Kronik
“OSTEOPOROSIS”
Oleh :
ELLAN KUKUH N (1620037)
2019
KATA PENGANTAR
Dengan nama Allah yang maha pengasih dan maha penyayang. Segala puji
dan syukur bagi Allah swt yang dengan ridho-Nya kita dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan lancar. Sholawat dan salam tetap kami haturkan
kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad saw dan untuk para keluarga,
sahabat dan pengikut-pengikutnya yang setia mendampingi beliau. Terima kasih
kepada keluarga teman-teman dan yang terlibat dalam pembuatan makalah ini
yang dengan do'a dan bimbingannya makalah ini dapat terselesaikan dengan
lancar.
Dalam makalah ini, kami menguraikan tentang “Osteoporosis” terdiri dari
menghargai karya orang lain yang kami ambil dari berbagai sumber, diantaranya
buku dan internet. Makalah ini diharapkan bisa menambah wawasan dan
pengetahuan yang selama ini kita cari. Kami berharap bisa
dimanfaatkansemaksimal mugkin.
Tidak gading yang tak retak, demikian pula makalah ini, oleh karena itu
saran dan kritik yang membangun tetap kami nantikan dan kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Menjelaskan Definisi dari osteoporosis.
1.3.2 Menjelaskan Klasifikasi dari Osteoporosis
1.3.3 Menjelaskan Etiologi Dari Osteoporosis
1.3.4 Menjelaskan Patofisiologi dari Osteoporosis
1.3.5 Menjelaskan Manifestasi Klinis dari Osteoporosis.
1.3.6 Menjelaskan Pemeriksaan penunjang dari osteoporosis.
1.3.7 Menjelaskanpenatalaksanaan dari osteoporosis.
1.4 Manfaat
Kami berharap makalah ini dapat menjadi wawasan pengetahuan bagi
pembaca dan juga bagi mahasiswa akademi keperawatan terutama dalam
memahami penyakit Osteoporosis.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
2.2 Klasifikasi
1. Osteoporosis Primer.
Osteoporosis primer sering menyerang wanita paska menopause
(Osteoporosis postmenopausal) dan juga pada pria usia lanjut dengan
penyebab yang belum diketahui. Osteoporosis postmenopausal
biasanya terjadi karena kekurangan estrogen (hormon utama pada
wanita), yang membantu mengatur pengangkutan kalsium ke dalam
tulang pada wanita. Biasanya gejala timbul pada wanita yang berusia
di antara 51-75 tahun, tetapi bisa mulai muncul lebih cepat ataupun
lebih lambat. Tidak semua wanita memiliki risiko yang sama untuk
menderita osteoporosis postmenopausal, wanita kulit putih dan asia
lebih mudah menderita penyakit ini daripada wanita kulit hitam.
2. Osteoporosis Sekunder
Osteoporosis sekunder disebabkan oleh penyakit atau sebab lain,
misalnya dengan : hyperthyroidism, kelainan hepar, kegagalan ginjal
kronis, kurang gerak, kebiasaan minum alkohol, kelebihan kafein,
dan merokok
3. Osteoporosis Anak.
Osteoporosis pada anak disebut juvenile idiopathic osteoporosis.
Osteoporosis jenis ini penyebabnya tidak diketahui dan masih diteliti
lebih lanjut.
4. Osteoporosis Senilis.
Osteoporosis senilis terjadi karena kekurangan kalsium yang
berhubungan dengan usia. Hal ini terkait dengan ketidakseimbangan
antara kecepatan hancurnya tulang dan pembentukan tulang yang
baru. Osteoporosis ini banyak terjadi pada lansia. Penyakit ini
biasanya terjadi pada usia di atas 70 tahun dan 2 kali lebih sering
menyerang wanita. Wanita seringkali menderitaosteoporosis senilis
dan postmenopausal.
2.3 Etiologi
2.4 Patofisiologi
Patah tulang ini umumnya akan terjadi pada tulang belakang, tulang
panggul, dan pergelangan tangan. Bila patah terjadi pada tulang panggul,
hampir selalu penanganannya melalui operasi atau pembedahan. Apabila
tulang tidak bergeser, biasanya sambungan disangga dengan plat dan batang
logam. Namun bila sambungan tulang bergeser, penggantian dengan sendi
tiruan dapat dilakukan. Perggantian sendi tiruan memerlukan biaya
pengobatan yang sangat besar. Patah tulang panggul juga bisa membuat
seseorang tidak mampu berjalan tanpa bantuan dan bisa menyebabkan
kecacatan permanen. Patah pada tulang belakang dapat menyebabkan
berkurangnya tinggi tubuh, rasa sakit pada tulang belakang yang parah, dan
perubahan bentuk tubuh.
Pemberian steroid
Androgen
adrenal Klasium
menurun menurun
Resorpsi tulang
oleh osteolast
meningkat PTH Meningkat
Osteoporosis
2.6 Manifestasi Klinis
1. Patah tulang
2. Punggung yang semakin membungkuk
3. Penurunan tinggi badan
4. Postur tubuh kelihatan memendek akibat dari Deformitas vertebra
thorakalis
5. Nyeri punggung
6. Nyeri tulang akut. Nyeri trauma terasa tulang belakang, nyeri dapat
dengan atau tanpa fraktur yang nyata dan nyeri timbul membengkak.
7. Nyeri berkurang pada saat istirahat di tempat tidur.
8. Gambaran klinis sebelum patah tulang, klien biasanya datang dengan
nyeri tulang belakang.
2.8 Penatalaksanaan
Diet kaya kalsium dan vitamin D yang mencukupi dan seimbang
sepanjang hidup, dengan peningkatan asupan kalsium paa permulaan umur
pertengahan, dapat melindungi terhadap demineralisasi skeletal.
Pada menopause, terapi penggantian hormon dengan estrogen dan
progesterone dapat diresepkan untuk memperlambat kehilangan tulang dan
mencegah terjadinya patah tulang yang diakibatkannya.
Obat-obat yang lain yang dapat diresepkan untuk menanngani
osteoporosis termasuk kalsitonin, natrium florida, dan natrium etidronat.
Kalsitonin secara primer menekan kehilangan tulang dan diberikan secara
injeksi subkutan atau intramuskular. Efek samping (missal : gangguan
gastrointestinal, aliran panas, frekuensi urin), biasanya ringan dan hanya
kadang-kadang dialami. Natrium florida memperbaiki aktifitas osteoblastik
dan pembentukan tulang.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
1. Bagi Perawat / Petugas Kesehatan Lainnya.
Setelah membaca makalah ini para perawat atau petugas kesehatan
lainnya dapat memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif
kepada klien yang menderita penyakit ini, agar pasien dapat sembuh
dari penyakitnya.
2. Bagi Mahasiswa
Dengan membaca makalah ini dapat memperoleh pengetahuan yang
lebih luas lagi, dan dapat mempelajari tentang proses terjadinya
penyakit ini.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN
A. Pengkajian
B. Diagnosa Keperawatan
Intervensi keperawatan :
Intervensi keperawatan :
Intervensi keperawatan :
a) Anjurkan klien untuk beraktivitas secara perlahan, tidak naik tangga
dan tidak mengangkut beban berat.
b) Tempatkan klien pada tempat tidur yang lebig rendah, berikan
penerangan lingkungan yang cukup dan pada ruangan yang mudah
diobservasi.
c) Anjurkan keluarga klien untuk selalu berada disamping klien.
4) Kurang perawatan diri b/d keletihan dan gangguan gerak
Intervensi keperawatan :
Criteria hasil : klien mengenali dan menyatu dengan perubahan dalam konsep
diri yang akurat tanpa harga diri negative, mengungkapkan dan
mendemonstrasikan peningkatan pesan positif.
Intervensi keperawatan :
a) Dorongan klien mengekspresikan nilai khususnya mengenai
bagaimana klien merasakan, memikirkan dan memandang dirinya.
b) Hindari kritik negatif.
c) Kaji derajat dukungan yang ada untuk klien
d) Anjurkan klien untuk selalu bergabung atau selalu berinteraksi dengan
orang – orang sekitarnya.
6) Gangguan eliminasi b/dkompresi syaraf pencernaan ileus paralitik
Criteria hasil : klien mampu menyebutkan teknik eliminasi feses lunak dan
berbentuk, setiap hari atau tiga hari.
Intervensi keperawatan :
Intervensi keperawatan :
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://lib.ui.ac
.id/file%3Ffile%3Ddigital/125633-S-5641-Hubungan%2520status-
Literatur.pdf&ved=2ahUKEwiSrt-
9suzdAhXRfSsKHUQ7BZ8QFjADegQIBxAB&usg=AOvVaw1YIH6ORPRpZsv
I7ziuoXmF
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://digilib.
unila.ac.id/10073/14/BAB%2520II.pdf&ved=2ahUKEwiSrt-
9suzdAhXRfSsKHUQ7BZ8QFjAIegQIAhAB&usg=AOvVaw121ZqTIYPph0_Z
MdzxcOQS
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.s
lideshare.net/mobile/gustians/osteoporosis-24354180&ved=2ahUKEwiL9rmd0-
zdAhVbU30KHdiiAZIQFjALegQIBxAB&usg=AOvVaw2R8sHVrsztvlmv3ZRw
LKS2&cshid=1538651469163
http://www.resepbunda.biz/tag/klasifikasi-osteoporosis/