“CA ENDOMETRIUM”
Tugas Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Dibimbing Oleh
Ni Luh Diah Ayu Sita Dewi S. Kep, Ns, M.Kep
Nama Kelompok :
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
Maternitas Patologi tentang “Ca Endometrium”
Makalah Maternitas Patologi ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga kami dapat memperlancar pembuatan
makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya masih terdapat banyak
kekurangan baik dari segi susunan, kalimat, maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah Maternitas Patologi ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah Makalah Patologi tentang “Ca
Endometrium ” ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER
A. Pengertian Ca Endometrium......................................................................................................4
B. Insiden dan Angka Prevalensi Kejadian......................................................................................4
C. Angka Morbiditas dan mortalitas .............................................................................................5
D. Angka Kesembuhan Di Luar Negeri, Indonesia,Jawa Timur........................................................5
BAB 1
BAB 3
BAB 4
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR ISTILAH
1. Endometrium
Lapisan terdalam pada rahim dan tempatnya menempelnya ovum yang telah
dibuahi. Pada fase ini, biasa disebut menstruasi atau peluruhan dinding rahim.
2. Pelvis
Panggul
3. Infertilisasi
Ketidakmampuan untuk hamil setelah sekurang-kurangnya satu tahun
berhubungan seksual sedikitnya empat kali seminggu tanpa kontrasepsi
4. Usia paritis
Angka melahirkan anak baik hidup maupun mati, tetapi buka aborsi tanpa
melihat jumlah anaknya.
5. Menarche
Haid pertama dari uterus yang merupakan awal dari fungsi menstruasi dan
tanda telah terjadinya pubertas pada remaja putri. Pada dekade terakhir
menunjukkan kecenderungan pergeseran usia menars ke arah umur yang
lebih muda.
6. Siklus onovulatorik
Siklus haid yang terjadi tanpa adanya proses ovulasi (pelepasan sel telur dari
kandung telur).
7. Morbiditas
Derajat sakit, cedera atau gangguan pada suatu populasi atau disebut juga
penyimpangan dari sehat dan sejahtera atau keberadaan dari suatu kondisi
sakit, biasanya dinyatakan dalam angka prevelensi atau insedensi yang utuh.
8. Mortalitas
Ukuran jumlah kematian (umumnya, atau karena akibat yang spesifik) pada
suatu populasi, skala besar suatu populasi, per dikali satuan.
9. Prognosis
Peramalan dari kemungkinan dan akhir suatu penyakit, sebuah perkiraan
kemungkinan hasil akhir gangguan atau penyakit, baik dengan atau tanpa
pengobatan.
10. Keganasan ginekologi
Sekelompok penyakit yang berkembang di organ reproduksi wanita, seperti
vulva, vagina, leher rahim, rahim, ovarium, dan tuba fallopi, yang semuanya
terletak di dalam panggul. Kanker ginekologi dinamai setelah organ di mana
sel-sel kanker itu terbentuk.
11. Osteoporosis
Penyakit tulang yang mempunyai sifat-sifat khas berupa massa tulang yang
rendah, disertai mikro arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan
tulang yang dapat akhirnya menimbulkan kerapuhan tulang.
12. Menopause
Berakhirnya siklus menstruasi secara alami, yang biasanya terjadi saat wanita
memasuki usia 45 hingga 55 tahun. Seorang wanita dikatakan sudah
menopause bila tidak mengalami menstruasi lagi, minimal 12 bulan.
13. Hipeplasia
Peristiwa meningkatnya jumlah sel yang terjadi pada organ tertentu akibat
peningkatan proses mitosis.
14. Atrofi
Proses fisiologis umum reabsorpsi dan kerusakan jaringan, yang melibatkan
apoptosis. Ketika atrofi terjadi sebagai akibat dari penyakit atau kehilangan
dukungan trofik akibat penyakit lain, disebut sebagai atrofi patologis,
meskipun dapat menjadi bagian dari perkembangan normal tubuh dan
homeostasis juga.
15. Temofixen
Obat yang digunakan untuk mencegah kanker payudara pada wanita dan
mengobati kanker payudara pada wanita dan pria. Obat ini juga sedang
dipelajari untuk pengobatan kanker lainnya. Tamoksifen juga telah digunakan
untuk pengobatan sindrom Albright.
16. Senyawa kaempferol
Senyawa yang ada pada tumbuhan alami yang banyak terdapat pada sayuran,
buah-buahan, anggur, kopi, obatan herbal dan lain-lainnya.
17. Fitoesterogen
Kelompok tanaman, baik biji-bijian, kacang-kacangan, sayuran, dan buah-
buahan yang memiliki sifat khasiat menyerupai hormon estrogen.
18. Docking
Merupakan salah satu metode yang dapat memprediksi interaksi antar
molekul, dapat berupa protein termasuk enzim, DNA, karbohidrat, lemak
terhadap substrat, tetapi lebih banyak yang mengeksplorasi terhadap enzim.
19. Ligan estradiol
Estradiol sangat penting untuk pengembangan dan pemeliharaan jaringan
reproduksi wanita seperti payudara, rahim, dan vagina selama pubertas,
dewasa, dan kehamilan.
20. Binding affinity
Kekuatan interaksi pengikatan antara biomolekul tunggal (misalnya protein
atau DNA) dengan ligan / mitra pengikatnya (misalnya obat atau inhibitor).
BAB 1
PRNDAHULUAN
1. Latar Belakang
A. Pengertian Ca Endometrium
A. Definisi Ca Endometrium
Kanker endometrium atau lebih sering dikenal sebagai kanker
rahim adalah kanker yang mengenai lapisan dalam rahim. Terdapat
dua jenis kanker endometrium, yaitu kanker endometrium tipe I dan
tipe II. Tipe I cenderung tumbuh lambat dan umumnya terbatas pada
endometrium, sedangkan tipe II memiliki tipe jaringan yang lebih buruk,
menginvasi otot polos rahim (miometrium), dan tumbuh dengan cepat.
Oleh sebab itu, kanker endometrium tipe II umumnya memiliki hasil
akhir (prognosis) yang kurang baik apabila dibandingkan dengan tipe I.
H. Penatalaksanaan
Radiasi atau histerektomi radikal dan limfadenektomi pelvis
merupakan pilihan terapi untuk adenokarsinoma endoserviks yang
masih terlokalisasi, sedangkan staging surgical yang
meliputihisterektomi simple dan pengambilan contoh kelenjar getah
bening para-aorta adalah penatalaksanaan umum adenokarsinoma
endometrium.
1. Pembedahan
Kebanyakan penderita akan menjalani histerektomi (pengangkatan
rahim). Kedua tubafalopii dan ovarium juga diangkat (salpingo-
ooforektomi bilateral ) karena sel-sel tumor bisamenyebar ke ovarium
dan sel-sel kanker dorman (tidak aktif) yang mungkin
tertinggalkemungkinan akan terangsang oleh estrogen yang dihasilkan
oleh ovarium. Jika ditemukansel-sel kanker di dalam kelenjar getah
bening di sekitar tumor, maka kelenjar getah beningtersebut juga
diangkat. Jika sel kanker telah ditemukan di dalam kelenjar getah
bening, makakemungkinan kanker telah menyebar ke bagian tubuh
lainnya. Jika sel kanker belummenyebar ke luar endometrium (lapisan
rahim), maka penderita tidak perlu menjalanipengobatan lainnya.
2. Radioterapi
Pada radioterapi digunakan sinar berenergi tinggi untuk
membunuh sel-sel kanker. Terapipenyinaran merupakan terapi lokal,
hanya menyerang sel-sel kanker di daerah yang disinari.Pada stadium I,
II atau III dilakukan terapi penyinaran dan pembedahan. Angka
ketahananhidup 5 tahun pada pasien kanker endometrium menurun
20-30% dibanding dengan pasiendengan operasi dan penyinaran.
Penyinaran bisa dilakukan sebelum pembedahan (untukmemperkecil
ukuran tumor) atau setelah pembedahan (untuk membunuh sel-sel
kanker yangtersisa). Stadium I dan II secara medis hanya diberi terapi
penyinaran. Pada pasien denganrisiko rendah (stadium IA grade 1 atau
2) tidak memerlukan radiasi adjuvan pasca operasi.
Radiasi adjuvan diberikan kepada :
Penderita stadium I, jika berusia diatas 60 tahun, grade III
dan/atau invasi melebihi setengahmiometrium.
Penderita stadium IIA/IIB, grade I, II, III.Penderita dengan
stadium IIIA atau lebih diberi terapi tersendiri (Prawirohardjo,
2006). Ada 2 jenis terjapi penyinaran yang digunakan untuk
mengobati kanker endometrium:
Radiasi eksternal : digunakan sebuah mesin radiasi yang besar
untuk mengarahkan sinar kedaerah tumor. Penyinaran biasanya
dilakukan sebanyak 5 kali/minggu selama beberapaminggu dan
penderita tidak perlu dirawat di rumah sakit. Pada radiasi
eksternal tidak ada zatradioaktif yang dimasukkan ke dalam
tubuh.
Radiasi internal (AFL): digunakan sebuah selang kecil yang
mengandung suatu zatradioaktif, yang dimasukkan melalui
vagina dan dibiarkan selama beberapa hari. Selamamenjalani
radiasi internal, penderita dirawat di rumah sakit.
3. Kemoterapi
Adalah pemberian obat untuk membunuh sel kanker. Kemoterapi
merupakan terapi sistemikyang menyebar keseluruh tubuh dan
mencapai sel kanker yang telah menyebar jauh ataumetastase ke
tempat lain.
a. Tujuan Kemoterapi
Kemoterapi bertujuan untuk :
1. Membunuh sel-sel kanker.
2. Menghambat pertumbuhan sel-sel kanker.
3. Meningkatkan angka ketahanan hidup selama 5 tahun.
b. Jenis kemoterapi:
1. Terapi adjuvant
Kemoterapi yang diberikan setelah operasi, dapat sendiri
atau bersamaandengan radiasi, dan bertujuan untuk membunuh
sel yang telah bermetastase.
2. Terapi neoadjuvan
Kemoterapi yang diberikan sebelum operasi untuk
mengecilkan massa tumor,biasanya dikombinasi dengan
radioterapi.
3. Kemoterapi primer
Digunakan sendiri dalam penatalaksanaan tumor, yang
kemungkinan kecil untukdiobati, dan kemoterapi digunakan hanya
untuk mengontrol gejalanya.
4. Kemoterapi induksi
Digunakan sebagai terapi pertama dari beberapa terapi
berikutnya.
5. Kemoterapi kombinasi
Menggunakan 2 atau lebih agen kemoterapi.
e. Persiapan Kemoterapi
Darah tepi : HB, Leukosit, hitung jenis, trobosit.
Fungsi hepar : bilirubin, SGOT, SGPT, alkali fosfatase.
Fungsi ginjal : ureum, kreatinin, dan creatinine clearance
test (bila serum kreatininmeningkat).
Audiogram (terutama pada pemberian cis-platinum).
EKG (terutama pemberian adriamycin, epirubicin).
g. Efek samping:
1.Pada kulit.
Alopesia.
Berbagai kelainan kulit lain.
2.Gangguan di mukosa.
Stomatitis.
Enteritis yang menyebabkan diare.
Sistitis hemoragik.
Proktitis
3.Pada saluran cerna.
Anoreksia.
Mual muntah.
4.Depresi sumsum tulang.
Pansitopenia atau anemia.
Leukopenia.Trombositopenia.
5.Menurunnya imunitas.
6.Gangguan organ.
Gangguan Faal hati
Gangguan pada miokard
Fibrosis paru
Ginjal
7.Gangguan pada saraf
Neuropati
Tuli
Letargi
8.Penurunan libido
9.Tidak ada ovulasi pada wanita.
I. Patofisiologi
Kanker endometrium adalah kanker yang terbentuk di dalam
endometrium yang merupakan lapisan dalam halus rahim atau rahim.
Rahim terletak di daerah panggul dan menyerupai bentuk sebuah
pepaya atau buah pir. 90% dari semua kanker rahim yang terbentuk di
endometrium. Profesional medis tidak tahu persis apa yang
menyebabkan kanker endometrium, tetapi telah dikaitkan dengan
estrogen terlalu banyak, yang merupakan hormon wanita. Ini adalah
ovarium yang memproduksi estrogen, tetapi mereka juga memproduksi
hormon lain yang disebut progesteron yang membantu untuk
menyeimbangkan estrogen. Kedua hormon harus seimbang, tetapi jika
terlalu banyak estrogen yang diproduksi akan menyebabkan
endometrium tumbuh, sehingga meningkatkan risiko kanker
endometrium. Ada faktor lain yang meningkatkan kadar estrogen dan
salah satunya adalah obesitas. Jaringan lemak dalam tubuh juga
memproduksi hormon estrogen. Pola makan dengan asupan tinggi
lemak hewani, termasuk daging, susu, dan unggas, bersama dengan
makanan olahan dan gula halus adalah nomor satu penyebab obesitas.
MakananMakanan ini harus dihindari terutama oleh mereka yang
beresiko. Mereka yang berisiko adalah wanita yang telah melalui
menopause, tidak punya anak, menderita diabetes, memiliki kanker
payudara, atau sering mengkonsumsi makanan dengan lemak tinggi.
Tanda pertama kanker endometrium adalah perdarahan atau
bercak. Pendarahan atau bercak mungkin tidak selalu hasil dari kanker,
tetapi ide yang baik untuk segera memeriksakan ke dokter agar
diperiksa lebih detail lagi. GejalaGejala lain dari kanker endometrium
adalah penurunan berat badan, kelelahan, nyeri panggul, kesulitan
buang air kecil dan nyeri selama hubungan seksual. KankerKanker ini
terutama mempengaruhi wanita yang telah melewati menopause.
MayoritasMayoritas kasus pada perempuan berusia 55-70 tahun
(Corwin: 1999).
J. Pathway
Kanker
Endometrium
metoplasia
Porsio yang
erosive
Metoplasi Displastik
Squamosa
Kanker
Saat EEndometrium
dan PG Sel endometrial dpt
menurun memasuki limpa
Vakularisasi Di ureter
Pre Operasi menurun Post Operasi
Jaringa
Px kawatir Endometrial
Insisi pada Esterogen
dengan menjadi
abdomen meningkat Kehilangan
nekrosis darah saat
prosedur membuka
operasi
operasi uterus
Obstruksi
Saluran
Iritasi Kemih
Peritorium MK : Resiko
Defisiensi Menjadi luka
Perdarahan Hipovolemia Hb rendah
Pengetahuan operasi Urin naik ke
utreter
Nyeri Saat
Haid
Kerusakan
Tubulus
MK :
MK : Resiko
Nyeri Akut Intoleransi
Infeksi
Aktivitas
Metabolisme basal
terganggu
Merasa tidak
nyaman Peningkatan
RR
MK :
Gangguan Hiperventilisasi MK :
Rasa Nyaman Ketidakefektifan
Pola Nafas
Hormon esterogen
meningkat
Vaskularisasi meningkat
Pertumbuhan berlebih
selaput lendir
Hpyesplasia
endometrium
Esterogen terus
menerus tinggi
Berkembang
menjadi ganas
Kanker
Endometrium
Saat E dan PG
menurun
Vakularisasi
menurun
Jaringan
endometrial
menjadi nekrosis
Iritasi Usus
peritorium tertekan Kemoterapi
Nyeri Mual MK :
haid muntah Gangguan
Citra
Tubuh
MK : MK
Nyeri :Ketidak
Akut seimbangan
nutrisi
kurang dari
kebutuhan
tubuh
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Studi Kasus
Ny.N sudah menikah berusia 30 tahun sampai sekarang masih
belum mempunyai momongan. Klien mengatakan sudah mengalami
menstruasi sejak usia 11 tahun. Sejak bebrapa bulan yang lalu Ny.N
mengeluh siklus menstruasinya sudah tidak teratur lagi dan berubah-ubah,
tidak nafsu makan, kesulitan untuk tidur (insomnia), dan rambut sedikit
rontok. Klien juga mengeluh terasa nyeri terus-menerus pada perut bagian
bawah, dan rasa sakit akan bertambah jika berhubungan seks. Darah yang
keluar selama menstruasi lebih banyak dan masa menstruasi lebih panjang
sekitar lebih dari 7 hari, muncul bercak darah diluar menstruasi, dan
pendarahan terjadi sebelum atau setelah berhubungan seksual. Rasa nyeri
saat menstruasi dimulai ketika klien berusia sekitar 17 tahun, klien tidak
pernah meminum alkohol dan tidak merokok. Setelah dilakukan
pemeriksaan ke dokter klien terdiagnosa Ca Endometrium.
B. Pengkajian
1. Identitas
Nama : Ny.N
Umur : 30 tahun
Jenis kelamin : P
Alamat : Malang
Pekerjaan : ibu rumah tangga
2. Keluhan utama klien
Mengeluh nyeri secara terus-menerus pada perut bagian bawah,
rasa sakit akan bertambah saat melakukan hubungan seks.
3. Riwayat penyakit sekarang
Menstruasi yang dialami klien lebih banyak dan masa menstruasi
lebih panjang sekitar lebih dari 7 hari dan sering muncul bercak
darah diluar menstruasi.
4. Riwayat kehamilan dan kehamilan
Tidak ada
5. Riwayat penyakit lalu
Tidak ada
6. Pemeriksaan fisik
Muka
Pucat jika mengalami gangguan pola menstruasi
Dada
Pemeriksaan ginekologi sadaris (ada tidaknya penyebaran).
Abdomen
Pemeriksaan nyeri tekan. Adanya masa.
Genetalia
Terdapat sekret pervaginam (banyak, kekuning-kuningan,
berbau amis atau busuk, dapat bercampur darah, purulent),
perdarahan.
TerdapatTerdapat lesi, erosi, tukak kecil, tumor papiller,
tumor eksofitike.
Ekstremitas
Bisa terdapat oedema pada ekstremitas atas dan bawah.
C. Analisa Data
N Masalah
Data Etiologi
o Keperawatan
1 DS: Endometrium Nyeri akut
- Mengeluh nyeri secara terus- ↓
menerus pada perut bagian Saat E dan PG menurun
bawah ↓
DO: Vakularisasi menurun
- Klien memegangi perut ↓
bagian kiri bawahnya sambil Endometrium menjadi
menunjukan ekspresi meringis nekrosis
kesakitan dan nampak gelisah ↓
Iritasi peritorium
Nyeri saat haid
2 DS : Endometrium Gangguan
- Klien mengaku rendah diri ↓ citra tubuh
karena tidak bisa hamil. Saat E dan PG menurun
DO: ↓
- Klien murung, tidak ada Vakularisasi menurun
kontak mata dan sering ↓
menangis. Endometrium menjadi
nekrosis
↓
Komeotrapi
D. Diagnosa Keperawatan
No SDKI
1 Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
2 Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan pada fungsi tubuh
3 Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis ( miss. Stress,
keengganan untuk makan)
N
O SLKI SIKI
DX
1 Nyeri akut 1. Beri terapi relaksasi
Definisi: Pengalaman sensorik 2. Pantau nyeri
atau emosional yang berkaitan 3. Manajemen nyeri
dengan kerusakan jaringan 4. Beri analgesik
aktual atau fungsional dengan 5. Edukasi teknik napas
onset mendadak atau lambat 6. Edukasi proses penyakit
dan berintensitas ringan 7. Manajemen kenyamanan
hingga berat yang berlangsung lingkungan
kurang dari 3 bulan. 8. Memberikan teknik relaksasi
Tujuan: setelah dilakukan
perawatan 3x24 jam masalah
nyeri pada pasien membaik,
dan dapat tidur dengan
nyaman, tidak merasa gelisah.
KH:
- Skala nyeri berkurang
- Sudah bisa tidur nyenyak
dan nyaman
2 Citra tubuh 1. Edukasi perawatan diri
Definisi: Persepsi tentang 2. Kontrak perilaku positif
penampilan, struktur dan 3. Manajemen stress
fungsi fisik individu 4. Terapi kognitif perilaku
Tujuan: setelah dilakukan 5. Dukungan pengungkapan
perawatan 3x24 jam pasien perasaan
dapat menerima perubahan
fungsi tubuh. KH:
- Berhubungan sosial
dengan baik
- Menerima perubahan
gaya hidup
3 Defisit nutrisi 1. Pantau asupan makanan yang di
Definisi: asupan nutrisi cerna
tidak cukup untuk 2. Edukasi proses penyakit
memenuhi kebutuhan 3. Monitor stres, kecemasan,
metabolisme. depresi, dan kemungkinan
Tujuan: setelah dilakukan penyebab
perawatan 3x24 jam klien 4. Manajemen stress
sudah tidak merasa stress 5. Manajemen kenyamanan
berlebihan dan nafsu lingkungan
makan klien pun langsung 6. Lakukan pengaturan posisi
meningkat. KH: perawatan
- perasaan stress berlebihan
sudah menurun
- semangat dalam
menjalani hidup
- nafsu makan meningkat
N
o Indikator 1 2 3 4 5
DX
Meringis X Y
1 Gelisah X Y
Kesulitan Tidur X Y
Kepuasan seksual X Y
Verbalisasi
2 perubahan gaya X Y
hidup
Verbalisasi
kekhawatiran
pada penolakan X Y
atau reaksi orang
lain
Stress berlebihan X Y
Nafsu makan
3 X Y
Keterangan Indikator
1. Memburuk atau tidak adekuat
2. Cukup buruk
3. Sedang
4. Cukup baik
5. Membaik
X : Kondisi Awal
Y : Hasil Yang Diharapkan
N IMPLEMENTASI EVALUASI
O
DX
1 1. Memberikan terapi relaksasi S : Pasien mengatakan nyeri
2. Mengedukasi proses penyakit berkurang
3. Memberi terapi sentuhan O: TD: 120/80 mmHg
4. Memantau nyeri N : 90x/menit
5. Memanajemeni nyeri S : 36,5° C
6. Memeri analgesik RR : 23x/menit
7. Mengedukasi teknik napas A : Masalah teratasi sebagian
8. Memanajemeni kenyamanan P : Lanjutkan intervensi
lingkungan
9. Melakukan pengaturan posisi
perawatan
10. Memberi kenyamanan berupa
terapi music
2 1. Beri edukasi perawatan diri S : Pasien mengatakan sudah
2. Lakukan kontrak untuk selalu lebih percaya diri dan mampu
berperilaku positif menerima citra diri
3. Manajemeni stress O: TD: 120/80 mmHg
4. Berikan terapi kognitif perilaku N : 90x/menit
5. Beri dukungan pengungkapan S : 36,5° C
perasaan RR : 23x/menit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
BAB 4
TREND DAN ISSUE
DAFTAR PUSTAKA