Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN KMB 1 DENGAN COLIC ABDOMEN

DI RUANG KAMELIA NO 14 A RSUD SOEDJARWADI

KLATEN

(Disusun untuk memenuhi tugas Praktek Keperawatan Keluarga)

Sri Handayani

P27220018332

PROGRAM STUDI RPL DIII KEPERAWATAN

JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA

2018
ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PADA KLIEN DENGAN
COLIC ABDOMEN DI RUANG KAMELIA RSUD SOEDJARWADI
KLATEN
OLEH : SRI HANDAYANI

1. Kasus.

Colic abdomen

2. Proses terjadinya masalah.

1. Pengertian

Collic abdomen adalah nyeri perut yang kadang timbul secara

tiba-tiba dan kadang hilang dan merupakan variasi kondisi dariyang

sangat ringan sampai yang bersifat fatal (Ilmu Penyait Dalam, 2001 : 92).

Kolik abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus

sepanjang traktus intestinal (Nettina, 2001) Obtruksi terjadi ketika ada

gangguan yang menyebabkan terhambatnya aliran isi usus ke depan

tetapi peristaltiknya normal (Reeves, 2001).

2. Etiologi

a. Inflamasi peritoneum parietal : perforasi peritonitis, opendisitis,

diverti kulitis, pankreanitis, kolesistitis.

b. Kelainan mukosa viseral : tukak peptik, inflamatory bowel disease,

kulitis infeksi, esofagitis.

c. Obstrukti viseral : ileus obstruksi, kolik bilier atau renal karena batu.

d. Regangan kopsula organ : hepatitis kista ovarium, pilelonefritis.

e. Gangguan vaskuler : iskemia atau infark intestinal.

f. Gangguan motilitas : irritable bowel syndrome, dispepsia fungsional.


g. Ekstra abdominal : hespes trauma muskuloskeletal, infark miokard

dan paru dan lainnya.

3. Patofisiologi

Penyebab kolik menyebabkan inflamasi obstruksi dan perdarahan

di abdomen. Dari hal tersebut abdomen menjadi tak nyaman dan timbul

rasa nyeri, nyeri tersebut diakibatkan penyebab tersebut. Hal ini dapat

menimbulkan banyak masalah yang dapat mengganggu pasien.

Pathway

4. Pemeriksaan Penunjang

Beberapa uji laboratorium tertentu dilakukan antara lain:

a. Nilai hemoglobin dan hematokrit, untuk melihat kemungkinan

adanya perdarahan atau dehidrasi.

b. Hitung leukosit dapat menunjukkan adanya proses peradangan.


c. Hitung trombosit dan faktor koagulasi, disamping diperlukan untuk

persiapan bedah, juga dapat membantu menegakkan diagnosis yang

lainnya.

5. Penatalaksanaan

A. (Farmakologis)

a. Obat prokinetik, untuk mempercepat peristaltik saluran

gastrointestinal.

Ex. Betanekol, metoklopramid, domperiden dan cisaride

b. Obat anti sekretorik, untuk menurunkan keasaman dan

menurunkan jumlah sekresi lambung. Pada umumnya tergolong

antagonis reseptor H2 (ARH2).

Ex. Simetidine, rantidine dan famatidin

c. Antasida

d. Obat pelindung mukosa

Ex. Sukralfat.

B. (Nonfarmakologis)

a. Koreksi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit

b. Terapi Na+, K+, komponen darah

c. Ringer laktat untuk mengoreksi kekurangan cairan interstisial

d. Dekstrosa dan air untuk memperbaiki kekurangan cairan

intraseluler
e. Dekompresi selang nasoenteral yang panjang dari proksimal

usus ke area penyumbatan; selang dapat dimasukkan dengan

lebih efektif dengan pasien berbaring miring ke kanan.

f. Implementasikan pengobatan unutk syok dan peritonitis.

g. Hiperalimentasi untuk mengoreksi defisiensi protein karena

obstruksi kronik, ileus paralitik atau infeksi.

h. Reseksi usus dengan anastomosis dari ujung ke ujung.

i. Ostomi barrel-ganda jika anastomosis dari ujung ke ujung

terlalu beresiko.

j. Kolostomi lingkaran untuk mengalihkan aliran feses dan

mendekompresi usus dengan reseksi usus yang dilakukan

sebagai prosedur kedua.

6. Pencegahan

a. Mengurangi mengkonsumsi makanan yang pedas

b. Tidak mengkonsumsi makanan yang asem

c. Menghindari mengkonsumsi sayuran tertentu misalnya, kol, sawi

d. Menghindari melakukan aktivitas yang berat

7. Asuhan keperawatan

A. Pengkajian

Waktu Pengkajian : 15.00 WIB


A. Identitas
a) Identitas klien
Nama : Ny. S
Usia : 48 tahun
Pendidikan Terakhir: SMP
Agama : Islam
Suku : Jawa
Status Perkawinan : Sudah menikah
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Diagnosa Medis : Kolik Abdomen
Alamat : Klaten
b) Identitas penanggungjawab
Nama : Tn. N
Umur : 52 tahun
Pendidikan Terakhir: SMA
Agama : Islam
Suku : Jawa
Hub. dgn klien : Suami
Pekerjaan : Karyawan
Alamat : Klaten

c) Tanggal masuk :25 November 2017

B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Pasien mengatakan perutnya sakit.
2. Riwayat Kesehatan saat ini
Keluarga pasien mengatakan bahwa sejak tanggal 23 November
2018 sekitar pukul 18.30 pasien merasa nyeri secara tiba-tiba pada
perut dan terasa tegang, mual tetapi tidak muntah dan nafsu makan
menurun. Kemudian pasien hanya meminum obat untuk mengurangi
nyerinya. Pada tanggal 25 November 2017 pukul 17.00, nyeri
muncul lagi dan terasa lebih sakit dari hari sebelumnya, kemudian
pasien langsung dibawa ke IGD RSUD Soedjarwadi Klaten oleh
keluarga.
3. Riwayat Kesehatan Lalu
Dua tahun yang lalu, pasien pernah mengalami nyeri serupa, namun
sembuh dengan meminum obat dari Puskesmas. Merasa sembuh
klien tidak melanjutkan pengobatan dan pemeriksaan lanjut.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan dalam anggota keluarganya tidak ada yang
menderita kolik abdomen.

Genogram

A. Pengkajian Sistem Tubuh


Keadaan Umum :lemah
Tingkat kesadaran : composmentis
Glascow Coma Scale : E 4 M 6V 5 = 15
Tinggi Badan : 149 cm
Berat Badan : 50 kg
TTV
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Nadi : 112 x/menit
Suhu : 37,5 C
Pernafasan : 21 x/menit
1. Sistem Pernafasan
Data Subjektif :
Pasien mengatakan tidak mengalami sesak nafas.
Data Objektif :
Inspeksi : bentuk dada normal, tidak ada lesi, tidak ada tarikan
otot intercosta, irama nafas teratur.
Palpasi : tidak teraba masa, tidak ada nyeri tekan, fremitus
kanan=kiri,
pengembangan paru simetris.
Perkusi : sonor seluruh lapang paru.
Auskultasi : suara vesikuler seluruh lapang paru.
2. Sistem Kardiovaskuler
Data Subjektif :
Pasien mengatakan tidak ada keluhan seperti nyeri dada.
Data Objektif :
a. Tekanan darah berbaring : 130/80 mmHg
b Denyut nadi/pulsasi
Radialis : 112 x/menit
c. Inspeksi : ictus cordis tidak tampak.
Palpasi : ictuscordis teraba pada ic V midclavicula sinistra.
Perkusi : redup.
Auskultasi : bunyi jantung 1 dan 2 normal lup-dup
d. Ekstremitas
Suhu : 37,5 C, akral hangat
Pengisian kapiler/capillary refille time: kembali dalam 3 detik
Varises : tidak ada
Plebitis : tidak ada
e. Membran mukosa bibir : lembab
Kongjutiva : tidak anemis
Sclera : tidak ikterik

3. Sistem Persarafan dan Musculoskeletal


a. Fungsi saraf cranial
 Olfaktorius : fungsi penciuman baik
 Optikus : fungsi visual dan lapang pandang baik
 Okulomotor : respon pupil normal, isokor
 Trochlear, trigeminus, abdusen berfungsi dengan baik
 Fasialis : bibir simetris
 Akustikus : pendengaran baik
 Glosofaringeal dan vagus : tidak ada gangguan menelan, fungsi
kecap lidah baik
 Asesorius : mampu menoleh ke arah samping kiri dan kanan,
 Hipoglosus : fungsi mengunyah baik
b. Fungsi saraf sensorik : mampu merespon terhadap nyeri, kecuali
pada bagian pedis sinistra yang luka.
c. Fungsi motorik
mampu Kekuatan otot :
berjalan baik ekstremitas
kiri dan kanan =
5
Kemampuan , mobilisasi
koordinasi: secara mandiri
baik
Tremor : tidak Deformitas :
ada tidak ada
Kemampuan Sendi tidak ada
pergerakan pembengkakan
sendi: sendi di
esktremitas
kanan dan kiri
tidak
mengalami
kelemahan
5 5 kekuatan otot
5 5
Ekstremitas kanan atas : kekuatan otot baik, kuku pendek bersih,
tidak terdapat udema, akral hangat, tidak terdapat sianosis.
Ekstremitas kiri atas : kekuatan otot baik, tidak ada
pembengkakan sendi, tidak ada sianosis.
Ekstremitas kanan bawah : kekuatan otot baik, kuku pendek
bersih, tidak terdapat udema, akral dingin, tidak terdapat sianosis.
terpasang infus RL 20 tpm
Ekstremitas kiri bawah : kekuatan otot baik, tidak ada
pembengkakan sendi, akral hangat, tidak ada sianosis.
4. Sistem Integumen
Data Objektif:
Turgor kulit baik, warna kulit sawo matang, membran mukosa bibir
lembab. .
5. Sistem Eliminasi
pasien BAB normal sejak dirawat. Tidak ada rasa nyeri saat BAB.
pasien BAK normal sejak dirawat.Tidak ada rasa nyeri saat kencing.
Kegiatan
Sebelum
No Sehari- Saat sakit
sakit
hari
1 Eliminasi
. BAK :
Frekuensi 5 –7x/sehari 4 – 5 x/sehari
Warna Kuning jernih Kuning jernih
Jumlah ± 800-1000 ± 800-1000
cc/hari cc/hari
2 BAB :
. Frekuensi 1 x/hari -
Warna Kuning -
Konsistens Lunak -
i ± 200-400 -
Jumlah cc/hari

1. Sistem Gastrointestinal
Data Subjektif:
Saat
Kegiatan Sebelum
No dirumah
Sehari-hari sakit
sakit
1 Nutrisi :
Jenis nasi + lauk Diit TKTP
makanan pauk +
sayur teratur
Pola makan teratur 3 x sehari
Frekuensi 3 x sehari Menghabi
Porsi 1 piring skan
dihabiskan sepermpat
Nafsu makan Baik porsi
Mual tidak Menurun
Muntah tidak ya
Nyeri telan tidak tidak
Nyeri ulu hati tidak tidak
Diit khusus pasien tidak ya
memiliki
diit khusus
seperti diit
rendah gula
atau kalori.
2 Minum :
Frekuensi Sering Jarang
Jenis minum Air putih Air putih
Jumlah 800 cc – 600 cc –
minuman 1000 cc 800 cc

Data Objektif :
Inspeksi
Tidak terdapat lesi, tidak tampak pembengkakan pada perut.
Auskultasi
Peristaltik usus 5 x/menit
Perkusi
Timpani
Palpasi
Tidak teraba massa, terdapat nyeri tekan pada abdomen kuadran
kanan bawah (Mc. Burney), psoas sign (+), obturator sign (+),
rovsing sign (+), defans musculer (+)
2. Sistem Penginderaan
Data Objektif
Pemeriksaan mata :
a. Lapang pandang : normal
b. Gerakan mata : normal
c. Pemeriksaan fisik mata : normal
d. Konjungtiva : normal
e. Sklera : tidak ikterik
f. Pupil : normal
g. Kesimetrisan : simetris
Pemeriksaan hidung :
a. Inspeksi hidung : simetris, bersih
b. Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Pemeriksaan telinga :
a. Inspeksi telinga luar : bersih
b. Inspeksi telinga dalam : bersih, tidak ada serumen
c. Palpasi daun telinga : tidak ada nyeri, tidak ada massa

3 Sistem Cairan dan Elektrolit


Input cairan
Makanan dan Minuman : 1000 cc
Infus : 600 cc
Injeksi obat : 30 cc
Total Intake cairan : 1000 + 600= 1600 cc
Output Cairan
Urin : 1000 cc
IWL (24 jam) : 15 x BB = 15 x 42 = 630 cc
Total Output Cairan : 1000 + 630= 1630
Balance cairan : Input – Output : 1630 – 1630 =0 cc

4 Sistem Imunitas
Data Subjektif :
Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi terhadap
makanan dan obat-obatan.
5. Sistem Hematologi
a Riwayat transfusi darah : pasien belum pernah mendapat tranfusi
darah sebelumnya.
b. Konjungtiva : anemis.
c Kulit dan kuku tampak pucat.
A. Data Tambahan
1. Pola aktifitas, istirahat dan tidur
Data Subjektif:
Pasien mengatakan bahwa sebelum sakit ia sering tidur pukul 21.00
WIB dan terbangun pada pagi harinya pukul 04.00 WIB. Pasien
dapat tidur dengan nyenyak dan bangun dengan badan yang segar.
Pasien mengatakan tidak mempunyai kebiasaan tidur siang.
Pasien mengatakan bahwa selama di rumah sakit tidurnya tidak
begitu nyenyak,tidur pada pukul 21.00 WIB dan tidak bisa tidur
nyenyak karena ruangan terasa panas. Pasien mengatakan tidak bisa
tidur pada siang hari karena banyak anggota keluarga dan tetangga
yang menjenguknya.
2. Activity Daily Living
Data Subjektif
Pasien mengatakan sebelum sakit, semua aktifitas sehari-hari biasa
dilakukan dengan mandiri, selama sakit aktifitas pasien seperti
makan, berpakaian, kebersihan diri dibantu oleh suaminya.Pasien
merasa lemah untuk beraktivitas. Tidak ada perubahan tanda-tanda
vital yang signifikan sebelum dan setelah beraktivitas.
Data Objektif
a Penampilan umum : cukup rapi
b. Bau badan : tidak ada
c. Kebersihan badan : bersih

Aktivitas 0 1 2 3 4
Mandi 
Berpakaian 
Eliminasi 
Ambulasi 
Makan 
Skor
0 : mandiri
1 : dibantu sebagian
2 : perlu bantuan orang lain
3 : perlu bantuan orang lain dan alat
4 : tergantung / tidak mampu
3 Ketidaknyamanan
Data Subjektif :
Pasien mengeluh nyeri di daerah ulu hatinya dan merasa mual
sehingga tidak nafsu makan.

B. Data Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal 18 November 2017
No Nama Hasil Nilai rujukan
1 Hemoglobin 12 g/dl 12,0-16,0
2 Hematokrit 35 % 36,0 – 46,0
3 Eritrosit 3,87juta / mmk 4,0 – 5,2
4 MCH 31,0 pg 26,0 – 34,0
5 MCV 90,4 fL 70,0 – 107,0
6 MCHC 34,3 g/dl 31,0 – 36,0
7 Leukosit 7,56 ribu/ mmk 4,1 – 10,9
8 Trombosit 274 ribu/ mmk 150,0 – 450,0
9. Gula Darah 120 mg/dl 72 – 126 mg/dl
sewaktu
10. Ureum 50 mg/dl 18 – 55
11. Kreatinin 1,1 mg/dl 0,9 – 1,30
2. Pemeriksaan USG Abdomen 18 November 2017
Adanya struktur yang aperistaltik blind-ended, keluar dari dasar
caecum. Dinding appendix nampak jelas, dapat dibedakan, diameter
luar > 6 mm. Adanya gambaran “target”. Adanya appendicolith.
Adanya timbunan cairan periapendicular, nampak lemak pericecal
echogenicprominent.
3 Terapi
Infus RL 20 tpm pada tangan kiri
Ranitidin 2 x 8mg
Terapi Dosis Fungsi
Infus RL 20 Rehidrasi
tetes/menit cairan
Inj. 2x8 mg Mensekresi
Ranitidin (IV) asam
lambung
I. Prioritas Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake tidak adekuat.

No. Hari/Tgl/Jam Tindakan Respon Hasil T


Keperawatan t
d
1 Senin 1.Mengajarka S : Pasien
. 26-11-2018 Teknik mengatakan setelah
14.30 farmakologi berlatih relaksasi
(distraksi dan nafas dalam, nyeri
relaksasi). sedikit berkurang
menjadi skala 4.
O : Pasien dapat
mempraktekkan
teknik relaksasi nafas
dalam seperti yang
diajarkan. Ekspresi
wajah tampak rileks.

S : Pasien
2. Memonitor mengatakan tidak
16.00 intake makan nafsu makan
pasien O : pasien hanya
menghabiskan
seperempat porsi

3. Kolaborasi : S : Pasien
17.30 Memberikan mengatakan setelah
injeksi diberi obat, mual
ranitidin yang dirasakan
semakin berkurang.
O : obat diberikan
via IV
2 Selasa 1. Memonitor S : pasien
. 27-11-2018 nyeri perut mengatakan nyeri
15.00 pasien. skala 4, nyeri hilang
timbul, bertambah
saat bergerak. Perut
kuadran kanan
bawah. Nyeri seperti
ditusuk-tusuk.
O : pasien masih
Nampak meringis
kesakitan

S : Klien mengatakan
17.00 2.Memberi paham dengan
pendidikan penjelasan yang
kesehatan diberikan
tentang O : Klien Nampak
pentingnya kooperatif
nutrisi untuk
kesembuhan
pasien.

3. Memonitor S : Klien mengatakan


17.00 Intake nutrisi masih mual
pasien O : klien hanya
menghabiskan
seperempat porsi
makannya

17.30 4. Memberika S : Pasien


n injeksi mengatakan setelah
ranitidin diberi obat, mual
yang dirasakan
semakin berkurang.
O : obat diberikan
via IV
3 Rabu 1. Memonitor S : pasien
. 27-11-2018 nyeri perut mengatakan nyeri
15.00 pasien skala 4, nyeri hilang
timbul, bertambah
saat bergerak. Perut
kuadran kanan
bawah. Nyeri seperti
ditusuk-tusuk.
O : pasien masih
Nampak meringis
kesakitan
16.00 2.Memotivasi S : klien mengatakan
pasien akan menambah
menambah intake nutrisinya
intake nutrisi O : Klien Nampak
dengan mencoba menambah
makanan intake
kesuakaan
S : Pasien
3. Memonitor mengatakan tidak
17.00
Intake nutrisi nafsu makan
pasien O : pasien hanya
menghabiskan
setengaht porsi

S : Pasien
17.30 4.Memberikan mengatakan setelah
injeksi diberi obat, mual
ranitidin yang dirasakan
semakin berkurang.
O : obat diberikan
via IV
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

F. EVALUASI KEPERAWATAN
Hari/Tgl/J Diagnosa Catatan T
am Keperaw Perkembanga t
atan n d
Rabu Nyeri akut S : Pasien
28-11-2018 berhubungan mengatakan
16.00 dengan agen nyeri sudah
cedera fisik. berkurang
dengan skala
nyeri turun
menjadi 3.
Pasien
mengatakan
sudah bisa
mempraktekka
n teknik
relaksasi nafas
dalam saat
nyeri mulai
terasa.
O: Ekspresi
wajah tampak
rileks. Pasien
tampak
mempraktekka
n teknik
relaksasi nafas.
TD : 130/80
mmHg. Nadi :
89 x/menit. RR
: 22 x/menit.
A : Masalah
belum teratasi.
P : Lanjutkan
intervensi:
1. Monitor
nyeri.
2. Kolaborasi :
tindakan
penanganan
appendicitis
(appendiktomy
)
Rabu Ketidakseimban S : pasien
27/11/2017 gan nutrisi mengatakan
10.2 kurang dari masih merasa
5 kebutuhan tubuh mual. Pasien
WIB berhubungan mengatakan
dengan intake sudah mampu
tidak adekuat. menghabiskan
setengah dari
porsi makan
yang diberikan.
O:
Antropometri:
BB sekarang:
42
kg
TB : 156 cm
BB sebelum
sakit : 44 kg
IMT sekarang:
18,08
Interpretasi
IMT: Kurus.
 Biochemical:
Hasil lab
Tanggal 28
November
2017 (08.05
WIB)
Hemoglobin:
12.7 gram/dl
Hematokrit:
38,2 %
 Clinis:
Konjungtiva
tidak anemis,
turgor kulit
baik, mukosa
bibir lembab.
 Diet:
TKTP
3 x sehari
A: Masalah
ketidakseimban
gan nutrisi
kurang dari
kebutuhan
tubuh belum
teratasi.
P : Lanjutkan
intervensi:
1. Motivasi
pasien untuk
menghabiskan
porsi
makannya.
2. Edukasi
pasien dan
keluarga
tentang
manfaat nutrisi.
3. Kolaborasi
pemberian anti
emetik.
4. Monitor
mual muntah

Anda mungkin juga menyukai