Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

A DENGAN GANGUAN
GASTROENTERITIS DI RUANG MELATI
RS CIBINONG

A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. A
Umur : 21 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Griya Katulampa Rt/004 Rw/010, Status :
Agama : Islam
Suku : Sunda
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pelajar
Tanggal masuk RS : 20 September 2020
Tanggal pengkajian : 21 September 2020
DX Medis : GEA
B. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama : Tn. T
Umur : 58 Tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki
Alamat : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
C. PENGKAJIAN
1. Keluhan Utama
Tn. A mengatakan BAB 8x , muntah 10x dan demam 1 hari.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Tn. A datang ke IGD pada tanggal 20 September 2020 pada pukul 10.45 WIB dengan
diagnosa medis GEA. Tn. A mengatakan sehabis makan bakso di pinggiran jalan dan
minum coca cola pasien mengalami diare sudah 8x warna BAB coklat dengan
konsistensi cair, muntah 10x sejak kemarin dan demam 1 hari. Tn. A juga mengatakan
merasa lemas.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan sebelumnya belum pernah mengalami diare, magh, atau konstipasi
dan belum pernah di rawat di rumah sakit.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan keluarganya tidak memiliki penyakit seperti pasien dan tidak
mempunyai alergi laktosa.
5. Riwayat Pekerjaan / Kebiasaan
Tn. A tidak pernah merokok dan minum alkohol , Tn. A mengatakan suka makan
makanan di luar rumah (pinggiran jalan) , pasien juga suka minum minuman bergas.
Pasien mengatakan jarang mencuci tangan sebelum makan dan sesudah keluar dari
WC .
6. Pemeriksaan Fisik (Per Sistim)
a. Keadaan umum : Lemah
b. Kesadaran : compos mentis
c. Status gizi :
a) TB : 167 cm
b) BB : 57 kg
c) IMT : 19.7 kg/m² (Normal)
d. Tanda- Tanda Vital :
a) S : 38 C
b) TD : 110/70 mmHg
c) N : 87 x/mnt
d) RR : 22 x/mnt

1) Sistem Pernapasan
 Inspeksi
Sianosis tidak ada, moonface tidak ada
Hidung: Lubang ada dan bersih, bentuk hidung simetris, tidak menggunakan
otot bantu pernafasan, tidak menggunakan alat bantu pernafasan, fungsi
penciuman baik, batuk pilek tidak ada, tidak ada pernapasan cupping hidung,
frekuensi nafas 22 x/mnt, irama dan pola nafas teratur, kedalaman pernafasan
normal
Dada : bentuk dada normal, pengembangan dada kanan dan kiri saat ihlasi
dan ekspirasi simetris, tidak ada kelainan pada tulang belakang.
 Palpasi
Daerah dada dan hidung tidak teraba adanya benjolan, tidak ada nyeri tekan
pada hidung, pergerakan paru-paru kanan dan kiri teratur (bersamaan),
Focal fremitus (getaran yang dirasakan) seimbang pada kedua sisi paru
posterior.
 Perkusi
Sonor pada kedua lapang anterior dan posterior, redup pada perbatasan paru
dan hati.
 Auskultasi
Suara napas vesikuler, tidak terdengar suara napas tambahan (ronchi) pada
kedua lapang paru regio anterior/posterior.
2) Sistem Kardiovaskuler :
 Inspeksi
Konjungtiva tidak anemis, tidak ada sianosis pada mukosa bibir, bentuk
dada normal, irama teratur, ictus kordis pada sela iga V, linea
midclavicularis kiri.
 Palpasi
Ictus kordis teraba 1-2 cm, tidak ada nyeri tekan, suhu akral teraba dingin ,
ektremitas terba dingin, nadi 87 x/mnt, pukulan nadi teraba normal, tidak
teraba adanya thril, CRT < 2 detik
 Perkusi
Sonor pada kedua lapang paru anterior dan posterior, redup pada perbatasan
paru dan jantung, tidak ada pembesaran jantung.
 Auskultasi
Irama bunyi jantung regular, suara lub dub (S1-S2 timbul akibat penutupan
katup trikuspidalis dan mitralis) gallop tidak ada, murmur tidak ada, TD
110/70 mmHg.
3) Sistem Persarafan
Kesadaran umum : Composmentis
GCS : E4 V5 M6
a) N I (Olfaktorius) : klien dapat membedakan bau
b) N II (Optikus) : ketajaman penglihatan baik
c) N III (Okulomotorius), N IV (Troklearis), NVI (Abbusen) : Pupil bereaksi
terhadap cahaya (miosis), isokor kanan dan kiri, bola mata bisa mengikuti
objek, reflek kornea mata ada, ptosis tidak ada, nigtamus tidak ada
d) N V (Trigeminus) : otot mengunyah tidak ada gangguan, sensasi wajah :
klien dapat merasakan saat disentuh dengan tangan, dapat mengigit dan
menggerakkan rahang, terlihat tampak meringis
e) N VII (Fasialis): Dapat mengangkat dahi, dapat menutup dan membuka
mata, dapat mengembangkan pipi, dapat mengerutkan dahi, dapat
mengangkat alis dan membedakan rasa.
f) N VIII (Akustikus) : Bila dipanggil nama dapat menjawab, pendengaran
baik
g) N IX (Glosoparingeal), N X (Vagus) : Suara tidak parau, dapat menelan
h) N XI (Aksesoris) : Dapat menggerakkan kepala ke kiri dan ke kanan, dapat
mengangkat bahu
i) N XII (Hipoglosus) : Klien dapat menjulurkan lidah, membuka mulut, lidah
tidak lumpuh, Sensibilitas : rasa raba dan rasa nyeri
4) Sistem Perkemihan
 Inspeksi
Pasien tidak menggunakan kateter, BAK pasien  5-6x/hari warna urine
jernih
 Palpasi
Tidak ada nyeri tekan pada kandung kemih, saat di palpasi tidak ada masa
pada ginjal.
 Perkusi
Tidak ada nyeri ketuk pada ginjal kanan dan ginjal kiri,
 Auskultasi
Tidak terdengar bunyi bruit (bising)
5) Sistem Pencernaan
 Inspeksi
Bibir tampak kering, gigi bersih tidak berlubang dan tidak ada karies gigi,
gusi berwarna pink dan tidak hitam, lidah kotor/putih, saat menelan tidak
sakit, bentuk abdomen normal, asites tidak ada, tidak ada kemerahan pada
kulit abdomen, tidak ada bekas luka pada abdomen, kulit bagian anus
lembab, tidak terdapat kemerahan pada kulit anus.
 Palpasi
Tidak ada nyeri tekan pada leher, Tidak ada benjolan, kulit tidak bersisik,
Tidak ada nyeri tekan pada bagian epigastrium, turgor kulit baik abdomen
jelek. tidak adanya nyeri tekan pada hepar, tidak ada nyeri tekan pada
epigastricc, tidak ada nyeri tekan pada lien, tidak ada nyeri tekan pada
ginjal.
 Perkusi
redup pada perbatasan paru dan hati, tidak ada pembesaran pada hepar, .
 Auskultasi
Bising usus hiperaktif, 34x/mnt
6) Sistem Muskuloskeletal
 Inspeksi
Postur tubuh normal, terpasang infus Rl 20tpm ditangan kiri, edema tidak
ada pada ektermitas atas dan bawah, sianosis pada ekstremitas.
Kekuatan otot
4 4
4 4
7) Sistem Endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening dan kelenjar tiroid.
8) Sistem Sensori persepsi /Penginderaan
Mata bisa melihat dengan baik, telinga kanan dan kiri mampu mendengar
dengan baik, indra penciuman tidak ada masalah
9) Sistem integumen
 Inspeksi
Kulit pucat, tidak ada hiperpigmentasi di area wajah, kuku pendek, rambut
berwarna hitam, rambut cepak, turgor kulit jelek, kulit kering, tidak ada lesi
 Palpasi
Kulit teraba hangat, S :38C
10) Sistem imun dan hematologi
Klien mengatakan tidak pernah mimisan. Hasil pemeriksaan lab didapatkan Hb
15.5 gr/dL, Eritrosit 5,10/Ul, Leukosit 15530/ μL, Trombosit 227.000/ μL, Ht
44,4%.
11) Sistem Reproduksi
Klien mengatakan belum menikah

7. Pola Fungsional Kesehatan


a. Oksigenisasi
Sebelum sakit : Pasien bernapas spontan
Saat sakit : pasien bernapas spontan, RR: 22 x/mnt, SpO2: 100 %
b. Intake Cairan elektrolit
Sebelum sakit :
Pasien mengatakan setiap harinya jarang minum, frekuensi minum  4 gls/
hari ( 1000 cc). Pasien suka minum air putih dan minuman bersoda.
Saat sakit :
Saat di rumah sakit, pasien minum 2-3 gelas/hari ( 750 cc/hari), pasien hanya
mengkonsusmsi air putih.

c. Intake Nutrisi
Sebelum sakit :
Kebiasaaan makan pasien sebelum sakit yaitu 3 x sehari, dengan menu nasi,
sayur, dan lauk. Pasien mengatakan hanya menghabiskan ½ porsi saja, karena
sudah merasa kenyang. Makanan favorit pasien adalah bakso di pinggir jalan.
BB sebelum sakit 57 kg. Kebisaan Tn A. Tidak pernah mencuci tangan
sebelum makan
Saat sakit :
Pasien hanya makan ½ porsi dari diet yang diberikan oleh Rumah Sakit
karena sudah merasa kenyang. Pasien mengatakan nafsu makan berkurang.
Menu makan pasien bubur,sayur dan lauk. BB saat sakit 52 kg. Tn. A mencuci
tangan sebelum makan.

d. Aman dan nyaman


Sebelum sakit
Klien mengatakan sebelum sakit merasa aman dan nyaman
Saat sakit
Klien merasa tidak nyaman karena terpasang infus Rl 20 tpm di tangan kiri.

e. Eliminasi
Sebelum sakit :
1) BAB
Pasien BAB di wc rumah, pasien mengatakan BAB 2x sehari, konsistensi
feses padat tidak ada lendir ataupun darah. Tn. A mengatakan jarang
mencuci tangan setelah BAB.

2) BAK
Pasien mengatakan BAK dalam sehari 5-6 x ( 800 cc), warna urine
kuning jernih.
Saat sakit :
1) BAB
Pasien mengatakan sehari sudah BAB 8 x dengan warna feses coklat,
konsistensi cair, tidak terlihat lendir dan darah. Pasien terkahir BAB
malam ini (20 September 2020) 22:00 WIB. Pasien terlihat dibantu saat ke
wc di RS.
2) BAK
Frekuensi BAK pasien 4-5x ( 700 cc)/hari dengan warna kuning jernih
f. Aktivitas dan istirahat
Aktivitas sebelum sakit
 Mobilisasi : aktif
 Olahraga : lari pagi
 Rekreasi : Main game di handphone
Aktivitas saat sakit
 Mobilisasi : kurang aktif pasien megeluh badan terasa lemah
 Olahraga : tidak dilakukan
 Rekreasi : Nonton acara Telivisi

Istirahat tidur sebelum sakit

 Lama tidur 6 jam/ hari


 Kesulitan memulai tidur : tidak ada
 Gangguan tidur : tidak ada
 Kebiasaan sebelum tidur : tidak ada

Istirahat tidur saat sakit


 Lama tidur : 4 jam /hari
 Kesulitan memulai tidur : ada
 Gangguan tidur : jika diare
 Kebiasaan sebelum tidur : tidak ada
g. Psikososial
Sebelum sakit

 Ideal diri Klien : Klien mempunyai motivasi untuk hidup sehat


 Gambaran diri : Klien tidak disorientasi
 Peran diri : Klien seorang pegawai kantor
 Harga diri : Os dihargai dan di cintai oleh keluarga dan orang lain
 Identitas diri : Os menganggap dirinya manusia seutuhnya yang
mempunyai kemampuan, perasaan berharga dan percaya diri
Saat sakit

 Ideal diri Klien : Os mempunyai motivasi untuk sembuh dari


penyakitnya
 Gambaran diri : Os tidak disorientasi waktu
 Peran diri : Os tidak bisa menjalankan perannya sebagai pegawai
kantor karena sedang di rawat di RS
 Harga diri : Os dihargai dan di cintai oleh keluarga dan orang lain
 Identitas diri : Os menganggap dirinya manusia seutuhnya yang
mempunyai kemampuan.
h. Komunikasi
Sebelum sakit
 Bahasa sehari-hari : Bahasa Sunda
 Kesulitan dalam komunikasi : Tidak ada
Saat sakit
 Bahasa sehari-hari : Bahasa Sunda
 Kesulitan dalam komunikasi : Tidak ada
i. Seksual
Pasien belum menikah
j. Nilai dan keyakinan
Sebelum Sakit
Klien beragama islam, mengerjakan sholat 5 waktu dan berjamaah di mesjid
Saat sakit
Klien tetap mengerjakan sholat 5 waktu
k. Belajar
Sebelum sakit
Klien mengatakan tidak tahu tentang penyakit nya.
Saat sakit
Pasien mengatakan dapat informasi dari petugas medis

8. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Tgl Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Interpretas
i
20/09/ Periksan laboratorium
2020 Hb 15.5 12.0-17.3 gr/dl Normal
hematokrit 44.4 L : 40-48 % ; P 36-42 Normal
Leukosit 15.530 5.000- 10.000 / μL Tinggi
Eritrosit 5.10 4.5 – 5.5/ μL Normal
Trombosit 227.000 150.000-450.000/μL Normal
Basofil 0 0-1 % Nomral
Eosinofil 0 1-3 % Rendah
Batang 0- 2-6 % Rendah
Limfosit 4 20-40 % Rendah
Monosit 4 2-8 % Normal

21/09/ Feses
2020
Makroskopis
Warna Coklat
Konsistensi Cair
Lendir Negatif
Darah Negatif
Pus +

Mikrokopis
Ertrosit 2-3
Leukosit 9-10
Epitel +
Amilum Negatif
Lemak 
Serat tumbuhan +
Telur cacing Negatif
Amuba E.histolyti
ca +
21/09/
2020 Darah Samar

Darah samar +
Gula Negatif
Pewarnaan gram Ditemuka
n bakteri
gram
negatif
batang

b. Pemeriksaan Diagnostik
Tidak ada pemeriksaan lainnya.
9. Program terapi
Infus Rl 20 tpm
Obat Injeksi :
- Omeprazole 1x40 mg
- Ondansentron 2x8 mg,
- Ceftriaxone 2x1gr
Obat Oral :
- Paracetamol 3x500 mg
- Newdiatab 3x2 tab
D. Analisa data
No Data Etiologi Problem
1 DS : Infeksi bakteri/virus pada Diare
pasien mengatakan BAB seluruh usus dan ujung
8x/hari dan BABnya cair distal ileum
DO: 
- BAB 8x/hari dengan Mukosa usus r dan ujung
konsistensi cair dan warna distal ileum teriritasi

feses kecoklatan
Peningkatan tekanan
- Bising usus hiperaktif,
osmotik di usus
34x/mnt 
- Terpasang infus RL 20 tpm, Menarik air dan garam
Terapi obat oral newdiatab kedalam usus
3x2 tab 
Kecepatan sekresi
meningkat sangat tinggi

Motalitas usus juga ikut
meningkat

Cairan dan agen infeksi di
kolon tersapu kearah anus
peristaltic yang kuat
mendorong kedepan

Diare
2 DS : Infeksi bakteri/virus/parasit Hipertermia
Pasien mengatakan demam 1 masuk dan berkembang
dalam lumen usus
hari

DO: Inflamasi dinding usus
- TD : 110/70 mmHg 
Merangsang leukosit
- S : 38C
- Pemeriksaan fisik di melepaskan zat pirogen
dapatkan kulit teraba hangat endogen

- injek ceftriaxone 2x1 gr
Merangsang sel endotel
- Therapi obat oral pada hipotalamus
paracetamol 3x500 mg 
Memicu termostat
hipotalmus

Suhu tubuh meningkat

Hipertermia
3 DS : Gastroenteritis Resiko
pasien mengatakan BAB  kerusakan
Frekuensi BAB meningkat
8x/hari dengan konsistemsi integritas kulit

cair Feses bersifat asam
DO : 
- Sering BAB dengan Konsistensi feses cair

frekuensi 8x/hari
Kulit di perinal lama kontak
konsistensi encer dengan cairan dan bakteri
- Kulit di perinal lembab 
Kulit menjadi lembab

Pertumbuhan bakteri
meningkat

Kulit disekitar anus lecet
dan iritasi

Kemerahan dan gatal

Resiko gangguan integritas
kulit

E. Prioritas Diagnosa Keperawatan


1. Diare berhubungan dengan proses infeksi
2. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi
3. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan agen cidera kimiawi
(sering BAB)
F. Intervensi Keperawatan
Hari/ No diagnosa (DP) Tujuan Intervensi Ttd
Tgl/ Dan Kriteria Hasil (NOC) (NIC)
Jam
Senin, Diare b/d proses Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 Manajemen diare :
20/09- infeksi . jam, diharapkan diare dapat teratasi 1. Observasi dan catat frekuensi defekasi,
NOC : eliminasi usus (86)
2020 - BAB 8x/hari konsistensi serta indikasi faktor penyebab diare
Skala outcome :
dengan N Indikator Dikaji Target 2. Amati turgor kulit pasien
konsistensi cair o 3. Ambil tinja untuk pemeriksaan feses
dan warna feses 1. Peristaltik usus 3 5 4. Instrusikan pasien dan keluarga untuk mencatat
kecoklatan warna, frekuensi dan konsistensi tinja
2. Warna feses 3 5
- Bising usus 5. Ajarkan pasien mencuci tangan dengan benar
3. Feses lembut dan berbentuk 2 5
hiperaktif, sebelum makan
4. Diare 2 5
34x/mnt 6. Berikan makanan dalam porsi kecil tapi sering
- Terpasang infus serta tingkatkan porsi secara bertahap
RL 20 tpm, 7. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat
- Terapi obat oral antidiare.
newdiatab 3x2
tab
- Pemeriksaan
feses di dapatkan
amoeba E.
Histolisica dan
bakteri gram
negatif
2 Hipertermia b/d Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 Perawatan demam :
proses infeksi jam, diharapkan hipertermia dapat teratasi 1. Observasi suhu, TTV, dan perubahan warna
NOC : termoregulasi (564)
DS : kulit
Skala outcome :
Pasien mengatakan N Indikator Dikaji Target 2. Monitor asupan dan keluaran, sadari perubahan
demam 1 hari o kehilangan cairan yang tak dirasakan
DO: 1. Peningkatan suhu kulit 3 5 3. Lembabkan mukosa bibir
- TD : 110/70 4. Ajarkan keluarga untuk kompres pasien dengan
2. Perubahan warna kulit 2 5
mmHg air hangat
3. Tanda-tanda Dehidrasi 2 5
- S : 38C 5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat
- Pemeriksaan fisik (misalnya, antipiretik, agen antibakteri)
di dapatkan kulit
teraba hangat
- bibir kering,
- injek ceftriaxone
2x1 gr
- Therapi obat oral
paracetamol
3x500 mg
3 Reskio gangguan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 Pengecekan kulit :
integritas kulit b/d jam, diharapkan gangguan integritas kulit dapat 1. monitor kulit adanya indikasi iritasi seperti
agen cidera kimiawi teratasi kemerahan, kehangatan, kelembapan, tekstur,
NOC : integritas jaringan : kulit & membran mukosa
(sering bab) ada tidaknya lecet.
(107)
Skala outcome : 2. Lakukan langkah-langkah mencegah keruskan
- Sering BAB N Indikator Dikaji Target lebih lanjut (misalnya, mengurangi pakian yang
o
dengan frekuensi terlalu ketat)
8x/hari 1. Suhu kulit 3 5

konsistensi encer 2. Elastisitas 3 5


- Kulit di perinal 3 Tekstur kulit 5 5
lembab
4. Eritema 5 5
- Kemerahan pada
kulit sekitar anus
tidak ada

Anda mungkin juga menyukai