MAKALAH
DIBUAT OLEH :
1. ELLYSABETH HARTATI (211151007)
2. MARUWAN KRISTO (211151018)
3. RENDY LUNSA SAPUTRA (211151029)
4. YUSTINA SARI (211151040)
DOSEN PENGAMPU
Ns. EMILIANA, S.Kep.,M.A.P,
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga kami bisa menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul "Pengkajian Fisik Kebutuhan
Rasa Aman dan Nyaman."
Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ns. Emiliana, S.Kep.,M.A.P, selaku
dosen pembimbing mata kuliah Metodologi Keperawatan yang telah membantu kami dalam
mengerjakan makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Makalah ini menyajikan informasi mengenai kebutuhan rasa aman dan nyaman yang
diharapkan dapat menambah pengetahuan pembaca yang membaca makalah ini. Makalah ini dibuat
guna memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Keperawatan. Semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan teman-teman mahasiswa yang lain akan kebutuhan rasa aman dan nyaman.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini. Oleh sebab itu, saran
dan kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan tugas makalah kami ini selanjutnya. Kami juga
berharap semoga makalah ini mampu memberikan pengetahuan tentang kebutuhan rasa aman dan
nyaman kepada pembaca dan sekali lagi kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ns. Emiliana,
S.Kep.,M.A.P, selaku dosen pembimbing mata kuliah Metodologi Keperawatan.
Demikian yang dapat kami sampaikan pada makalah ini, semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat serta tambahan pengetahuan bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan rasa nyaman adalah suatu keadaan yang membuat seseorang merasa
nyaman, terlindung dari ancaman psikologis, bebas dari rasa sakit terutama nyeri (Purwanto
dalam Karendehi, 2015). Nyeri adalah suatu sensori subyektif dan pengalaman emosional yang
tidak menyenangkan terkait kerusakan jaringan yang aktual maupun potensial, atau yang di
gambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut (Meliala & Suryamiharja, 2007).
nyeri merupakan pengalaman pribadi yang diperlihatkan dengan cara berbeda pada setiap
individu. Setiap individu memiliki pengalaman nyeri dengan skala tertentu. Nyeri bersifat
subyektif dan dipersepsikan individu berdasarkan pengalamannya. Nyeri menjadi alasan paling
umum seseorang mencari perawatan kesehatan karena merasakan terganggu dan menyulitkan
mereka. Nyeri secara serius jika tidak ditangani dapat menyebabkan ketidakmampuan dan
imobilisasi pada individu, sehingga kondisi tersebut akan merusak kemampuan individu untuk
melakukan aktifitas perawatan diri, menyebabkan isolasi sosial, depresi serta perubahan konsep
diri Menurut Smeltzer & Bare (2002), Secara umum nyeri di kategorikan menjadi
dua yaitu nyeri akut dan nyeri kronis. Nyeri akut merupakan nyeri yang berlangsung dari
beberapa detik hingga kurang dari enam bulan biasanya dengan 2 awitan tiba-tiba dan umumnya
berkaitan dengan cidera fisik dimana nyeri akut mengindikasikan adanya kerusakan atau cidera
telah terjadi dan tidak ada penyakit sistemik, biasanya menurun sejalan dengan terjadinya
penyembuhan, salah satunya adalah nyeri akibat pembedahan. Nyeri kronik adalah nyeri konstan
atau intermiten yang menetap sepanjang suatu periode waktu dimana nyeri ini berlangsung di
luar waktu penyembuhan yang diperkirakan dan sering tidak dapat dikaitkan dengan penyebab
atau cidera spesifik. Nyeri kronis dapat tidak mempunyai awitan yang ditetapkan dengan tepat
dan sering sulit untuk diobati karena biasanya nyeri ini tidak memberikan respon terhadap
pengobatan yang diarahkan pada penyebabnya dimana nyeri ini berlangsung selama enam bulan
atau lebih (Strong, Unruh, Wright & Baxter, 2002).
iii
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut,
yaitu:
C. Tujuan
1. Pembaca dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Pemeriksaan Fisik.
2. Pembaca dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman.
3. Pembaca dapat mengetahui apa saja manfaat dari Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman.
4. Pembaca dapat mengetahui apa saja jenis-jenis dari Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman.
5. Pembaca dapat mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi Kebutuhan Rasa Aman dan
Nyaman.
6. Pembaca dapat mengetahui apa saja kategori kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman.
7. Pembaca dapat mengetahui apa saja gangguan yang terjadi dalam Pemenuhan Kebutuhan
Rasa Aman dan Nyaman.
8. Pembaca dapat mengetahui bagaimana Pengkajian Fisik Pada Kebutuhan Rasa Aman dan
Nyaman.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pemeriksaan Fisik
1. Pengertian
Pemeriksaan fisik adalah tindakan dimana kita menganalisa dan mensintesa
informasi yang terkumpul dalam rangka mengambil keputusan tentang status kesehatan klien
sebagai bagian dari proses keperawatan. Ada 4 teknik utama yang digunakan dalam
pemeriksaan fisik, meliputi inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. Hal-hal yang harus
diperhatikan sebelum dilakukan pemeriksaan fisik adalah pemberian posisi sesuai tujuan
pemeriksaan dan universal precaution.
Hal-hal lain yang dianjurkan untuk dilakukan sebelum melakukan pemeriksaan fisik
menurut Center for Disease Control (1991) adalah antara lain: Cuci tangan sebelum dan sesudah
kontak pemeriksaan fisik gunakan sarung tangan bila ada kontak dengan cairan tubuh, lesi
terbuka dan untuk membersihkan peralatan yang kotor serta pada saat pengumpulan specimen.
iii
Kenyamanan adalah konsep sentral tentang kiat keperawatan (Donahue, 1989) dalam
Alimul, 2006, meringkaskan “melalui rasa nyaman dan tindakan untuk mengupayakan
kenyamanan...”. Perawat memberikan kekuatan, harapan, hiburan, dukungan, dorongan dan
bntuan. Berbagai teori keperawatan menyatakan kenyamanan sebagai kebutuhan dasar klien yang
merupakan tujuan pemberian asuhan keperawatan. Konsep kenyamanan mempunyai subjektifitas
yang sama dengan nyeri. Setiap individu memiliki karakteristik fisiologis, sosial, spiritual,
psikologis, dan kebudayaan yang mempengaruhi cara mereka menginterpretasikan dan
merasakan nyeri. Kolcaba (1992) mendefinisikan kenyamanan dengan cara yang konsisten pada
pengalaman subjektif klien.