Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KONSEP KEBUTUHAN RASA

AMAN DAN NYAMAN

DI SUSUN OLEH :

(KELOMPOK 1)

1. DIAH NORYUNITA .A.


2. ENDANG PUSPITA SARI
3. IKA ARYANI
4. JUMIATUN
5. KHAIRISTIANI
6. MEI YOLLA NINGRUM
7. M. IQBAL ZEN
8. M. ROZIKIN
9. NAILATUL MUFIDAH
10.NIKEN TUNJUNGSARI
11.NUR ALIMI
12.ONY INDRIANI
13.SEPTI RAMADLANI
14.SRI ELLYYANTI OCTAVIYANI
15.WENNY PUJI ASTUTI
16.ZAHROTUL KHILYAH

STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS


TAHUN PELAJARAN 2015
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Belakangan ini, kehidupan sehari-hari kita sering merasakan nyeri


yang membuat ketidak nyamanan dalam hidup kita,sebagian dari individu
merasa tidak kwatir terhadap nyeri,dan sebgian individu merasa cemas,takut
terhadap nyeri itu.banyak diantara individu yang tidak bisa menyelesaikan
masalah ketidak nyamanan ini,untuk itu saya membuat makalah ini, untuk
memberi petunjuk bagi pembaca dalam menyelesaikan masalah ketidak
nyamanan yaitu nyeri.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian keamanan dan kenyamanan ?


2. Apa faktor yang mempengaruhi kebutuhan aman dan nyaman ?
3. Apa faktor-faktor penyebab nyeri ?
4. Bagaimana fisiologi nyeri ?
5. Bagaimana Klasifikasi nyeri ?
6. Bagaimana asuhan keperawatan pada gangguan kebutuhan aman dan
nyaman?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian keamanan dan kenyamanan


2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi kebutuhan aman dan nyaman
3. Mengetahui faktor-faktor penyebab nyeri
4. Mengetahuifisiologi nyeri
5. Mengetahui Klasifikasi nyeri
6. Mengetahuiasuhan keperawatan pada gangguan kebutuhan aman dan
nyaman
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pengertian Keamanan dan Kenyamanan

Keamanan adalah keadaan bebas dari cidera fisik & psikologis atau bisa
juga keadaan aman dan tentram.
Kenyamanan adalah suatu keadaan yang telah terpenuhi kebutuhan
dasar klien.kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan ketentraman (suatu
kepuasan yg meningkatkan ketrampilan sehari-hari),kelegangan (kebutuhan
yang terpenuhi) dan transenden (keadaan tentang sesuatu yg melebihi
masalah nyeri).

http://barakuswinata.blogspot.ca/2013/01/kebutuhan-rasa-aman-
nyaman.html?m=1

2.2 Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Aman dan


Nyaman

1. Emosi

Kecemasan, depresi, dan marah akan mudah terjadi dan mempengaruhi


keamanan dan kenyamanan

2. Status Mobilisasi

Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot, dan kesadaran menurun


memudahkan terjadinya resiko injury

3. Gangguan Persepsi Sensory

Mempengaruhi adaptasi terhadaprangsangan yang berbahayaseperti


gangguan penciuman dan penglihatan

4. Keadaan Imunits

Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang sehingga


mudah terserang penyakit
5. Tingkat Kesadaran

Pada pasien koma, respon akan enurun terhadap rangsangan, paralisis,


disorientasi, dan kurang tidur.

6. Informasi atau Komunikasi

Gangguan komunikasi seperti aphasia atau tidak dapat membaca dapat


menimbulkan kecelakaan.

7. Gangguan Tingkat Pengetahuan

Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan dapat


diprediksi sebelumnya.

8. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional

Antibiotik dapat menimbulkan resisten dan anafilaktik syok

9. Status nutrisi

Keadaan kurang nutrisi dapat menimbulkan kelemahan dan mudah


menimbulkan penyakit, demikian sebaliknya dapat beresiko terhadap
penyakit tertentu.

10. Usia

Pembedaan perkembangan yang ditemukan diantara kelompok usia anak-


anak dan lansia mempengaruhi reaksi terhadap nyeri

11. Jenis Kelamin

Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam
merespon nyeri dan tingkat kenyamanannya.

12. Kebudayaan

Keyakinan dan nilai-nilai kebudayaan mempengaruhi cara individu


mengatasi nyeri dan tingkat kenyaman yang mereka punyai.

http:ekapurwati.blogspot.com
2.3 Faktor-faktor Penyebab Nyeri

1. Usia

Anak belum bisa mengungkapkan nyeri, sehingga perawat harus


mengkaji respon nyeri pada anak.Pada orang dewasa kadang melaporkan
nyeri jika sudah patologis dan mengalami kerusakan fungsi.Pada lansia
cenderung memendam nyeri yang dialami, karena mereka mengangnggap
nyeri adalah hal alamiah yang harus dijalani dan mereka takut
kalaumengalami penyakit berat atau meninggal jika nyeri diperiksakan.

2. Jenis kelamin

Gill (1990) mengungkapkan laki-laki dan wnita tidak berbeda secara


signifikan dalam merespon nyeri, justru lebih dipengaruhi faktor budaya
(ex: tidak pantas kalo laki-laki mengeluh nyeri, wanita boleh mengeluh
nyeri)

3. Kebudayaan

Orang belajar dari budayanya, bagaimana seharusnya mereka berespon


terhadap nyeri. (ex: suatu daerah menganut kepercayaan bahwa nyeri
adalah akibat yang harus diterima karena mereka melakukan kesalahan,
jadi mereka tidak mengeluh jika ada nyeri)

4. Makna nyeri

Berhubungan dengan bagaimana pengalaman seseorang terhadap nyeri


dan dan bagaimana mengatasinya.

5. Perhatian

Tingkat seorang klien memfokuskan perhatiannya pada nyeri dapat


mempengaruhi persepsinyeri. Menurut Gill (1990), perhatian yang
meningkat dihubungkan dengan nyeri yang meningkat, sedangkan upaya
distraksi dihubungkan dengan respon nyeri yang menurun.
Tehnikrelaksasi, guided imagery merupakan tehnik untuk mengatasi
nyeri.
6. Ansietas

Cemas meningkatkan persepsi terhadap nyeri dan nyeri juga bisa


menyebabkan seseorang cemas.

7. Keletihan

Keletihan meningkatkan persepsi nyeri yang menurunkan kemampuan


koping.

8. Pengalaman masa lalu

Seseorang yang pernah berhasil mengatasi nyeri dimasa lampau, dan


saat ini nyeri yang sama timbul, maka ia akan lebih mudah mengatasi
nyerinya. Mudah tidaknya seseorang mengatasi nyeri tergantung
pengalaman di masa lalu dalam mengatasi nyeri.

9. Gaya koping

Gaya koping adaptif akan mempermudah seseorang mengatasi nyeri


dan sebaliknya pola koping yang maladaptive akan menyulitkan
seseorang mengatasi nyeri.

10.Dukungan keluarga dan social

Individu yang mengalami nyeri seringkali bergantung kepada anggota


keluarga atau teman dekat untuk memperoleh dukungan, bantuan dan
perlindungan.

Saryono,dkk.2010.catatan kuliah kebutuhan dasar manusia


(KDM).Jogjakarta:Redaksi Mulia Medika
2.4 Fisiologi Nyeri

Banyak teori berusaha untuk menjelaskan dasar neurologis dari nyeri


meskipun tidak ada satu teori yg menjelaskan secara sempurna bagaiman
nyeri ditransmisikan atau diserap.untuk memudahkan memahami fisiologi
nyeri maka perlu mempelajari tiga komponen fisiologis yaitu:
 Resepsi:proses perjalanan nyeri
 Persepsi:kesadaran sesseorang terhadap nyeri
 Reaksi:respon fisiologis dan perilaku setelah mempersepsikan nyeri

Adapun pengertian lain yg berkaitan dg fisiologi nyeri adalah:

 Transduksi adalah proses dimana stimulus noksius aktifitas elektrik


reseptor terkait.
 Transmisi:dalam proses ini terlibat tiga komponen saraf yaitu saraf
sensorik perifer yg meneruskan impuls yg menuju medula
spinalis,kemudian jaringan saraf yg meneruskan impuls yg menuju
keatas (ascendens),dari medula spinalis kebatang otak dan thalamus
dan korteks
 Modulasi yaitu aktifitas saraf untuk mengontrol transmisi nyeri.suatu
jaras tertentu telah diteruskan di sistem saraf pusat yg secara selektif
menghambat transmisi nyeri di medula spinalis.jaras ini di aktifkan
oleh sterss atau obat analgetika seperti morfin.
 Persepsi proses impuls nyeri yg ditransmisikan hingga menimbulkan
perasaan subyektif dari nyeri sama sekali belum jelas.sangat
disayangkan karena nyeri secara mendasar merupakan pengalaman
subyektif sehingga tidak terhindarkan keterbatasan untuk
memahaminya.

http://admin-gudangpengetahuan.blogspot.co.id/2010/06/fisiologi-nyeri
physiology-of-pain.html
2.5 Klasifikasi Nyeri

Klasifikasi nyeri secara umum dibagi menjadi dua, yakni nyeri akut dan nyeri
kronis.Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat
menghilang, yang tidak melebihi 6 bulan dan ditandai dengan adanya
peningkatan tegangan otot. Nyeri kronis merupakan nyeri yang timbul secara
perlahan lahan ,biasanya berlangsung dalam waktu yang cukup lama, yaitu
lebih dari 6 bulan. Yang termasuk dalam kategori kronis adalah nyeri
terminal, syndrome nyeri kronis, dan nyeri psikosomatis. Ditinjau dari sifat
terjadinya, nyeri dapat dibagi dalam beberapa kategori , diantaranya nyeri
tersusuk dan nyeri tebakar.

https://forbetterhealth.wordpress.com/2009/01/20/klasifikasi-nyeri/

2.6 Asuhan Keperawatan pada Gangguan Kebutuhan


Aman dan Nyaman
1. Pengkajian
a. Keamanan
Memastikan lingkungan yang aman, perawat perlu memahami
hal-hal yang memberi kontribusi keadaan rumah, komunitas, atau
lingkungan pelayanan kesehatan dan kemudian mengkaji berbagai
ancaman terhadap keamanan klien dan lingkungan
1) Komunitas Ancaman keamanan dalam komunitas dipengaruhi
oleh terhadap perkembangan, gaya hidup, status mobilisasi,
perubahan sensorik, dan kesadaran klien terhadap keamanan.
2) Lembaga pelayanan kesehatan Jenis dasar resiko terhadap
keamanan klien di dalam lingkungan pelayanan kesehatan
adalah terjadi kecelakaan yang disebabkan klien, kecelakaan
yang disebabkan prosedur, dan kecelakaan yang
menyebabkan penggunaan alat.
b. Kenyaman
Nyeri merupakan perasaan yang tidak menyenangkan yang
bersifat subyektif dan hanya yang menerimanya yang dapat
menjelaskannya. Tanda-tanda yang menunjukan seseorang
mengalami sensasi nyeri:
1) Posisi yang memperlihatkan pasien Pasien tampak takut
bergerak, dan berusaha merusak posisi yang memberikan rasa
nyaman
2) Ekspresi umum
 Tampak meringis, merintih
 Cemas, wajah pucat
 Ketakutan bila nyeri timbul mendadak
 Keluar keringat dingin
 Kedua rahang dikatupkan erat-erat dan kedua tangan
tampak dalam posisi menggenggam
 Pasien tampak mengeliat karena kesakitan
3) Pasien dengan nyeri perlu diperhatikan saat pengkajian
adalah
 Lokasi nyeri
 Waktu timbulnya nyeri
 Reaksi fisik/psikologis pasien terhadap nyeri
 Karakteristik nyeri
 Faktor pencetus timbulnya nyeri
 Cara-cara yang pernah dilakukan untuk mengatasi nyeri
2. Diagnosa krbutuhan rasa nyaman dan aman
 Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik atau trauma
 Nyeri kronis berhubungan dengan kontrol nyeri yang tidak adekuat
 Nausea berhubungan dengan terapi, biofisik dan situasional
 Cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
 Resiko Infeksi berhubungan dengan faktor resiko prosedur infvasif,
tidak cukup pengetahuan dalam menghindari paparan patogen.
 Resiko Trauma berhubungan dengan faktor resiko eksternal yang
berasal dari lingkungan sekitar dan internal yang berasal dari diri
sendiri
 Resiko Injury berhubungan dengan imobilisasi, penekanan sensorik
patologi intracranial dan ketidaksadaran

http://thelostamasta.blogspot.co.id/2012/05/laporan-pendahuluan-kebutuhan-
rasa-aman.html
BAB III
PEMBAHASAN
Keamanan adalah keadaan bebas dari cidera fisik & psikologis atau bisa juga
keadaan aman dan tentram.Kenyamanan adalah suatu keadaan yang telah terpenuhi
kebutuhan dasar klien.kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan ketentraman (suatu
kepuasan yg meningkatkan ketrampilan sehari-hari),kelegangan (kebutuhan yang
terpenuhi) dan transenden (keadaan tentang sesuatu yg melebihi masalah nyeri).
Faktor yang mempengaruhi kebutuhan rasa aman dan nyaman ialah Emosi,
Status Mobilisasi, Gangguan Persepsi Sensory, Keadaan Imunits , Tingkat
Kesadaran, Informasi atau Komunikasi, Gangguan Tingkat Pengetahuan,
Penggunaan antibiotik yang tidak rasional, Status nutrisi, Usia, Jenis Kelamin,
Kebudayaan.Faktor yang mempengaruhi rasa nyeri adalah umur Jenis kelamin,
Kebudayaan, nyeri, Perhatian, Ansietas, Keletihan, Pengalaman masa lalu, Gaya
koping, Dukungan keluarga dan social.Resepsi:proses perjalanan nyeri ,
persepsi:kesadaran sesseorang terhadap nyeri, reaksi:respon fisiologis dan perilaku
setelah mempersepsikan nyeri.
Klasifikasi nyeri secara umum dibagi menjadi dua, yakni nyeri akut dan nyeri
kronis. Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat
menghilang, yang tidak melebihi 6 bulan dan ditandai dengan adanya peningkatan
tegangan otot. Nyeri kronis merupakan nyeri yang timbul secara perlahan lahan
,biasanya berlangsung dalam waktu yang cukup lama, yaitu lebih dari 6 bulan. Yang
termasuk dalam kategori kronis adalah nyeri terminal, syndrome nyeri kronis, dan
nyeri psikosomatis. Ditinjau dari sifat terjadinya, nyeri dapat dibagi dalam beberapa
kategori , diantaranya nyeri tersusuk dan nyeri tebakar.
Asuhan keperawatan dasar pada gangguan kebutuhan aman dan nyaman
Keamanan : memastikan lingkungan yang aman, perawat perlu memahami hal-hal
yang memberi kontribusi keadaan rumah, komunitas, atau lingkungan pelayanan
kesehatan dan kemudian mengkaji berbagai ancaman terhadap keamanan klien dan
lingkungan.Kenyaman : nyeri merupakan perasaan yang tidak menyenangkan yang
bersifat subyektif dan hanya yang menerimanya yang dapat menjelaskannya.
Diagnosa krbutuhan rasa nyaman dan aman : nyeri akut berhubungan dengan
agen cedera fisik atau trauma, nyeri kronis berhubungan dengan kontrol nyeri yang
tidak adekuat, nausea berhubungan dengan terapi, biofisik dan situasional, cemas
berhubungan dengan perubahan status kesehatan, resiko Infeksi berhubungan dengan
faktor resiko prosedur infvasif, tidak cukup pengetahuan dalam menghindari paparan
pathogen, resiko Trauma berhubungan dengan faktor resiko eksternal yang berasal
dari lingkungan sekitar dan internal yang berasal dari diri sendiri, resiko Injury
berhubungan dengan imobilisasi, penekanan sensorik patologi intracranial dan
ketidaksadaran.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Nyeri merupakan suatu gejala yang bersifat ojektif.Hanya orang yang


merasakan yang bisa mengungkapkan.Kebutuhan dasar manusia untuk
memenuhi rasa yang tidak nyaman atau nyeri ini, perawat perlu
memperhatiakn, mengkaji konsep dasar nyeri pada klien yangmengalami
gngguan keamaman.

4.2 Saran

Semoga dengan memahami konsep dasar nyeri ini.Kita bisa menerapkan


dan membagi ilmu dalam menyelesaikan masalah gengguan tidak nyaman ini
dalan kehidupan.
Daftar Pustaka

Saryono,dkk.2010.catatan kuliah kebutuhan dasar manusia (KDM).Jogjakarta:Redaksi


Mulia Medika

http://thelostamasta.blogspot.co.id/2012/05/laporan-pendahuluan-kebutuhan-rasa-
aman.html

http://barakuswinata.blogspot.ca/2013/01/kebutuhan-rasa-aman-nyaman.html?m=1
http:ekapurwati.blogspot.com

http://admin-gudangpengetahuan.blogspot.co.id/2010/06/fisiologi-nyeri physiology-of-
pain.html

https://forbetterhealth.wordpress.com/2009/01/20/klasifikasi-nyeri/

Anda mungkin juga menyukai