadi adalah limfedema (pembengkakan pada lengan dan tungkai akibat
penyumbatan saluran getah bening) dan inkontinensia urine (urine keluar
tidak terkontrol). Kemungkinan komplikasi lainnya dapat berupa
timbulnya sumbatan pada usus akibat terbentuknya jaringan parut, dan
nyeri saat berhubungan seks akibat vagina yang terlalu pendek dan kering.
Radioterapi
Kemoterapi
Kemoterapi adalah metode pengobatan dengan memberikan pasien obat
antikanker dalam bentuk obat minum atau suntik. Obat ini dapat memasuki
aliran darah dan menyebar ke seluruh tubuh. Oleh karena itu, kemoterapi
sangat berguna dalam membunuh sel kanker berbagai area tubuh.
Beberapa efek samping lain yang dapat muncul akibat kemoterapi adalah:
Diare
Kehilangan nafsu makan
Mual muntah
Sariawan
Lemas
Perlu diketahui bahwa obat kemoterapi dapat merusak ginjal. Oleh karena
itu, penting bagi pasien yang menjalani kemoterapi untuk rutin melakukan
tes darah, agar kondisi ginjal selalu terpantau.
Terapi Target
Efek samping yang mungkin muncul akibat terapi target dapat berupa
tekanan darah tinggi, lemas, dan kehilangan nafsu makan. Pada kasus yang
jarang, efek samping yang lebih serius meliputi perdarahan, terbentuknya
gumpalan darah, dan terbentuknya fistula (saluran abnormal antara vagina
dan bagian usus besar).
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Semua orang beresiko terkena kanker untuk itu kita harus mengetahui
gejala-gejala kanker dan penyebab kanker agar bisa terhindar dari kanker juga
dengan mengetahui cara penangannya. Hendaknya mengkonsumsi makanan yang
bergizi dan menjaga pola hidup sehat.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.alodokter.com/kanker-paru-paru
https://www.alodokter.com/kanker-serviks/pengobatan
https://www.alodokter.com/kanker-serviks/diagnosis
https://www.alodokter.com/kanker-paru-paru
https://www.alodokter.com/kanker-otak
https://www.academia.edu/11430465/Ca_mamae_new