Anda di halaman 1dari 52

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BARU MENIKAH

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah “Keperawatan Keluarga”


Dosen Pembimbing: Ifa Nofalia, S. Kep., Ns., M. Kep.

Disusun Oleh :
Kelompok 1
1. Firyal Luthfiana M. (183210017)
2. Halimah (183210018)
3. Ikhyahul Ikhsan (183210021)
4. Sulis Setiowati (183210041)
5. Vindi Rahmawati (183210043)

PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2020/2021
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Alhamdulillahi rabbil‘alamin, dengan segala kerendahan hati, kami panjatkan puji dan
syukur kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan karunianya kami dapat
menyelesaikan asuhan keperawatan keluarga yang berjudul “Keluarga Baru Menikah”. Tak
lupa kami juga berterima kasih kepada Ns. Ifa Novalia, M. Kep. selaku Dosen pembimbing
yang sudah memberikan tugas ini.

Kami selaku penulis berharap semoga kelak asuhan keperawatan keluarga ini dapat
berguna dan juga bermanfaat serta menambah wawasan tentang pengetahuan kita semua
tentang pentingnya mempelajari keperawatan keluarga. Dalam pembuatan asuhan
keperawatan keluarga ini kami sangat menyadari masih sangat banyak terdapat kekurangan di
sana sini dan masih butuh saran untuk perbaikannya.

Akhir kata, semoga makalah yang sederhana bisa dengan mudah di mengerti dan
dapat di pahami maknanya. Kami minta maaf bila ada kesalahan kata dalam penulisan
makalah ini, serta bila ada kalimat yang kurang berkenan di hati pembaca.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

07 Desember 2020

Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................................1
1.3 Manfaat......................................................................................................................1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................................3
2.1 Konsep Keluarga dan Keluarga Pemula(Baru Menikah)....................................3
2.2 Tujuan Dasar Keluarga............................................................................................4
2.3 Struktur keluarga  (ikatan darah)...........................................................................4
2.4 Tipe Keluarga............................................................................................................6
2.5 Fungsi keluarga.........................................................................................................6
2.6 Tugas Perkembangan Sesuai Dengan  Tahap Perkembangan  (Duval)
(Sociologikal Perspektive)....................................................................................................8
2.7 Keluarga sebagai system.........................................................................................10
2.8 Proses Keperawatan keluarga................................................................................12
BAB III
Tinjauan Kasus Askep Keluarga Pemula............................................................................26
3.1 Pengkajian Keluarga....................................................................................................26
3.2 Analisa...........................................................................................................................33
3.3 Perumusan Diagnosa keperawatan Keluarga............................................................34
3.4 Prioritas Masalah.........................................................................................................34
3.5 Perencanaan.............................................................................................................37
3.6 Evaluasi....................................................................................................................43
BAB IV
PENUTUP...............................................................................................................................48
4.1 Kesimpulan..............................................................................................................48
4.2 Saran.........................................................................................................................48
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................49
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Asuhan keperawatan keluarga  yaitu suatu rangkaian kegiatan yang diberikan
melalui praktek keperawatan pada keluarga. Asuhan keperawatan keluarga
digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga  dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan. Agar pelayanan kesehatan yang
diberikan dapat diterima oleh keluarga, maka perawat harus mengerti, memahami
tipe dan struktur keluarga, mengetahui tingkat pencapaian keluarga  dalam
melakukan fungsinya. Memerlukan pemahaman setiap tahap perkembangan keluarga
dan tugas perkembangannya. Pengkajian asuhan keperawatan keluarga  dilakukan
untuk mengetahui sejauh mana keluarga  memenuhi tugas perkembangannya.
Pasangan baru (keluarga  baru menikah) ialah ketika masing-masing individu laki-
laki dan perempuan membentuk keluarga  melalui perkawinan yang sah dan
meninggalkan keluarga nya masing-masing.
Mempersiapkan keluarga  yang baru membutuhkan penyesuaian peran dan
fungsi sehari-hari diantaranya belajar hidup bersama, beradaptasi dengan kebiasaan
sendiri dan pasangannya. Masing-masing menghadapi perpisahan dengan keluarga
sendiri dan orang tuanya, mulai membina hubunganungan baru dengan keluarga  dan
kelompok social lainnya.
Berdasarkan hal di atas, penulis tertarik untuk membahas tentang “asuhan
keperawatan keluarga pemula”.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang konsep keluarga pemula(baru menikah).
2. Untuk mengetahui tugas perkembangan dan masalah-masalah yang terjadi
pada keluarga pemula (baru menikah).
3. Untuk mengetahui asuhan keperawatan yang diberikan kepada keluarga
pemula (baru menikah).
1.3 Manfaat
1. Manfaat Bagi kelompok
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi kelompok tentang asuhan
keperawatan keluarga pemula(baru menikah)
2. Manfaat Bagi Pembaca
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca tentang asuhan
keperawatan keluarga pemula(baru menikah)
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Keluarga dan Keluarga Pemula(Baru Menikah)


Keluarga  adalah unit terkecil masyarakat, terdiri dari suami istri dan
anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya. (UU. No 10, 1992).
keluarga  adalah kumpulan dua orang / lebih hidup bersama dengan
keterikatan aturan dan emosional, dan setiap individu punya peran masing-
masing (Friedman 1998).
Whall (1986) dalam analisis konsep tentang keluarga  sebagai unit
yang perlu dirawat, ia mendefinisikan keluarga  sebagai kelompok yang
mengidentifikasikan diri dengan anggotanya yang terdiri dari dua individu
atau lebih yang asosiasinya dicirikan oleh istilah-istilah khusus, yang boleh
jadi tidak diikat oleh hubungan darah atau hukum, tapi yang berfungsi
sedemikian rupa sehingga mereka menganggap diri mereka sebagai sebuah
keluarga .
Family Service America (1984) mendefinisikan keluarga  dalam suatu
cara yang komprehensif, yaitu sebagai ”dua orang atau lebih yang disatukan
oleh ikatan-ikatan kebersamaan dan keintiman”.
Hariyanto,2005. keluarga  menunjuk kepada dua orang atau lebih yang
disatukan oleh ikatan-ikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan yang
mengidentifikasikan diri mereka sebagai bagian dari keluarga .
Dapat disimpulkan bahwa keluarga  adalah unit terkecil dari
masyarakat dua orang / lebih, memiliki ikatan perkawinan dan pertalian
darah, hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi, punya peran masing-
masing dan mempertahankan suatu budaya.
Ciri-ciri keluarga, antara lain sebagai berikut : Diikat tali perkawinan,
ada hubungan darah, ada ikatan batin, tanggung jawab masing–masing, ada
pengambil keputusan, kerjasama diantara anggota keluarg, interaksi, dan
tinggal dalam suatu rumah
Ciri-ciri struktur keluarga:
a. Terorganisasi, bergantung satu sama lain
b. Ada keterbatasan,
c. Perbedaan dan kekhususan, peran dan fungsi masing-masing.

2.2 Tujuan Dasar Keluarga


Karena keluarga merupakan unit dasar dari masyarakat. Unit dasar ini
memiliki pengaruh yang begitu kuat terhadap perkembangan individu-
individu yang dapat menentukan keberhasilan kehidupan individu tersebut.
Keluarga berfungsi sebagai buffer atau sebagai perantara antara masyarakat
dan individu, yakni mewujudkan semua harapan dan kewajiban masyarakat
dengan memenuhi kebutuhan setiap anggota keluarga serta menyiapkan peran
anggotanya menerima peran di masyarakat(supriadi, 1999).
Setiap anggota keluarga memiliki kebutuhan dasar baik yang
menyangkut kebutuhan fisik, psikologis maupun social. Sebuah keluarga
diharapkan dapat bertanggung jawab untuk memenuhi kewajiban-
kewajibannya sebagai anggota masyarakat(supriadi,1999).
Saat ini banyak kelompok-kelompok yang memiliki fungsi perantara,
namun keluarga tetap menjadi yang paling penting, karena keluargalah yang
memperhatikan secara total segi-segi kehidupan anggotanya. Prioritas
tertinggi yang menjadi perhatian keluarga adalah kesejahteraan anggotanya,
kelompok lain seperti teman kerja, teman sekolah,majelis dan LSM tidak
menaruh perhatian secara keseluruhan hidup individu, mereka sebatas satu
segi seperti kerjasama, persahabatan, keterlibatan dalam urusan sekolah atau
pengajian atau produktivitas dan prestasi di sekolah(supriadi,1999).
Keluarga telah lama dipandang sebagai konteks yang paling vital bagi
pertumbuhan dan perkembangan yyang sehat. Keluarga memiliki pengaruh
penting terhadap pembentukan identitas dan konsep diri individu-individu
yang menjadi anggotanya(Supriadi,2009)
2.3 Struktur keluarga  (ikatan darah)
1. Patrilineal, keluarga  sedarah terdiri sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu berasal dari jalur ayah.
2. Matrilineal, keluarga  sedarah terdiri sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi , dimana hubungan itu berasal dari jalur ibu.
3. Matrilokal, suami istri tinggal pada keluarga  sedarah istri.
4. Patrilokal, suami istri tinggal pada keluarga  sedarah suami.
5. Keluarga  kawinan, hubungan. Suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluarga  dan sanak saudara baik dari pihak suami dan
istri.
Kelompok keluarga  di Indonesia berdasarkan social ekonomi dan
kebutuhan dasar:
1) Prasejahtera
Belum dapat memenuhi kebutuhan dasar minimal :
pengajaran agama, sandang, papan, pangan, kesehatan atau
keluarga  belum dapat memenuhi salah satu /lebih indikator
Keluarga Sejahtera tahap I.
2) Keluarga  Sejahtera (Ks I)
Telah dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal,
tetapi belum dapat sosial psikologis, pendidikan, KB, interaksi
lingkungan.
Indikator : ibadah sesuai agama, makan 2 kali sehari,
pakaian berbeda tiap keperluan, lantai bukan tanah, kesehatan :
anak sakit, ber-KB, dibawa kesarana kesehatan..
3) Keluarga  Sejahtera II
Indikator: belum dapat menabung, ibadah (anggota
keluarga ) sesuai agama,  makan 2 kali sehari,  pakaian
berbeda,  lantai bukan tanah,  kesehatan (idem),  daging/ telur
minimal 1 kali seminggu,  Pakaian baru setahun sekali,  Luas
lantai 8m2 per orang,  Sehat 3 bulan terakhir,  Anggota yang
berumur 15 tahun keatas punya penghasilan tetap,  Umur 10,
60 tahun dapat baca tulis,  Umur 7-15 tahun bersekolah,  Anak
hidup 2 /lebih . keluarga  masih pus saat ini berkontrasepsi.
4) Keluarga  Sejahtera III
Indikator: Belum berkontribusi pada masyarakat,
ibadah sesuai agama,  pakaian berbeda tiap keperluan,  lantai
bukan tanah,  kesehatan idem,  anggota melaksanakan ibadah,
daging/telur seminggu sekali,  memperoleh pakaian baru dalam
satu tahun terakhir,  luas lantai 8 m2 perorang,  anggota
keluarga  sehat dalam 3 bulan terakhir.
5) Keluarga Sejahtera Tahap III Plus
Dapat memenuhi seluruh kebutuhannya : dasar, sosial,
pengembangan, kontribusi pada masyarakat,  indikator
Keluarga Sejahtera III + (ditambah),  memberikan sumbangan.
2.4 Tipe Keluarga
Dalam Sosiologi keluarga berbagai bentuk keluarga digolongkan sebagai
tipe keluarga tradisional dan non tradisional atau bentuk normative dan non
normative. Sussman(1974),Macklin(1988) menjelaskan tipe-tipe keluarga
sebagai berikut:
1. Keluarga Tradisional
a) Keluarga inti, terdiri dari suami, istri, dan anak. Biasanya dari
keluarga yang melakukan perkawinan pertama atau keluarga
dengan orangtua campuran atau orangtua tiri.
b) Pasangan inti, terdiri dari suami dan istri saja tanpa anak, atau
tidak ada anak yang tinggal bersama mereka. Biasanya
keluarga dengan karier tunggal atau karier keduanya.
c) Keluarga dengan orangtua tunggal, biasanya sebagai
konsekuensi dari perceraian.
d) Bujangan dewasa sendirian.
e) Keluarga besar, terdiri keluarga inti dan orang-orang yang
berhubungan.
f) Pasangan usia lanjut, keluarga inti dimana suami-istri sudah
tua dan anak-anaknya sudah berpisah.
2. Keluarga Non Tradisional
a) Keluarga dengan orangtua beranak tanpa menikah, biasanya
ibu dan anak.
b) Pasangan yang memiliki anak tapi tidak menikah, didasarkan
pada hokum tertentu.
c) Pasangan kumpul kebo, kumpul bersama tanpa menikah.
d) Keluarga Gay/lesbian, orang-orang berjenis kelamin sama
hidup bersama sebagai pasangan yang menikah.
e) Keluarga komuni, keluarga yang terdiri dari lebih dari satu
pasangan monogamy dengan anak-anak secara bersama
menggunakan fasilitas, sumber yang sama.
2.5 Fungsi keluarga
 Fungsi afektif dan koping keluarga  memberikan kenyamanan
emosional anggota, membantu anggota dalam membentuk identitas
dan mempertahankan saat terjadi stress.
 Fungsi sosialisasi keluarga  sebagai guru, menanamkan kepercayaan,
nilai, sikap, dan mekanisme koping, memberikan feedback, dan
memberikan petunjuk dalam pemecahan masalah.
 Fungsi reproduksi keluarga  melahirkan anak, menumbuh-
kembangkan anak dan meneruskan keturunan.
 Fungsi ekonomi keluarga  memberikan finansial untuk anggota
keluarga nya dan kepentingan di masyarakat.
 Fungsi fisik, keluarga  memberikan keamanan, kenyamanan
lingkungan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan
istirahat termasuk untuk penyembuhan dari sakit.
Tugas Keluarga Di Bidang Kesehatan
Keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami
dan dilakukan, meliputi (Suprajitno, 2004):
1. Mengenal masalah kesehatan keluarga. Orang tua perlu mengenal
keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang dialami anggota
keluarga. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga
secara tidak langsung menjadi perhatian orang tua atau keluarga.
2. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga. Tugas ini
merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan
yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan
siapa di antara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan
untuk menentukan tindakan keluarga. Tindakan kesehatan yang
dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan
dapat dikurangi atau bahkan teratasi.
3. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.
4. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan
keluarga.
5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi
keluarga.
2.6  Tugas Perkembangan Sesuai Dengan  Tahap Perkembangan  (Duval)
(Sociologikal Perspektive) 
1. Keluarga baru menikah/pemula
Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah
keluarga baru dan perpindahan dari keluarga asal atau status lajang ke
hubungan
baru yang intim.
a) Membangun perkawinan yang saling memuaskan.
b) Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.
c) Membina hubungan dengan keluarga  lain: teman dan
kelompok sosial.
d) Merencanakan penambahan anggota baru (mempersiapkan
menjadi orangtua), mendiskusikan rencana punya anak.
2. Keluarga Dengan anak baru lahir
a) Persiapan menjadi orang tua.
b) Adaptasi keluarga baru
c) Interaksi keluarga,
d) Hubungan Seksual
3. Keluarga dengan anak usia pra sekolah
Dimulai ketika anak pertama berusia dua setengah tahun, dan
berakhir
ketika anak berusia lima tahun.
a) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga : rumah, rasa aman.
b) Membantu anak untuk bersosialisasi.
c) Mempertahankan hubungan yang sehat keluarga internal dan
luar.
d) Pembagian tanggung jawab.
e) Kegiatan untuk stimulasi perkembangan anak
4. Keluarga dengan anak usia sekolah
Dimulai ketika anak pertama telah berusia enam tahun dan mulai
masuk
sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa remaja
a) Membantu sosialisasi anak dengan lingkungan luar.
b) Mempertahankan keintiman pasangan.
c) Memenuhi kebutuhan yang meningkat
5. Keluarga dengan anak remaja
Dimulai ketika anak pertama melewati umur 13 tahun,
berlangsung selama enam hingga tujuh tahun. Tahap ini dapat lebih
singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama
jika anak masih tinggal dirumah hingga berumur 19 atau 20 tahun.
a) Memberikan kebebasan seimbang dan bertanggug jawab
b) Mempertahankan hubungan Intim dengan keluarga
c) Komunikasi  terbuka : hindari, debat,  permusuhan.
d) Persiapan perubahan Sistem peran
6. Keluarga mulai melepas anak sebagai dewasa
Ditandai oleh anak pertama meninggalkan rumah orang tua dan
berakhir dengan “rumah kosong,” ketika anak terakhir meninggalkan
rumah. Tahap ini dapat singkat atau agak panjang, tergantung pada
berapa banyak anak yang belum menikah yang masih tinggal di
rumah. Fase ini ditandai oleh tahun-tahun puncak persiapan dari dan
oleh anak-anak untuk kehidupan dewasa yang mandiri.
a) perluas jaringan Keluarga dari keluarga inti ke extended
b) pertahankan keintiman pasangan
c) membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru
d) penataan kembali peran orangtua
7. Keluarga usia pertengahan
Dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir
pada saat pensiun atau kematian salah satu pasangan.
a) pertahankan kesehatan Individu dan pasangan usia
pertengahan
b) hubungan Serasi dan memuaskan dengan anak-anaknya dan
sebaya
c) meningkatkan keakraban pasangan
8. Keluarga usia tua
Dimulaidengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa
pensiun, hingga salah satu pasangan meninggal dan berakhir dengan
pasangan lainnya meninggal.
a) Pertahankan suasana saling menyenangkan.
b) Adapatasi perubahan: kehilangan pasangan keluarga.
c) Pertahankan keakraban pasangann.
d) Melakukan life review masa lalu   
2.7 Keluarga sebagai system
Keluarga merupakan sistem sosial yang terdiri kumpulan 2 /lebih yg
punya peran sosial yang berbeda dengan ciri saling berhubungan dan
tergantung antar individu.
Alasan keuarga sebagai sistem :
1) Keluarga punya subsistem : anggota, fungsi, peran aturan, budaya
2) Saling berhubungan dan ketergantungan
3) Unit terkecil dari masyarakat Sebabagai suprasistem
Komponen sistem keluarga
1) Input: anggota keluarga, struktur, fungsi, aturan, lingkungan, budaya,
agama
2) Proses: proses pelaksanaan fungsi keluarga
3) Out put: hasil berupa perilaku : sosial, agama, kesehatan.
4) Feedback: pengontrol perilaku keluarga
Karakteristik Keluarga Sebagai Sistem:
1. Sistem terbuka, sistem yang punya kesempatan dan mau menerima /
memperhatikan lingk. Sekitar
2. Sistem tertutup, kurang punya kesempatan, kurang mau
menerima/memberi perhatian pada lingkungan sekitar
Tugas perkembangan keluarga baru menikah/pemula:
Saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk
keluarga via perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-
masing;
a) Mempersiapkan keluarga yang baru
b) Butuh penyesuaianan peran dan fungsi sehari-hari
c) Belajar hidup bersama, beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan
pasangannya.
d) Anggota dari tiga keluarga yaitu keluarga suami, istri dan Masing-
masing menghadapi perpisahan dengan keluargakeluarga sendiri.
orangtuanya, mulai membina hubungan baru dengan keluarga dan
kelompok social pasangan
Sedangkan tugas yang harus segera diputuskan oleh keluarga pemula adalah:
a) Membina hubungan intim yang memuaskan. Akan menyiapkan
kehidupan bersama yang baru, Sumber- sumber dari dua orang yang
digabungkan. Peran berubah. Fungsi baru diterima. Belajar hidup
bersama sambil penuhi kebutuhan kepribadian yang mendasar. Saling
menyesuaikan diri terhadap hal yang kecil yang bersifat rutinitas
Keberhasilan dalam mengembangkan hubungan terjadi apabila kedua
pasangan saling menyesuaikan diri dan kecocokan dari kebutuhan dan
minat pasangan.
b) Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis. Pasangan
menghadapi tugas memisahkan diri dari keluarga asal dan
mengupayakan hubungan dengan orang tua pasangan dan keluarga
besar lainnya. Loyalitas utama harus dirubah untuk kepentingan
perkawinannya.
c) Mendiskusikan rencana memiliki anak atau memilih KB. Masalah
kesehatan yaitu penyesuaian seksual dan peran perkawinan. Perawat
Perawat dalam Keluarga berencana
Masalah-masalah umum yang terjadi pada keluarga Pemula
Masalah yang timbul antara lain masalah-masalah seksual dan
emosional, kecemasan, kehamilan yang tidak diinginkan, dan penyakit
kelamin baik sebelum maupun sesudah perkawinan. Untuk mengatasinya
perlu ada penyuluhan dan konseling keluarga berencana, penyuluhan dan
konseling prenatal, dan komunikasi. Dan biasanya juga terjadi
perselisihan/keributan dalam keluarga karena kedua pasangan baru menikah
belum bisa menyesuaikan diri dengan kehidupan yang baru, dengan peran dan
fungsi yang berbeda.
Masalah keperawatan kesehatan keluarga
1. Komunikasi keluarga  disfungsional
2. Potensial peningkatan menjadi orangtua, perubahan(krisis) menjadi
orangtua, konflik peran orang tua.
3. Perubahan penampilan peran.
4. Gangguan citra tubuh.
5. Koping keluarga  tidak efektif (menurun, ketidakmampuan), potensial
peningkatan koping keluarga.
6. Risiko terhadap tindak kekerasan.
7. Perilaku mencari bantuan kesehatan.
8. Gangguan tumbuh kembang.
9. Risiko penularan penyakit,
2.8 Proses Keperawatan keluarga
Menurut Friedman (1998:54), Proses keperawatan merupakan pusat
bagi semua tindakan keperawatan, yang dapat diaplikasikan dalam situasi apa
saja, dalam kerangka referensi tertentu, konsep tertentu, teori atau falsafah.
Friedman dalam Proses keperawatan keluarga  juga membagi dalam lima
tahap proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian terhadap keluarga,
identifikasi masalah keluarga  dan individu atau diagnosa keperawatan,
rencana perawatan, implemntasi rencana pengerahan sumber-sumber dan
evaluasi perawatan.
Dalam melakukan asuhan keperawatan kesehatan keluarga  menurut
Effendi (2004) dengan melalui membina hubungan kerjasama yang baik
dengan keluarga  yaitu dengan mengadakan kontrak dengan keluarga,
menyampaikan maksud dan tujuan, serta minat untuk membantu keluarga
dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga , menyatakan kesediaan untuk
membantu memenuhi kebutuhan-kebutuhan kesehatan yang dirasakan
keluarga  dan membina komunikasi dua arah dengan keluarga.
Friedman (1998: 55) menjelakan proses asuhan keperawatan keluarga  terdiri
dari lima langkah dasar meliputi :
1. Pengkajian
Menurut Suprajitno (2004:29) pengkajian adalah suatu tahapan
ketika seorang perawat mengumpulkan informasi secara terus
menerus tentang keluarga  yang dibinanya. Pengkajian merupakan
langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga . Agar
diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan
keluarga , perawat diharapkan menggunakan bahasa ibu (bahasa yang
digunakan sehari-hari), lugas dan sederhana (Suprajitno: 2004).
Kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian meliputi pengumpulan
informasi dengan cara sistematis dengan menggunakan suatu alat
pengkajian keluarga , diklasifikasikan dan dianalisa (Friendman,
1998: 56).
a. Pengumpulan data
1) Identitas  keluarga  yang dikaji adalah umur, pekerjaan,
tempat tinggal, dan  tipe keluarga.
2) Riwayat dan Tahap Perkembangan  keluarga
3) Tahap perkembangan keluarga  saat ini
Perkembangan keluarga  ditentukan dengan anak tertua
dari keluarga  inti.
4) Tahap perkembangan keluarga  yang belum terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang
belum terpenuhi oleh keluarga  serta kendala mengapa
tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.
b. Riwayat keluarga  inti
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga
inti, yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat
kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap
pencegahan penyakit (status imunisasi), sumber pelayanan
kesehatan yang biasa digunakan keluarga  serta pengalaman-
pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.
c. Riwayat keluarga  sebelumnya
Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga
dari pihak suami dan istri.
2. Pengkajian Lingkungan
a. Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas
rumah, type rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, jarak
septic tank dengan sumber air, sumber air minum yang
digunakan serta denah rumah.
b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga dan
komunitas setempat yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik,
aturan/kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat yang
mempengaruhi kesehatan.
c. Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga  ditentukan dengan
kebiasaan keluarga  berpindah tempat.
d. Perkumpulan keluarga  dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga
untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga  yang ada dan
sejauh mana interaksi keluarga  dengan masyarakat.
e. Sistem pendukung keluarga
Yang termasuk dalam sistem pendukung keluarga
adalah jumlah anggota keluarga  yang sehat, fasilitas-fasilitas
yang dimiliki keluarga  untuk menunjang kesehatan. Fasilitas
mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan
dari anggota keluarga  dan fasilitas sosial atau dukungan dari
masyarakat setempat.
3. Latar belakang budaya /kebiasaan keluarga
a. Kebiasaan makan
Kebiasaan makan ini meliputi jenis makanan yang
dikosumsi oleh keluarga.
b. Pemanfaatan fasilitas kesehatan
Perilaku keluarga  didalam memanfaatkan fasilitas
kesehatan merupakan faktor yang penting dalam penggelolaan
penyakit.
c. Pengobatan tradisional
Merupakan pilihan bagi keluarga  untuk menentukan
pengobatan yang diinginkan ataupun alternative pilihan yang
dipilih yaitu pengobatan tradisional.
4. Status Sosial Ekonomi
a. Pendidikan
Tingkat pendidikan keluarga  mempengaruhi keluarga
dalam mengenal suatu penyakit dan pengelolaannya.
Berpengaruh pula terhadap pola pikir  dan kemampuan untuk
mengambil keputusan dalam mengatasi masalah dangan tepat
dan benar.
b. Pekerjaan dan Penghasilan
Penghasilan yang tidak seimbang juga berpengaruh
terhadap keluarga  dalam melakukan pengobatan dan
perawatan pada angota keluarga  yang sakit salah satunya
disebabkan karena suatu penyakit. Menurut (Effendy,1998)
mengemukakan bahwa ketidakmampuan keluarga  dalam
merawat anggota keluarga  yang sakit salah satunya
disebabkan karena tidak seimbangnya sumber-sumber yang
ada pada keluarga .
5. Tingkat perkembangan dan riwayat keluarga
Menurut Friedmen (1998:125), Riwayat keluarga  mulai lahir
hingga saat ini termasuk riwayat perkembangan dan kejadian serta
pengalaman kesehatan yang unik atau berkaitan dengan kesehatan
yang terjadi dalam kehidupan keluarga  yang belum terpenuhi
berpengaruh terhadap psikologis seseorang yang dapat mengakibatkan
kecemasan.
6. Aktiftas
Pola aktifitas yang dipilih oleh suatu keluarga  dapat
berpengaruh terhadap terjadinya suatu penyakit dan gaya hidup suatu
keluarga.
7. Data Lingkungan
a. Karakteristik rumah
Cara memodifikasikan lingkungan fisik yang baik
seperti lantai rumah, penerangan dan fentilasi yang baik dapat
mengurangai faktor penyebab terjadinya suatu penyakit.
b. Karakteristik Lingkungan
Menurut (friedman,1998 :22) derajad kesehatan
dipengaruhi oleh lingkungan. Ketenangan lingkungan sangat
mempengaruhi derajat kesehatan.
8. Struktur keluarga
a. Pola komunikasi
Menurut (Friedman, 1998) Semua interaksi perawat
dengan pasien adalah berdasarkan komunikasi. Istilah
komunikasi teurapetik merupakan suatu tekhnik diman usaha
mengajak pasien dan keluarga  untuk bertukar pikiran dan
perasaan. Tekhnik tersebut mencakup ketrampilan secara
verbal maupun non verbal, empati dan rasa kepedulian yang
tinggi.
b. Struktur Kekuasaan
Kekuasaan dalam keluarga  mempengaruhi dalam
kondisi kesehatan, kekuasaan yang otoriter dapat
menyebabkan stress psikologik.
c. Struktur peran
Menurut Friedman(1998), anggota keluarga  menerima
dan konsisten terhadap peran yang dilakukan, maka ini akan
membuat anggota keluarga  puas atau tidak ada konflik dalam
peran, dan sebaliknya bila peran tidak dapat diterima dan tidak
sesuai dengan harapan maka akan mengakibatkan ketegangan
dalam keluarga .
9. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
Keluarga  harus saling menghargai satu dengan yang
lainnya agar tidak menimbulkan suatu permasalahan maupun
stressor tertentu bagi anggota keluarga  itu sendiri.
b. Fungsi sosialisasi.
Keluarga  memberikan kebebasan bagi anggota
keluarga  dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Bila
keluarga  tidak memberikan kebebasan pada anggotanya, maka
akan mengakibatkan anggota keluarga  menjadi sepi. Keadaan
ini mengancam status emosi menjadi labil dan mudah stress.
c. Fungsi kesehatan
Menurut suprajitno (2004) fungsi mengembangkan dan
melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum
meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain
diluar rumah.
Hal-hal yang perlu dikaji untuk mengetahui sejauh mana keluarga
melakukan pemenuhan tugas perawatan keluarga  adalah :
a. Untuk mengetahui kemampuan keluarga  mengenal masalah
kesehatan, yang perlu  dikaji adalah sejauhmana  keluarga
memahami fakta-fakta dari masalah kesehatan yang meliputi:
pen gertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan yang
mempengaruhinya serta persepsi keluarga  terhadap masalah.
b. Untuk mengetahui kemampuan keluarga  mengambil
keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat, hal yang
perlu dikaji adalah:
 Sejauhmana kemampuan keluarga  mengerti mengenai
sifat dan luasnya masalah
 Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga
 Apakah keluarga  merasa menyerah terhadap masalah
yang dialami.
 Apakah keluarga  merasa takut akan akibat dari
penyakit
 Apakah keluarga  mempunyai sikap negatif terhadap
masalah kesehatan.
 Apakah keluarga  dapat menjangkau fasilitas kesehatan
yang ada.
 Apakah keluarga  kurang percaya terhadap tenaga
kesehatan.
 Apakah keluarga  mendapat informasi yang salah
terhadap tindakan dalam mengatasi masalah.
c. Mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga  merawat
anggota keluarga  yang sakit, termasuk kemampuan
memelihara lingkungan dan menggunakan sumber/ fasilitas
kesehatan yang ada di masyarakat, yang perlu dikaji adalah ;
 Apakah keluarga  mengetahui sifat dan perkembangnan
perawatan yang dibutuhkan untuk menanggulangi
masalah kesehatan/ penyakit.
 Apakah keluarga  mempunyai sumber daya dan
fasilitas yang diperlukan untuk perawatan.
 Keterampilan keluarga  mengenai macam perawatan
yang diperlukan memadai.
 Apakah keluarga  mempunyai pandangan negatif
terhadap perawatan yang diperlukan
 Adakah konflik individu dan perilaku mementingkan
diri sendiri dalam keluarga
 Apakah keluarga  kurang dapat memelihara
keuntungan dalam memelihara lingkungan dimasa
mendatang.
 Apakah keluarga  mempunyai upaya penuingkatan
kesehatan dan pencegahan penyakit
 Apakah keluarga  sadar akan pentingnya fasilitas
kesehatan dan bagaimana pandangan keluarga  akan
fasilitas tersebut.
 Apakah keluarga  merasa takut akan akibat dari
tindakan (diagnostik, pengobatan dan rehabilitasi).
 Bagaimana falsafah hidup keluarga  berkaitan dengan
upaya perawatan dan pencegahan.
10. Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga  adalah :
a. Berapa jumlah anak
b. Bagaimana keluarga  merencanakan jumlah anggota keluarga
c. Metode apa yang digunakan keluarga  dalam upaya
mengendalikan jumlah anggota keluarga.
11. Fungsi ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga  adalah :
a. Sejauhmana keluarga  memenuhi kebutuhan sandang, pangan
dan papan
b. Sejauhmana keluarga  memanfaatkan sumber yang ada di
masyarakat sdalam upaya peningkatan status kesehatan
keluarga .
12. Stress dan Koping keluarga
1. Stressor jangka pendek dan panjang
 Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami
keluarga  yang memerlukan penyelesaian dalam waktu
kurang dari 6 bulan.
 Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami
keluarga  yang memerlukan penyelesaian dalam waktu
lebih dari 6 bulan.
2. Kemampuan keluarga  berespon terhadap situasi/stressor
Hal yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga  berespon
terhadap situasi/stressor.
1) Strategi koping yang digunakan
Strategi koping yang digunakan keluarga  bila
menghadapi permasalahan.
2) Strategi adaptasi disfungsional
Strategi adaptasi disfungsional yang digunakan
keluarga  bila menghadapi permasalahan
13. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggota keluarga .
Metode yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan
pemeriksaan fisik di klinik.
14. Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga
terhadap petugas kesehatan yang ada.
15. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang
menggambarkan respon manusia atas perubahan pola interaksi
potensial atau aktual individu. Perawat secara legal dapat
mengidentifikasi dan menyusun intervensi masalah keperawatan.
Kolaborasi dan koordinasi dengan anggota tim lain merupakan
keharusan untuk menghindari kebingungan anggota akan kurangnya
pelayanan kesehatan.
Diagnosa keperawatan keluarga  dirumuskan berdasarkan data
yang didapat pada pengkajian yang terdiri dari masalah keperawatan
yang akan berhubungan dengan etiologi yang berasal dari pengkajian
fungsi perawatan keluarga. Diagnosa keperawatan mengacu pada PES
dimana untuk problem dapat digunakan rumusan NANDA.
Tipologi dari diagnosa keperawatan keluarga  terdiri dari :
1) Aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan)
2) Resiko (ancaman kesehatan)
3) Keadaan sejahtera (wellness)
16. Diagnosa Keperawatan keluarga  Aktual
Contoh:
a. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak
M), keluarga  Bapak R berhubungan dengan ketidaktahuan
keluarga  mengenal masalah kekurangan nutrisi.
b. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak
M), keluarga  Bapak R berhubungan dengan ketidakmauan
keluarga  mengambil keputusan/tindakan untuk mengatasi
masalah kekurangan nutrisi.
c. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak
M), keluarga  Bapak R berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga  merawat anggota keluarga  dangan masalah
kekurangan nutrisi.
17. Diagnosa Keperawatan Keluarga Resiko (ancaman)
Sudah ada data yang menunjang tapi belum terjadi gangguan,
misalnya lingkungan rumah kurang bersih, pola makan yang tidak
adekuat, stimulasi tumbuh kembang yang tidak adekuat, dan
sebagainya.
Contoh:
a. Resiko terjadi konflik pada keluarga  bapak B berhubungan
denganketidaktahuan keluarga  mengenal masalah komunikasi
b. Resiko gangguan perkembangan pada Balita (Anak S)
keluarga  bapak B berhubungan dengan ketidakmauan
keluarga  mellakukan stimulasi terhadap Balita.
18. Diagnosa Keperawatan keluarga  Sejahtera/Potensial
Suatu keadaan dimana keluarga  dalam keadaan sejahtera
sehingga kesehatan keluarga  dapat ditingkatkan . Khusus untuk
diagnosa keperawatan potensial (sejahtera) boleh tidak menggunakan
etiologi.
Contoh:
a. Potensial terjadinya kesejahteraan pada ibu hamil (Ibu M)
keluarga  bapak R
b. Potensial peningkatan status kesehatan pada bayi (Anak L)
keluarga  bapak R
c. Potensial peningkatan status kesehatan pada pasangan baru
menikah keluarga  bapak R
19. Menyusun prioritas
Friedman (1998:64), menjelaskan perencanaan perawatan
meliputi seleksi bersama yang dirancang untuk mencapai tujuan.
Faktor penetapan prioritas perasaan peka terhadap klien dan efek
terpeutik terhadap tindakan dimasa mendatang.
Cara membuat skor penentuan prioritas masalah keperawatan
keluarga  :
NO KRITERIA SKOR BOBOT
1 Sifat masalah
      Aktual (Tidak/kurang sehat) 3
      Ancaman kesehatan 2 1
      Keadaan sejahtera 1
2 Kemungkinan masalah dapat diubah
      Mudah 2
      Sebagian 1 2
      Tidak dapat 0
3 Potensi masalah untuk dicegah
      Tinggi 3
      Sedang 2 1
      Rendah 1
4 Menonjolnya masalah
 Masalah berat, harus segera ditangani 2
 Ada masalah, tetapi tidak perlu segera ditangani 1 1
 Masalah tidak dirasakan
0
Skoring :
     Skor
         _____________  x  Bobot
         Angka tertinggi 

Catatan : Skor dihitung bersama dengan keluarga


Faktor yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas
a. Kriteria 1
Sifat masalah ; bobot yang lebih berat diberikan pada
tidak/kurang sehat karena yang pertama memerlukan tindakan
segera dan biasanya disadari dan dirasakan oleh keluarga
b. Kriteria 2
Kemungkinan masalah dapat diubah, perawat perlu
memperhatikan terjangkaunya faktor-faktor sebagai berikut :
1) Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan
tindakan untuk menangani masalah
2) Sumber daya keluarga  dalam bentuk fisik, keuangan
dan tenaga
3) Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan,
keterampilan dan waktu.
4) Sumber daya masyarakat dalam bentuk fadsilitas,
organisasi dalam masyarakat dan dukungan
masyarakat.
c. Kriteria 3
Potensi masalah dapat dicegah, faktor-faktor yang perlu
diperhatikan:
1) Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan
penyakit atau masalah
2) Lamanya masalah, yang berhubungan dengan jangka
waktu masalah itu ada
3) Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan-
tindakan yang tepat  dalam memperbaiki masalah.
4) Adanya kelompok ‘high risk” atau kelompok yang
sangat peka menambah potensi untuk mencegah
masalah.
d. Kriteria 4
Menonjolnya masalah, perawat perlu menilai persepsi
atau bagaimana keluarga  melihat masalah kesehatan tersebut.
Nilai skor tertinggi yang terlebih dahulu dilakukan intervensi
keperawatan keluarga .
20. Menyusun tujuan
Friedman (1998:64) menjelaskan perencanaan meliputi
perumusan tujuan yang berorientasi kepada klien kemungkinan
sumber-sumber penggambaran pendekatan alternatif untuk memenuhi
tujuan dan operasional perencanaan.
Ada 3 kegiatan menurut Friedman (1998:64) yaitu:
1) Tujuan jangka pendek yang sifatnya dapat diukur
langsung dan spesifik
2) Tujuan jangka menengah.
3) Tujuan akhir atau jangka panjang yang sifatnya umum
dan mempunyai tujuan
21. Perencanaan Keperawatan keluarga
Perencanaan keperawatan keluarga  terdiri dari penetapan
tujuan, yang mencakup tujuan umum dan tujuan khusus serta
dilengkapi dengan kriteria dan standar. Kriteria dan standar
merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari
setiap tindakan keperawatan berdasarkan tujuan khusus yang
ditetapkan.
22. Implementasi
Tindakan yang dilakukan oleh perawat kepada keluarga
berdasarkan perencanaan mengenai diagnosa yang telah dibuat
sebelumnya. Tindakan keperawatan terhadap keluarga  mencakup hal-
hal dibawah ini:
1) Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga
mengenai masalah dan kebutuhan kesehatan dengan
cara :
 Memberikan informasi
 Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan
tentang kesehatan
 Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap
masalah
2) Menstimulasi keluarga  untuk memutuskan cara
perawatan yang tepat dengan cara :
 Mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan
tindakan.
 Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki
keluarga
 Mendiskusikan tentang konsekwensi tiap
tindakan
3) Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota
keluarga  yang sakit dengan cara :
 Mendemonstrasikan cara perawatan
 Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di
rumah
 Mengawasi keluarga  melakukan perawatan
4) Membantu keluarga  untuk menemukan cara
bagaimana membuat lingkungan menjadi sehat, dengan
cara ;
 Menemukan sumber-sumber yang dapat
digunakan keluarga
 Melakukan perubahan lingkungan dengan
seoptimal mungkin
5) Memotivasi keluarga  untuk memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang ada dengan cara :
 Memperkenalkan fasilitas kesehatan yang ada
di lingkungan keluarga
 Membantu keluarga  menggunakan fasilitas
kesehatan yang ada
23. Evaluasi
Sesuai rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan
penilaian untuk menilai keberhasilannya. Bila tidak / belum berhasil
perlu disusun rencana baru yang sesuai. Semua tindakan keperawatan
mungkin tidak dapat dilakukan dalam satu kali kunjungan ke keluarga.
Untuk itu dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan waktu dan
kesediaan keluarga.
Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional.
1) Subjektif
Hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga  secara
subjektif setelah dilakukan intervens keperawatan. 
Misal : keluarga  mengatakan nyerinya berkurang.
2) Objektif
Hal-hal yang ditemui oleh perawat secara
objektif setelah dilakukan intervensi keperawatan.
Misal: BB naik 1 kg dalam 1 bulan.
3) Analisa
Analisa dari hasil yang telah dicapai dengan
mengacu kepada tujuan terkait dengan diagnosa
keperawatan.
4) Planning
Perencanaan yang akan datang setelah melihat
respon dari keluarga  pada tahap evaluasi.
Tahapan evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif.
Evaluasi formatif dilakukan selama proses asuhan keperawatan,
sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir.
BAB III

Tinjauan Kasus Askep Keluarga Pemula


3.1 Pengkajian Keluarga
1. Pengkajian
A. Identitas KK
Nama : Tn. D
Umur : 31 tahun
Pendidikan : SI pertanian
Pekerjaan : belum bekerja
Alamat : Jl.Raya Kemabang seri,km 14 Kec.Talang 4 Bengkulu Tengah
B. Komposisi Keluarga

Status
No Nama L/P Umur Hub Pend. Pekerjaan
Kesehatan
1. Tn. D L 31 KK S1 pertanian Belum punya sehat
pekerjaan
2. Ny. J P 24 Istri SMA Ibu rumah Sehat
tangga

C. Genogram
Kerinci Bengkulu tengah

31 th 24 th
Merokok,dan cemas penurunan BB drastic.

D. Tipe Keluarga
Tipe keluarga pemula atau baru menikah
E. Suku Bangsa
Keluarga Tn D berasal dari Kerinci sedangkan keluarga Ny.J berasal dari
Bengkulu tengah.Ny.J Mengatakan mempunyai kebiasaan memasak makanan yang
bersantan dan gorengan.
F. Agama
Keluarga memeluk agama isalam dan sering terlibat dalam kegiatan
keagamaan dilingkungan sekitarnya,terutama Ny.J.biasanya Ny.J mengikuti
pengkajian RT yang diadakan setiap seminggu sekali.
G. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Tn.D mengatakan saat ini belum memiliki pekerjaan, dan untuk sementara
kebutuhan keluarga dipenuhi oleh kedua orang tua Ny.J karena mereka masih tinggal
satu rumah. Tn.D mengatakan untuk terus berusaha mencari pekerjaan, supaya tidak
terus bergantung dengan mertuanya.
H. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Pada waktu libur,biasanya mereka berkumpul dirumah sambil menonton
televisi dan terkadang berlibur ke pantai panjang.

II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

A. Tahap perkembangan keluarga saat ini


Keluarga dalam tahap Keluarga pemula
B. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menurut Ny.jeni Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi adalah
keluarga berencana(keputusan tentang kedudukan sebagai orangtua), karena
C. Riwayat Keluarga Saat inti
Kedua orang tua saat ini hidup dilingkungan yang sama.Ny.J mengatakan
keluarganya terbentuk dari pertemuan kemudian berpacaran dan akhirnya
menikah pada 08-05-20011.Ny.J juga mengatakan setelah mereka menikah
mereka masih tinggal bersama orang tua.
Saat ini kondisi kesehatan kedua orang tua baik.Tn.D mengatakan dia cemas
karena belum mempunyai pekerjaan yang tetap dan Tn.D memiliki riwayat
merokok 1 bungkus sehari.
D. Riwayat keluarga Sebelumnya.
Ny.J mengatakan dulu pernah mengalami kecelakaan bermotor,dan pernah
mengalami penyakit malaria,dan Tn.D juga mengatakan dulu pernah mengalami
sakit malaria, tetapi sampai saat ini tidak pernah sakit malaria lagi.

III. Pengkajian Lingkungan


A. Karakteristik Rumah
Rumah yang ditempati keluarga merupakan rumah orang tua Ny.J menurut
Ny.J rumah yang ditempatinya belum selesai dibangun bagian belakang.kondisi
rumah masih terlihat berantakan karena baru seminggu yang lalu pasca
pernikahan.antara rumah Ny.J dengan yang lainnya tidak terlalu dekat,berjarak lebih
kurang 2 meter. Kondisi ventilasi dirumah baik dan cukup karena setiap kamar ada
jendela atau ventilasinya. Sehingga cahaya yang masuk cukup dan pertukaran udara
sangat cukup.
B. Karakteristik Tetangga dan komunitas RW
Lingkungan dimana keluarga tinggal merupakan tempat hunian yang
padat.Jarak antara satu rumah dengan rumah yang lainnya kurang dari 2 meter.Ny.J
mengatakan tetangganya cukup ramah,baik,dan sangat kompak denagn berbagai
kegiatan.mereka terkadang menghabiskan waktu untuk mengobrol diteras salah satu
rumah.
Jarak masjid sekitar 500 meter dari rumah Ny.J.Menurut Ny.J diseberang jalan
rumahnya ada tempat praktek bidan,sehingga apabila ada anggota keluarga yang
mengalami gangguan kesehatan,mereka pergi ke tempat praktek bidan tersebut atau
kepuskesmas yang berjarak 100 meter dari rumah Ny.J.kegiatan posyandu biasanya
diadakan di posyando terpadu yang jaraknya sekitar 100 meter dari rumah Ny.J
Untuk fasilitas umum,lingkungan rumah Ny.J jauh dari perkotaan.
C. Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga Tn.D Mengatakan mereka sejak menikah masih tinggal di rumah
Ny.J di Bengkulu tengah,dan untuk saat ini belum ada rencana untuk pindah rumah.
D. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Keluarga Tn.D Mengatakan berinteraksi sangat baik.Ny.J sering mengikuti
pengajian ma’jlis ta’lim di desa nya.begitu juga dengan Tn.D semenjak tinggal
dilingkungan Bengkulu tengah, mengikuti kegiatan yang ada disana,seperti mengikuti
pengajian.

IV. Struktur Keluarga


A. Sistem Pendukung Keluarga
Tn. D Mengatakan dukungan dari keluarga besar sangat membantu Tn.D dan
Ny.J.apabila ada diantara mereka yang sakit,maka orang tua dari Ny.J akan membantu
pekerjaan rumah karena mereka berada dalam satu rumah.
B. Pola Komunikasi Keluarga
Kluarga Tn. D mempunyai pola komunikasi yang cukup baik,terbuka,Bila
timbul masalah kelurga berusaha mendiskusikan bersama-sama dan memberikan
umpan balik yang tepat.Dan tidak ada pola komunikasi fungsional yang ditemukan
keluarga.
C. Struktur Kekuatan Keluarga.
Tn. D Merupakan pemegang kendali rumah tangga,tetapi apabila berkaitan
dengan hal pengambilan keputusan Tn.D bertanggung jawab untuk mengendalikan
masalah dengan mengambil keputusan secara kompromi dengan Ny.J.
D. Strukur Peran
Tn. D sebagai suami, ia bukan merupakan pencari nafkah satu-satunya karena
ia masih tinggal bersama mertuanya. Tn.D merupakan pemimpin keluarga,
sedangkan Ny.J sebagai istri/ibu rumah tangga. Peran Tn. D di dalam keluarga
dilakukan dengan sebaik-baiknya. Menurut Tn.D ia selalu berusaha menjadi suami
yang baik. Tn.D pun tidak pernah mengambil keputusan sepihak, ia selalu melibatkan
Ny.J untuk memberikan masukan.
E. Nilai atau Norma Keluarga
Nilai yang mereka anut adalah nilai-nilai lembak karena mereka berdua
tinggal dilingkungan orang-orang lembak. Tn.D dan Ny.J merupakan pekerja keras.
Namun menurut Ny.J,mereka sendiri tidak tahu yang seperti apa nilai lembak
sehingga mereka menjalani kehidupan sehari-hari seperti biasa.
Norma yang dianut adalah norma agama. Apabila menurut agama tidak baik maka
mereka tidak akan melakukan hal itu.

V. Fungsi Keluarga
A. Fungsi Afektif
Tn.D dan Ny.J selalu berusahha saling memperlihatkan kasih sayang baik anatar
mereka berdua, maupun orang tua dari ny.Jeni. mereka selalu berusaha menerapkan
komunikasi yang terbuka dalam segala hal,sehingga sampai saat ini jarang terjadi
masalah. Mereka tidak sungkan mengemukakan kebutuhan-kebutuhan dan perasaan-
perasaan mereka.
B. Fungsi Sosialisasi
Ny.J mengatakan bahwa ia dan suaminya hidup bersama dan saling
menyesuaikan diri terhadap peran-peran dan fungsi-fungsi baru yang mereka terima,
termasuk peran suami istri. Dengan lingkungan sekitar, keluarga Tn.D mudah
berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungan. Interaksi dan hubungan dalam
keluarga berjalan baik dan harmonis. Keluarga meyakini akan norma keluarga sesuai
dengan norma agama dan adat istiadat sehingga keluarga tetap dalam keadaan
harmonis dan sejahtera. Dalam hal mengatur kebutuhan rumah tangga diserahkan
kepada istri(Ny.J) namun apabila nanti ada masalah yang sulit dan mendesak, mereka
akan membicarakan bersama. Kelaurga mengatakan, bila nanti mempunyai anak,
mereka akan mencoba menerapkan kedisiplinan kepada semua anak mereka.
C. Fungsi Perawatan Kesehatan
Bagi keluarga Tn.D sehat adalah apabila keluarga dapat melaksanakan seluruh
aktivitas sehari-hari dengan baik tanpa ada gangguan seperti demam, batuk filek,
hipertensi, dan lain-lain. Sampai saat ini, kedua pasangan suami istri belum
mengalami sakit/membutuhkan pelayanan perawatan.
D. Fungsi Reproduksi
Keluarga Tn.Dedi saat ini belum memiliki anak, karena baru 1 minggu menikah.
Kedua pasangan suami istri ini berharap nantinya diberi dua orang anak, tetapi
mereka juga mengatakan terserah kepada Yang Kuasa mau member mereka anak
berapa, mereka akan bahagia.
E. Fungsi Ekonomi.
Saat ini keluarga Tn.Dedi belum memiliki pekerjaan. Jadi untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari kedua pasangan ini, masih bergantung kepada orang tua.
Sehingga mereka memutuskan untuk tinggal bersama orangtua Ny.J.
VI. Stress dan Koping Keluarga
A. Stressor jangka panjang dan jangka pendek
Keluarga mengatakan ada stressor saat ini, karena mereka belum mempunyai
pekerjaan. Keluarga mengatakan ada perasaan cemas akan masa depan jika terus-
terusan bergantung kepada mertua/orangtua. Mengingat akan kebutuhan kedepanya
akan semakin banyak seperti membuat rumah sendiri, menyekolahkan anak, dan
kebutuhan-kebutuhan lainya, jadi keluarga sedikit berkecil hati dengan keadaan
sekarang ini.
B. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
1. Sistem dukungan keluarga sangat kuat. Keluarga besar saling membantu
dalam menyelesaikan masalah keluarga atau kebutuhan-kebutuhan keluarga
saat ini.
2. Tempat tinggal yang memadai, dan sarana kesehatan yang mudah di jangkau
oleh keluarga.
3. Pola komunikasi yang baik dalam keluarga.
C. Strategi koping yang digunakan
Strategi koping yang digunakan adalah berdasarkan pengalaman masa lalu.
Keluarga mengatakan mereka nanti akan menggunakan sistem dukungan sosialnya
yaitu dari keluarga besar dalam membantu mereka pada saat membutuhkan
pertolongan dikemudian hari.
D. Strategi adaptasi disfungsional
Keluarga terutama Ny.J secara telah melakukan adaptasi disfungsional yaitu
pada saat banyak pekerjaan mempersiapkan pernikahan, dia sering lupa makan, dan
membiarkan menunda waktu makan, sehingga terjadi penurunan BB drastic pada
Ny.J.
VII. Pemeriksaan Fisik
Dari pemeriksaan fisik yang dilakukan kepada keluarga, secara umum kondisi
kesehatan secara fisik, Ny.Jeni mengalami penurunan BB drastic dan Tn.Dedi ada
masalah cemas terhadap masa depan dan ada riwayat merokok.
No
Prosedur Hasil Pemeriksaan
.
1. Pemeriksaan Umum
1. Penampilan Umum Saat ini Tn.Dedi yang berperan sebagai kepala
keluarga, terlihat sehat, cara perpakaian rapi,
kebersihan baik, postur badan sedang,BB;48 kg
TB:165 cm, TD:120/80 mmHg,RR:18x/i, ND:70x/i.
Sedangkan Ny.jeni yang berperan sebagai seorang istri
tampak kurus, berpakaian rapi, kebersihan baik,BB=36
kg, TB=158 cm. TD:110/70mmHg, ND;60x/I,
RR:16x/i.
2. Status mental dan Mental kedua suami istri baik, Status emosi Tn.Dedi
cara bicara dan Ny.Jeni mampu berorientasi dengan baik tanpa
hambatan. Berbicara nyambung dengan apa yang
dibicarakan.
II. Pemeriksaan kulit,kuku,dan
rambut.
1. Pemeriksaan kulit Baik pada Tn.D maupun Ny.J, Kulit terlihat bersih,
warna kulit merata dan berwarna putih, turgor kulit
baik, tidak terdapat lesi, dn sensivitas baik.

2. Pemeriksaan rambut dan Pemeriksaan rambut pada Tn.D dan Ny.J yaitu:
Rambut dan kulit kepala terlihat bersih, warna rambut
kulit kepala
hitam, tipis, tekstur halus, tidak terdapat lesi di kepala

3. Pemeriksaan kepala Pemeriksaan Kepala pada Tn.D dan Ny.J yaitu: Kuku
bersih, rata dan tidak terdapat kelainan
III. Pemeriksaan kepala dan
leher
1. Pemeriksaan kepala Pemeriksaan pada Tn.D dan Ny.J, Kepala terlihat
simetris, bentuk oval, tidak ada lesi. Tidak ada
kelainan pada arteri temporalis.
2. Pemeriksaan muka Pemeriksaan pada Tn.D dan Ny.J, Wajah terlihat
simetris, warna kulit putih. Distribusi merata sesuai
dengan warna kulit. Kekuatan otot temporan normal,
swnsasi wajah normal
3. Pemeriksaan telinga Pemeriksaan pada Tn.D dan Ny j, Bentuk simetris,
tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan.

4. Pemeriksaan mata Pada Tn.D dan Ny.J Warna konjungtiva normal..

5. Pemeriksaan hidung dan Pada Tn.D dan Ny.J pemeriksaan hidung Normal,
tidak ada lesi maupun cairan.
sinus

6. Pemeriksaan mulut dan Pada Tn.d dan Ny.J Warna bibir terlihat normal tidak
terdapat caries pada bagian didepan gigi.
tenggorokan

7. Pemeriksaan leher Pada Tn.D dan Ny.J, Normal, tidak ada gangguan
fungsi maupun kelainan anatomis.
IV. Pemeriksaan Dada
1. Syistem pernapasan Pada Tn.D dan Ny.J, RR=Normal (napas 24x/i, tidak
menggunakan otot bantu, tidak terdengar bunyi nafas
tambahan)
2. Syistem kardiovaskular Pada Tn.D dan Ny.J, BJ=Normal, BJ 1 dan BJ 2
terdengar, tidak ada BJ tambahan
V. Pemeriksaan Abdomen Pemeriksaan pada Tn.D dan Ny.J,Bising usus
terdengar normal pada kuadrant atas kanan, turgor baik
VI. Pemeriksaan Ekstremitas. Pada Tn.D dan Ny.J, Tidak ada gangguan fungsi
maupun kelainan anatomis
VIII. Harapan Keluarga
Keluarga sangat berharap kepada team pelayanan kesehatan, agar tidak
memandang warna, jenis kelamin, status social, ekonomi dalam melayani
pasien/orang-orang yang butuh pengobatan. Serta berharap Keluarga mendapatkan
pekerjaan secepatnya.
3.2 Analisa
Analisa Data pada keluarga Tn.Dedi

No Data Interpretasi Data Masalah


1 Ds : Ketidakmampuan Penurunan berat badan
 Menurut Ny. Jeni pekerjaan mengenal masalah setelah pernikahan
persiapan pernikahan terlalu banyak sehingga terjadi mudah
sehingga sering lupa makan lelah pada keluarga Tn.
 Ny. Jeni mengatakan sekarang ini Dedi irawan khususnya Ny.
mudah lelah\ Jeni
 Ny. Jeni mengatakan terjadi
penurunan BB sebanyak 4 kg dari
40 kg menjadi 36 kg dalam 1 bulan
(selama persiapan pernikahan)
Do :
 BB = 36 kg
 TB = 157 cm
 Ny. Jeni tampak kurus
 Badan tidak idealis
2 Ds : Ketidakmampuan Cemas terhadap masa
 Tn. Dedi mengatakan belum mengambil depan karena belum
memiliki pekerjaan keputusan untuk memiliki pekerjaan pada
 Tn. Dedi mengatakan susah melakukan keluarga Tn.Dedi khusus
mendapatkan pekerjaan dan saat ini tindakan yang tepat nya pada Tn.dedi
terus mencari lowongan pekerjaan
 Tn. Dedi mengatakan ada persaan
khwatir terhadap masa depan
keluarga.
D0 :
 Tn. Dedi ada di rumah pada saat
pengkajian pada jam 2, seharusnya
jam kerja
 Tn. Dedi tampak kecewa karena
belum memiliki pekerjaan
3 Ds : Ketidak mapuan Resiko tinggi terjadinya
 Tn.Dedi mengatakan merokok 1 mengenal masalah penyakit akibat merokok
bungkus sehari kesehatan pada keluarga Tn.Dedi
 Tn.Dedi tidak bisa meninggalkan khususnya Tn.Dedi
kebiasaan merokok
 Tn.Dedi mengatakan tersa seperti
ada yang kurang kalau tidak
merokok
Do :
 Tn.dedi merokok saat dikaji

3.3 Perumusan Diagnosa keperawatan Keluarga


1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh sehingga terjadi Penurunan berat badan
setelah pernikahan menyebabkan mudah lelah, BB jauh dari rentang ideal pada
kelaurga Tn.Dedi khususnya Ny.Jeni B.d ketidakmampuan mengenal masalah
kesehatan.
2. Cemas terhadap masa depan karena belum memiliki pekerjaan pada keluarga Tn.Dedi
khususnya pada Tn.Dedi B.d ketidakmampuab mengambil keputusan untuk
melakukan tindakan yang tepat
3. Resiko tinggi terjadinya penyakit akibat merokok pada Tn.dedi khususnya Tn.dedi B.d
ketidakmampuan mengenal masalah kesehatan

3.4 Prioritas Masalah


Dx.I. Penurunan berat badan setelah pernikahan sehingga terjadi mudah lelah pada
keluarga Tn.Dedi khususnya Ny.Jeni B.d ketidakmampuan mengenal masalah kesehatan.

N
Kriteria Perhitungan Bobot Pembenaran
o
1 Sifat masalah : 3/3 x 1 = 1 1 Masalah penurunan berat badan telah
Aktual terjadi pada Ny.Jeni dikarenakan terlalu
banyak pekerjaan dalam
mempersiapkan penikahan dan setelah
pernikahan dan akhirnya terjadi mudah
lelah.
2 Kemungkinan 2/2 x 2 = 2 2 Keluarga memiliki sumberdaya yang
untuk d ubah: cukup kuat untuk mengatasi masalah
Tinggi yaitu:
1. Karena tidak memiliki pekerjaan,
jadi lebih banyak istirahat dan
makan yang teratur.
2. Pola komunikasi yang baik dalam
keluarga
3 Potensial di 2/3 x 1 = 2/3 1 Masalah sidah berlangsung belum
cegah : terlalu lama, sekitar kurang lebih 2
Cukup minggu terakhir ini.
4 Menonjolnya ½x1=½ ½ Masalah ada tapi di anggap hal yang
masalah : biasa oleh keluarga
Masalah ada
tapi tidak perlu
segera diatasi
Total 41/2

Dx.II. Cemas terhadap masa depan karena belum memiliki pekerjaan pada
keluarga Tn.Dedi khususnya pada Tn.Dedi B.d ketidakmampuab mengambil
keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat
N Kriteria Perhitungan Bobot Pembenaran
o
1 Sifat masalah : 2/3 x 1 = 2/3 2/3 Cemas menjadikan Tn.Dedi berkecil
Actual hati,tidak percaya diri dan khawatir
terhadap masa depan.
2 Kemungkinan 2/2 x 2 = 2 2 Sumberdaya di keluarga cukup kuat
untuk di ubah:
Tinggi 1. Mertua saling menghargaibdan
dapat mengerti
2. Sistim dukungan sosial keluarga
kuat
3. Pola komunikasi keluarga baik.
3 Potensial di 2/3 x 1 = 2/3 2/3 Jarak rumah dengan kota terjangkau
cegah : ( agak dekat). Keluarga belum
Cukup memanfaatkan lapangan pekerjaan yang
ada.
4 Menonjolnya ½x1=½ ½ Keluarga merasakan adanya masalah
masalah : tapi cemas dianggap hal biasa
Tidak segera
perlu diatasi

Dx.III Resiko Tinggi terjadinya penyakit akibat merokok pada keluarga Tn.Dedi
Khususnya Tn.Dedi yang berhubungan dengan ketidakmampuan mengenal masalah.

No. Kriteria Perhitungan Bobot Pembesaran


1. Sifat 2/3x1=2/3 2/3 Merokok dapat mengakibatkan
masalah:Resiko berbagai masalah kesehatan baik untuk
yang merokok maupun yang pasif.
Resiko penyakit yang timbul karena
merokok sangat banyak diantaranya
PPOM, bronchitis, sampai dengan
Kanker Paru.
2. Kemungkinan 1/2x2=1/2 ½ Keluarga memiliki sumber daya
untuk dirubah: diantaranya:
sebagian  Pola komunikasi yang baik dalam
keluarga
 Hubungan keluarga yang harmonis
 Keluarga terutama Ny.jeni
mempunyai keinginan agar Tn.dedi
berhenti merokok.
 Namun, kebiasaan merokok ini
sudah sangat lama jadi susah untuk
dengan cepat merubahnya.
3. Potensial 1/3x1=1/3 1/3 Perilaku merokok ini sudah lama
dicegah:Rendah Tn.dedi lakukan. Keluarga tidak pernah
memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk
mengurangi perilaku merokok karena
belum ada yang memotivasi kuat untuk
berhenti merokok.
4. Menonjolnya 0/2x1=0 0 Keluarga tidak merasakan adanya
masalah: masalah karena tn.dedi selama ini tidak
masalah tidak pernah menderita sakit yang
dirasakan. diakibatkan oleh rokok.
3.5 Perencanaan
Rencana Keperawatan pada keluarga Tn.Dedi Khusunya Ny.Jeni Dengan Penurunan Berat badan drastic, serta Tn.Dedi dengan Cemas
dan Resiko terjadinya penyakit akibat merokok.

Tujuan Kriteria Evaluasi


No Dx.Keperawatan Jangka Rencana Intervensi
Jangka Pendek Kriteria Standar
Panjang
1. Perubahan nutrisi Setelah Setelah dilakukan Respon  Masalah  Diskusikan bersama keluarga penurunan BB
kurang dari dilakukan intervensi Verbal Penurunan BB drastic.
kebutuhan tubuh intervensi keperawatan selama adalah Jika  Ajak keluarga untuk menceritakan
sehingga terjadi keperawata 2x45 menit, terjadi Penurunan penyebab-penyebab lain terjadinya
Penurunan berat n selama keluarga mampu: BB dalam waktu penurunan Bb drastic.
badan setelah 2x45 menit 1. Mengenal Cepat/singkat.  Menjelaskan pada keluarga tanda dan gejala
pernikahan selama 6 masalah.  Penyeba akibat penurunan BB drastic.
menyebabkan minggu, 1.1. Menjelaskan Penurunan BB  Jelaskan pada keluarga dampak dari
mudah lelah, BB BB ny.Jeni kembali tetntang drastic adalah penurunan BB drastic jika berkelanjutan.
jauh dari rentang kembali penurunan BB kurangnya  Berikan kesempatan keluarga bertanya.
ideal pada naik/kondis drastis. asupan makanan,  Bantu keluarga untuk mengulangi apa yang
kelaurga Tn.Dedi i Ideal. 1.2. Menjelaskan pola tidur yang telah didiskusikan atau dijelaskan
khususnya kembali tidak baik(kurang  Beri pujian atas perilaku yang benar.
Ny.Jeni B.d penyebab tidur/begadang),
ketidakmampuan penurunan BB penyakit-
mengenal drastis penyakit tertentu.
masalah 1.3. Menyebutka  Tanda dan gejala
kesehatan. n kembali tanda penurunan BB
dan gejala drastic adalah
penurunan BB Badan terlihat
drastic Kurus, mudah
1.4. Menjelaskan lelah.
kembali dampak  Dampak
yang dapat penurunan BB
terjadi bila BB drastic adalah
tidak ideal. kurus(BB tidak
ideal), daya tahan
tubuh lemah, dan
lain-lain.
2. Mengambil Respon  Keluarga  Jelaskan pada keluarga mengenai tindakan
keputusan untuk verbal mengatakan yang harus dilakukan saat Ny.jeni sakit
mengatasi keputusannya akibat penurunan BB drastic ini.
penurunan BB dalam mengatasi  Bombing dan motivasi keluarga untuk
drastic penurunan BB mengambil keputusan dalam menangani
drastic pada masalah penurunan BB drastic
Ny.jeni  Beri pujian atas keputusan yang diambil
untuk mengatasi masalah gizi kurang pada
Ny.Jeni.
2. Cemas terhadap Setelah Setelah dilakukan Respon  Cemas adalah  Diskusikan bersama keluarga tentang
masa depan dilakukan intervensi Verbal mekanisme yang pengertian cemas.
karena belum intervensi keperawatan selama digunakan tubuh  Jelaskan kepada keluarga dampak akibat
memiliki keperawata 2x45 menit, untuk mengatasi cemas yang berkelanjutan.
pekerjaan pada n keluarga mampu: stress.  Jelaskan pada keluarga mengenai tuags
keluarga Tn.Dedi selama2x45 1. mengenal masalah  kecemasan jadi perkembangan keluarga pada tahap ini.
khususnya pada menit 1.1 Menjelaskan berlebihan dan  Jelaskan pada keluarga masalah-masalah
Tn.Dedi B.d selama 6 kembali pengertian tak terkendali, yang terjadi pada tahap perkembangan
ketidakmampuab minggu, cemas. kemungkinan keluarga saat ini.
mengambil keluarga bias menandakan  Beri kesempatan pada keluarga untuk
keputusan untuk mampu 1.2. menjelaskan
penyakit yang bertanya.
melakukan menghialng dampak karna cemas
disebut Anxiety  Bantu keluarga untuk mengulangi apa yang
tindakan yang kan rasa Disorder sebagai telah didiskusikan atau dijelaskan.
tepat cemas/berk dampaknya.  Beri pujian untuk perilaku yang benar.
urang.
2. Mengambil Respon  keluarga  Jelaskan pada keluarga mengenai tindakan
keputusan untuk verbal menyatakan yang harus dilakukan saat Tn.Dedi terlihat
mencegah terjadinya untuk terus kecewa.
gangguan cemas memotivasi  Bombing dan motivasi keluarga untuk
yang lebih parah, keluarga, dan mengambil keputusan dalam menangani
misalnya dengan saling masalah.
memanfaatkkan menghargai.  Beri pujian atas keputusan yang diambil
peluang-peluang untuk mengatasi masalah cemas pada
kerja. Tn.Dedi.
3. Resiko tinggi Setelah Setelah dilakukan Verbal  Ketergantungan  Diskusikan bersama keluarga tentang
terjadinya dilakukan kunjungan 2x45 rokok adalah pengertian ketergangungan.
penyakit akibat intervensi menit, keluarga menyebabkan  Jelaskan pada keluarga tentang penyebab
merokok pada keperawata mampu: ketergantungan seseorang merokok: karena pengaruh
Tn.dedi n 2x45 1. mengenal baik fisik keluarga, teman, atau karena
khususnya menit bahaya atau maupun mental. kepribadiannya.
Tn.dedi B.d selama 6 penyakit lanjut  3 dari 4 penyebab  Beri kesempatan keluarga untuk bertanya
ketidakmampuan minggu, akibat merokok. merokok yaitu: tentang hal yang tidak dimengerti.
mengenal diharapakan  Pengertian 1. Keluarga:  Bimbing keluarga untuk mengulangi apa
masalah keluarga ketergantungan adanya figure yang telah didiskusikan atau dijelaskan.
kesehatan mampu rokok merokok  Beri pujian atas kemampuan keluarga
mencegah  Penyebab dirumah. menyebutkan kembali apa yang telah
resiko ketergantungan 2. Kepribadian: dijelaskan atau didiskusikan.
terjadinya rokok perokok
penyakit biasanya dapat
akibat membuat orang
merokok lebih percaya
pada diri, rokok bias
Tn.dedi dijadikan
teman bagi
orang yang
introped.
3. Kelompok/tem
an: takut tidak
diterima oleh
kelompok,
sering
mendapat
tekanan dari
teman dan
besarnya
pengaruh
teman yang
merokok
4. Kesempatan:
mudahnya
mendapatkan
rokok dan
dengan harga
yang lebih
murah.
 3 akibat merokok
terkait dengan
gangguan:fisik,
psikologis, dan
social.
2. Setelah dilakukan Verbal Keluarga  Jelaskan kepada keluarga tentang akibat
kunjungan rumah mengatakan lanjut dari merokok.
3x45 menit, keputusanya untuk  Bombing keluarga untuk menyebutkan
keluarga dapat membantu Tn dedi kembali akibat merokok.
mengambil berhenti atau  Bombing dan motivasi keluarga untuk
keputusan untuk mengurangi rokok. mengambil keputusan dalam mengatasi
mencegah Tn Dedi ketergantungan rokok.
mengurangi rokok.  Beri pujian atas keputusan yang diambil
keluarga untuk mencegah ketergantungan
rokok pada Tn.Dedi.
3. Setelah dilakukan Verbal  Keluarga dapat  jelaskan pada keluarga tentang cara
5x45 menit redement menjelaskan mengurangi atau berhenti merokok pada Tn
kunjungan rumah, rasi tentang cara Dedi meliputi: Cara memberikan pada
keluarga dapat mencegah atau Tn.Dedi, komunikasi efektif.
membantu Tn.Dedi mengurangi  Demonstrasikan kepada keluarga tentang:
untuk mengurangi rokok pada  Cara berkomunikasi yang efektif
atau berhenti Tn.dedi yaitu  Cara memeberikan dukungan.
merokok. tetap  Beri kesempatan keluarga untuk
memberikan mendemonstrasikan kembali cara membantu
dukungan dan mengurangi atau berhenti merokok.
perhatian pada  Beri kesempatan keluarga untuk
Tn.dedi, tentukan menanyakan hal-hal yang tidak jelas atau
apakah akan dimengerti.
berhenti total  Beri pujian keluarga atas keberhasilan
atau berhenti tindakan yang dilakukan keluarga.
sedikit demi
sedikit.
 Keluarga dapat
menyebutkan
cara membantu
Tn.Dedi
mengurangi atau
berhenti
merokok.
 Keluarga dapat
mendemonstrasik
an kembali
dengan benar
tentang:
 Cara
berkomunikasi
yang efektip
 Cara
memberikan
dukungan.
4. Setelah dilakukan Verbal,  Keluarga dapat  Diskusikan dengan keluarga tentang
kunjungan 3x35 psikomot menyebutkan modifikasi lingkungan yang dapat membantu
menit, keluarga or, cara Tn.Dedi mengurangi atau berhenti merokok
mampu kunjunga memodifikasi: untuk mencegah penyakit akibat merokok.
memodifikasi n yang  Lingkungan fisik  Motivasi keluarga untuk dapat menata
lingkungan untuk tidak di rumah yaitu: lingkungan rumah baik fisik maupun
membantu duga. menghindari psikologis yang dapat membantu T.Dedi
mengurangi atau teman-teman mengurangi atau berhenti merokok untuk
berhenti merokok perokok, mencegah penyakit.
pada Tn.Dedi untuk menghindari  Beri pujian atas penataan lingkungan yang
mencegah terjadinya tempat-tempat telah dilakukan oleh keluarga.
penyakit akibat mengijinkan
merokok. orang bebas
merokok.
 Lingkungan
psikologis yaitu;
buat lingkungan
yang nyaman.
 Keluarga dapat
memodifikasi
lingkungan agar
Tn.Dedi berhenti
merokok atau
mengurangi.

3.6 Evaluasi
Catatan Asuhan Keperawatan Keluarga keluarga Tn.Dedi
Dx.
Tgl & waktu Implementasi Evaluasi
Keperawatan
Perubahan Sabtu,02 juli  Diskusikan bersama keluarga Subjektif:
nutrisi kurang 2011, penurunan BB drastic.  Ny.Jeni Mengatakan ia sekarang mengerti
dari kebutuhan Pukul 10.00  Ajak keluarga untuk mengenai masalah penurunan BB drastis yang
tubuh sehingga wib menceritakan penyebab- mempunyai Dampak.
terjadi penyebab lain terjadinya  Ny.Jeni mengatakan lebih memperhatikan
Penurunan berat penurunan BB drastic. asupan makanan kalori dan proteinya.
badan setelah  Menjelaskan pada keluarga Objektif:
pernikahan tanda dan gejala akibat
menyebabkan penurunan BB drastic.  Ny.Jeni dapat menjelakan kembali masalah
mudah lelah, BB penurunan BB drastis
 Jelaskan pada keluarga dampak
jauh dari rentang dari penurunan BB drastic jika  Ny.jeni sebelumnya mengangkap bukan
ideal pada berkelanjutan. masalah dengan penurunan BB drastic dan BB
kelaurga tidak ideal saat pertama kali dijelaskan, namun
 Berikan kesempatan keluarga
Tn.Dedi setelah terlibat diskusi, Ny.Jeni banyak sekali
bertanya.
khususnya melontar pertanyaan.
 Bantu keluarga untuk
Ny.Jeni B.d mengulangi apa yang telah
ketidakmampua Analisa:
didiskusikan atau dijelaskan
n mengenal
 Beri pujian atas perilaku yang  Keluarga sudah mengetahui masalah mengenai
masalah
benar penurunan BB drastic dan telah mengambil
kesehatan
 Jelaskan pada keluarga keputusan yang tepat yaitu Ny.Jeni banyak
mengenai tindakan yang harus makan kalori,vitamin, makan teratur,istirahat
dilakukan saat Ny.jeni sakit teratur.
akibat penurunan BB drastic Planning:
ini.
 Lakukan pemantauan BB sampai BB ideal.
 Bombing dan motivasi keluarga
untuk mengambil keputusan
dalam menangani masalah
penurunan BB drastic
 Beri pujian atas keputusan yang
diambil untuk mengatasi
masalah gizi kurang pada
Ny.Jeni.
Cemas terhadap Minggu, 03  Diskusikan bersama keluarga Subejektif:
masa depan juli 20011, tentang pengertian cemas.  Tn.Dedi mengatakan ia sekarang mengerti
karena belum Pukul 11.00  Jelaskan kepada keluarga tentang pengertian cemas.
memiliki wib dampak akibat cemas yang  Tn.dedi mengatakan ia telah memahami
pekerjaan pada berkelanjutan. dampak dari cemas jika berkelanjutan.
keluarga  Jelaskan pada keluarga  Tn. Dedi mengatakan telah mengerti tugas
Tn.Dedi mengenai tuags perkembangan keluarga di tahap perkembangan keluarga saat
khususnya pada keluarga pada tahap ini. ini/pemula.
Tn.Dedi B.d  Jelaskan pada keluarga
ketidakmampua masalah-masalah yang terjadi Objektif:
b mengambil pada tahap perkembangan
keputusan untuk keluarga saat ini.  Tn.Dedi menjelaskan kembali definisi cemas,
melakukan dampak cemas jika berkelanjutan,serta tugas
 Beri kesempatan pada keluarga
tindakan yang keluarga ditahap perkembangan saat ini.
untuk bertanya.
tepat  Tn.Dedi sebelumnya menganggap cemas itu
 Bantu keluarga untuk
bukan masalah, namun setelah telibat diskusi,
mengulangi apa yang telah
Tn.Dedi banyak sekali melontarkan pertanyaan.
didiskusikan atau dijelaskan.
 Beri pujian untuk perilaku yang
Analisa:
benar
 Jelaskan pada keluarga  Keluarga sudah mengetahui mengenai cemas,
mengenai tindakan yang harus dampak dan tugas keluarga pada tahap
dilakukan saat Tn.Dedi terlihat perkembangan saat ini.
kecewa.
 Bombing dan motivasi keluarga Planning:
untuk mengambil keputusan
dalam menangani masalah.  Lakukan pemantauan terhadap Ekspresi atau
ucapan kalimat-kalimat yang keluar dari
 Beri pujian atas keputusan yang
Tn.Dedi, apakah masih ada kata
diambil untuk mengatasi menyerah,mengeluh, atau rasa ketakutan.
masalah cemas pada Tn.Dedi
Resiko tinggi Senin,04 juli  Diskusikan bersama keluarga Subjektif:
terjadinya 2011, tentang pengertian  Tn.Dedi mengatakan ia sekarang mengerti
penyakit akibat Pukul 09.00 ketergangungan. mengenai ketergantungan merokok.
merokok pada WIB  Jelaskan pada keluarga tentang  Tn.Dedi mengataka ia sekarang mengerti
Tn.dedi penyebab seseorang merokok: tentang dampak jika tidak berhenti atau
khususnya karena pengaruh keluarga, engurangi merokok.
Tn.dedi B.d teman, atau karena  Tn.Dedi sekarang telah memperhatikan
ketidakmampua kepribadiannya. kesehatannya.
n mengenal  Beri kesempatan keluarga untuk  Tn.dedi mengatakan akan mengurangi merokok
masalah bertanya tentang hal yang tidak sedikit demi sedikit sampai berhenti.
kesehatan dimengerti.
 Bombing keluarga untuk Objektif:
mengulangi apa yang telah
didiskusikan atau dijelaskan.  Tn.Dedi menjelaskan kembali tentang
 Beri pujian atas kemampuan ketergantungan merokok.
keluarga menyebutkan kembali  Tn.Dedi menjelaskan kembali tentang
apa yang telah dijelaskan atau dampak/akibat dari merokok.
didiskusikan.  Tn.Dedi yang awalnya belum antusias saat
 Jelaskan kepada keluarga dijelaskan mengenai dampak-dampak dari
tentang akibat lanjut dari merokok, namun setelah terlibat dalam diskusi,
merokok. Tn.Dedi banyak melontarkan pertanyaan-
 Bimbing keluarga untuk pertanyaan.
menyebutkan kembali akibat
merokok. Analisa:
Keluarga sudah mengetahui akibat/dampak dari
 Bimbing dan motivasi keluarga
merokok, dan telah mengambil keputusan yang
untuk mengambil keputusan
tepat untuk mengurangi atau berhenti merokok.
dalam mengatasi
ketergantungan rokok.
Planning:
 Beri pujian atas keputusan yang
diambil keluarga untuk
mencegah ketergantungan  Lakukan pemantauan terhadap Tn.Dedi dalam
rokok pada Tn.Dedi. mengurangi atau berhenti merokok.
 jelaskan pada keluarga tentang
cara mengurangi atau berhenti
merokok pada Tn Dedi
meliputi: Cara memberikan
pada Tn.Dedi, komunikasi
efektif.
 Demonstrasikan kepada
keluarga tentang:
 Cara berkomunikasi yang
efektif
 Cara memeberikan
dukungan.
 Beri kesempatan keluarga untuk
mendemonstrasikan kembali
cara membantu mengurangi
atau berhenti merokok.
 Beri kesempatan keluarga untuk
menanyakan hal-hal yang tidak
jelas atau dimengerti.
 Beri pujian keluarga atas
keberhasilan tindakan yang
dilakukan keluarga.
 Diskusikan dengan keluarga
tentang modifikasi lingkungan
yang dapat membantu Tn.Dedi
mengurangi atau berhenti
merokok untuk mencegah
penyakit akibat merokok.
 Motivasi keluarga untuk dapat
menata lingkungan rumah baik
fisik maupun psikologis yang
dapat membantu T.Dedi
mengurangi atau berhenti
merokok untuk mencegah
penyakit.
 Memberi pujian atas penataan
lingkungan yang telah
dilakukan oleh keluarga.
.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Keluarga  adalah unit terkecil dari masyarakat dua orang / lebih, memiliki ikatan
perkawinan dan pertalian darah, hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi, punya
peran masing-masing dan mempertahankan suatu budaya.
Ciri-ciri keluarga, antara lain sebagai berikut : Diikat tali perkawinan, ada
hubungan darah, ada ikatan batin, tanggung jawab masing–masing, ada pengambil
keputusan, kerjasama diantara anggota keluarg, interaksi, dan tinggal dalam suatu rumah.
Tugas perkembangan kelaurga pada tahap keluarga pemula yaitu: membangun
perkawinan, menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis, membina
hubungan dengan keluarga  lain: teman dan kelompok social, serta merencanakan
penambahan anggota baru (mempersiapkan menjadi orangtua), mendiskusikan rencana
punya anak
4.2 Saran
Sebaiknya sebagai seorang perawat/calon perawat harus selalu memberikan
pendidikan kesehatan kepada pasangan keluarga pemula, agar bias menjalin hubungan
keluarga yang harmonis ke depanya nanti.
DAFTAR PUSTAKA

Suprajitno.2004.Asuhan Keperawatan Keluarga(aplikasi dalam praktik).EGC:Jakarta.


Elizabeth, Anderson.2006.Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori dan
Praktik.EGC:Jakarta.
Friedman, Marylinn M.1978.Keperawatan Keluarga Teori dan praktik.EGC:Jakarta.
Supriadi.2009.Keperawatan Keluarga.-:Bandung.

Anda mungkin juga menyukai