Disusun oleh:
Antonita Lintang Pawestri 1903015
Cicilia Ester N. H. Bungaa 1903015
Lisa Amalia 1903035
Tiara Regina Putri 1903061
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa berkat rahmat
dan hidayahnya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul ”Asuhan
Keperawatan Keluarga Baru Menikah”. Makalah ini diambil dari
buku-buku/referensi yang berkaitan dengan judul makalah serta diambil dari website
untuk melengkapi isi makalah ini. Dalam pembuatan makalah ini, penulis banyak
mendapat bimbingan yang tak ternilai harganya dari berbagai pihak.
` Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Tujuan...............................................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
KONSEP TEORITIS.......................................................................................................................3
2.1 Konsep Keluarga dan Keluarga Pemula (Baru Menikah)................................................3
2.2 Tugas Perkembangan Sesuai Dengan Tahap Perkembangan (Duval) (Sociologikal
Perspektive)..................................................................................................................................9
2.3 Masalah-masalah umum yang terjadi pada keluarga Pemula........................................14
2.4 Masalah keperawatan kesehatan keluarga......................................................................14
2.5 Proses Keperawatan keluarga..............................................................................................15
2.6 Perencanaan Keperawatan keluarga.....................................................................................29
2.7 Implementasi........................................................................................................................30
2.8 Evaluasi................................................................................................................................31
BAB III..........................................................................................................................................33
Tinjauan Kasus Askep Keluarga Baru Menikah...........................................................................33
3.1 Pengkajian Keluarga.......................................................................................................33
3.2 Analisa............................................................................................................................43
3.3 Perumusan Diagnosa keperawatan Keluarga..................................................................45
3.4 intervensi ........................................................................................................................45
3.5 implementasi & evaluasi ................................................................................................50
BAB IV..........................................................................................................................................62
PENUTUP.....................................................................................................................................62
4.1 Kesimpulan.....................................................................................................................62
4.2 Saran................................................................................................................................62
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................63
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegiatan yang
diberikan melalui praktek keperawatan pada keluarga. Asuhan keperawatan keluarga
digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan. Agar pelayanan kesehatan yang
diberikan dapat diterima oleh keluarga, maka perawat harus mengerti, memahami tipe
dan struktur keluarga, mengetahui tingkat pencapaian keluarga dalam melakukan
fungsinya. Memerlukan pemahaman setiap tahap perkembangan keluarga dan tugas
perkembangannya. Pengkajian asuhan keperawatan keluarga dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana keluarga memenuhi tugas perkembangannya. Pasangan baru
(keluarga baru menikah) ialah ketika masing-masing individu laki-laki dan
perempuan membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan
keluarga nya masing-masing.
Mempersiapkan keluarga yang baru membutuhkan penyesuaian peran
dan fungsi sehari-hari diantaranya belajar hidup bersama, beradaptasi dengan
kebiasaan sendiri dan pasangannya. Masing-masing menghadapi perpisahan dengan
keluarga sendiri dan orang tuanya, mulai membina hubunganungan baru dengan
keluarga dan kelompok social lainnya.
Berdasarkan hal di atas, penulis tertarik untuk membahas tentang
“asuhan keperawatan keluarga pemula”.
1.2 Tujuan
2
BAB II
KONSEP TEORITIS
Dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat dua
orang / lebih, memiliki ikatan perkawinan dan pertalian darah, hidup dalam satu
rumah tangga, berinteraksi, punya peran masing-masing dan mempertahankan suatu
budaya.
Ciri-ciri keluarga, antara lain sebagai berikut : Diikat tali perkawinan, ada
hubungan darah, ada ikatan batin, tanggung jawab masing–masing, ada pengambil
keputusan, kerjasama diantara anggota keluarg, interaksi, dan tinggal dalam suatu
rumah
Ciri-ciri struktur keluarga :
1. Terorganisasi, bergantung satu sama lain
2. Ada keterbatasan,
3. Perbedaan dan kekhususan, peran dan fungsi masing-masing.
Tujuan Dasar Keluarga:
3
Karena keluarga merupakan unit dasar dari masyarakat. Unit dasar ini
memiliki pengaruh yang begitu kuat terhadap perkembangan individu-individu yang
dapat menentukan keberhasilan kehidupan individu tersebut. Keluarga berfungsi
sebagai buffer atau sebagai perantara antara masyarakat dan individu, yakni
mewujudkan semua harapan dan kewajiban masyarakat dengan memenuhi kebutuhan
setiap anggota keluarga serta menyiapkan peran anggotanya menerima peran di
masyarakat(supriadi, 1999)
Setiap anggota keluarga memiliki kebutuhan dasar baik yang menyangkut kebutuhan
fisik, psikologis maupun social. Sebuah keluarga diharapkan dapat bertanggung jawab
untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya sebagai anggota
masyarakat(supriadi,1999).
Saat ini banyak kelompok-kelompok yang memiliki fungsi perantara, namun
keluarga tetap menjadi yang paling penting, karena keluargalah yang memperhatikan
secara total segi-segi kehidupan anggotanya. Prioritas tertinggi yang menjadi
perhatian keluarga adalah kesejahteraan anggotanya, kelompok lain seperti teman
kerja, teman sekolah,majelis dan LSM tidak menaruh perhatian secara keseluruhan
hidup individu, mereka sebatas satu segi seperti kerjasama, persahabatan, keterlibatan
dalam urusan sekolah atau pengajian atau produktivitas dan prestasi di
sekolah(supriadi,1999)
Keluarga telah lama dipandang sebagai konteks yang paling vital bagi
pertumbuhan dan perkembangan yyang sehat. Keluarga memiliki pengaruh penting
terhadap pembentukan identitas dan konsep diri individu-individu yang menjadi
anggotanya(Supriadi,2009)
Struktur keluarga (ikatan darah) :
1. Patrilineal, keluarga sedarah terdiri sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu berasal dari jalur ayah.
2. Matrilineal, keluarga sedarah terdiri sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi , dimana hubungan itu berasal dari jalur ibu.
3. Matrilokal, suami istri tinggal pada keluarga sedarah istri.
4. Patrilokal, suami istri tinggal pada keluarga sedarah suami.
5. keluarga kawinan, hubungan. Suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga
dan sanak saudara baik dari pihak suami dan istri.
. Kelompok keluarga di Indonesia berdasarkan social ekonomi dan kebutuhan dasar:
1. PRASEJATERA,
4
Belum dapat memenuhi kebutuhan dasar minimal : pengajaran agama, sandang,
papan, pangan, kesehatan atau keluarga belum dapat memenuhi salah satu /lebih
indikator Keluarga Sejahtera tahap I.
2. KELUARGA SEJAHTERA (KS I)
Telah dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal, tetapi belum dapat sosial
psikologis, pendidikan, KB, interaksi lingkungan.
Indikator : ibadah sesuai agama, makan 2 kali sehari, pakaian berbeda tiap
keperluan, lantai bukan tanah, kesehatan : anak sakit, ber-KB, dibawa kesarana
kesehatan..
3. KELUARGA SEJAHTERA II
Indikator: belum dapat menabung, ibadah (anggota keluarga ) sesuai agama,
makan 2 kali sehari, pakaian berbeda, lantai bukan tanah, kesehatan (idem),
daging/ telur minimal 1 kali seminggu, Pakaian baru setahun sekali, Luas lantai
8m2 per orang, Sehat 3 bulan terakhir, Anggota yang berumur 15 tahun keatas
punya penghasilan tetap, Umur 10, 60 tahun dapat baca tulis, Umur 7-15 tahun
bersekolah, Anak hidup 2 /lebih . keluarga masih pus saat ini berkontrasepsi.
4. KELUARGA SEJAHTERA III
Indikator: Belum berkontribusi pada masyarakat, ibadah sesuai agama, pakaian
berbeda tiap keperluan, lantai bukan tanah, kesehatan idem, anggota
melaksanakan ibadah, daging/telur seminggu sekali, memperoleh pakaian baru
dalam satu tahun terakhir, luas lantai 8 m2 perorang, anggota keluarga sehat
dalam 3 bulan terakhir.
5. KELUARGA SEJAHTERA TAHAP III PLUS,
Dapat memenuhi seluruh kebutuhannya : dasar, sosial, pengembangan, kontribusi
pada masyarakat, indikator Keluarga Sejahtera III + (ditambah), memberikan
sumbangan.
5
a. Keluarga inti, terdiri dari suami, istri, dan anak. Biasanya dari keluarga yang
melakukan perkawinan pertama atau keluarga dengan orangtua campuran atau
orangtua tiri.
b. Pasangan inti, terdiri dari suami dan istri saja tanpa anak, atau tidak ada anak
yang tinggal bersama mereka. Biasanya keluarga dengan karier tunggal atau
karier keduanya.
c. Keluarga dengan orangtua tunggal, biasanya sebagai konsekuensi dari
perceraian.
d. Bujangan dewasa sendirian.
e. Keluarga besar, terdiri keluarga inti dan orang-orang yang berhubungan.
f. Pasangan usia lanjut, keluarga inti dimana suami-istri sudah tua dan anak-
anaknya sudah berpisah.
2. Keluarga Non Tradisional
a. Keluarga dengan orangtua beranak tanpa menikah, biasanya ibu dan anak.
b. Pasangan yang memiliki anak tapi tidak menikah, didasarkan pada hokum
tertentu.
c. Pasangan kumpul kebo, kumpul bersama tanpa menikah.
d. Keluarga Gay/lesbian, orang-orang berjenis kelamin sama hidup bersama
sebagai pasangan yang menikah.
e. Keluarga komuni, keluarga yang terdiri dari lebih dari satu pasangan
monogamy dengan anak-anak secara bersama menggunakan fasilitas, sumber
yang sama.
Fungsi keluarga yaitu:
1. Fungsi afektif dan koping keluarga memberikan kenyamanan emosional anggota,
membantu anggota dalam membentuk identitas dan mempertahankan saat terjadi
stress.
2. Fungsi sosialisasi keluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai, sikap,
dan mekanisme koping, memberikan feedback, dan memberikan petunjuk dalam
pemecahan masalah.
3. Fungsi reproduksi keluarga melahirkan anak, menumbuh-kembangkan anak dan
meneruskan keturunan.
4. Fungsi ekonomi keluarga memberikan finansial untuk anggota keluarga nya dan
kepentingan di masyarakat.
6
5. Fungsi fisik, keluarga memberikan keamanan, kenyamanan lingkungan yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan istirahat termasuk untuk
penyembuhan dari sakit.
7
a. Persiapan menjadi orang tua.
b. Adaptasi keluarga baru
c. Interaksi keluarga,
d. Hubungan Seksual
3. Keluarga dengan anak usia pra sekolah
Dimulai ketika anak pertama berusia dua setengah tahun, dan berakhir
ketika anak berusia lima tahun.
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga : rumah, rasa aman.
b. Membantu anak untuk bersosialisasi.
c. Mempertahankan hubungan yang sehat keluarga internal dan luar.
d. Pembagian tanggung jawab.
e. Kegiatan untuk stimulasi perkembangan anak
4. Keluarga dengan anak usia sekolah
Dimulai ketika anak pertama telah berusia enam tahun dan mulai masuk
sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa remaja
a. Membantu sosialisasi anak dg lingk luar.
b. Mempertahankan keintiman pasangan.
c. Memenuhi kebutuhan yang meningkat
5. Keluarga dengan anak remaja
Dimulai ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, berlangsung selama enam
hingga tujuh tahun. Tahap ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkan keluarga
lebih awal atau lebih lama jika anak masih tinggal dirumah hingga berumur 19
atau 20 tahun.
a. Memberikan kebebasan seimbang dan bertanggug jawab
b. Mempertahankan hubungan Intim dengan keluarga
c. Komunikasi terbuka : hindari, debat, permusuhan.
d. Persiapan perubahan Sistem peran
6. Keluarga mulai melepas anak sebagai dewasa
Ditandai oleh anak pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan
“rumah kosong,” ketika anak terakhir meninggalkan rumah. Tahap ini dapat
singkat atau agak panjang, tergantung pada berapa banyak anak yang belum
menikah yang masih tinggal di rumah. Fase ini ditandai oleh tahun-tahun puncak
persiapan dari dan oleh anak –anak untuk kehidupan dewasa yang mandiri.
a. perluas jaringan Keluarga dari keluarga inti ke extended
8
b. pertahankan keintiman pasangan
c. membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru
d. penataan kembali peran orangtua
7. Keluarga usia pertengahan
Dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saa t
pensiun atau kematian salah satu pasangan.
a. pertahankan kesehatan Individu dan pasangan usia pertengahan
b. hubungan Serasi dan memuaskan dengan anak-anaknya dan sebaya
c. meningkatkan keakraban pasangan
8. Keluarga usia tua
Dimulaidengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun, hingga
salah satu pasangan meninggal dan berakhir dengan pasangan lainnya meninggal.
a. Pertahankan suasana saling menyenangkan.
b. Adapatasi perubahan: kehilangan pasangan keluarga.
c. Pertahankan keakraban pasangann.
d. Melakukan life review masa lalu
Keluarga sebagai system :
Keluarga merupakan sistem sosial yang terdiri kumpulan 2 /lebih yg punya peran
sosial yang berbeda dengan ciri saling berhubungan dan tergantung antar individu.
Alasan keuarga sebagai sistem :
1. Keluarga punya subsistem : anggota, fungsi, peran aturan , budaya
2. Saling berhubungan dan ketergantungan
3. Unit terkecil dari masyarakat Sebabagai suprasistem
Komponen sistem keluarga
1. Input: anggota keluarga, struktur, fungsi, aturan, lingkungan, budaya, agama
2. Proses: proses pelaksanaan fungsi keluarga
3. Out put: hasil berupa perilaku : sosial, agama, kesehatan.
4. Feedback: pengontrol perilaku keluarga
Karakteristik Keluarga Sebagai Sistem:
1. Sistem terbuka, sistem yang punya kesempatan dan mau menerima /
memperhatikan lingk. Sekitar
2. Sistem tertutup, kurang punya kesempatan, kurang mau menerima /memberi
perhatian pada lingk. Sekitar
Tugas perkembangan keluarga baru menikah/pemula:
9
Saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga via
perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-masing;
1. Mempersiapkan keluarga yang baru
2. Butuh penyesuaianan peran dan fungsi sehari-hari
3. Belajar hidup bersama, beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya.
4. Anggota dari tiga keluarga yaitu keluarga suami, istri dan Masing-masing
menghadapi perpisahan dengan keluargakeluarga sendiri. orangtuanya, mulai
membina hubungan baru dengan keluarga dan kelompok social pasangan
Sedangkan tugas yang harus segera diputuskan oleh keluarga pemula adalah:
1. Membina hubungan intim yang memuaskan. Akan menyiapkan kehidupan
bersama yang baru, Sumber- sumber dari dua orang yang digabungkan. Peran
berubah. Fungsi baru diterima. Belajar hidup bersama sambil penuhi kebutuhan
kepribadian yang mendasar. Saling menyesuaikan diri terhadap hal yang kecil
yang bersifat rutinitas Keberhasilan dalam mengembangkan hubungan terjadi
apabila kedua pasangan saling menyesuaikan diri dan kecocokan dari kebutuhan
dan minat pasangan.
2. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis. Pasangan menghadapi
tugas memisahkan diri dari keluarga asal dan mengupayakan hubungan dengan
orang tua pasangan dan keluarga besar lainnya. Loyalitas utama harus dirubah
untuk kepentingan perkawinannya.
3. Mendiskusikan rencana memiliki anak atau memilih KB. Masalah kesehatan
yaitu penyesuaian seksual dan peran perkawinan. Perawat Perawat dalam
Keluarga berencana
10
2.4 Masalah keperawatan kesehatan keluarga
1. Komunikasi keluarga disfungsional
2. Potensial peningkatan menjadi orangtua, perubahan(krisis) menjadi orangtua,
konflik peran orangtua.
3. Perubahan penampilan peran.
4. Gangguan citra tubuh.
5. Koping keluarga tidak efektif (menurun, ketidakmampuan), potensial
peningkatan koping keluarga.
6. Risiko terhadap tindak kekerasan.
7. Perilaku mencari bantuan kesehatan.
8. Gangguan tumbuh kembang.
9. Risiko penularan penyakit,
11
dibinanya. Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan
keluarga . Agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan
keluarga , perawat diharapkan menggunakan bahasa ibu (bahasa yang digunakan
sehari-hari), lugas dan sederhana (Suprajitno: 2004).
Kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian meliputi pengumpulan informasi
dengan cara sistematis dengan menggunakan suatu alat pengkajian keluarga ,
diklasifikasikan dan dianalisa (Friendman, 1998: 56).
a. Pengumpulan data
1) Identitas keluarga yang dikaji adalah umur, pekerjaan, tempat
tinggal, dan tipe keluarga.
2) Riwayat dan Tahap Perkembangan keluarga
a) Tahap perkembangan keluarga saat ini
angan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti.
b) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi
oleh keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan
tersebut belum terpenuhi.
c) Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang
meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-
masing anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit
(status imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang biasa
digunakan keluarga serta pengalaman-pengalaman terhadap
pelayanan kesehatan.
d) Riwayat keluarga sebelumnya
Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak
suami dan istri.
3) Pengkajian Lingkungan
a) Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, type
rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, jarak septic tank dengan
sumber air, sumber air minum yang digunakan serta denah rumah.
b) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
12
Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga dan komunitas
setempat yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik,
aturan/kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat yang
mempengaruhi kesehatan.
c) Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan
keluarga berpindah tempat.
d) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk
berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana
interaksi keluarga dengan masyarakat.
e) Sistem pendukung keluarga
Yang termasuk dalam sistem pendukung keluarga adalah jumlah
anggota keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki
keluarga untuk menunjang kesehatan. Fasilitas mencakup fasilitas
fisik, fasilitas psikologis atau dukungan dari anggota keluarga dan
fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat setempat.
4) Latar belakang budaya /kebiasaan keluarga
a) Kebiasaan makan
Kebiasaan makan ini meliputi jenis makanan yang dikosumsi oleh
keluarga .
b) Pemanfaatan fasilitas kesehatan
Perilaku keluarga didalam memanfaatkan fasilitas kesehatan
merupakan faktor yang penting dalam penggelolaan penyakit.
c) Pengobatan tradisional
Merupakan pilihan bagi keluarga untuk menentukan pengobatan
yang diinginkan ataupun alternative pilihan yang dipilih yaitu
pengobatan tradisional.
5) Status Sosial Ekonomi
a) Pendidikan
Tingkat pendidikan keluarga mempengaruhi keluarga dalam
mengenal suatu penyakit dan pengelolaannya. Berpengaruh pula
terhadap pola pikir dan kemampuan untuk mengambil keputusan
dalam mengatasi masalah dangan tepat dan benar.
13
b) Pekerjaan dan Penghasilan
Penghasilan yang tidak seimbang juga berpengaruh terhadap
keluarga dalam melakukan pengobatan dan perawatan pada
angota keluarga yang sakit salah satunya disebabkan karena suatu
penyakit. Menurut (Effendy,1998) mengemukakan bahwa
ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang
sakit salah satunya disebabkan karena tidak seimbangnya sumber-
sumber yang ada pada keluarga .
6) Tingkat perkembangan dan riwayat keluarga
Menurut Friedmen (1998:125), Riwayat keluarga mulai lahir hingga
saat ini termasuk riwayat perkembangan dan kejadian serta
pengalaman kesehatan yang unik atau berkaitan dengan kesehatan
yang terjadi dalam kehidupan keluarga yang belum terpenuhi
berpengaruh terhadap psikologis seseorang yang dapat mengakibatkan
kecemasan.
7) Aktiftas
Pola aktifitas yang dipilih oleh suatu keluarga dapat berpengaruh
terhadap terjadinya suatu penyakit dan gaya hidup suatu keluarga.
8) Data Lingkungan
a) Karakteristik rumah
Cara memodifikasikan lingkungan fisik yang baik seperti lantai
rumah, penerangan dan fentilasi yang baik dapat mengurangai
faktor penyebab terjadinya suatu penyakit.
b) Karakteristik Lingkungan
Menurut (friedman,1998 :22) derajad kesehatan dipengaruhi oleh
lingkungan. Ketenangan lingkungan sangat mempengaruhi derajat
kesehatan.
9) Struktur keluarga
a) Pola komunikasi
Menurut (Friedman, 1998) Semua interaksi perawat dengan pasien
adalah berdasarkan komunikasi. Istilah komunikasi teurapetik
merupakan suatu tekhnik diman usaha mengajak pasien dan
keluarga untuk bertukar pikiran dan perasaan. Tekhnik tersebut
14
mencakup ketrampilan secara verbal maupun non verbal, empati
dan rasa kepedulian yang tinggi.
b) Struktur Kekuasaan
Kekuasaan dalam keluarga mempengaruhi dalam kondisi
kesehatan, kekuasaan yang otoriter dapat menyebabkan stress
psikologik.
c) Struktur peran
Menurut Friedman(1998), anggota keluarga menerima dan
konsisten terhadap peran yang dilakukan, maka ini akan membuat
anggota keluarga puas atau tidak ada konflik dalam peran, dan
sebaliknya bila peran tidak dapat diterima dan tidak sesuai dengan
harapan maka akan mengakibatkan ketegangan dalam keluarga .
10) Fungsi keluarga
a) Fungsi afektif
Keluarga harus saling menghargai satu dengan yang lainnya agar
tidak menimbulkan suatu permasalahan maupun stressor tertentu
bagi anggota keluarga itu sendiri.
b) Fungsi sosialisasi.
Keluarga memberikan kebebasan bagi anggota keluarga dalam
bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Bila keluarga tidak
memberikan kebebasan pada anggotanya, maka akan
mengakibatkan anggota keluarga menjadi sepi. Keadaan ini
mengancam status emosi menjadi labil dan mudah stress.
c) Fungsi kesehatan
Menurut suprajitno (2004) fungsi mengembangkan dan melatih
anak untukberkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah
untuk berhubungan dengan orang lain diluar rumah.
Hal-hal yang perlu dikaji untuk mengetahui sejauh mana keluarga melakukan
pemenuhan tugas perawatan keluarga adalah :
1. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, yang
perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga memahami fakta-fakta dari masalah
kesehatan yang meliputi: pen gertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan yang
mempengaruhinya serta persepsi keluarga terhadap masalah.
15
2. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai
tindakan kesehatan yang tepat, hal yang perlu dikaji adalah ;
a. Sejauhmana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya
masalah
b. Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga
c. Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang dialami.
d. Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari penyakit
e. Apakah keluarga mempunyai sikap negatif terhadap masalah kesehatan.
f. Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada.
g. Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga kesehatan.
h. Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap tindakan dalam
mengatasi masalah.
3. Mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang
sakit, termasuk kemampuan memelihara lingkungan dan menggunakan
sumber/fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat, yang perlu dikaji adalah ;
a. Apakah keluarga mengetahui sifat dan perkembangnan perawatan yang
dibutuhkan untuk menanggulangi masalah kesehatan/ penyakit.
b. Apakah keluarga mempunyai sumber daya dan fasilitas yang diperlukan
untuk perawatan.
c. Keterampilan keluarga mengenai macam perawatan yang diperlukan
memadai.
d. Apakah keluarga mempunyai pandangan negatif terhadap perawatan yang
diperlukan
e. Adakah konflik individu dan perilaku mementingkan diri sendiri dalam
keluarga
f. Apakah keluarga kurang dapat memelihara keuntungan dalam memelihara
lingkungan dimasa mendatang.
g. Apakah keluarga mempunyai upaya penuingkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit
h. Apakah keluarga sadar akan pentingnya fasilitas kesehatan dan bagaimana
pandangan keluarga akan fasilitas tersebut.
i. Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari tindakan (diagnostik,
pengobatan dan rehabilitasi).
16
j. Bagaimana falsafah hidup keluarga berkaitan dengan upaya perawatan dan
pencegahan.
17
Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggota keluarga .
Metode yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan
pemeriksaan fisik di klinik.
15) Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga
terhadap petugas kesehatan yang ada.
18
Sudah ada data yang menunjang tapi belum terjadi gangguan, misalnya
lingkungan rumah kurang bersih, pola makan yang tidak adekuat, stimulasi
tumbuh kembang yang tidak adekuat, dan sebagainya.
b. Diagnosa Keperawatan keluarga Resiko (ancaman)
Contoh:
1) Resiko terjadi konflik pada keluarga bapak B berhubungan
denganketidaktahuan keluarga mengenal masalah komunikasi
2) Resiko gangguan perkembangan pada Balita (Anak S) keluarga bapak B
berhubungan dengan ketidakmauan keluarga mellakukan stimulasi
terhadap Balita.
c. Diagnosa Keperawatan keluarga Sejahtera/Potensial
Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan
keluarga dapat ditingkatkan . Khusus untuk diagnosa keperawatan potensial
(sejahtera) boleh tidak menggunakan etiologi.
Contoh:
1) Potensial terjadinya kesejahteraan pada ibu hamil (Ibu M) keluarga bapak
R
2) Potensial peningkatan status kesehatan pada bayi (Anak L) keluarga
bapak R
3) Potensial peningkatan status kesehatan pada pasangan baru menikah
keluarga bapak R
19
Tinggi 3
Sedang 2 1
Rendah 1
4 Menonjolnya masalah
Masalah berat, harus segera ditangani 2
Ada masalah, tetapi tidak perlu segera 1 1
ditangani
Masalah tidak dirasakan 0
20
Potensi masalah dapat dicegah, faktor-faktor yang perlu diperhatikan :
1) Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan penyakit atau
masalah
2) Lamanya masalah, yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu
ada
3) Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan-tindakan yang tepat
dalam memperbaiki masalah.
4) Adanya kelompok ‘high risk” atau kelompok yang sangat peka
menambah potensi untuk mencegah masalah.
d. Kriteria 4
Menonjolnya masalah, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana
keluarga melihat masalah kesehatan tersebut. Nilai skor tertinggi yang
terlebih dahulu dilakukan intervensi keperawatan keluarga .
21
2.7 Implementasi
Tindakan yang dilakukan oleh perawat kepada keluarga berdasarkan
perencanaan mengenai diagnosa yang telah dibuat sebelumnya. Tindakan
keperawatan terhadap keluarga mencakup hal-hal dibawah ini ;
1. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan
kebutuhan kesehatan dengan cara :
a. Memberikan informasi
b. Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan
c. Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah
2. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengan cara
:
a. Mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan tindakan.
b. Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga
c. Mendiskusikan tentang konsekwensi tiap tindakan
3. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit
dengan cara :
a. Mendemonstrasikan cara perawatan
b. Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah
c. Mengawasi keluarga melakukan perawatan
4. Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan
menjadi sehat, dengan cara ;
a. Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga
b. Melakukan perubahan lingkungan dengan seoptimal mungkin
5. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dengan
cara :
a. Memperkenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga
b. Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
2.8 Evaluasi
Sesuai rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk
menilai keberhasilannya. Bila tidak / belum berhasil perlu disusun rencana baru yang
sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilakukan dalam satu kali
22
kunjungan ke keluarga . Unyuk itu dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan
waktu dan kesediaan keluarga .
Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional.
1. Subjektif
Hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara subjektif setelah dilakukan
intervens keperawatan. Misal : keluarga mengatakan nyerinya berkurang.
2. Objektif
Hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif setelah dilakukan intervensi
keperawatan. Misal : BB naik 1 kg dalam 1 bulan.
3. Analisa
Analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu kepada tujuan terkait
dengan diagnosa keperawatan.
4. Planning
Perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga pada tahap
evaluasi.
Tahapan evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi
formatif dilakukan selama proses asuhan keperawatan, sedangkan evaluasi
sumatif adalah evaluasi akhir.
23
BAB III
Status
No Nama L/P Umur Hub Pend. Pekerjaan
Kesehatan
C. Genogram
Semarang Yogyakarta
31 th 24 th
Merokok,dan cemas penurunan BB drastic.
D. Tipe Keluarga
Tipe keluarga pemula atau baru menikah
E. Suku Bangsa
24
Keluarga Tn D berasal dari Semarang sedangkan keluarga Ny.J berasal dari
Yogyakarta.
F. Agama
Keluarga memeluk agama islam dan sering terlibat dalam kegiatan keagamaan
dilingkungan sekitarnya,terutama Ny.J biasanya Ny.J mengikuti pengajian RT
yang diadakan setiap seminggu sekali.
G. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Tn.D mengatakan saat ini belum memiliki pekerjaan, dan untuk sementara
kebutuhan keluarga dipenuhi oleh kedua orang tua Tn.D karena mereka masih
tinggal satu rumah. Tn.D mengatakan untuk terus berusaha mencari pekerjaan,
supaya tidak terus bergantung dengan orang tuanya.
H. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Pada waktu libur,biasanya mereka berkumpul dirumah sambil menonton televisi
dan terkadang berlibur ke pantai.
II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
25
III. Pengkajian Lingkungan
A. Karakteristik Rumah
Rumah yang ditempati keluarga merupakan rumah orang tua Tn.D menurut Tn.D
rumah yang ditempatinya belum selesai dibangun bagian belakang.kondisi rumah
masih terlihat berantakan karena baru seminggu yang lalu pasca pernikahan antara
rumah Tn.D dengan yang lainnya tidak terlalu dekat,berjarak lebih kurang 2 meter.
Kondisi ventilasi dirumah baik dan cukup karena setiap kamar ada jendela atau
ventilasinya. Sehingga cahaya yang masuk cukup dan pertukaran udara sangat cukup.
B. Karakteristik Tetangga dan komunitas RW
Lingkungan dimana keluarga tinggal merupakan tempat hunian yang padat.Jarak
antara satu rumah dengan rumah yang lainnya kurang dari 2 meter. Ny.J mengatakan
tetangganya cukup ramah, baik, dan sangat kompak denagn berbagai kegiatan mereka
terkadang menghabiskan waktu untuk mengobrol di teras salah satu rumah.
Jarak masjid sekitar 500 meter dari rumah Tn.D. Menurut Tn.D di seberang jalan
rumahnya ada tempat praktek bidan, sehingga apabila ada anggota keluarga yang
mengalami gangguan kesehatan, mereka pergi ke tempat praktek bidan tersebut atau
ke puskesmas yang dekat dari rumah Tn.D Kegiatan posyandu biasanya diadakan di
posyando terpadu yang jaraknya sekitar 100 meter dari rumah Tn.D
Untuk fasilitas umum, lingkungan rumah Tn.D dekat dari perkotaan.
C. Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga Tn.D Mengatakan mereka sejak menikah masih tinggal di rumah Tn.D di
Semarang dan untuk saat ini belum ada rencana untuk pindah rumah.
26
B. Pola Komunikasi Keluarga
Kluarga Tn.D mempunyai pola komunikasi yang cukup baik,terbuka,Bila timbul
masalah kelurga berusaha mendiskusikan bersama-sama dan memberikan umpan
balik yang tepat dan tidak ada pola komunikasi fungsional yang ditemukan keluarga.
C. Struktur Kekuatan Keluarga.
Tn.D Merupakan pemegang kendali rumah tangga,tetapi apabila berkaitan dengan hal
pengambilan keputusan Tn.D bertanggung jawab untuk mengendalikan masalah
dengan mengambil keputusan secara kompromi dengan Ny.J.
D. Strukur Peran
Tn.D sebagai suami, ia bukan merupakan pencari nafkah satu-satunya karena ia
masih tinggal bersama mertuanya. Tn.D merupakan pemimpin keluarga, sedangkan
Ny.J sebagai istri/ibu rumah tangga. Peran Tn. D di dalam keluarga dilakukan dengan
sebaik-baiknya. Menurut Tn.D ia selalu berusaha menjadi suami yang baik.Tn.D pun
tidak pernah mengambil keputusan sepihak,ia selalu melibatkan Ny.J untuk
memberikan masukan.
E. Nilai atau Norma Keluarga
Nilai yang mereka anut adalah nilai-nilai Jawa karena mereka berdua tinggal di
lingkungan orang-orang Jawa. Tn.D dan Ny.J merupakan pekerja keras. Namun
menurut Ny.J,mereka sendiri tahu yang seperti apa nilai-nilai Jawa sehingga mereka
menjalani kehidupan sehari-hari seperti biasa.
Norma yang dianut adalah norma agama. Apabila menurut agama tidak baik maka
mereka tidak akan melakukan hal itu.
V. Fungsi Keluarga
A. Fungsi Afektif
Tn.D dan Ny.J selalu berusaha saling memperlihatkan kasih sayang baik antar mereka
berdua, maupun orang tua dari Ny.J. mereka selalu berusaha menerapkan komunikasi
yang terbuka dalam segala hal,sehingga sampai saat ini jarang terjadi masalah. Mereka
tidak sungkan mengemukakan kebutuhan-kebutuhan dan perasaan-perasaan mereka.
B. Fungsi Sosialisasi
Ny.J mengatakan bahwa ia dan suaminya hidup bersama dan saling menyesuaikan diri
terhadap peran-peran dan fungsi-fungsi baru yang mereka terima, termasuk peran suami
istri. Dengan lingkungan sekitar, keluarga Tn.D mudah berinteraksi dan beradaptasi
dengan lingkungan. Interaksi dan hubungan dalam keluarga berjalan baik dan harmonis.
27
Keluarga meyakini akan norma keluarga sesuai dengan norma agama dan adat istiadat
sehingga keluarga tetap dalam keadaan harmonis dan sejahtera.Dalam hal mengatur
kebutuhan rumah tangga diserahkan kepada istri(Ny.J) namun apabila nanti ada
masalah yang sulit dan mendesak, mereka akan membicarakan bersama. Kelaurga
mengatakan, bila nanti mempunyai anak, mereka akan mencoba menerapkan
kedisiplinan kepada semua anak mereka.
C. Fungsi Perawatan Kesehatan
Bagi keluarga Tn.D sehat adalah apabila keluarga dapat melaksanakan seluruh aktivitas
sehari-hari dengan baik tanpa ada gangguan seperti demam, batuk filek, hipertensi, dan
lain-lain. Sampai saat ini, kedua pasangan suami istri belum mengalami
sakit/membutuhkan pelayanan perawatan.
D. Fungsi Reproduksi
Keluarga Tn.D saat ini belum memiliki anak, karena baru 1 bulan menikah. Kedua
pasangan suami istri ini berharap nantinya diberi dua orang anak, tetapi mereka juga
mengatakan terserah kepada Yang Kuasa mau memberi mereka anak berapa, mereka
akan bahagia.
E.Fungsi Ekonomi.
Saat ini keluarga Tn.D belum memiliki pekerjaan. Jadi untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari kedua pasangan ini, masih bergantung kepada orang tua. Sehingga mereka
memutuskan untuk tinggal bersama orangtua Tn.D.
VI. Stress dan Koping Keluarga
A. Stressor jangka panjang dan jangka pendek
Keluarga mengatakan ada stressor saat ini, karena mereka belum mempunyai
pekerjaan. Keluarga mengatakan ada perasaan cemas akan masa depan jika terus-
terusan bergantung kepada mertua/orangtua. Mengingat akan kebutuhan kedepanya
akan semakin banyak seperti membuat rumah sendiri, menyekolahkan anak, dan
kebutuhan-kebutuhan lainya, jadi keluarga sedikit berkecil hati dengan keadaan
sekarang ini.
B. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
1. Sistem dukungan keluarga sangat kuat. Keluarga besar saling membantu dalam
menyelesaikan masalah keluarga atau kebutuhan-kebutuhan keluarga saat ini.
2. Tempat tinggal yang memadai, dan sarana kesehatan yang mudah di jangkau oleh
keluarga.
3. Pola komunikasi yang baik dalam keluarga.
28
C. Strategi koping yang digunakan
Strategi koping yang digunakan adalah berdasarkan pengalaman masa lalu. Keluarga
mengatakan mereka nanti akan menggunakan sistem dukungan sosialnya yaitu dari
keluarga besar dalam membantu mereka pada saat membutuhkan pertolongan
dikemudian hari.
D. Strategi adaptasi disfungsional
Keluarga terutama Ny.J secara telah melakukan adaptasi disfungsional yaitu pada saat
banyak pekerjaan mempersiapkan pernikahan, dia sering lupa makan, dan
membiarkan menunda waktu makan, sehingga terjadi penurunan BB drastic pada
Ny.J.
VII. Pemeriksaan Fisik
Dari pemeriksaan fisik yang dilakukan kepada keluarga, secara umum kondisi
kesehatan secara fisik, Ny.J mengalami penurunan BB drastic dan Tn.D ada masalah
cemas terhadap masa depan dan ada riwayat merokok.
No
Prosedur Hasil Pemeriksaan
.
1. Pemeriksaan Umum
1. Penampilan Umum Saat ini Tn.D yang berperan sebagai kepala keluarga,
terlihat sehat, cara perpakaian rapi, kebersihan baik,
postur badan sedang,BB;48 kg TB:165 cm, TD:120/80
mmHg,RR:18x/i, ND:70x/i.
Sedangkan Ny.J yang berperan sebagai seorang istri
tampak kurus, berpakaian rapi, kebersihan baik,BB=36
kg, TB=158 cm. TD:110/70mmHg, ND;60x/I,
RR:16x/i.
2. Status mental dan Mental kedua suami istri baik, Status emosi Tn.D dan
cara bicara Ny.J mampu berorientasi dengan baik tanpa hambatan.
Berbicara nyambung dengan apa yang dibicarakan.
II. Pemeriksaan kulit,kuku,dan
rambut.
1. Pemeriksaan kulit Baik pada Tn.D maupun Ny.J, Kulit terlihat bersih,
warna kulit merata dan berwarna putih, turgor kulit
baik, tidak terdapat lesi, dn sensivitas baik.
29
2. Pemeriksaan rambut dan Pemeriksaan rambut pada Tn.D dan Ny.J yaitu:
kulit kepala Rambut dan kulit kepala terlihat bersih, warna rambut
hitam, tipis, tekstur halus, tidak terdapat lesi di kepala
3. Pemeriksaan kepala Pemeriksaan Kepala pada Tn.D dan Ny.J yaitu: Kuku
bersih, rata dan tidak terdapat kelainan
III. Pemeriksaan kepala dan
leher
1. Pemeriksaan kepala Pemeriksaan pada Tn.D dan Ny.J, Kepala terlihat
simetris, bentuk oval, tidak ada lesi. Tidak ada
kelainan pada arteri temporalis.
2. Pemeriksaan muka Pemeriksaan pada Tn.D dan Ny.J, Wajah terlihat
simetris, warna kulit putih. Distribusi merata sesuai
dengan warna kulit. Kekuatan otot temporan normal,
swnsasi wajah normal
3. Pemeriksaan telinga Pemeriksaan pada Tn.D dan Ny.J, Bentuk simetris,
tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan.
4. Pemeriksaan mata Pada Tn.D dan Ny.J Warna konjungtiva normal..
5. Pemeriksaan hidung dan Pada Tn.D dan Ny.J pemeriksaan hidung Normal,
sinus tidak ada lesi maupun cairan
6. Pemeriksaan mulut dan Pada Tn.d dan Ny.J Warna bibir terlihat normal tidak
tenggorokan terdapat caries pada bagian didepan gigi.
7. Pemeriksaan leher Pada Tn.D dan Ny.J, Normal, tidak ada gangguan
fungsi maupun kelainan anatomis.
IV. Pemeriksaan Dada
1. Syistem pernapasan Pada Tn.D dan Ny.J, RR=Normal (napas 24x/i, tidak
menggunakan otot bantu, tidak terdengar bunyi nafas
tambahan)
2. Syistem kardiovaskular Pada Tn.D dan Ny.J, BJ=Normal, BJ 1 dan BJ 2
terdengar, tidak ada BJ tambahan
V. Pemeriksaan Abdomen Pemeriksaan pada Tn.D dan Ny.J,Bising usus
terdengar normal pada kuadrant atas kanan, turgor baik
VI. Pemeriksaan Ekstremitas. Pada Tn.D dan Ny.J, Tidak ada gangguan fungsi
maupun kelainan anatomis
30
VIII. Harapan Keluarga
Keluarga sangat berharap kepada team pelayanan kesehatan, agar tidak
memandang warna, jenis kelamin, status social, ekonomi dalam melayani
pasien/orang-orang yang butuh pengobatan. Serta berharap Keluarga
mendapatkan pekerjaan secepatnya.
3.2 Analisa
Analisa Data pada keluarga Tn.D
BB = 36 kg
TB = 157 cm
Ny. J tampak kurus
Badan tidak idealis
2 Ds : Kurangnya Defisit pengetahuan b.d
terpapar informasi kurangnya terpapar
Tn.Dedi mengatakan merokok 1
informasi d.d memberikan
bungkus sehari
prilaku tidak sesuai anjuran
Tn.Dedi tidak bisa meninggalkan
kebiasaan merokok
Tn.Dedi mengatakan terasa seperti
ada yang kurang kalau tidak
31
merokok
Do :
32
• Perilaku sesuai kesepakatan.
dengan • Jelaskan faktor
pengetahuan. resiko yang dapat
• Pertanyaan mempengaruhi
tentang masalah kesehatan.
yang di hadapi • Ajarkan perilaku
menurun. hidup bersih dan
sehat.
33
3.5 Implementasi
No Diagnosa Implementasi Respon Ttd
Tanggal/Jam
1 Defisit Nutrisi • Identifikasi DS: Kelompok 1
20-06-2022 status nutrisi. Menurut Ny. J
Pukul • Identifikasi pekerjaan
09.00 kebutuhan persiapan
kalori dan jenis pernikahan terlalu
nutrien. banyak sehingga
• Identifikasi sering lupa
makanan yang makan
disukai Ny. J mengatakan
sekarang ini
mudah lelah
DO:
Ny. J tampak
kurus
Badan tidak
idealis
34
3 Defisit Nutrisi • Monitor asupan DS: Kelompok 1
21-06-2022 makanan. • Ny. J mengatakan
Pukul • Monitor berat terjadi penurunan
09.00 badan. BB sebanyak 4 kg
• Berikan dari 40 kg
suplemen menjadi 36 kg
makanan, jika dalam 1 bulan
perlu. (selama persiapan
pernikahan)
DO:
Ny. J tampak
kurus
BB = 36 kg
TB = 157 cm
35
3.6 Evaluasi
36
P:
• Melanjutkan Intervensi
keperawatan dengan
Melaskan faktor resiko
yang dapat mempengaruhi
kesehatan, Ajarkan
perilaku hidup bersih dan
sehat
37
38
BAB IV
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat dua orang / lebih, memiliki
ikatan perkawinan dan pertalian darah, hidup dalam satu rumah tangga,
berinteraksi, punya peran masing-masing dan mempertahankan suatu budaya.
Ciri-ciri keluarga, antara lain sebagai berikut : Diikat tali perkawinan, ada
hubungan darah, ada ikatan batin, tanggung jawab masing–masing, ada pengambil
keputusan, kerjasama diantara anggota keluarg, interaksi, dan tinggal dalam suatu
rumah.
Tugas perkembangan kelaurga pada tahap keluarga pemula yaitu:
membangun perkawinan, menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis,
membina hubungan dengan keluarga lain: teman dan kelompok social, serta
merencanakan penambahan anggota baru (mempersiapkan menjadi orangtua),
mendiskusikan rencana punya anak
1.2 Saran
Sebaiknya sebagai seorang perawat/calon perawat harus selalu memberikan
pendidikan kesehatan kepada pasangan keluarga pemula, agar bias menjalin
hubungan keluarga yang harmonis ke depanya nanti.
39
DAFTAR PUSTAKA