Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

KENYAMANAN

1. Latar Belakang
Kebutuhan dasar manusia terdiri atas unsur-unsur yang dibutuhkan oleh
manusia untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatanmanusia. Kebutuhan
Dasar Manusia menurut teori Hirarki Abraham Maslow terdiri atas kebutuhan
fisiologis, keamanan, cinta, hargadiri, danaktualisasi diri. Teori Hirarki
merupakan teori yang dapat digunakan perawat untuk memahami kebutuhan
dasar manusia ketika mengaplikasikan asuhan keperawatan. Kebutuhan dasar
manusia merupakan focus dalam asuhan keperawatan. Bagi klien yang
mengalamigangguan kesehatan makakemungkinan ada satu atau beberapa
kebutuhan dasar klien yang terganggu. Menurut tingkatan pada teori Hirarki
Maslow, pemenuhan kebutuhan dasar manusia diawalidengan pemenuhan
kebutuhan fisiologis yang meliputi oksigenasi, nutrisi, cairan dan elektrolit,
eliminasi, personal hygene, tidur dan istirahat, seksualitas. Jika pemenuhan
kebutuhan fisiologis telah terpenuhi, maka kebutuhan keamanan dan
kenyamanan pada tingkatan selanjutnya yang harus dipenuhi.
Kebutuhan rasa nyaman dapat dipersepsikan berbeda pada setiap orang. Ada
yang mempersepsikan bahwa hidup tersa nyaman bila mempunyai banyak uang,
ada juga yang indikatornya bila tidak ada gangguan dalam hidupnya. Dalam
konteks asuhan keperawatan ini, maka perawat harus memerhatikan dan
memenuhi rasa nyaman. Gangguan rasa nyaman yang dialami klien diatasi oleh
perawat melalui intervensi keperawatan. Kondisi yang menyebabkan
ketidaknyamanan klien adalah nyeri. Nyeri merupakan sensasi ketidaknyamanan
yang bersifat individual. Klien merespons terhadap nyeri yang dialaminya
dengan beragam cara, misalnya berteriak, meringis, dan lain-lain (Asmadi,
2008). Konsep kenyamanan memiliki subjektivitas yang sama dengan nyeri.
Setiap individu memiliki karakteristik fisiologis, sosial, spiritual, psikologis,
dan kebudayaan yang mempengaruhi cara mereka menginterpretasikan dan
merasakan nyeri. Sehingga penting bagi perawat untuk memahami makna nyeri
bagi setiap individu karena nyeri bersifat subjektif dan sangat individual. Nyeri
merupakan sumber penyebab rasa tidak nyaman pasien yang merupakan faktor
utama penghambat kemampuan mekanisme koping individu dan healing proses
untuk pulih dari suat upenyakit. kenyamanan sebagai suatu keadaan yang harus
terpenuhi sebagai kebutuhan dasar manusia. Sehingga diharapkan perawat dapat
memberi asuhan keperawatan kepada klien diberbagai keadaan dan situasi untuk
menghilangkan nyeri dan dapat meningkatkan kenyamanan.
Pentingnya pemenuhan kebutuhan klien akan kenyamanan dan bebas dari
nyeri selama dilakukan perawatan, menarik minat penulis untuk membahas dan
menyusun asuhan keperawatan terhadap pasien dengan gangguan rasa nyaman
nyeri.
2. Tujuan
1. Melakukan pengkajian yang dilakukan pada pasien dengan masalah
kebutuhan gangguan dasar rasa nyaman:nyeri
2. Merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan masalah kebutuhan
dasar gangguan rasa nyaman:nyeri
3. Menyusun rencana asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah
kebutuhan dasar gangguan rasa nyaman nyeri
4. Melakukan implementasi yang dilakukan pada pasien dengan masalah
kebutuhan dasar dengan gangguan rasa nyaman:nyeri
5. Melakukan evaluasi keperawatan dengan masalah kebutuhan dasar gangguan
rasa nyaman:nyeri
6. Mendokumentasikan asuhan keperawatan dengan masalah kebutuhan dasar
gangguan rasa nyaman nyeri
3. Definisi
Kenyamanan adalah suatu keadaan yang telah terpenuhi kebutuhan dasar
klien. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan ketentraman ( suatu kepuasan yang
meningkatkan ketrampilan sehari hari ) , kelegaan ( kebutuhan yang terpenuhi )
dan transenden ( keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah nyeri ).
Kenyamanan sering diartikan sebagai suatu keadaan bebas dari nyeri
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat
sangat subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala
atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau
mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya (Aziz Alimul, 2006).
Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan
ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007).
Sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang muncul
secara aktual atau potensial kerusakan jaringan atau menggambarkan adanya
kerusakan. Serangan mendadak atau pelan intensitasnya dari ringan sampai berat
yang dapat diantisipasi dengan akhir yang dapat diprediksi dan dengan durasi
kurang dari 6 bulan (Asosiasi Studi Nyeri Internasional); awitan yang tiba-tiba
atau lambat dari intensitas ringan hingga berat hingga akhir yang dapat
diantisipasi atau di prediksi. (NANDA, 2015). Nyeri kronis serangan yang tiba-
tiba atau lambat dari intesitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat
diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung > 3 bulan (NANDA, 2012).
4. Klasifikasi Nyeri
Klasifikasi nyeri secara umum di bagi menjadi dua, yakni nyeri akut dan
kronis. Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat
menghilang, yang tidak melebihi 6 bulan dan di tandai adanya peningkatan
tegangan otot. Nyeri kronis merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-lahan,
biasanya berlangsung cukup lama, yaitu lebih dari 6 bulan. Termasuk dalam
kategori nyeri kronis adalah nyeri terminal, sindrom nyeri kronis, dan nyeri
psikosomatis.
5. Etiologi Nyeri
1. Faktor Resiko
a. Nyeri Akut
1) Melaporkan nyeri secara verbal dan non verbal
2) Menunjukkan kerusakan
3) Posisi untuk mengurangi nyeri
4) Muka dengan ekspresi nyeri
5) Gangguan tidur
6) Respon otonom (penurunan tekanan darah, suhu, nadi)
7) Tingkah laku ekspresif (gelisah, merintih, nafas panjang, mengeluh)
b. Nyeri Kronis
1) Perubahan berat badan
2) Melaporkan secara verbal dan non verbal
3) Menunjukan gerakan melindungi, gelisah, depresi, focus pada diri
sendiri
4) Kelelahan
5) Perubahan pola tidur
6) Takut cidera
7) Interaksi dengan orang lain menurun
2. Faktor Predisposisi
a. Trauma
b. Peradangan
c. Trauma psikologis
3. Faktor Presipitasi
a. Lingkungan
b. Suhu ekstrim
c. Kegiatan
d. Emosi
6. Manifestasi Klinik
1. Tanda dan Gejala
a. Gangguan tidur
b. Posisi menghindari nyeri
c. Gerakan menghindari nyeri
d. Raut wajah kesakitan (menangis, merintih)
e. Perubahan nafsu makan
f. Tekanan darah meningkat
g. Depresi
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri
Pengalaman nyeri pada seseorang dapat di pengaruhi oleh beberapa hal, di
antaranya adalah:
a. Arti Nyeri. Nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan
hampir sebagian arti nyeri merupakan arti yang negatif, seperti
membahayakan, merusak, dan lain-lain. Keadaan ini di pengaruhi
lingkungan dan pengalaman.
b. Persepsi Nyeri. Persepsi nyeri merupakan penilaian yang sangat
subjektif dari seseorang yang merasakan nyeri. Dikarenakan perawat
tidak mampu merasakan nyeri yang dialami oleh pasien.
c. Toleransi Nyeri. Toleransi ini erat hubungannya dengan intensitas nyeri
yang dapat mempengaruhi kemampuan seseorang menahan nyeri.
Faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan toleransi nyeri antara
lain alcohol, obat-obatan, hipnotis, gerakan atau garakan, pengalihan
perhatian, kepercayaan yang kuat dan sebagainya. Sedangkan faktor
yang menurunkan toleransi antara lain kelelahan, rasa marah, bosan,
cemas, nyeri yang kunjung tidak hilang, sakit, dan lain-lain.
d. Reaksi terhadap Nyeri. Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk respon
seseorang terhadap nyeri, seperti ketakutan, gelisah, cemas, menangis,
dan menjerit. Semua ini merupakan bentuk respon nyeri yang dapat di
pengaruhi oleh beberapa faktor, seperi arti nyeri, tingkat perspepsi nyeri,
pengalaman masa lalu, nilai budaya, harapan sosial, kesehatan fisik dan
mental, rasa takut, cemas, usia, dan lain-lain.
7. Patofisiologi
`Pada saat sel saraf rusak akibat trauma jaringan, maka terbentuklah zat-zat
kimia seperti Bradikinin, serotonin dan enzim proteotik. Kemudian zat-zat
tersebut merangsang dan merusak ujung saraf reseptor nyeri dan rangsangan
tersebut akan dihantarkan ke hypothalamus melalui saraf asenden. Sedangkan di
korteks nyeri akan dipersiapkan sehingga individu mengalami nyeri. Selain
dihantarkan ke hypothalamus nyeri dapat menurunkan stimulasi terhadap
reseptor mekanin sensitif pada termosensitif sehingga dapat juga menyebabkan
atau mengalami nyeri (Wahit Chayatin, N.Mubarak, 2007).
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan USG untuk data penunjang apabila ada nyeri tekan abdomen.
b. Rontgen untuk mengetahui tulang atau organ dalam yang abnormal.
c. Pemeriksaan lab sebagai data penunjang pemeriksaan lainnya.
d. CT-Scan (cidera kepala) untuk mengetahui adanya pemnuluh darah yang
pecah di otak.
9. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Monitor TTV
b. Kaji adanya infeksi atau peradangan nyeri
c. Distraksi (mengalihkan perhatian terhadap nyeri, efektif untuk nyeri
ringan sampai sedang)
d. Kompres hangat
e. Mengajarkan teknik relaksasi
2. Penatalaksaan Medis
a. Pemberian analgesik
Analgesik akan lebih efektif diberikan sebelum pasien merasakan
nyeri yang berat dibandingkan setelah mengeluh nyeri.
b. Plasebo
Plasebo merupakan obat yang mengandung komponen obat analgesik
seperti gula, larutan garam/normal saline, atau air. Terapi ini dapat
menurunkan rasa nyeri, hal ini karena faktor persepsi kepercayaan
pasien.
10. Pengkajian Focus
1. Perilaku non Verbal
Beberapa perilaku non verbal yang dapat kita amati antara lain ekspresi
wajah, gemeretak gigi, menggigit bibir bawah, dll
2. Kalitas
Deskripsi menolong orang mengkomunikasikan kualitas dan nyeri. Anjurkan
pasien menggunakan bahasa yang dia ketahui.
3. Faktor Persepsi
Beberapa factor presipitasi yang meningkatkan nyeri antara lain lingkungan,
suhu ekstrim, kegiatan yang tiba-tiba
4. intensitas
Nyeri dapat berupa ringan, sedang, berat atau tak tertahankan, atau dapat
menggunakan skala dari 0-10
5. Waktu dan Lama
Perawat perlu mengetahui, mencatat kapan nyeri mulai, berapa lama,
bagaimana timbulnya, juga interval tanpa nyeri, kapan nyeri terakhir timbul
6. Hal yang perlu dikaji lainnya adalah karakteristik nyeri (PQRST)
a. P (Provokatif) : Faktor yang mempengaruhi gawat dan ringannya
nteri.
b. Q (quality) : seperti apa nyeri tersebut (tajam, tumpul, tersayat)
c. R (region) : daerah perjalanan penyakit
d. S (skala nyeri) : keperahan/intensitas nyeri
e. T (time) : lama/waktu serangan/frekuensi nyeri

11. Diagnose Keperawatan yang mungkin muncul


1. Nyeri Akut
Batasan karakteristik :
a. Mengkomunikasikan descriptor nyeri (misalnya rasa tidak aman
nyaman, mual, keram otot)
b. Menyeringai
c. Rentang perhatian terbatas
d. Pucat
e. Menarik diri
Faktor yang berhubungan :
a. Biologis
b. Kimia
c. Fisik
d. Psikologis
2. Nyeri Kronis
Batasan karakteristik :
a. Subyektif
1) Depresi
2) Keletihan
3) Takut kembali cidera
b. Obyektif
1) Perubahan kemampuan untuk meneruskan aktivitas sebelumnya
2) Anoreksia
3) Perubahan pola tidur
4) Wajah topeng
5) Perilaku melindungi
6) Iritabilitas
7) Perilaku protektif yang dapat diamati
8) Penutunan interaksi dengan orang lain
9) Gelisah
10) Berfokus pada diri sendiri
11) Respon yang dimediasi oleh saraf simpatis (suhu, dingin, perubahan
posisi tubuh)
12) Perubahan berat badan
c. Faktor yang berhubungan
a. Kanker metastasis
b. Cidera
c. Neurologi
d. Arthritis
12. Intervensi
1. Nyeri Akut
NOC :
a. Tingkat kenyamanan : tingkat persepsi positif terhadap kemudahan
kemudahan fisik dan psikologis.
b. Pengendalian nyeri : tindakan individu untuk mengendalikan
Nyeri.
c. Tingkat nyeri : keparahan nyeri yang dapat diamati atau
dilaporkan.
NIC :
a. Pemberian analgesik : menggunakan agens-agens farmakologi
untuk mengurangi atau menghilangkan
nyeri.
b. Manajemen medikasi : memfasilitasi penggunaan obat atau resep
atau obat bebas secara aman dan efektif.
c. Manajemen nyeri : meringankan atau mengurangi rasa nyeri
sampai pada tingkat kenyamanan yang
dapat diterima oleh pasien.
2. Nyeri kronis
NOC :
a. Tingkat kenyamanan : tingkat persepsi positif terhadap kemudahan
fisik dan psikologis
b. Tingkat depresi : keparahan alam perasaan melankolis dan kehilangan
minat dengan peristiwa hidup
c. Pengendalian diri terhadap depresi : tindakan individu untuk
meminimalkan melankolia dan mempertahankan minat dengan
peristiwa hidup
d. Nyeri : respon seimbang psikologis, keparahan respon seimbang
kognitif dan emosi yang dapat diamati atau dilaporkan terhadap nyeri
fisik
e. Pengendalian nyeri : tindakan pribadi untuk mengendalikan nyeri
f. Tingkat nyeri : keparahan nyeri yang tampak atau dilaporkan
NIC :
a. Pemberian analgesic : penggunan agen farmakologis untuk meredakan
atau menghilangkan nyeri
b. Mobilitas perilaku : meningkatkan perubahan perilaku
c. Restrukturisasi kognitif : mendorong pasien untuk mengubah distrorsi
pola pikir dan memandang diri sendiri serta dunia secara lebih realistis
d. Peningkatan koping : membantu pasien untuk beradaptasi dengan
presepsi stressor, perubahan, atau ancaman yang menghambat
pemenuhan tuntutan peran hidup.
e. Manajemen medikasi : memfasilitasi penggunaan obat resep atau obat
bebas secara aman dan efektif
f. Manajemen alam perasaan : memberikan keamanan, stabilisasi,
pemulihan, dan pemeliharaan pada pasien yang mengalami disfungsi
alam perasaan baik depresi maupun peningkatan alam perasaan
g. Manajemen nyeri : menghilangkan nyeri atau menurunkan nyeri
ketingkat yang lebih nyaman yang dapat ditoleransi oleh pasien.
h. Kontrak pasien : menegoisasi persetujuan dengan individu yang
menekankan perubahan perilaku bersama
i. Bantuan analgesia yang dikendalikan oleh pasien : memfasilitasi
pengendalian pemberian dan pengaturan analgesic oleh pasien
j. Fasilitasi tanggung jawab diri : mendorong pasien untuk lebih
bertanggung jawab terhadap perilakunya sendiri
Phatway
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Tehnik Prosedural Keperawatan: Konsep Aplikasi Kebutuhan Dasar


Klien. Jakarta : Salemba Medika.
Herlman, T. Heather.2012. NANDA International Diagnosis Keperawatan : Definisi
dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta : EGC.
Herlman, T. Heather, dkk. 2015. NANDA International Diagnosis Keperawatan :
Definisi dan Klasifikasi 2015-2017. Jakarta: EGC.
Aziz. 2006. Nursing Interventions Classification (NIC). Solo: Mosby An Affiliate Of
Elsefer.
Wartonah. 2006.Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Muhammad,Wahit Iqbal dkk. 2007.Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta :
EGC

Anda mungkin juga menyukai