KLATEN
Sri Handayani
P27220018332
JURUSAN KEPERAWATAN
2018
ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PADA KLIEN DENGAN
COLIC ABDOMEN DI RUANG KAMELIA RSUD SOEDJARWADI
KLATEN
OLEH : SRI HANDAYANI
1. Kasus.
Colic abdomen
1. Pengertian
sangat ringan sampai yang bersifat fatal (Ilmu Penyait Dalam, 2001 : 92).
2. Etiologi
c. Obstrukti viseral : ileus obstruksi, kolik bilier atau renal karena batu.
3. Patofisiologi
di abdomen. Dari hal tersebut abdomen menjadi tak nyaman dan timbul
rasa nyeri, nyeri tersebut diakibatkan penyebab tersebut. Hal ini dapat
Pathway
4. Pemeriksaan Penunjang
lainnya.
5. Penatalaksanaan
A. (Farmakologis)
gastrointestinal.
c. Antasida
Ex. Sukralfat.
B. (Nonfarmakologis)
intraseluler
e. Dekompresi selang nasoenteral yang panjang dari proksimal
terlalu beresiko.
6. Pencegahan
7. Asuhan keperawatan
A. Pengkajian
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Pasien mengatakan perutnya sakit.
2. Riwayat Kesehatan saat ini
Keluarga pasien mengatakan bahwa sejak tanggal 23 November
2018 sekitar pukul 18.30 pasien merasa nyeri secara tiba-tiba pada
perut dan terasa tegang, mual tetapi tidak muntah dan nafsu makan
menurun. Kemudian pasien hanya meminum obat untuk mengurangi
nyerinya. Pada tanggal 25 November 2017 pukul 17.00, nyeri
muncul lagi dan terasa lebih sakit dari hari sebelumnya, kemudian
pasien langsung dibawa ke IGD RSUD Soedjarwadi Klaten oleh
keluarga.
3. Riwayat Kesehatan Lalu
Dua tahun yang lalu, pasien pernah mengalami nyeri serupa, namun
sembuh dengan meminum obat dari Puskesmas. Merasa sembuh
klien tidak melanjutkan pengobatan dan pemeriksaan lanjut.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan dalam anggota keluarganya tidak ada yang
menderita kolik abdomen.
Genogram
1. Sistem Gastrointestinal
Data Subjektif:
Saat
Kegiatan Sebelum
No dirumah
Sehari-hari sakit
sakit
1 Nutrisi :
Jenis nasi + lauk Diit TKTP
makanan pauk +
sayur teratur
Pola makan teratur 3 x sehari
Frekuensi 3 x sehari Menghabi
Porsi 1 piring skan
dihabiskan sepermpat
Nafsu makan Baik porsi
Mual tidak Menurun
Muntah tidak ya
Nyeri telan tidak tidak
Nyeri ulu hati tidak tidak
Diit khusus pasien tidak ya
memiliki
diit khusus
seperti diit
rendah gula
atau kalori.
2 Minum :
Frekuensi Sering Jarang
Jenis minum Air putih Air putih
Jumlah 800 cc – 600 cc –
minuman 1000 cc 800 cc
Data Objektif :
Inspeksi
Tidak terdapat lesi, tidak tampak pembengkakan pada perut.
Auskultasi
Peristaltik usus 5 x/menit
Perkusi
Timpani
Palpasi
Tidak teraba massa, terdapat nyeri tekan pada abdomen kuadran
kanan bawah (Mc. Burney), psoas sign (+), obturator sign (+),
rovsing sign (+), defans musculer (+)
2. Sistem Penginderaan
Data Objektif
Pemeriksaan mata :
a. Lapang pandang : normal
b. Gerakan mata : normal
c. Pemeriksaan fisik mata : normal
d. Konjungtiva : normal
e. Sklera : tidak ikterik
f. Pupil : normal
g. Kesimetrisan : simetris
Pemeriksaan hidung :
a. Inspeksi hidung : simetris, bersih
b. Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Pemeriksaan telinga :
a. Inspeksi telinga luar : bersih
b. Inspeksi telinga dalam : bersih, tidak ada serumen
c. Palpasi daun telinga : tidak ada nyeri, tidak ada massa
4 Sistem Imunitas
Data Subjektif :
Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi terhadap
makanan dan obat-obatan.
5. Sistem Hematologi
a Riwayat transfusi darah : pasien belum pernah mendapat tranfusi
darah sebelumnya.
b. Konjungtiva : anemis.
c Kulit dan kuku tampak pucat.
A. Data Tambahan
1. Pola aktifitas, istirahat dan tidur
Data Subjektif:
Pasien mengatakan bahwa sebelum sakit ia sering tidur pukul 21.00
WIB dan terbangun pada pagi harinya pukul 04.00 WIB. Pasien
dapat tidur dengan nyenyak dan bangun dengan badan yang segar.
Pasien mengatakan tidak mempunyai kebiasaan tidur siang.
Pasien mengatakan bahwa selama di rumah sakit tidurnya tidak
begitu nyenyak,tidur pada pukul 21.00 WIB dan tidak bisa tidur
nyenyak karena ruangan terasa panas. Pasien mengatakan tidak bisa
tidur pada siang hari karena banyak anggota keluarga dan tetangga
yang menjenguknya.
2. Activity Daily Living
Data Subjektif
Pasien mengatakan sebelum sakit, semua aktifitas sehari-hari biasa
dilakukan dengan mandiri, selama sakit aktifitas pasien seperti
makan, berpakaian, kebersihan diri dibantu oleh suaminya.Pasien
merasa lemah untuk beraktivitas. Tidak ada perubahan tanda-tanda
vital yang signifikan sebelum dan setelah beraktivitas.
Data Objektif
a Penampilan umum : cukup rapi
b. Bau badan : tidak ada
c. Kebersihan badan : bersih
Aktivitas 0 1 2 3 4
Mandi
Berpakaian
Eliminasi
Ambulasi
Makan
Skor
0 : mandiri
1 : dibantu sebagian
2 : perlu bantuan orang lain
3 : perlu bantuan orang lain dan alat
4 : tergantung / tidak mampu
3 Ketidaknyamanan
Data Subjektif :
Pasien mengeluh nyeri di daerah ulu hatinya dan merasa mual
sehingga tidak nafsu makan.
B. Data Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal 18 November 2017
No Nama Hasil Nilai rujukan
1 Hemoglobin 12 g/dl 12,0-16,0
2 Hematokrit 35 % 36,0 – 46,0
3 Eritrosit 3,87juta / mmk 4,0 – 5,2
4 MCH 31,0 pg 26,0 – 34,0
5 MCV 90,4 fL 70,0 – 107,0
6 MCHC 34,3 g/dl 31,0 – 36,0
7 Leukosit 7,56 ribu/ mmk 4,1 – 10,9
8 Trombosit 274 ribu/ mmk 150,0 – 450,0
9. Gula Darah 120 mg/dl 72 – 126 mg/dl
sewaktu
10. Ureum 50 mg/dl 18 – 55
11. Kreatinin 1,1 mg/dl 0,9 – 1,30
2. Pemeriksaan USG Abdomen 18 November 2017
Adanya struktur yang aperistaltik blind-ended, keluar dari dasar
caecum. Dinding appendix nampak jelas, dapat dibedakan, diameter
luar > 6 mm. Adanya gambaran “target”. Adanya appendicolith.
Adanya timbunan cairan periapendicular, nampak lemak pericecal
echogenicprominent.
3 Terapi
Infus RL 20 tpm pada tangan kiri
Ranitidin 2 x 8mg
Terapi Dosis Fungsi
Infus RL 20 Rehidrasi
tetes/menit cairan
Inj. 2x8 mg Mensekresi
Ranitidin (IV) asam
lambung
I. Prioritas Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake tidak adekuat.
S : Pasien
2. Memonitor mengatakan tidak
16.00 intake makan nafsu makan
pasien O : pasien hanya
menghabiskan
seperempat porsi
3. Kolaborasi : S : Pasien
17.30 Memberikan mengatakan setelah
injeksi diberi obat, mual
ranitidin yang dirasakan
semakin berkurang.
O : obat diberikan
via IV
2 Selasa 1. Memonitor S : pasien
. 27-11-2018 nyeri perut mengatakan nyeri
15.00 pasien. skala 4, nyeri hilang
timbul, bertambah
saat bergerak. Perut
kuadran kanan
bawah. Nyeri seperti
ditusuk-tusuk.
O : pasien masih
Nampak meringis
kesakitan
S : Klien mengatakan
17.00 2.Memberi paham dengan
pendidikan penjelasan yang
kesehatan diberikan
tentang O : Klien Nampak
pentingnya kooperatif
nutrisi untuk
kesembuhan
pasien.
S : Pasien
17.30 4.Memberikan mengatakan setelah
injeksi diberi obat, mual
ranitidin yang dirasakan
semakin berkurang.
O : obat diberikan
via IV
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
F. EVALUASI KEPERAWATAN
Hari/Tgl/J Diagnosa Catatan T
am Keperaw Perkembanga t
atan n d
Rabu Nyeri akut S : Pasien
28-11-2018 berhubungan mengatakan
16.00 dengan agen nyeri sudah
cedera fisik. berkurang
dengan skala
nyeri turun
menjadi 3.
Pasien
mengatakan
sudah bisa
mempraktekka
n teknik
relaksasi nafas
dalam saat
nyeri mulai
terasa.
O: Ekspresi
wajah tampak
rileks. Pasien
tampak
mempraktekka
n teknik
relaksasi nafas.
TD : 130/80
mmHg. Nadi :
89 x/menit. RR
: 22 x/menit.
A : Masalah
belum teratasi.
P : Lanjutkan
intervensi:
1. Monitor
nyeri.
2. Kolaborasi :
tindakan
penanganan
appendicitis
(appendiktomy
)
Rabu Ketidakseimban S : pasien
27/11/2017 gan nutrisi mengatakan
10.2 kurang dari masih merasa
5 kebutuhan tubuh mual. Pasien
WIB berhubungan mengatakan
dengan intake sudah mampu
tidak adekuat. menghabiskan
setengah dari
porsi makan
yang diberikan.
O:
Antropometri:
BB sekarang:
42
kg
TB : 156 cm
BB sebelum
sakit : 44 kg
IMT sekarang:
18,08
Interpretasi
IMT: Kurus.
Biochemical:
Hasil lab
Tanggal 28
November
2017 (08.05
WIB)
Hemoglobin:
12.7 gram/dl
Hematokrit:
38,2 %
Clinis:
Konjungtiva
tidak anemis,
turgor kulit
baik, mukosa
bibir lembab.
Diet:
TKTP
3 x sehari
A: Masalah
ketidakseimban
gan nutrisi
kurang dari
kebutuhan
tubuh belum
teratasi.
P : Lanjutkan
intervensi:
1. Motivasi
pasien untuk
menghabiskan
porsi
makannya.
2. Edukasi
pasien dan
keluarga
tentang
manfaat nutrisi.
3. Kolaborasi
pemberian anti
emetik.
4. Monitor
mual muntah