Anda di halaman 1dari 17

JHRITHM RCM@HFSJSHM RH\NCM @CMGHM

HD@IANMHJ RHNM
@N TSHMG LCTAHN T\S@ KJSMGKSMG

Ijcf:

IJCF

MN WHYHM
H\PNMN MNA :
R278422868<<

PNMGKHP 4.0
@NNN KCRCTHWHPHM

KCACMPCTNHM KC\CFHPHM TCRSDJNK


NM@IMC\NH RIJNPCKMNK KC\CFHPHM
@CMRH\HT
OSTS\HM
KCRCTHWHPHM PHFSM
4242
JHRITHM RC@HFSJSHM HD@IANMHJ RHNM

H. RCMGCTPNHM
Abdominal Pain merupakan gejala utama dari acute abdoment yang terjadi
secara tiba-tiba dan tidak spesifik. Akut abdomen merupakan istilah yang
digunakan untuk gejala-gejala dan tanda-tanda dari nyeri abdomen dan nyeri tekan
yang tidak spesifik tetapi sering terdapat pada penderita dengan keadaan
intraabdominal akut yang berbahaya. Abdominal pain akan direspon oleh tubuh
dengan meningkatkan pelepasan substansi kimia yang dapat menstimulus reseptor-
reseptor nyeri.
Nyeri abdomen merupakan sensasi subjektif tidak menyenangkan yang
terasa disetiap regio abdomen.
Nyeri abdomen ada dua yaitu, nyeri abdomen akut dan nyeri abdomen kronis :
1. Nyeri Abdomen Akut
Nyeri abdomen akut biasanya digunakan untuk menggambarkan nyeri
dengan onset mendadak, dan/durasi pendek. Nyeri alih (referred pain) adalah
persepsi nyeri pada suatu daerah yang letaknya jauh dari tempat asal nyeri.
Keluhan yang menonjol dari pasien dengan abdomen akut adalah nyeri
perut. Rasa nyeri perut dapat disebabkan oleh kelainan-kelainan di abdomen
atau di luar abdomen seperti organ-organ di rongga toraks. Nyeri abdomen
dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Nyeri Viseral
Terjadi karena rangsangan pada peritoneum yang meliputi
organ intraperitoneal yang dipersarafi oleh susunan saraf otonom.
Peritoneum viseral tidak sensitif terhadap rabaan, pemotongan atau
radang. Kita dapat melakukan sayatan atau jahitan pada usus tanpa
dirasakan oleh pasien, akan tetapi bila dilakukan tarikan, regangan
atau kontraksi yang berlebihan dari otot (spasme) akan member rasa
nyeri yang tumpul disertai rasa sakit.
Pasien biasanya tidak dapat menunjukkan secara tepat
lokalisasi nyeri, digambarkan pada daerah yang luas dengan
memakai seluruh telapak tangan. Karena nyeri ini tidak pengaruhi
oleh gerakan, pasien biasanya bergerak aktif tanpa menyebabkan
bertambahnya rasa nyeri.
b. Nyeri somatik
Terjadi karena rangsangan pada peritoneum parietale yang
dipersarafi oleh saraf tepi diteruskan ke susunan saraf pusat. Rasa
nyeri seperti ditusuk-tusuk atau disayat dengan pisau yang dapat
ditunjukkan secara tepat oleh pasien dengan menunjukkannya
memakai jari. Rangsanagn dapat berupa rabaan, tekanan, perubahan
suhu, kimiawi atau proses peradangan.
Pergeseran antara organ viseral yang meradang dengan
peritoneum parietal akan menimbulkan rangsangan yang
menyebabkan rasa nyeri. Baik akibat peradangannya sendiri maupun
gesekan antara kedua peritoneum dapat menyebabkan rasa nyeri
atau perubahan intensitas rasa nyeri. Keadaan inilah yang
menjelaskan nyeri kontralateral pasien dengan apendisitis akut.
Setiap gerakan dari pasien juga akan menambah rasa nyeri, baik itu
berupa gerakan tubuh maupun gerakan pernafasan yang dalam atau
batuk. Hal inilah yng menerangkan mengapa pasien dengan
abdomen akut biasanya berusaha untuk tidak bergerak, bernafas
dangkal dan menahan batuk.
Lokalisasi nyeri, sifat nyeri serta hubungannya dengan gejala
lain memungkinkan kita dapat lebih mendekati diagnosis
kemungkinan.
2. Nyeri Abdomen Kronis
Nyeri abdomen kronis biasanya digunakan untuk menggambarkan nyeri
berlanjut, baik yang berjalan dalam waktu lama atau berulang/hilang timbul.
Nyeri kronis dapat behubungan dengan ekserbasi akut.
D. CPNIJIGN
Nyeri abdomen dapat disebabkan oleh masalah disepanjang saluran
pencernaan atau diberbagai bagian abdomen, yang bisa berupa :
a. ulkus yang mengalami perforasi
b. irritable bowel syndrome
c. apendisitis
d. pankreasitis
e. batu empedu.

L. RHPIEN\NIJIGN
Rasa nyeri pada abdominal baik mendadak maupun berulang, biasanya
selalu bersumber pada: visera abdomen, organ lain di luar abdomen, lesi pada
susunan saraf spinal, gangguan metabolik, dan psikosomatik. Rasa nyeri pada
abdomen somatik berasal dari suatu proses penyakit yang menyebar ke seluruh
peritoneum dan melibatkan visera mesentrium yang beisi banyak ujung saraf
somatik, yang lebih dapat meneruskan rasa nyerinya dan lebih dapat melokalisasi
rasa nyeri daripada saraf otonom. Telah diketahui pula bahwa gangguan pada
visera pada mulanya akan menyebabkan rasa nyeri visera, tetapi kemudian akan
diikuti oleh rasa nyeri somatik pula, setelah peritoneum terlibat. Rasa nyeri somatik
yang dalam akan disertai oleh tegangan otot dan rasa mual yang merupakan gejala
khas peritonitis. Reflek rasa nyeri abdomen dapat timbul karena adanya rangsangan
nervus frenikus, misalnya pada pneumonia. Rasa nyeri yang berasal dari usus halus
akan timbul didaerah abdomen bagian atas epigastrium, sedangkan rasa nyeri dari
usus besar akan timbul dibagian bawah abdomen. Reseptor rasa nyeri didalam
traktus digestivus terletak pada saraf yang tidak bermielin yang berasal dari sistem
saraf otonom pada mukosa usus. Jaras sasaraf ini disebut sebagai serabut saraf C
yang dapat meneruskan rasa nyeri lebih menyebar dan lebih lama dari rasa nyeri
yang dihantarkan dari kulit oleh serabut saraf A. reseptor nyeri pada abdomen
terbatas di submukosa, lapisan muskularis, dan serosa dari organ abdomen. Serabut
C ini akan bersamaan dengan saraf simpatis menuju ke ganglia pre dan
paravertebra
dan memasuki akar dorsa ganglia. Impuls aferen akan melewati medula spinalis
pada traktus spinotalamikus lateralis menuju talamus, kemudian ke korteks serebri.
Impuls aferen dari visera biasanya dimulai oleh regangan atau akibat penurunan
ambang nyeri pada jaringan yang meradang. Nyeri ini khas bersifat tumpul, pegal,
dan berbatas tak jelas serta sulit dilokalisasi. Impuls nyeri dari visera abdomen atas
( lambung, duodenum, pankreas, hati, dan sistem empedu ), mencapai medula
spinalis pada segmen torakalis 6,7,8 serta dirasakan didaerah epigastrium. Impuls
nyeri yang timbul dari segmen usus yang meluas dari ligamentum Treitz sampai
fleksura hepatika memasuki segmen torakalis 9 dan 10, dirasakan di sekitar
umbilikus. Dari kolon distalis, ureter, kandung kemih, dan traktus gnetalia
perempuan, impuls nyeri mencapai segmen torakal 11 dan 12 serta segmen
lumbalis pertama. Nyeri dirasakan pada daerah suprapubik dan kadang-kadang
menjalr ke labium atau skrotum. Jka proses penyakit meluas ke peritorium maka
impuls nyeri dihantarkan oleh serabut aferen somatis ke radiks spinal segmentalis
1,3. nyei yang disebabkan oleh kelainan metabolik seperti pada keracunan timah,
dan porfirin belum jelas patofisiologi dan patogenesisnya.
Pohon Masalah

Penyumbatan/ susah BAB

Massa keras dari feses

Apendiksitis

Apendiktom

Agen pencedera fisik

Nyeri Akut
Kelemahan fisik

Gangguan Pola Tidur Intoleransi aktivitas


@. MANIEC\TA\I KJINI\
1. Nyeri abdomen
2. Mual, muntah
3. Tidak nafsu makan
4. Lidah dan mukosa bibir kering
5. Turgor kulit tidak elastis
6. Urine sedikit dan pekat
7. Lemah dan kelelahan

C. KIMPJIKA\I
1. Perporasi gastrointestinal
2. Obstruksi gastrointestinal

E. PCMCTIK\AAN PCNSNOANG
1. Pemeriksaan fisik
2. Pemeriksaan Darah Lengkap
3. Amilase : Kadar serum >3x batas atas kisaran normal merupakan diagnostik
pankreatitis.
4. Gasdarah arteri : Asidosis metabolik (iskemia usus,peritonitis,pankreatitis)
5. Urin porsi tengah (MSU):infeksi saluran kemih
6. EKG : Infark miokard
7. Rotgen thorak : Viskus perforasi(udara bebas),Pneumonia
8. Rotgen Abdomen : Usus iskemik (dilatasi, usus yang edema dan menebal),
Pankreatitis (pelebaran jejunum bagian atas ’sentimel), Kolangitis (udara
dalam cababg bilier), Kolitis akut (Kolon mengalami dilatasi, edema dan
gambaran menghilang), obstruksi akut (Usus mengalami dilatasi, tanda ‘string
of pearl’) Batu Ginjal (Radioopak dalam saluran ginjal )
9. Ultrasonografi
10. CT scan : merupakan pemeriksaan penunjang pilihan untuk inflamasi
peritonium yang tidak terdiagnosis (terutama pada orang tua yang didiagnosis
bandingnya luas, pada pasien yang dipertimbangkan untuk dilakukan
laparotomi dan diagnosis belum pasti, pankreatitis, trauma
hati/limpa/mesenterium, divertikulitis, aneurisma
11. IVU (urografi intravena) : batu ginjal, obtruksi saluran ginjal

G. PCNATAJAK\ANAAN MC@I\
1. Pemberian analgetik
2. Pembedahan

F. PCNATAJAK\ANAAN KCPCTAWATAN
1. Kaji nyeri dengan tehnik PQRST
2. Ajarkan tehnik distraksi dan relaksasi
3. Berikan posisi yang nyaman pada klien
4. Berikan HE tentang nyeri

I. PCNGKAOIAN KCPCTAWATAN
Pengkajian nyeri akurat penting untuk upaya penatalaksanaan nyeri yang
efektif. Karena nyeri merupakan pengalaman yang subjektif dan dirasakan secara
berbeda pada masing — masing individu, maka perawat perlu mengkaji semua
faktor yang mempengaruhi nyeri, seperti faktor fisiologis, psikologis prilaku
emosional dan sosiokultural. Pengkajian nyeri terdiri atas dua komponen utama,
yaitu :
a) riwayat nyeri untuk mendapatkan data klien
d) Observasi langsung pada respon prilaku dan fisiologis klien. Tujuan
pengkajian adalah untuk mendapatkan pemahaman objektif terhadap
pengalaman subjek.
8. Riwayat Nyeri
Saat mengkaji riwayat nyeri, perawat sebaiknya memberikan klien kesempatan
untuk mengungkapkan cara pandang mereka terhadap nyeri dan situasi

Anda mungkin juga menyukai