MAKASSAR
OLEH :
70900119014
TIM PEMBIMBING:
( ) ( )
2019
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah ﷻ karena dengan rahmat,
ii
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................... 1
BAB II ................................................................................................................... 13
A. Pengkajian .................................................................................................. 13
C. Evaluasi ...................................................................................................... 17
iii
BAB I
dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah atau nyeri).
kesehatan, dan integritas institusional. Menurut Kolcaba & DiMarco (2005) hal
kenyamanan terdiri atas tiga tipe, yaitu (1) relief: kondisi resipien yang
membutuhkan penanganan spesifik dan segera, (2) ease: kondisi tenteram atau
kepuasan hati dari klien yang terjadi karena hilangnya ketidak nyamanan fisik
1
Kenyamanan mesti dipandang secara holistik yang mencakup empat
aspek yaitu:
sosial.
kehidupan).
2
menghargai hak-hak klien tanpa memandang status sosial atau budaya,
memberikan lingkungan yang aman bagi klien (Kolcaba, Tilton, & Drouin,
2006).
Persepsi dari rasa nyeri yang timbul juga berbeda antar pasien dengan
terhadap rasa nyeri yang dirasakan oleh pasien adalah hal yang nyata
B. Defenisi Nyeri
Nyeri merupakan sensasi yang rumit, unik, universal, dan bersifat individual
karena respon individu terhadap sensasi nyeri beragam dan tidak bisa
disamakan satu sama lain (Asmadi, 2008). Nyeri merupakan keadaan ketika
3
individu mengalami sensasi ketidaknyaman dalam merespons suatu rangsangan
dengan kerusakan jaringan actual atau fungsional dengan onset mendadak atau
lambat dan berintesitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3
kerusakan jaringan actual atau fungsional dengan onset mendadak atau lambat
dan berintesitas ringan hingga berat yang berlangsung lebih dari 3 bulan (PPNI,
2016)
penderitaan yang diakibatkan oleh persepsi jiwa yang nyata, ancaman, dan
hanya berfokus pada pengelolahan fisik semata, namun penting juga untuk
2014).
Namun tidak semua individu mampu mengungkapkan rasa nyeri yang dirasakan
perilaku nonverbal yang dapat terjadi bersama dengan nyeri (Ariesta, 2014).
4
sangat bebas yang memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki myelin, yang
tersebar pad akulit dan mukosa, khususnya pada vicera, persendian, dinding
arteri, hati dan kadung empedu. Reseptor nyeri dapat memberikan respon akibat
adanya stimulasi atau rangsangan. Stimulasi tersebut dapat berupa zat kimiawi
Stimulasi yang lain dapat berupa termal, listrik atau mekanis (kemenkes, 2016)
Sel yang rusak yang diakibatkan karena adanya stimulus internal, mekanik,
Pada dasarnya, tubuh setiap orang mampu menyesuaikan diri dan membuat
bawah kornu dorsalis di medula spinalis. Serabut ini disebut dengan sistem
motilitas saluran cerna, dan vasokontriksi perifer. Sedangkan respon nyeri pada
jantung dan tekanan darah, pernafasan cepat dan tidak teratur, mual dan muntah,
5
Gambar 1.1 Mekanisme Nyeri
D. Teori Gate Control
Pada tahun 1959, Melzack & Wall menjelaskan tentang gerbang
dan persepsi nyeri. Rangsangan atau impuls nyeri yang disampaikan oleh
hantaran rasa nyeri terhambat juga. Rangsangan serat besar ini dapat
6
akan mempengaruhi aktifitas sel T. Rangsangan pada serat kecil akan
2006).
E. Klasifikasi Nyeri (Kemenkes, 2016)
Secara umum nyeri dibedakan menjadi 2 yakni: nyeri akut dan nyeri kronis.
Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat
tegangan otot. Nyeri kronis adalah nyeri yang timbul secara perlahan-lahan,
biasanya berlangsung dalam waktu yang cukup lama, yaitu lebih dari 6 bulan.
Yang termasuk dalam nyeri kronis ini adalah nyeri terminal, sindrom nyeri
kronis, dan nyeri psikosomatis. Bila ditinjau dari sifat terjadinya, nyeri dibagi
menjadi nyeri tertusuk dan nyeri terbakar.
7
1. Lingkungan
yang kurang mendukung seperti ribut dan terang maka intensitas nyeri akan
bertambah.
2. Usia
terus bertambah seiring dengn bertambahya usia. Oleh karena itu, persepsi
3. Jenis kelamin
Dalam suatu study dilaporkan bahwa jenis kelamin laki-laki akan kurang
4. Kultur
5. Makna nyeri
6. Kecemasan
8
Ketika seseorang sudah mengalami jenis nyeri yang sama dengan masa
lampau, maka akan lebih mudah bagi individu untuk melakukan tindakan
penghilang rasa nyeri. Hal ini terjadi karena adanya proses pengontrolan
8. Pola koping
perlindungan.
10. Harapan
juga dapat menjadi peran yang sangat penting dalam meningkatkan efek
penyembuhan.
9
f. Nyeri melahirkan
H. Skala Pengukuran Nyeri
Skala nyeri merupakan suatu gambaran tentang tingkat nyeri yang dirasakan
oleh individu. Pengukuran skala nyeri bersifat sangat subjektif dan individual
dan kemungkinan nyeri dalam skala yang sama dirasakan sangat berbeda oleh
dua orang yang berbeda. Pengukuran nyeri dengan pendekatan objektif yaitu
gambaran pasti tentang nyeri yang dirasakan oleh setiap individu (Syahriyani,
2010).
Beberapa alat bantu yang dapat digunakan untuk mengukur skala atau
salah satu alat ukur tingkat keparahan yang lebih bersifat objektif. Skala
deskriptif verbal ini merupakan sebuah garis yang terdiri dari kalimat
pendeskripsian yang berawal dari tidak ada nyeri sampai nyeri berat yang
10
2. Skala Numerik
Skala numerik atau Numerical Rating Scale (NRS) merupakan salah alat
ukur nyeri yang digunakan sebagai pengganti alat deskripsi kata. Dalam hal
ini, pasien memberikan nilai terhadap nyeri yang dirasakan mulai dari skala
Skala analog visual atau Visual Analog Scale (VAS) merupakan suatu
pengukuran dengan garis lurus yang mewakili intensitas nyeri yang terus
menerus dan memiliki alat pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya. Pada
(Prasetyo, 2010).
11
Gambar 1.4 Skala Analog Visual
kurang dari tujuh tahun. Pada pengukuran skala wajah, pasien diminta untuk
memilih gambar wajah yang sesuai dengan nyeri yang dirasakan. Pilihan ini
kemudian diberikan skor angka. Skala wajah Wong-Baker menggunakan
menangis. Pada setiap gambar kartun wajah diberikan skor 0 sampai dengan
12
BAB II
Trauma pada jaringan tubuh, misalnya ada luka bekas operasi/ bedah
menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan dan iritasi secara langsung
pada reseptor sehingga mengganggu rasa nyaman klien
13
2) Berteriak
Amati gerak tubuh pasien untuk mealokasikan tempat atau rasa yang
tidak nyaman
14
2) Respon parasimpatik
a) Pucat
b) ketegangan otot
c) penuru nan denyut jantung
d) mual dan muntah
e) kelemahan dan kelelahan
3) Respon perilaku
Respon perilaku yang sering di tunjukan oleh pasien antara lain
perubahan postur tubuh, mengusap, menopong wajah bagian nyeri yang
sakit mengertakan gigi, ekspresi wajah meringis, mengerutkan alis
3. Pemeriksaan Penunjang
a. USG
USG digunakan untuk data penunjang apabila ada rasa tidak nyaman
pada bagian perut
b. Rontgen
Rontgen untuk mengetahui tulang/organ yang abnormal yang dapat
mengganggu rasa nyaman klien
15
1) Keluhan nyeri menurun dari 3 ke 2
2) Meringis dapat menurun dari 3 ke 2
3) Gelisah dapat menurun dari 3 ke 2
4) Sikap protektif dapat menurun dari 3 ke 2
b. Intervensi keperawatan dan rasional
1) Observasi
a) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan
intensitas nyeri
Rasional : mengetahui lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
dan intensitas nyeri dari pasien
b) Identifikasi skala nyeri
Rasional : mengetahui tingkat nyeri yang dirasakan pasien
c) Identifikasi factor yang memperberat dan memperingan nyeri
Rasional : mengetahaui hal-hal yang dapat memperberat ataupun
memperingan nyeri yang dirasakan pasien
d) Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
Rasional : mengetahui seberapa besar rasa nyeri mempengarui
kualitas hidup pasien
2) Terapeutik
a) Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis.
Terapi pijat, kompres hangat/dingin, hypnosis, relaksasi napas
dalam)
b) Rasional : mengurangi tingkat nyeri pasien/ mengalihkan pasien dari
rasa nyerinya
c) Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri
Rasional : mengurangi resiko factor yang dapat memperberat
nyeri/menimbulkan nyeri
d) Fasilitasi isterahat dan tidur
Rasional : mengalihkan dan memenuhi kebutuhan istrahat pasien
3) Edukasi
a) Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
Rasional : memberikan informasi terkait nyeri yang dirasakan pasien
b) Jelaskan strategi mengatasi nyeri
Rasional : membantu pasien mengatasi saat rasa nyeri muncul
16
c) Anjurkan untuk memonitor nyeri secara mandiri
Rasional : pasien dapat mengetahui sendiri karakteristik, penyebak,
lokasi saat nyeri muncul
d) Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Rasional : memudahkan pasien untuk mengotrol nyeri dengan cara
sederhana
4) Kolaborasi
a) Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Rasional : mengurangi/ menghilangkan rasa nyeri yang dirasakan
pasien
C. Evaluasi
Evaluasi dapat dibedakan atas evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi
proses dievaluasi setiap selesai melakukan perasat dan evaluasi hasil berdasarkan
rumusan tujuan terutama kriteria hasil. Hasil evaluasi memberikan acauan tentang
perencanaan lanjutan terhadap masalah nyeri yang dialami oleh pasien.
17
DAFTAR PUSTAKA
Kolcaba, K., & DiMarco, M., A. 2005. Comfort theory and its application to
pediatric nursing. Pediatric Nursing, 31(3), 187-194. Diakses di:
http://www.medscape.com/viewarticle/507387.
Kolcaba, K., Tilton, C., & Drouin, C. 2006. Comfort theory a unifying
framework to enhance the practice environment. The Journal of Nursing
Administration, 36(11), 538-544. Diakses di:
http://thecomfortline.com/files/pdfs/2006
Potter & Perry. 2009. Fundamentals of nursing, (7th ed.). Missouri : Mosby
Elsevier, Inc
Taylor, C.R., Lilis, C., Lemone, P., Lynn, P., 2011. Fundamentals of Nursing: The
Art and Science of Nursing Care, 7th ed. Wolters Kluwer, China
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI) Edisi 1 Cetakan 2. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)
Edisi 1 Cetakan 2. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI) Edisi 1 Cetakan 3(Revisi) . Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI
18