OLEH :
Nurfadilah
NIM : 70900119042
( ) ( )
i
KATA PENGANTAR
Nurfadillah
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
B. Defenisi Nyeri...............................................................................................2
I. Penanganan Nyeri........................................................................................11
BAB II....................................................................................................................13
A. Pengkajian...................................................................................................13
D. Penyimpangan KDM..................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................25
iii
BAB I
sejahtera atau nyaman baik secara mental, fisik, maupun sosial. Adapun
kehidupan)
alamiah lainnya)
kurang senang, kurang lega, dan kurang sempurna dalam dimensi fisik,
iv
psikospiritual, lingkungan serta sosial yang biasanya mempunyai tanda dan
nyeri baik itu nyeri akut (nyeri yang berlangsung kurang dari 6 bulan)
harus diketahui yakni keyakinan perawat terhadap rasa nyeri yang dirasakan
oleh pasien adalah hal yang nyata sehingga dibutuhkan manajemen nyeri yang
efektif untuk setiap pasien. Manajemen nyeri adalah prioritas yang penting
juga, para peneliti dalam bidang kesehatan bersatu dan mengupayakan hal
tersebut. (Taylor,2011).
B. Defenisi Nyeri
individual karena respon individu terhadap sensasi nyeri beragam dan tidak
bisa disamakan satu sama lain (Asmadi, 2008). Nyeri merupakan keadaan
dengan kerusakan jaringan actual atau fungsional dengan onset mendadak atau
v
lambat dan berintesitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3
kerusakan jaringan actual atau fungsional dengan onset mendadak atau lambat
dan berintesitas ringan hingga berat yang berlangsung lebih dari 3 bulan
(PPNI, 2016)
sebagai penderitaan yang diakibatkan oleh persepsi jiwa yang nyata, ancaman,
dan fantasi luka. Nyeri merupakan suatu keadaan yang menitiberatkan pada
hanya berfokus pada pengelolahan fisik semata, namun penting juga untuk
2014).
(Ariesta, 2014).
vi
C. Fisiologi Sistem Nyeri
saraf sangat bebas yang memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki nyelin,
yang tersebar pad akulit dan mukosa, khususnya pada vicera, persendian,
dinding arteri, hati dan kadung empedu. Reseptor nyeri dapat memberikan
macam asam yang dilepas apabila terdapat kerusakan pada jaringan akibat
kekurangan oksigenasi. Stimulasi yang lain dapat berupa termal, listrik atau
vii
Pada umumnya saraf otomom (simpatis dan parasimpatis) menghasilkan
respon nyeri pada stimulasi saraf parasimpatis seperti pucat, ketegangan otot,
penurunan denyut jantung dan tekanan darah, pernafasan cepat dan tidak
teratur, mual dan muntah, serta kelemahan atau kelelahan (Potter dan Perry,
2006).
viii
dan persepsi nyeri. Rangsangan atau impuls nyeri yang disampaikan oleh
menguntungkan dari kerja serat saraf besar dan kecil yang keduanya
hantaran rasa nyeri terhambat juga. Rangsangan serat besar ini dapat
kronis. Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat
tegangan otot. Nyeri kronis adalah nyeri yang timbul secara perlahan-lahan,
biasanya berlangsung dalam waktu yang cukup lama, yaitu lebih dari 6 bulan.
Yang termasuk dalam nyeri kronis ini adalah nyeri terminal, sindrom nyeri
kronis, dan nyeri psikosomatis. Bila ditinjau dari sifat terjadinya, nyeri dibagi
ix
F. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri
Menurut Solehati dan Cecep Eli Kosasih (2015), pengalaman nyeri pada
1. Lingkungan
yang kurang mendukung seperti ribut dan terang maka intensitas nyeri
akan bertambah.
2. Usia
terus bertambah seiring dengn bertambahya usia. Oleh karena itu, persepsi
3. Jenis kelamin
Dalam suatu study dilaporkan bahwa jenis kelamin laki-laki akan kurang
4. Kultur
x
Respon terhadap nyeri tergantung pada bagaimana orang belajar dari
5. Makna nyeri
6. Kecemasan
masa lampau, maka akan lebih mudah bagi individu untuk melakukan
tindakan penghilang rasa nyeri. Hal ini terjadi karena adanya proses
8. Pola koping
perlindungan.
10. Harapan
xi
pasien tentang keefektifan intervensi maka semakin efektif pula
yang positif juga dapat menjadi peran yang sangat penting dalam
dirasakan oleh individu. Pengukuran skala nyeri bersifat sangat subjektif dan
individual dan kemungkinan nyeri dalam skala yang sama dirasakan sangat
berbeda oleh dua orang yang berbeda. Pengukuran nyeri dengan pendekatan
memberikan gambaran pasti tentang nyeri yang dirasakan oleh setiap individu
(Syahriyani, 2010).
Beberapa alat bantu yang dapat digunakan untuk mengukur skala atau
salah satu alat ukur tingkat keparahan yang lebih bersifat objektif. Skala
xii
deskriptif verbal ini merupakan sebuah garis yang terdiri dari kalimat
pendeskripsian yang berawal dari tidak ada nyeri sampai nyeri berat yang
2. Skala Numerik
alat ukur nyeri yang digunakan sebagai pengganti alat deskripsi kata.
Dalam hal ini, pasien memberikan nilai terhadap nyeri yang dirasakan
mulai dari skala 0 sampai dengan 10. Skala 0 dideskripsikan sebagai tidak
pasca operasi pada pasien yang berusia lebih dari 7 tahun (Prasetyo, 2010).
xiii
Skala analog visual atau Visual Analog Scale (VAS) merupakan suatu
pengukuran dengan garis lurus yang mewakili intensitas nyeri yang terus
menerus dan memiliki alat pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya. Pada
(Prasetyo, 2010).
kurang dari tujuh tahun. Pada pengukuran skala wajah, pasien diminta
untuk memilih gambar wajah yang sesuai dengan nyeri yang dirasakan.
sedih, sampai menangis. Pada setiap gambar kartun wajah diberikan skor 0
xiv
I. Penanganan Nyeri
dan non farmakologi. Banyak cara yang dilakukan untuk mengurangi nyeri
salah satunya yaitu dengan teknik distraksi relaksasi dan distraksi relaksasi
farmakologi (analgesik) cara lain yang berperan yakni tindakan non farmakologi
dalam hal ini teknik relaksasi. Teknik relaksasi merupakan alternatif non
Relaksasi merupakan suatu kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan
stress, karena dapat mengubah persepsi kognitif dan motivasi afektif pasien.
Teknik relaksasi membuat pasien dapat mengontrol diri ketika terjadi rasa
Jenis musik yang digunakan dalam terapi musik dapat disesuaikan dengan
keinginan, seperti musik klasik, instrumentalia, dan slow musik (Erfandi, 2009).
musik terhadap respon nyeri pada pasien dengan post operasi di RSUD A.
xv
respon nyeri responden pada kelompok intervensi sebelum terapi musik
adalah sebesar 8,35, sedangkan rerata respon nyeri responden pada kelompok
kontrol sebelum diberikan prosedur standar adalah sebesar 8,65, rerata respon
nyeri responden pada kelompok intervensi setelah terapi musik adalah sebesar
xvi
BAB II
1. Biodata/identitas
Mendapatkan data identitas pasien meliputi nama, umur, jenis kelamin,
2. Riwayat keperawatan
a. Riwayat penyakit sekarang
klien. Keamanan yang ada dalam lingkungan ini akan mengurangi insiden
terjadinya penyakit dan cedera yang akan mempengaruhi rasa aman dan
nyaman klien.
Trauma pada jaringan tubuh, misalnya ada luka bekas operasi/ bedah
menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan dan iritasi secara langsung
pada reseptor sehingga mengganggu rasa nyaman klien
xvii
a. Ekspresi wajah
1) Menutup mata rapat-rapat
2) Membuka mata lebar-lebar
3) Menggigit bibir bawah
b. Verbal
1) Menangis
2) Berteriak
Amati gerak tubuh pasien untuk mealokasikan tempat atau rasa yang
tidak nyaman
xviii
1) Respon simpatik
a) peningkatan frekuensi pernafasan
b) dilatasi saluran bronkiolus
c) peningkatan frekuensi denyut jantung
d) dilatasi pupil
e) penurunan mobilitas saluran cerna
2) Respon parasimpatik
a) Pucat
b) ketegangan otot
c) penuru nan denyut jantung
d) mual dan muntah
e) kelemahan dan kelelahan
3) Respon perilaku
Respon perilaku yang sering di tunjukan oleh pasien antara lain
perubahan postur tubuh, mengusap, menopong wajah bagian nyeri
yang sakit mengertakan gigi, ekspresi wajah meringis, mengerutkan
alis
4. Pemeriksaan Penunjang
a. USG
USG digunakan untuk data penunjang apabila ada rasa tidak nyaman
pada bagian perut
b. Rontgen
Rontgen untuk mengetahui tulang/organ yang abnormal yang dapat
mengganggu rasa nyaman klien
1. Nyeri Akut
a. Defenisi
xix
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
dari 3 bulan.
nyeri)
3. Gelisah
5. Sulit tidur
Subjektif : -
5. Menarik diri
7. Diaforesis
xx
1. Agen pencedera Fisiologis (mis. Inflamasi, iskemia, neoplasma)
berlebihan).
2. Nyeri kronik
a. Defenisi
dari 3 bulan.
2. Gelisah
2. Waspada
4. Anoreksia
xxi
5. Fokus menyempit
3. Penekanan saraf
4. Infiltrasi tumor
6. Gangguan imunitas
a. Defenisi
secara mandiri
xxii
2. Rentang gerak (ROM) menurun
3. Gerakan terbatas
4. Fisik lemah
2. Perubahan metabolisme
3. Ketidakbugaran fisik
6. Nyeri
7. Gangguan muskuloskeletal
xxiii
Kriteria Hasil
jaringan aktual atau fungsional dengan onset mendadak atau lambar dan
berintraksi ringan hingga berat dan konstan dapat menurut dengan kriteria
hasil:
1) Observasi
intensitas nyeri
xxiv
2) Terapeutik
dalam)
rasa nyerinya
nyeri/menimbulkan nyeri
3) Edukasi
sederhana
4) Kolaborasi
xxv
a) Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
pasien.
b. Kriteria Hasil
Kemampuan dalam gerakan fisik satu atau lebih ekstremitas secara
1) Observasi
mobilisasi
xxvi
Rasional : mengetahaui adanya perubahan frekuensi jantug dan
2) Terapeutik
tempat tidur)
melakukan mobilisasi
meningkatkan pergeran
demi sedikit
3) Edukasi
xxvii
PENYIMPANGAN KDM
Etiologi
merangsang nosiseptor
dihantarkan
serabut tipe A
serabut tipe C
Medulla spinalis
otak
persepsi nyeri
Nyeri
xxviii
DAFTAR PUSTAKA
Potter & Perry. 2006. Fundamentals of nursing, (7th ed.). Missouri : Mosby
Elsevier, Inc
Prasetyo, S. N. (2010). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri.
Yogyakarta : Raha Ilmu.
Potter & Perry. 2009. Fundamentals of nursing, (7th ed.). Missouri : Mosby
Elsevier, Inc
Tamsuri, A. (2007). Konsep & Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta : EGC.
Taylor, C.R., Lilis, C., Lemone, P., Lynn, P., 2011. Fundamentals of Nursing: The
Art and Science of Nursing Care, 7th ed. Wolters Kluwer, China
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI) Edisi 1 Cetakan 2. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(SLKI) Edisi 1 Cetakan 2. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI) Edisi 1 Cetakan 3(Revisi) . Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI
xxix